Anda di halaman 1dari 4

SEARCH FOR THE MISSING SEA OTTERS

Oleh:
Aulia Rahmah B1A020100
Aida Atsiyl Saraswati B1A020101
Linda Amaliyah Sari B1A020102

TUGAS TERSTRUKTUR BIOLOGI DASAR II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO

2020
Penurunan populasi berang-berang laut yang menghuni Kepulauan Aleutian yang
diamati oleh Dr. Estes dan kelompoknya memang cukup besar. Di beberapa pulau, populasi
berang-berang laut menurun drastis 90 persen dalam waktu kurang dari 10 tahun dilihat pada
gambar 51.1 dan gambar 51.2.

Secara keseluruhan, gambar 51.1 ini menggambarkan adanya penurunan pada


populasi berang-berang laut, yaitu pada pulau Amchitka dari tahun 1970-2000an mengalami
penurunan sebanyak kurang lebih 80%. Kemudian pada pulau N.Adak dari tahun 1991-1997
mengalami penurunan berang-berang laut sebanyak kurang lebih 80%. Selanjutnya pada
pulau kagalaska dari tahun 1993-1997 mengalami penurunan berang-berang laut sebanyak
kurang lebih 90%. Lalu pada pulau L. Kiska dari tahun 1993-1997 mengalami penurunan
berang-berang laut sebanyak kurang lebih 80%.
Dari adanya fakta-fakta pada gambar 51.1 dan 51.2 hipotesis yang dapat
menyebabkan penurunan jumlah berang-berang laut yang begitu cepat di rantai pulau Alaska
ini, yaitu adanya perburuan, penangkapan, gangguan iklim, serta terjadi predasi
(Pramudianto A, 2020). Penurunan populasi pada berang-berang laut menurun pada tahun
1990-an, awalnya populasinya pada pertengahan tahun 1970-an mencapai 300.000 individu
sebelum terjadinya perburuan. Akhir abad 19, populasi berang-berang laut semakin menurun
menjadi 1.000 individu di Alaska dan 20 individu di California. Namun dalam artikel tersebut
disebutkan bahwa tidak adanya mayat dari berang-berang laut yang ditemukan, artinya
berang-berang tersebut telah diserang oleh predator bernama Killer Whale (paus pembunuh)
atau Orcinus orca. Paus pembunuh merupakan predator tertinggi yang berada di puncak
rantai makanan. Setiap paus pembunuh di berbagai tempat dapat memiliki pola makan yang
berbeda, pada Atlantik barat paus pembunuh dapat memangsa anjing laut harpa (Pagophilus
groenlandica), lumba-lumba paruh putih (Lagenorhynchus albirostris), tuna sirip biru
(Thunnus thynnus), dan ikan haring (Lien et al. 1988; Lawson et al. 2007). Daerah Arktik
Kanada timur, mereka memangsa anjing laut, paus bungkuk, dan paus sirip (Higdon,2007).
Untuk membuktikan hipotesis tersebut, maka diperlukan eksperimen kepada 2 pulau
yang memiliki kedalaman berbeda yaitu Pulau Clam Lagoon dan Pulau Kuluk. Pulau Clam
Lagoon terlalu sempit dan dangkal, hal ini mengakibatkan paus pembunuh sulit untuk
memasuki pulau tersebut, sehingga tidak terjadi penurunan yang signifikan pada populasi
berang-berang laut. Pulau Teluk Kuluk letaknya di pantai terbuka, hal ini mengakibatkan
paus pembunuh dapat memasuki pulau tersebut, sehingga terjadi penurunan signifikan pada
populasi berang berang laut. Hal ini menunjukan adanya pengaruh negatif paus pembunuh
bagi populasi berang-berang laut.
Pada tabel 51.1 menunjukkan data kecukupan gizi pada paus dan jumlah kalori pada
berang-berang laut, kita dapat menentukan berapa banyak paus pembunuh yang memakan
40.000 berang-berang dalam waktu 6 tahun dengan cara menghitung jumlah energi yang
dibutuhkan paus pembunuh laki laki dalam sehari adalah dengan mengalikan laju
metabolisme rata-rata dengan massa rata rata paus pembunuh, yaitu 55 kcal/kg x 5400 kg,
hasilnya adalah 308.000 kcal. Selanjutnya menghitung kalori pada berang-berang dengan
cara yang sama yaitu 1,81 kcal/gram x 34000 gram, hasilnya adalah 61.500 kcal. Kemudian,
agar mengetahui berapa banyak berang-berang yang dimakan paus pembunuh, kita bisa
menghitungnya dengan cara membagi kebutuhan energi paus dengan kalori pada berang-
berang, yaitu 308.000 : 61.500 = 5. Artinya setiap hari paus pembunuh harus memakan 5
berang-berang untuk memenuhi kecukupan nutrisinya. Selanjutnya untuk mengetahui berapa
banyak berang-berang yang dimakan paus pembunuh dalam 6 tahun, kita dapat
menghitungnya dengan cara berapa banyak berang-berang yang dimakan dalam sehari dikali
denganjumlah hari dalam 6 tahun, yaitu 5 x 365 x 6 = 10.950. Maka kita bisa menghitung
40.000 berang-berang dapat dimakan oleh berapa paus pembunuh dengan cara 40.000 :
10.950 ≈ 4. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan, bahwa 40.000 berang-berang
laut laki-laki dapat dimakan oleh 4 paus pembunuh laki-laki atau 1 kelompok paus pembunuh
laki-laki.
Berang-berang ini memegang peranan penting dalam populasi rumput laut dan bulu
babi, karena berang-berang ini memegang kendali dalam food wrap antara kedua spesies
tersebut dimana urutannya adalah rumput laut dimakan bulu babi, kemudian bulu babi
dimakan oleh berang-berang. Berdasarkan tabel 51.2, pulau Amchitka pada tahun 1972-1987
terdapat penurunan populasi pada rumput laut dan bulu babi, sedangkan di tahun yang sama
pada pulau Shemiya hanya terjadi penurunan populasi bulu babi. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat penurunan pada populasi bulu babi dikarenakan adanya kenaikan pada
populasi pada berang-berang laut. Kemudian berdasarkan tabel 51.3, pulau Torch bay pada
tahun 1976-1978 terdapat kenaikan serta penurunan populasi pada rumput lau, namun pada
bulu babi hanya mengalami penurunan populasi. Sedangkan pada tahun 1978-1988 di pulau
Surge bay terjadi kenaikan populasi rumput laut dan bulu babi. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa pada kedua pulau ini lebih dominan mengalami kenaikan populasi kedua spesies ini,
karena pada kedua pulau tersebut populasi berang-berang laut masih sedikit.
Pada tabel 51.4 dapat dilihat data dari makanan berang-berang laut. Dalam tabel
tersebut menjelaskan bahwa berang-berang laut tidak hanya memakan bulu babi saja, tetapi
juga makan hewan lain seperti hewan kelompok moluska dan ikan. Hal ini dapat dilihat
bahwa menurut sumber Wilke (1957) dan Burger (1972), pada perut berang-berang laut lebih
banyak ditemukan sisa-sisa dari bulu babi, sedangkan menurut sumber Kenyon (1969) pada
perut berang-berang laut lebih banyak ditemukan bangkai dari ikan. Kemudian menurut
sumber Barahash (1947) dan Williams (1939), pada kotoran dari berang-berang laut sendiri
dapat ditemukan banyak sisa-sisa dari bulu babi.

REFERENSI
Higdon, J. (2007 ). Status of knowledge on killer whales Orcinus orca in the Canadian Arctic.
Canadian Science Advisory Secretariat Research Document 2007, 048.
Lawson, J. T. (2007 ). Killer whales of Atlantic Canada, with particular reference to the
Newfoundland and Labrador region. Canadian Science Advisory Secretariat
Research Document 2007, 062.
Lien, J., Stenson., G., & Jones, P. (1988). Killer whales Orcinus orca in waters off
Newfoundland and Labrador , 1976-1986. Rit Fiskideildar X, 194-201.
Pramudianto, A. (2020). PERLINDUNGAN HUKUM INTERNASIONAL DAN NASIONAL
SATWA BERANG-BERANG (OTTER). Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia
(SIL-UI), 44-55.

Anda mungkin juga menyukai