Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER PSDM

KECELAKAAN KERJA PT. (Persero) WASKITA KARYA

Dosen Pengampu :

Yunda Megawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Disusun oleh:
Athaya Fadhila Ailsa Danutiya
195120300111037

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
MALANG
2021
I. Isu – Isu Industrial
PT. (Persero) Waskita Karya Tbk merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang konstruksi. Tak sedikit kasus kecelakaan kerja yang terjadi di
perusahaan konstruksi ini. Dilansir dari WARTAEKONOMI.ID selama tahun 2017
hingga tahun 2020 setidaknya terjadi sembilan kecelakaan kerja dalam proyek startegis
yang digarap oleh PT. Waskita Karya.
Kasus terbaru pada Agustus 2020 yakni adanya insiden kecelakan kerja di
proyek konstruksi Jalan Tol Cibitung-Cilincing. Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat PUPR, Basuki Hadimuljono, pada CNBCINDONESIA.COM,
konstruksi jalan tol tersebut dapat ambruk karena adanya human error dikarenakan
kontraktor meremehkan pentingnya perancah dalam konstruksi tol sehingga membuat
proyek itu ambruk dan menimpa para pekerja. Akibat dari ambruknya konstruksi
tersebut terdapat delapan orang pekerja yang sebagian tubuhnya tertimbun sehingga
mengalami luka yang serius dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Kasus sebelumnya dari proyek PT. Waskita Karya ialah jatuhnya besi pada
proyek Rusunawa Pasar Rumut, Jakarta Selatan pada Maret 2018. Menurut salah
seorang pekerja proyek, Nasaruddin, pada wawancara dengan METRO.TEMPO.CO
mengatakan bahwa sebuah besi panjang berjenis hollow sepanjang 3 meter jatuh dari
lantai 10 proyek tersebut saat hendak dicabut usai pengecoran. Akibatnya, seorang
perempuang berusia 53 tahun tewas tertimpa besi tersebut pada bagian kepala saat
sedang berbelanja di pasar Rumut, Jakarta Selatan. Jatuhnya besi tersebut diduga karena
adanya human error atau kelalaian pekerja yang membuka escape holding dan tidak
diperhitungkan terlebih dahulu.
Dari dua contoh kasus diatas dan beberapa kasus lainnya yang terjadi pada
proyek pembangunan PT. Waskita Karya, membuktikan bahwa perlu adanya evaluasi
mengenai prosedur Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam setiap
proses pekerjaan di seluruh unit perusahaan PT. Waskita Karya ini.

II. Landasan Teori


PT. Waskita Karya (Persero) Tbk merupakan sebuah Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak di bidang konstruksi yang terletak di berbagai daerah di
Indonesia. Perusahaan ini menggarap berbagai proyek besar di Indonesia dari proyek
jalan tol, bandara, mall-mall besar di Indonesia, hotel, dan lainnya. Beberapa proyek
besar yang digarap oleh PT. Waskita Karya adalah tol Bali Mandara, Mall Senayan
City, Bandara Soekarno Hatta, Jembatan Kelok 9 di Sumatera Barat, dan lain
sebagainya. Besarnya resiko bahaya keselamatan kerja dalam berbagai kegiatan
konstruksi mengakibatkan kerapnya kecelakaan kerja terjadi di perusahaan ini, baik
ringan maupun berat. Dari adanya resiko tersebut membuat perusahaan ini menerapkan
prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang sudah diatur dan dijadikan
prosedur standar Waskita K3 Lingkungan Mutu dan Pengaman (PWK3LMP).
Menurut Sayuti (2013) kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak
terduga dan tidak diharapkan yang terjadi dalam pelaksanaan hubungan kerja. Menurut
Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 2015 mengenai Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, kecelakaan kerja merupakan kecelakaan
yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
dari rumah menuju tempat kerja ataupun sebaliknya, serta penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan kerja. Adapun beberapa kasus yang dapat diklasifikasikan menjadi
kecelakaan kerja ialah :
1. Kecelakaan akibat langsung dari suatu pekerjaan, pada saat atau waktu
bekerja, saat perjalanan (dari rumah ke tempat kerja), serta penyakit akibat
kerja
2. Pembuatan, percobaan, dari segala jenis produk yang menggunakan mesin-
mesin atau peralatan
3. Seluruh perbaikan dan perawatan, peralatan produksi
4. Seluruh pembersihan dari pembuangan limbah dalam produksi
Selanjutnya menurut Sayuti (2013) terdapat tiga faktor utama penyebab dari
adanya kecelakaan kerja, yakni :
1. Lingkungan kerja : lingkungan yang tidak aman, medan yang ekstrem, gedung
atau ruang kerja yang tidak berstandar baik seperti kualitas bahan bangunan
maupun konstruksinya.
2. Manusia/Karyawan : sifat fisik dan mental manusia yang tidak sesuai standar
(mata rabun, pendengaran kuran, dll), serta pengetahuan dan keterampilan
karyawan yang kurang.
3. Mesin dan Alat : menggunakan mesin yang sudah tua, sering terjadi kerusakan
dan diperbaiki hanya dengan seadanya, menggunakan mesin yang tidak
dilengkapi dengan alat-alat pengaman, dan lainnya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting untuk dilaksanakan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Menurut Sitohang
dan Magdalena (2020) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ialah sebuah upaya
untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan sejahtera, serta bebas dari
adanya kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan, dan penyakit
akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah salah satu tanggung jawab dari
perusahaan untuk karyawannya, karena kelancaran karyawan dalam bekerja sangat
bergantung pada keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang merupakan salah satu
aspek penting perlindungan tenaga kerja. Dengan menerapkan prosedur keselamatan
dan kesehatan kerja, diharapkan dapat menciptakan kenyamanan dalam lingkungan
kerja dan keselamatan kerja yang tinggi, serta karyawan dapat mencapai ketahanan
fisik dan kesehatan yag tinggi. Sehingga, keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya
memerhatikan pada faktor fisik, tetapi juga mental, serta emosional karyawan.

III. Analisis Kasus


Berdasarkan banyaknya kasus kecelakaan kerja yang terjadi di proyek
konstruksi PT. Waskita Karya membuktikan bahwa prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang diterapkan belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Faktor yang
menyebabkan maraknya kecelakaan kerja yang terjadi pada perusahaan konstruksi ini
dikarenakan adanya human error atau kelalaian pekerja. Seperti pada kecelakaan pada
proyek konstruksi Jalan Tol Cibitung-Cilincing dimana konstruksi tersebut ambruk.
Dari hasil penyelidikan, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan ketidakmampuan
perancah menanggung beban saat sedang pengecoran. Perancah tersebut ambruk dan
tidak dapat menanggung beban karena kontraktor meremehkan pentingnya perancah
dalam konstruksi. Sama halnya dengan kecelakaan kerja pada proyek Rusunawa Pasar
Rumut, Jakarta Selatan. Sebuah besi berjenis hollow jatuh dan menimpa seorang wanita
hingga tewas. Besi tersebut jatuh saat hendak dicabut karena kelalaian pekerja saat
membuka escape holding yang tidak diperhitungkan terlebih dahulu. Human error
menjadi faktor penyebab 80-90% terjadinya kecelakaan kerja (Primadewi, Widjasena,
dan Wahyuni, 2014). Faktor manusia mendapatkan peranan penting di dalam sistem
keselamatan kerja, serta dapat menentukan terjadinya kecelakaan kerja. Menurut Sayuti
(2013) sikap manusia/karyawan seperti kurang perhatian terhadap akibat, serta ceroboh
merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Pada kasus
diatas sangat terlihat bahwa pekerja konstruksi tersebut memiliki perhatian yang kurang
terhadap suatu akibat serta ceroboh sehingga mengakibatkan terjadinya kecelakaan
kerja.
PT. Waskita karya sudah mengatur perihal prosedur penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Waskita K3 Lingkungan Mutu dan Pengaman (PWK3LMP).
Namun terkadang beberapa karyawan masih kurang memperhatikan mengenai
ketentuan standar keselematan kerja tersebut, misalnya tidak menggunakan peralatan
keamanan yang optimal dengan alasan tidak nyaman atau lainnya. Pada penyelidikan
kasus jatuhnya besi hollow pada proyek Rusun Pasar Rumput, polisi mengatakan bahwa
tidak ditemukannya jarring yang menutup proyek bangunan pada lokasi kejadian. Jaring
disini merupakan salah satu alat keamanan yang seharusnya dibuat untuk mewadahi
material-material proyek bangunan agar tidak jatuh. Karena kelalaian pekerja yang
kurang memperhatikan keamanan inilah, menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
yang menewaskan seorang warga. Kelalaian pekerja termasuk dalam faktor unsafe
action penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Unsafe action merupakan suatu tindakan
yang berbahaya yang kemungkinan terjadi karena faktor umur, kurangnya pengetahuan
dan pengalaman, stress, dll (Suwardi & Daryanto, 2018). Pada kasus diatas, pekerja
tidak melakukan prosedur kerja yang sesuai dilihat dari tidak adanya jarring penutup
proyek serta meremehkan pentingnya perancah dalam konstruksi tol. Para pekerja yang
tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai ketentuan atau standar yang berlaku dapat
menyebabkan kerugian bagi perusahaan tempat ia bekerja, dan juga bagi para pekerja
itu sendiri.
Dari kasus diatas, terlihat bahwa pekerja masih kurang memperhatikan perihal
prosedur Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sehingga setelah berbagai
kecelakaan kerja yang terjadi pihak PT. Waskita Karya mengadakan evaluasi serta
menyatakan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk menerapkan dan
mengedepankan prosedur Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam
setiap proses pekerjaan di seluruh unit perusahaan. Menurut Suardi (2007) menyatakan
komitmen merupakan salah satu langkah yang perlu diketahui untuk dapat mencapai
tujuan bersama dalam menerapkan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di perusahaan. Selain itu juga perlu adanya penanaman kesadaran bagi para
pekerja untuk menerapkan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja sesuai dengan
standar dan aturan yang telah ditetapkan untuk menghindari serta mencegah terjadinya
kecelakaan kerja di masa depan.
Daftar Pustaka

Citradi, T. (2020, Agustus 19). Ambruk Lagi, 3 Tahun Ada 8 Kecelakaan di Proyek
Waskita Karya. From CNBC Indonesia:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200819173333-4-180924/ambruk-
lagi-3-tahun-ada-8-kecelakaan-di-proyek-waskita-karya

Dzulfikri, A., & Fitri, A. M. (2019). Faktor Individu, Pengawasan, Pelatihan, dan
Kecelakaan Kerja pada Pekerja Zona 5 Dan 6 PT Waskita Karya pada Proyek
Pembangunan Jalan Tol Jakarta–Cikampek Tahun 2018. JURNAL ILMIAH
KESEHATAN MASYARAKAT: Media Komunikasi Komunitas Kesehatan
Masyarakat, 11(1), 117-125.
H., C. M. (2018, Maret 19). Kronologi Insiden Rusun Pasar Rumput Versi Pekerja
Proyek. From Tempo: https://metro.tempo.co/read/1071147/kronologi-insiden-
rusun-pasar-rumput-versi-pekerja-proyek/full&view=ok

Kairupan, F. A., Doda, D. V., & Kairupan, B. R. (2019). Hubungan antara unsafe action
dan unsafe condition dengan kecelakaan kerja pada pengendara ojek online
dan ojek pangkalan di Kota Manado. KESMAS, 8(6).
Ningsih, L. (2020, Agustus 19). Daftar Hitam Kecelakaan Kerja Berujung Nahas di 9
Proyek Waskita! From Warta Ekonomi:
https://www.wartaekonomi.co.id/read300102/daftar-hitam-kecelakaan-kerja-
berujung-nahas-di-9-proyek-waskita

Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 2015 mengenai Penyelenggaraan Program Jaminan


Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
Primadewi, T., Widjasena, B., & Wahyuni, I. (2014). Faktor-Faktor Utama Penyebab
Human Error Dalam Kecelakaan Pada Operator Alat Berat Bergerak di
Tambang Bawah Tanah PT. Freeport Indonesia. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 2(3), 223-226.

Primadianto, D., Putri, S. K., & Alifen, R. S. (2018). Pengaruh tindakan tidak aman
(unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) terhadap kecelakaan
kerja konstruksi. Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil, 7(1), 77-84.
Sayuti, Abdul Jalaludin. 2013. Manajemen Kantor Praktis. Bandung: Alfabeta.
Sitohang, H., & Magdalena, K. Penerapan Sistem Keselamatan Kesehatan Kerja Dan
Lingkungan (K3l) Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pembangunan Jalan
Tol Cibitung-Cilincing).
Suardi, R. 2007. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PPM
Suwardi & Daryanto. 2018. Pedoman Praktis K3LH Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gava Media.
Utari, T. (2020). Perlindungan Hukum Pekerja Terhadap Kecelakaan Kerja
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan
Kerja (Studi Kasus di PT PG Rajawali I Unit Pg Krebet Baru
Kabupaten Malang. Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 26(2), 253-
267.
UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

Anda mungkin juga menyukai