Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peradaban Barat Modern saat ini, khususnya Eropa dan Amerika,
dianggap sebagai pusat kemajuan peradaban dunia. Yang menurut sejumlah
ilmuwan sejarah di Barat, peradaban barat modern tersebut merupakan warisan
peradaban Greco-Roman (Yunani dan Romawi) dan Judeo-Christian (Yahudi dan
Kristen). Kuatnya pengaruh Yunani dan Romawi ditunjukkan dari tradisi
rasionalisme, empirisme, demokrasi, seni, keagamaan sampai desain-desain
arsitektur Barat dewasa ini. Demikian pula dengan agama Yahudi dan Kristen
yang berkembang di Barat, telah meletakkan dasar-dasar intelektual dan filosofis.
Namun, di balik kejayaan peradaban Barat sekarang, ada sebuah realitas
sejarah yang tidak banyak diketahui masyarakat dunia. Fakta sejarah yang
menyatakan dengan tegas bahwa semua kejayaan peradaban Barat tidak pernah
luput dari jasa dan kontribusi besar para ilmuwan Muslim pada abad
pertengahan. Meskipun sebagian ilmuwan sosial lain di Barat, juga mengakui
kontribusi peradaban Islam yang demikian signifikan terhadap hadir dan
berkembangnya peradaban Barat hingga dewasa ini, namun Barat memandang
Timur, terutama peradaban Islam, hampir selalu dari kacamata kepentingan
politik. Itulah yang menyebabkan realitas sejarah peradaban Islam yang sangat
kontributif bagi kehadiran dan pertumbuhan peradaban Barat tertutup oleh
analisis-analisis ilmuwan Orientalis yang sarat kepentingan (Alie, 2012).
Menurut Suhelmi, A (2001), peradaban Islam sebagai salah satu pilar dari
dua peradaban lain (Greco-Roman dan Judeo-Christian). Peradaban Islam
mencapai puncak kejayaannya, ketika Barat masih berada pada Zaman Kegelapan
(The Dark Age) (Nasution, 1975). Peradaban Islam, tidak saja menyumbangkan
dasar-dasar yang kokoh bagi pengembangan ilmu kedokteran, perbintangan,
matematika, kimia, fisika, biologi, sejarah, sosiologi hingga kesusastraan. Tokoh-
tokoh peradaban Islam saat itu antara lain Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al Farabi, Ar
Razi, Al Khawarizmi, Al Jabbar, Ibnu Haytam, Jabbir Ibnu Al Hayyan, Umar Al-
Khayyam, dan sebagainya.
Islam adalah agama (ad-dien) yang diturunkan untuk menjadi “rahmat
seluruh alam” (ramatan lil-‘alamin) (Madjid, 1992). Kehadiran agama ini,
dimaksudkan untuk membangun sebuah peradaban kemanusiaan yang sesuai
dengan fitrah manusia. Sebuah peradaban yang berorientasi pada keyakinan atas
adanya kekuasaan Tuhan yang esa, keadilan, kesamaan manusia dan kebebasan,
serta penghormatan terhadap nilai-nilai maupun tradisi keilmuan. Tradisi
keilmuan dan filsafat sangat dihormati dan dijunjung tinggi oleh komunitas
masyarakat Islam. Banyak sekali pengertian, ajaran, perintah maupun anjuran
dalam ajaran Rasulullah untuk mengetahui, menuntut, dan mengamalkan ilmu
pengetahuan.
Para Filosof Muslim juga tidak segan-segan mengadopsi, menafsirkan
secara kritis berbagai warisan dan kekayaan tradisi-tradisi besar yang hidup di
kawasan-kawasan baru yang dikuasai, khususnya tradisi filsafat Yunani. Mereka
mempelajari pemikiran filsafat Plato, Aristoteles, Socrates, dan filosof Yunani
Kuno lainnya. Melalui hasil terjemahan dan tafsiran ulama dan filosof muslim
itulah, para sarjana Barat kemudian menggali kekayaan tradisi Yunani Kuno. Dari
kerja filosof itulah, Dunia Barat kemudian berhasil “melahirkan” kembali
kekayaan tradisi keilmuan dan peradaban Yunani Kuno yang telah tenggelam
selama lebih 14 abad. Inilah yang kemudian dinamakan Zaman Renaissance (the
age of Renaissance) di Eropa. Munculnya era renaissance adalah sebuah
momentum sejarah yang menentukan perjalanan sejarah peradaban Barat menuju
Zaman Pencerahan (The Age of Enlightenment). Dari penelitian sejarah yang
sejauh ini dilakukan, dapat dikatakan bahwa kelahiran Zaman Pencerahan, antara
lain disebabkan oleh terjadinya interaksi budaya antara Dunia Islam yang saat itu
mencapai zaman keemasannya (great tradition) dengan Dunia Kristen Barat yang
peradabannya belum maju (little tradition).

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui kontribusi
para filosof muslim terhadap pemikiran barat modern.
II. PEMBAHASAN

A. Awal Mula Masuknya Islam ke Eropa


Awal masuknya Islam ke Eropa yaitu ketika tentara muslim yang
menyeberang dari Afrika Utara ke ujung paling selatan Spanyol pada tahun 710
M. Masuknya Islam di Spanyol terjadi pada masa Khalifah Walid, khalifah Bani
Umayah (705-715 M). Sebelum penaklukan Spanyol umat Islam telah menguasai
Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu profinsi dari dinasti Bani
Umayah.
Pada tahun 132 H/750 M, keturunan bani Umayyah ditumpas habis dan
menandai berakhirnya dinasti tersebut. Hanya Abdurrahman, satu-satunya
keturunan bani Umayah yang berhasil melarikan diri ke Andalusia dan
mendirikan dinasti Umayyah II di daratan Eropa tersebut. Sejalan dengan
pesatnya perkembangan Islam di Asia dan Afrika, Islam juga menyebar ke Eropa,
yaitu melalui tiga jalan sebagai berikut :
1. Jalan barat
Dilakukan dari Afrika Utara melalui Semenanjung Iberia di bawah pimpinan
Thariq bin ziyad (711 M). Bahkan, tentara Islam dapat melewati Pegunungan
Pirenia yang akhirnya ditahan oleh tentara perancis di bawah pimpinan karel
martel di kota poitiers (732 M). Akhirnya, pemerintahan Khilafah Umayyah
memimpin di semenanjung Iberia yang dikenal dengan bani Umayah II (711
M-1492 M) dengan ibukotanya Cordova.
2. Jalan tengah
Dilakukan dari Tunisia melalui Sisilia menuju sepenanjung Apenina. Islam
dapat menduduki Sisilia dan Italia selatan, tetapi dapat direbut kembali oleh
bangsa Nordia pada abad ke-11.
3. Jalan timur
Pada tahun 1453, Turki dibawah pimpinan Sultan Muhammad II berhasil
menaklukkan Byzantium dengan terlebih dahulu menyerang Konstantinopel
dari arah belakang yakni laut hitam. Dari Byzantium, tentara turki usmani
terus melakukan perlawanan sampai ke kota Wina di Austria. Setelah itu,
tentara Turki Usmani mundur kembali ke- Semenanjung Balkan dan
menguasai daerah ini selama kurang lebih empat abad. Baru pada abad ke-19,
daerah ini berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Islam. Akan tetapi, kota
konstantinopel masih tetap dikuasai dinasti Umayyah dan berubah menjadi
Istanbul.
Kemudian masuknya Islam di Spanyol setidaknya dapat dilihat dari 2
faktor, yaitu internal dan eksternal. Adapun faktor ekternal penyebab mudah
masuknya Islam di Spanyol antara lain:
1. Spanyol dalam keadaan tidak stabil baik dalam sosial, politik, ekonomi.
2. Penguasa Spanyoltidak toleran terhadap agama lain.
3. Tatanan masyarakat di dominasi oleh sistem kasta.
4. Tentara Spanyol dalam keadaan lemah semangat untuk berperang dikarenakan
kejenuhan.
Sedangkan faktor internalnya adalah:
1. Pemimpin maupun tentara Islam sangat kompak dan penuh percaya diri
2. Ajaran Islam sesuai dengan kerinduan masyarakat Spanyol yaitu suatu ajaran
yang mengedepankan toleransi, persaudaraan dan tolong menolong.

B. Transformasi Intelektual Islam ke Dunia Barat


Nakosteen, mengemukakan bahwa transformasi peradaban Islam ke
Peradaban Barat khususnya dalam ilmu Pengetahuan setidaknya terbangun
melalui 2 saluran utama. Pertama melalui para mahasiswa dan cendikiawan dari
Eropa Barat yang belajar di sekolah-sekolah tinggi dan universitas-universitas
Spanyol. Kedua melalui terjemahan karya Muslim dari sumber-sumber berbahasa
Arab.
Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di
Spanyol seperti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama
belajar di universitas-universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-
buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah
mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang
sama.
Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini
menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya
menimbulkan gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14. Disamping
itu, Islam juga membidani gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme
pada abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan pada abad ke-18 M. Kendala
yang paling besar adalah dari persoalan teologis, yaitu doktrin Kristen yang telah
lama didominasi oleh penafsiran kaum gereja yang sering kali berbenturan dengan
realitas dan norma-norma ilmu pengetahuan.
Banyak faktor yang mendukung terjadinya transformasi intelektual, baik
dari faktor internal ataupun eksternal. Adapun faktor internal adalah sifat
inklusifitas umat Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dari segi
eksternal menurut Nakosteen menyatakan bahwa setidak-tidaknya ada empat
faktor yang ikut mendukung terjadinya penyebaran kebudayaan klasik ke dunia
Islam yang kemudian di transformasi lagi ke dunia Barat. Keempat faktor tersebut
adalah:
1. Terpecahnya beberapa institusi Kristen Ortodoks sekte Nestorian dan
Monophysite dengan Gereja Induk, dengan alasan perbedaan doktrinal yang
mengakibatkan banyak kaum intelektual kedua sekte tersebut dikucilkan
bahkan terlempar dari unsur kegerejaan. Dari ilmuwan kedua sekte tersebut,
umat Islam kemudian mengenal ilmu pengetahuan Helenisti, terutama ilmu
kedokteran, matematika, astronomi, teknologi dan filsafat.
2. Penaklukan Alexander Agung juga ikut menjadi penyebab tersebarnya ilmu
pengetahuan dan kebudayaan Yunani ke Persia dan India yang kemudian
kedua negara ini menjadi wilayah kekuasaan Islam.
3. Adanya pengembangan kurikulum studi yang memadukan ilmu pengetahuan
India, Grecian, Syiria, Helenistik, Habrew dan Zoroastrian. Termasuk
menerjemahkan ilmu pengetahuan dan filsafat klasik Yunani ke dalam bahasa
Pahlevi dan Syiria yang kemudian di sebarkan ke dunia Islam dan Barat.
4. Adanya peranan para penerjemah Hebrew (Yahudi) yang telah
menerjemahkan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Hebrew dan Arab dan
sebaliknya setelah Islam memiliki kebudayaan yang demikian tinggi.
Nizar menyebutkan bahwa penyebaran pengetahuan islam terjadi melalui
jalur perdagangan, pendidikan dan penerjemahan karya-karya muslim ke dalam
bahasa Latin. Jalur-jalur tersebut adalah:
1. Melalui Andalusia
Thariq masuk ke Andalusia pada tahun 91 H (711 M) dan sekitar tahun 934 M
telah menerima upeti dari Paus yang berkedudukan di Roma. Masuknya Islam
di Andalusia adalah atas undangan dan permintaan Counet Julian-gubernur
Spanyol, untuk membantunya menghalau panglima Rodrik yang merampas
kekuasaan raja Gouthia pada tahun710 M.
Kebudayaan Islam Andalusia mengalami perkembangan yang pesat di
berbagai pusatnya, misalnya di Cordova, Sevilla, Granada dan Toledo.
Perkembangan pesat tersebut berada di bawah pemerintah kaum muslimin.
Peradaban ini berawal dari bertemunya peradaban Islam dan peradaban bangsa
Eropa. Setelah bangsa Arab menduduki Semenanjung Iberia atau Spanyol,
mereka membangun Daulah Andalusia atau yang dikenal dengan nama
Kekhalifahan Barat. Lahirlah para cendekiawan muslim yang menerjemahkan
karya-karya buku filsafat yang kemudian buku tersebut di baca oleh orang
Eropa. Pada saat itu, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat
penting, menyaingi Baghdad di Timur.
2. Melalui Pulau Sisilia
Jalur lain yang tidak kalah pentingnya adalah jalur Sisilia, kaum muslimin
menduduki Sisilia pada masa agak akhir melalui tangan Dinasti Aghlabiyyah
yang berkuasa di kawasan Tunis dan Aljazair saat itu. Hal tersebut terjadi pada
masa pemerintahan Dinasti ‘Abbasiyyah.
Pulau Sisilia (Siqiliah) juga menjadi salah satu pintu gerbang terjadinya
transformasi intelektual Islam terhadap dunia Barat. Penguasaan Islam atas
pulau ini dimulai oleh Muawiyah pada tahun 652 M, kemudian
disempurnakan tahun 827 M oleh Amir Bani Aghlab masa Al-Ma’mun.
Penduduk asli di Sisilia yang masih beragama Kristen juga terpesona akan
kemajuan kebudayaan dan ilmu pengetahuan umat Islam.
3. Melalui Perang Salib
Perang Salib juga digunakan dalam proses pertukaran peradaban antara dua
bangsa di Laut Tengah. Menurut Hoesen, ketika tentara Salib sedang
berkuasa, setiap ada pasukan Salib yang kembali ke Eropa selalu membawa
apa saja yang mereka temui dan yang mereka rampas dari hasil kemajuan
Islam. Dengan demikian, maka Perang Salib merupakan salah satu dari
jembatan tempat mengalirnya kebudayaan Islam Eropa.
Sehingga sangat jelas, bahwa sepanjang peristiwa Perang Salib, orang-orang
Eropa memperoleh ilmu pengetahuan dan mengenal bentuk kebudayaan baru
yang mereka akui lebih maju sehingga dengan sendirinya mereka menirunya.
Hal tersebut membangkitkan semangat mereka untuk mempelajari peradaban
Islam, terutama di bidang ilmu pengetahuan yang dianggap sebagai penyebab
utama kemajuan peradaban tersebut.
4. Melalui Jalur Pendidikan
Banyaknya para pelajar Eropa yang belajar pada perguruan tinggi Islam,
sehingga mereka mendirikan perguruan tinggi sendiri yang dimotori oleh para
pelajar dan mendapat dukungan penguasa-penguasa Kristen yang kemudian
mengambil alih kekuasaan Islam khususnya di bagian Barat.
5. Melalui Penerjemahan Karya-Karya Muslim Ke Bahasa Latin
Orang-orang mozarabes sangat berperan dalam menerjemahkan karya-karya
sarjana muslim yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Latin, karena mereka
menguasai bahasa Arab dan Latin dengan baik. Tidak hanya itu saja, tetapi di
Andalusi, tepatnya di Toledo didirikan sekolah tinggi penerjemah yang
dipimpin oleh Raymond. Yang mana para penerjemah Baghdad banyak yang
pindah ke Toledo. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan Islam di Baghdad
juga menjadi bagian penting dalam transformasi ilmu pengetahuan dari dunia
Islam di Barat.
6. Melalui Jalur Perdagangan
Jalur perdagangan antara Barat dan Timur melewati Mesir, ini terjadi sejak
Dinasti Fathimiyyah yang berkuasa di negeri tersebut, dan menjadikan pusat
politik, perdagangan dan budaya kelas pertama. Para pedagang muslim
Andalusia melakukan hubungan dagang dengan negeri-negeri Kristen baik
jalur Barat maupun Timur. Orang Barat mendapat pelajaran yang sangat
berharga yaitu dengan melihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh
orang-orang muslim.
Saat lahirnya renaissance, Eropa mulai menyelidiki rahasia alam, menaklukan
lautan dan menjelajahi dunia yang sebelumnya masih diliputi kegelapan.
Seperti penemuan-penemuan benua seperti Christoper Colombus (1492 M)
menemukan benua Amerika dan Vasto Da Gama (1498 M) yang menemukan
jalan ke Timur melalui Tanjung Harapan. Denagn hal tersebut maka, para
pedagang Eropa tidak menggunakan jalur lama yang dikuasai oleh umat
Islam.

C. Kontribusi Filosof Islam terhadap Dunia Barat


Perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia Islam diabad pertengahan
jelas didukung oleh adanya kekuatan sistem pendidikan islam yang integral dan
dinamis. Sehingga mampu menghasilkan cendekiawan-cendekiawan besar pada
hampir di segala bidang keilmuan. Hal inilah yang pada akhirnya dapat
memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di
masa-masa selanjutnya terutama di barat. Disamping itu, dinamikan yang
demikian masih terbungkus dengan akhlak islami yang diperlihatkan, baik oleh
guru maupun muridnya. Inilah sesungguhnya kekuatan dan fleksibilitas
pendidikan islam abad pertengahan yang demikian kondusif bagi pengembangan
pertahanan peradaban umat manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para ilmuan
muslim telah melahirkan karya besar diberbagai bidang keilmuan yang menjadi
referensi bagi ilmuan barat pada masa selanjutnya. Di antara salah satu karya-
karya tersebut adalah dibidang pendidikan, yaitu: Ghabus Namah (kumpulan
nasihat moral dan pendidikan) oleh Amir Kaikawus Ibn Iskandar Ibn Ghabus’i
Washmgir Ibn Ziar, Syiyarat Namah (buku politik pemerintah) oleh Zinam Al-
Mulk, Gulistan dan Bustan (tentang moral dan keadilan) oleh Sa’di, Fatihat Al-
Ulum (tentang persoalan-persolan seputar keutamaan ilmu pengetahuan) oleh Al-
Ghazali, dan sebagainya.
Namun kontribusi intelektual islam dalam hal keilmuan tidak terbatas di
dalam bidang pendidikan saja. Kontribusi intelektual islam juga meliputi bidang-
bidang keilmuan lainnya, seperti :
1. Astronomi
Dalam literatur islam astronom disebut ilmu falak. Bidang ilmu ini merupakan
bidang ilmu yang paling menarik para ilmuan muslim disamping bidang ilmu
matematika. Hal ini disebabkan karena kedua bidang ilmu tersebut sangat
mendukung peribadatan islam, seperti dalam menentukan awal dan akhir
bulan ramadhan, hari raya idul fitri, hari raya idul adha, dan sebagainya.
Diantara para ahli astronomi muslim yang tersohor adalah: Al-Batani (Ia
termasuk dalam 20 besar ahli astronomi penting dunia), Abul Wefa (Ia orang
yang menemukan kemiringan bulan), Hassan Ibn Haitam (penemu optic yang
menjadi dasar teropong Roger Bacon dan Kepler, dan sebagainya.
2. Matematika
Ilmu matematika dalam bahasa arab disebut aljabar (perhitungan), sedangkan
istilah algoritme adalah berasal dari nama penemunya yaitu Al-Khawarizmi,
yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Musa bin Khawarizmi. Ia
merupakan salah satu ahli matematika muslim terkenal di masa khalifah Al-
Mamun, yang menulis buku aljabar yang berjudul Al-Jabr Wal Makalala
(perhitungan dan symbol).
3. Fisika
Ilmu fisika juga berhubungan erat dengan ilmu astronomi. Sehingga karya-
karya tentang optic yang ditemukan oleh Hassan Ibn Haitam (965-1039 M)
dijadikan dasar bagi bangunan ilmu fisika, yakni dasar bagi Bacon dan Kepler
dalam penemuan Teropong, Teleskop maupun Mikroskop dan dasar dari
Fotografi.
4. Kimia
Meskipun bangsa yunani telah mengenal sejumlah zat kimia, namun mereka
tidak tahu apa-apa mengenai subtansi unsure-unsur zat kimia, seperti:
Alkohol, Asam Sulfur, Aqua Regina, maupun Asam Nitrat. Orang arablah
yang menemukan itu semua, yang bersamaan dengan penemuan Potasium,
Asam Moniak, Nitrat Perak, Sublimat korosif, dan Preparasi Mercuri. Maka,
tidak heran jika berbagai istilah penting dalam kimia juga berasal dari bahasa
arab, seperti; Alkohol, Alembrik, Alkali, Eliksir, dan Kimia itu sendiri. Salah
satu ilmuan muslim dibidang kimia adalah Abu Musa Jakfar Al-Kufi.
5. Ilmu Hayat
Dalam bidang ilmu hayat, bangsa Arab tidak berpuas diri dengan hasil dari
penerjemahan karya-karya bangsa Yunani. Bangsa Arab pun melakukan
kajian dan observasi sendiri secara intensif. Sehingga tidak heran jika mereka
berhasil memperkaya daftar macam-macam tumbuhan yang tercantum dalam
“Daftar Dioscorides” yang berisi sekitar 2000 spesies. Farmapodia atau sejenis
ensiklopedia tetumbuhan obat yang disusun bangsa Arab muslim berisi
berbagai macam tumbuhan dan bahan-bahan obat yang belum di kenal bangsa
yunani, seperti: kaper, daun senna, tamarin, kasia, dan mauna.
6. Kedokteran
Salah seorang ahli kedokteran muslim yang sangat terkenal di dunia barat
adalah Abu Ali al-Hussein Ibn Abdallah Ibn Sina, yang lebih dikenal sebagai
Ibnu Sina atau Avicenna. Bukunya yang berjudul Canun Fi’l Tib atau
petunjuk tentang kedokteran, diterbitkan dalam bahasa Arab di Roma pada
tahun 1953. Buku tersebut berisi tentang 5 hal, yaitu fisiologi, kebersihan,
patologi, pengambilan terapi, dan materi pengobatan. Selain itu Ibn zohr juga
merupakan salah seorang ahli kedokteran yang terkenal karena dialah yang
telah memperkenalkan aspek hukum dalam observasi bidang kedokteran dan
ia juga menemukan bahwa kekuatan dari jenis penyakit tertentu. Kemudian
Ibn Nafis dari Syria yang pada tahun 1289 telah berhasil mempertontonkan
sistem sirkulasi darah secara akurat, tiga ratus tahun sebelum Servert, seorang
dokter kebangsaan Portugis yang selama ini dianggap sebagai penemu
pertama.
7. Filsafat
Ibn Sina atau Avicenna juga merupakan seorang ahli filsafat. Ia telah
membentuk sistem keilmuan dan pandangan filsafat skolastiknya secara
gamblang. Adapun karya-karya utamanya adalah Kitab Al-Shifa (buku
tentang kesehatan), Al-hidayah Fi’il Hikinat (Petunjuk ke arah ke
bijaksanaan), Kitab Al- Isharat Wa’l Tanbihat (pegangan bagi pengajaran dan
peringatan) dan sebagainya. Upaya penerjemahan karya-karyanya dimulai
sejak abad XII dan semanjak itu pula lah pikiran-pikirannya menyeruak ke
para pemikir Eropa. Sementara itu Abdul Wahid Muhammad Ibn Rushd atau
Averroes dalam banyak hal lebih berpengaruh ketimbang Avicenna, berkat
bukunya yang mengomentari karya filsafat Aristoteles.
8. Sastra 
Para ilmuan muslim juga memberikan kontribusi yang besar terhadap dunia
Barat di bidang sastra. Hal ini terbukti dari hasil kajian Asian Palacios atas
karya-karya surealisme dalam islam dan atas buku La Devina Comedia karya
Dante Aleghery yang menyimpulkan bahwa Dante telah mendapat pengaruh
yang besar dari karya mistik muhyidin Ibn Arabi maupun penyair buta Abul
Ala Al-Maari. Sedangkan novel bernilai filsafat dari Ibn Tufail, Hayy Ibn
Haqzan (hidup sang putra waspada) telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin
oleh Edward Pococke pada tahun 1671 dan buku inilah yang mengilhami
Daniel Defoe dengan kisahnya Robinson Crusoe.
9. Geografi dan Sejarah
Orang Arab dikenal gemar mengarungi ruang dan waktu yang relatif luas
dalam melaksanakan perdagangan antar kawasan maupun antar pulau dan
antar benua. Oleh karena itu mereka harus menguasai geografi maupun sejarah
setiap kawasan yang akan di jelajahi. Hal inilah yang menjadi latar belakang
buat mereka untuk menekuni ilmu-ilmu geografis maupun sejarah.
10. Sosiologi dan Ilmu politik
Ibn Khaldun (1332-1406 M) merupakan pemikir filsafat sosiologi dan sejarah
yang terkenal dalam peradaban barat. Salah satu bukunya yang disebut sebagai
Prolegomena membahas refleksi umum sejarah manusia dan berbagai macam
peradaban manusia sebagai hasil dari perbedaan iklim, kehidupan kaum
pengembara maupun yang telah menetap dan istiadat atau latar belakang
peradaban yang berbeda, termasuk kelembagaan sosial, ilmu pengetahuan dan
seni yang mereka kembangkan. Sementara, Al-farabi menulis buku yang
sangat terkenal tentang filsafat politik yang beerjudul Madinatul Fadhilah.
Dalam buku tersebut, ia menyatakan bahwa pemimpin suatu negara harus
mampu memberikan jaminan agar penduduknya mencapai kehidupan yang
sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
11. Arsitektur dan Seni Rupa 
Arsitektur muslim tampak dalam bentuk istana maupun masjid yang
gemerlapan yang dikemudian hari berpengaruh pada seni bangunan gereja
pada abad pertengahan di eropa. Seperti pengaruh arsitektur masjid di
Cordova terhadap gereja katedral Notre Dane du Puy dalam wujud
lengkungan susun tiga, cuping ganda, lengkungan sepatu kuda maupun unsur
dua warna yang merupakan ciri masjid di cordova.
12. Musik 
Seorang musikus muslim bernama Abul hasan Ali Ibn Nafis atau sering
dipanggil Ziriyab telah mendirikan konservatorium musik-musik Andalusia.
Sejak itu teori musik mulai dikembangkan oleh Al-farabi, yang menulis kitab
Al-Musiki (pegangan musik), dan dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmu
matematika dan fisika para penulis musik mampu memberi penjelasan secara
ilmiah tentang suara dan bagaaimana mendorong pembuatan instrumen musik
lebih lanjut, seperti gitar, seruling, tambur, prototipe piano, organ dan
sebagainya diperkenalkan ke semenanjung Iberia dan Eropa Barat.
Nizar juga menjelaskan kontribusi intelektual islam terhadap dunia barat,
yaitu :
1. Memperkaya kurikulum pendidikan barat khususnya diwilayah eropa barat
laut yang muncul karena adanya proses penerjemahan karya-karya umat islam
diberbagai bidang ilmu. Diantara karya-karya yang ditejemahkan ialah, karya
Avicena (Ibnu Sina) dibidang ilmu kedokteran, bahkan karya Ibnu Sina
digunakan sebagai teks utama dilembaga pendidikan barat sampai abad ke-17.
2. Telah diperkenalkannya sistem notasi dan desimal oleh para ilmuan muslim ke
dunia barat.
3. Umat islam telah memberikan model bentuk rumah sakit, sanitasi, serta
makanan yang sehat dan bergizi kepada barat.
4. Umat islam telah membidani lahirnya gerakan-gerakan yang sangat
berpengaruh terhadap kemajuan dunia barat, yakni:
a. Renaissance (kebangkitan kembali), awalnya kebudayaan Renaissance
adalah kebudayaan Yunani klasik pada abad ke-14 M, mula-mula di Italia,
Kemudian merambat keseluruh Eropa.
b. Gerakan pembaharuan agama Kristen mulai abad ke-8 M dan memuncak
pada abad ke-16 M dengan reformator-reformator: Luther, Zwingli, dan
Calvin.
c. Rasionalisme pada abad ke-17 M yang dipimpin oleh duatokohnya Rane
Dascartes (1596-1650) dari inggris dan John Locke (1632-1704) dari
Perancis.
d. Aufklarung (Pencerahan), pada abad ke-18, tokoh-tokohnya yaitu:
Voltaire (1698-1778), D. Diderot (1713-1784), Baronde Montrsque (1689-
1775), dari Perancis, G. W. Leibniz (1646-1716) dari Jerman, dan M. V.
Lomonossov (1711-1765) dari Rusia.
III. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Perkembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para filosof muslim
telah melahirkan karya besar diberbagai bidang keilmuan yang menjadi referensi
bagi ilmuan barat pada masa selanjutnya. Kontribusi filosof muslim juga meliputi
ilmu kedokteran, perbintangan, matematika, kimia, fisika, biologi, sejarah,
sosiologi hingga kesusastraan. Beberapa tokoh peradaban Islam saat itu antara lain
Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al Farabi, Ar Razi, Al Khawarizmi, Al Jabbar, Ibnu
Haytam, Jabbir Ibnu Al Hayyan, Umar Al-Khayyam, dan sebagainya.

B. Saran
Seharusnya kita sebagai umat islam dimasa sekarang tidak hanya terbuai
oleh sebuah sejarah indah yang pernah dimiliki umat islam dimasa lalu, kita harus
menjadikan sebuah sejarah kemajuan kita dimasa dulu sebagai motifasi kita untuk
mengkaji ulang dan mengukir sebuah dekade kejayaan kembali seperti yang telah
dilakuan para ilmuan muslim pada abad terdahulu.

Anda mungkin juga menyukai