Anda di halaman 1dari 19

p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif

e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

EVALUASI PELATIHAN DASAR (LATSAR) CPNS


KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2019 DENGAN MODEL CIPP

Losarini Sumartati1, Asih Aryani2


1
Balai Diklat Keagamaan Bandung, Kementerian Agama, Bandung
1
Balai Diklat Keagamaan Bandung, Kementerian Agama, Bandung
1 2
losarinisumartati@gmail.com; asiharyani@yahoo.com

Diterima: 10 Maret | Disetujui: 15 April | Dipublikasikan 22 April

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas hasil diklat aspek konteks, input, proses dan
produk. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menganalisis kegiatan
pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS di Balai Diklat Keagamaan Bandung. Penggaliaan data
bersumber dari data primer dan data skunder. Data primer berupa kata-kata, sikap atau
tindakan yang diperoleh melalui wawancara, observasi secara langsung maupun tidak langsung
yang diperoleh dari sumber utama, tim panitia, tim mentor, tim penguji dan peserta Latsar. Data
sekunder diperoleh melalui dokumen, kajian terdahulu, buku-buku, agenda rapat, dan yang
berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek
Conteks adalah sumber hukum yang diterbitkan LAN maupun Pusdiklat, aspek Input terdiri dari
empat komponen, yaitu; kurikulum yang sudah ditetapkan oleh LAN sebanyak 511 jp,
widyaiswara intern sebanyak 8 orang, ditambah widyaiswara dari luar Instansi, kepanitiaan
terdiri dari Penanggung jawab, Ketua, Sekretaris dan dua orang anggota dan peserta, terdiri
dari rata-rat 40 orang/angkatan (calon Dosen, calon Guru dan calon Pelaksana). Pada aspek
Proses, Kegiatan Pembelajaran Pembentukan Karakter dengan nilai rata-rata 83,74, Kegiatan
Pembelajaran Penguatan Kompetensi Teknis,dengan nilai rata-rata 91,56. Aspek Produk terdiri
dari: Rancangan Aktualisasi, dengan nilai rata-rata 86,80, Kegiatan Habituasi, dengan nilai rata-
rata 87,65 dan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi, dengan nilai rata-rata 87,81.

Kata Kunci: Evaluasi, Pelatihan Dasar, CIPP

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 59


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

Abstract
[EVALUASI PELATIHAN DASAR (LATSAR) CPNS KEMENTERIAN AGAMA
TAHUN 2019 DENGAN MODEL CIPP]. This study aims to evaluate the quality of the
results of the training in context, input, process and product aspects. This research method
uses a qualitative approach, analyzing the implementation of the CPNS Basic Training at
the Bandung Religious Education and Training Center. Data mining is sourced from
primary data and secondary data. Primary data in the form of words, attitudes or actions
obtained through interviews, direct or indirect observations obtained from the main
source, the committee team, the mentor team, the examiner team and the Latsar
participants. Secondary data is obtained through documents, previous studies, books,
meeting agendas, and those related to the problem being researched. The results showed
that the context aspect was the source of law published by LAN and Pusdiklat, the input
aspect consisted of four components, namely; The curriculum has been set by LAN as
many as 511 jp, internal lecturers as many as 8 people, plus a lecturer, prospective
teachers and prospective executors). In the aspect of the Process, Character Building
Learning Activities with an average score of 83.74, Learning Activities of Strengthening
Technical Competencies, with an average score of 91.56. Product Aspects consist of:
Actualization Design, with an average score of 86.80, Habituation Activities, with an
average value of 87.65 and Actualization Implementation Report, with an average value
of 87.81.

Keywords: Evaluation, Basic Training, CIPP

This work is licensed undera Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0


International License

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 60


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

PENDAHULUAN diselenggarakan oleh organisasi (instansi


Sebagai bagian dari warga negara, pemerintah, perusahaan maupun
seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) lembaga swadaya masyarakat) guna
mempunyai peranan yang turut memenuhi kebutuhan untuk mencapai
menentukan keberhasilan tujuan organisasi tersebut. Diklat
penyelenggaraan pembangunan. diselenggarakan oleh lembaga yang
Pardede & Mustam, (2017) mengatakan mempunyai tugas pokok dan fungsi
bahwa peran utama ASN sebagai kediklatan dan merupakan bagian dari
pelaksana peraturan perundang- sistem manajemen kepegawaian (Sdm &
undangan, menjalankan fungsi Rahmawati, 2017). Pelatihan adalah
manajemen pelayanan publik, proses yang secara sistematik harus
mengelola pemerintahan, manager, mengubah tingkah laku peserta
ataupun administrator. Seorang ASN pelatihan untuk melaksanakan tugas
harus memiliki kompetensi yang pokok dan fungsi yang akan dihadapi
diperlukan baik pengetahuan, sikap kelak di lapangan, dengan cara
maupun perilakunya, sadar akan melakukan perubahan pengetahuan,
tanggung jawabnya sebagai seorang perilaku, sikap dan keahlian, sesuai
pelayan masyarakat, dan harus bisa dengan bidang tugasnya (Rohaini et al.,
berperan sebagai perekat persatuan 2019). Sedangkan Mulyaningsih (2016,
dan kesatuan bangsa. Sosok ASN yang 277) mengatakan bahwa pendidikan dan
dibutuhkan adalah aparatur yang pelatihan merupakan salah satu investasi
memenuhi standar kompetensi pada diri seorang aparatur yang
jabatannya sehingga mampu nantinya siap dipergunakan apabila
melaksanakan tugas jabatannya secara diperlukan baik dalam melaksanakan
efektif dan efisien (Basuki, 2017). tugas-tugas pemerintahan,
Untuk bisa menciptakan Aparatur pembangunan maupun pelayanan
Sipil Negara (sebagai Sumber Daya masyarakat.
Manusia), tentunya bukan hal yang Kementerian Agama, sebagai salah
mudah, diperlukan peningkatan satu lembaga pemerintah, mempunyai
profesionalisme maupun wawasan banyak tenaga ASN yang terlibat dalam
pengembangan kenegaraan yang penyelenggaraan Negara, salah satunya
menjadi tanggung jawab pemerintah. adalah kegiatan pendidikan dan
Sumber daya manusia (SDM) merupakan pelatihan (Diklat). Pendidikan dan
salah satu faktor terpenting dalam pelatihan ini menjadi tugas pokok Pusat
sebuah organisasi, karena sumber daya Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)
manusia sangat menentukan Tenaga Teknis Kementerian Agama.
keberhasilan pencapaian tujuan Sesuai Keputusan Menteri Agama No. 1
organisasi tersebut (Anggraini, 2013). tahun 2003, bahwa Pusdiklat Tenaga
Pada pasal 70 Undang-undang Teknis Keagamaan mempunyai tugas
Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, dan fungsi untuk menyelenggarakan
dinyatakan bahwa peningkatan Diklat Tenaga Teknis Keagamaan yang
profesionalisme ASN, salah satunya bersifat nasional, dengan dibantu Balai
dapat dilakukan melalui kegiatan Diklat Keagamaan (BDK) sebagai Unit
pendidikan dan pelatihan (Diklat). Pelaksana Teknis Kediklatan di daerah.
Sudjana (2007) mendefinisikan pelatihan Sasaran Diklat adalah terwujudnya ASN
sebagai upaya pembelajaran, yang yang memiliki kompetensi sesuai

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 61


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

dengan persyaratan pada jabatannya perencanaan, pengorganisasian,


masing-masing (Kadarisman, 2015). pelaksanaan sampai ke tahap
Salah satu Diklat yang evaluasinya. Kegiatan Latsar CPNS ini
diselenggarakan pada lembaga ini yang menjadi rujukan langsung adalah
adalah Diklat Prajabatan, yaitu Diklat kebijakan yang dikeluarkan oleh
yang diperuntukkan bagi Calon Pegawai Lembaga Administrasi Negara,
Negeri Sipil (CPNS). Diklat Prajabatan Kementerian Agama tinggal
menurut Berliana (2014, 23) bertujuan melaksanakan sesuai dengan rambu-
untuk membekali peserta dengan rambu yang telah ditetapkan.
pengetahuan dasar tentang sistem Pola Latsar CPNS ini baru satu tahun
penyelenggaraan pemerintahan negara, berjalan dilaksanakan di berbagai
bidang tugas dan budaya organisasi instansi, termasuk Kementerian Agama.
agar mampu melaksanakan tugas serta Sebagai program yang baru
peranannya sebagai pelayan masyarakat, dilaksanakan, tentu saja masih perlu
terutama dalam pembentukan wawasan banyak sosialisasi, pembenahan di
kebangsaan. berbagai bidang, mulai dari tenaga
Sesuai dengan Peraturan LAN RI pengajar (widyaiswara), kepanitiaan,
Nomor 12 Tahun 2018, istilah Prajabatan sarana dan prasarana serta dukungan
diganti menjadi Pelatihan Dasar Calon dari atasan langsung peserta Latsar
Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS), yaitu sebagai mentor. Berdasarkan
pelatihan dalam masa prajabatan yang pengamatan awal, pelaksaanaan Latsar
dilakukan secara terintegrasi untuk CPNS 2019 di BDK Bandung, masih
memperkuat profesionalisme, terdapat kekurangan delapan
membangun semangat nasionalisme Widyaiswara tenaga administrasi untuk
dan kebangsaan, karakter yang unggul menangani 21 angkatan Latsar CPNS
serta kompetensi masing-masing sesuai (@40 orang/angkatan), dan
dengan tupoksinya atau diistilahkan dilaksanakan secara kontinyu dengan
dengan kompetensi bidang. waktu yang relatif singkat, mulai dari
Kegiatan Latsar CPNS dengan pola bulan Agustus hingga November 2019.
yang baru ini, terdiri dari tiga kegiatan, Untuk menangani masalah tersebut,
yaitu 18 hari pertama (177 jp) peserta solusi awal adalah mengambil
berada di instansi penyelenggara diklat, narasumber dari luar serta
30 hari berikutnya (320 jp) peserta diklat memberdayakan narasumber yang
berada di tempat tugasnya dan sudah purnatugas. Selain itu, masih
melaksanakan kegiatan habituasi, dan terdapat perbedaan persepsi beberapa
tiga hari terakhir (14 jp), peserta diklat coaching dalam pelaksanaan rancangan
kembali ke instansi penyelenggara untuk sampai pelaksanaan aktualisasi. Kondisi
melaksanakan seminar hasil aktualisasi. yang demikian ini menjadikan kegiatan
Formasi CPNS Kementerian Agama evaluasi sebagai hal yang tidak boleh
Tahun 2018 sekitar tujuh belas ribu diabaikan demi keberlangsungan
orang, yang terdiri berbagai bidang program ini di masa yang akan datang,
tugas; guru, dosen, penyuluh, penghulu, sekalipun kegiatan ini sering
tenaga adminstrasi dan sebagainya. merupakan bagian yang mendapat
Untuk melatih CPNS sebanyak ini respon rendah, karena sebagian
diperlukan penanganan yang serius dan berpendapat setelah selesai
terintegrasi, mulai dari kegiatan pelaksanaan, selesai pula kegiatan

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 62


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

tersebut. (Aryani, 2019). menginterpretasikan dan menyajikan


Tujuan umum sebuah evaluasi informasi sebagai dasar yang diambil
program pelatihan adalah untuk untuk kebijakan dalam melaksanakan
mendapatkan data sebagai bahan dasar program selanjutnya. Berhasil tidaknya
masukan bagi pengambilan keputusan: program kegiatan pendidikan dan
a) perencanaan program, pada aspek ini, pelatihan akan banyak bergantung pada
disusun lokasi program, tujuan, peserta kegiatan evaluasi yang dilakukan (Silvia,
pelatihan, widyaiswara, metode, teknik, 2015). Evaluasi penting bagi
media, dana, sarana dan prasarana, dan keberlangsungan sebuah program,
daya dukung lainnya; b) penghentian, karena akan menjadi dasar dalam
kelanjutan ataupun perluasan program pengambilan sebuah keputusan, apakah
pelatihan, tujuan ini biasanya akan dihentikan, diperbaiki, ditingkatkan
dilaksanakan pada saat program atau dilanjutkan (Sukardi, 2014).
berjalan (formatif) maupun setelah Pada umumnya, kegiatan evaluasi
program dilaksanakan (sumatif); c) pelaksanaan sebuah program, ada
modifikasi program pelatihan; d) faktor- empat kebijakan yang diambil, yaitu: a)
faktor yang mendukung ataupun menghentikan program, bila ternyata
menjadi penghambat program, yang program yang dijalankan tidak ada atau
salah satunya dapat diidentifikasi bahkan kurang manfaatnya, atau bisa
dengan menggunakan analisis SWOT juga tidak terlaksana sebagaimana
(Strenghts, Weaknesses, Opportunities tujuan yang diharapkan; b) merevisi
dan Threats); e) motivasi maupun program bila pelaksanaannya masih ada
pembinaan pengelolaan serta beberapa bagian yang kurang tepat; c)
pengembangan pelaksanaan program melanjutkan program bila ternyata
pelatihan;, dan f) pengembangan pelaksanaan kegiatan sudah sesuai
pengambilan landasan filosofis maupun dengan harapan dan memberikan hasil
yuridis sebuah evaluasi program. yang menguntungkan; dan d)
Evaluasi bukan hanya sekedar menyebarluaskan program bila ternyata
kegiatan pengumpulan data lewat pelaksanaan program berjalan sesuai
pengukuran, tetapi sebuah proses yang dengan yang diharapkan dan bisa
berlangsung mulai dari identifikasi dilaksanakan pada kegiatan serupa
outcome, yang berakhir pada sebuah dengan tempat dan waktu yang
pengambilan keputusan (Ismail, 2014), berbeda.
dan untuk menunjukkan apakah tujuan Konsep evaluasi yang digunakan
telah tercapai (Nuraini, 2019). Evaluasi dalam penelitian ini adalah konsep
program pelatihan didefinisikan sebagai evaluasi model CIPP (Context, Input,
kegiatan mengumpulkan, mengolah, Process and Product). (Hanun, M.Pd,
menganalisa, atau menafsirkan program 2018) menyatakan, CIPP ini pertama kali
pelatihan yang dapat dipergunakan diperkenalkan oleh Stufflebeam tahun
sebagai dasar pengambilan keputusan 1965 dengan tujuan utamanya
(Rohaini et al., 2019). Kegiatan evaluasi memperbaiki. Evaluasi model ini dapat
merupakan rangkaian kegiatan yang diterapkan dalam berbagai bidang,
seharusnya berjalan secara sistematis termasuk diantaranya evaluasi dalam
dan berkelanjutan, karena kegiatan ini kegiatan pendidikan dan pelatihan.
merupakan rangkaian untuk Model CIPP ini merupakan singkatan
mengumpulkan, mendeskripsikan, dari keempat huruf yang menjadi

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 63


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

dimensi utamanya, yaitu: a) Context, hasil setelah mengikuti kegiatan.


adalah latar belakang yang Secara sederhana, kerangka berfikir
mempengaruhi strategi-strategi apa penelitian ini digambarkan sebagai
yang akan dikembangkan dalam berikut:
kegiatan yang dilaksanakan.
Menggambarkan serta merinci
lingkungan, kebutuhan yang harus
dipenuhi, populasi dan sampel yang
akan dilayani, dan tujuan yang ingin
dicapai. Dalam penelitian ini yang
dijadikan context adalah landasan
kebijakan yang telah dikeluarkan oleh
Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan
Pusdiklat Kementerian Agama; b) Input,
bertujuan menyediakan semua hal Beberapa kegiatan pendidikan dan
termasuk informasi untuk menentukan pelatihan, sekalipun rutin dilaksanakan,
bagaimana menggunakan sumber daya masih belum mendapat hasil yang
yang sudah disediakan dalam mencapai diharapkan (Hanun, M.Pd, 2018;
tujuan program, dan strategi yang Mulyaningsih, 2016; dan Tulung, 2014),
dikembangkan dalam kegiatan yang dengan demikian, evaluasi menjadi
dilaksanakan. Input dalam penelitian ini sebuah kegiatan yang penting untuk
terdiri dari Kurikulum Diklat, widyaiswara dilaksanakan.
yang mengampu bidang ini, Kepanitiaan Lebih detailnya, temuan (Hanun,
yang akan mendampingi selama M.Pd, 2018) di Pusdiklat Teknis
kegiatan dilaksanakan serta peserta Keagamaan masih ada beberapa hal
yang mengikuti kegiatan; c) Process, yang perlu diperhatikan, yaitu: a)
diarahkan pada seberapa jauh kegiatan rekruitmen peserta Diklat belum
yang harus dilaksanakan dalam sebuah memaksimalkan penggunaan Sistem
kegiatan, apakah sudah terlaksana Informasi Kediklatan; b) Widyaiswara
sesuai dengan perencanaan maupun yang melaksanakan Dikjartih (mendidik,
pedoman yang telah ditetapkan yaitu mengajar dan melatih) masih missmatch,
pelaksanaan kegiatan riil di lapangan. sehingga hasilnya belum optimal; c)
Kegiatan pembelajaran yang terbagi kedisiplinan panitia rendah, yang
menjadi pelaksanaan kegiatan mengakibatkan kurang maksimal dalam
pembentukan karakter serta penguatan pelaksanaan tupoksinya; d) ada
kompetensi bidang teknis yang menjadi beberapa ukuran kelas maupun tempat
fokus dari aspek process dalam istirahat yang belum memenuhi standar,
penelitian ini; d) Product, yaitu sehingga kurang nyaman; e) kegiatan
digunakan untuk mengukur ekstrakurikuler minim karena pengajar
keberhasilan pencapaian tujuan atau masih terkonsentrasi pada pemberian
keberhasilan dari keputusan-keputusan materi; f) penyajian makanan masih
yang diambil untuk perbaikan dan monoton; g) ketersediaan anggaran
aktualisasi hasil pengembangan belum mencukupi kebutuhan, h) kualitas
pengetahuan, karakter maupun sikap ketersediaan sarana Diklat, internet dan
yang diperoleh peserta, baik hasil kelengkapan bahan ajar masih kurang.
selama kegiatan berlanggung maupun Tulung (2014), yang melakukan

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 64


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

penelitian tentang evaluasi Diklat PIM IV bidang spesialisasinya, dengan materi


di BDK Manado, didapatkan bahwa: a) yang cukup sulit untuk dimengerti oleh
pada komponen konteks Balai Diklat peserta pelatihan, sehingga
Keagamaan Manado sudah layak untuk berpengaruh terhadap keberhasilan
mengadakan Diklat PIM IV, sesuai Diklat. Demikian pula dengan hasil
dengan tupoksinya sebagai lembaga penelitian (Zakiyuddin, 2016) yang
Diklat. BDK Manado juga memiliki menyimpulkan bahwa secara umum
dukungan tiga Kanwil Kementerian pelaksanaan Program Diklat Administrasi
Agama, struktur organisasi jelas, sumber Kepegawaian (DAK) sudah cukup
daya manusia, fasilitas sarana dan berhasil, namun terdapat beberapa
prasarana serta dukungan kemitraan aspek/komponen yang perlu diperbaiki
dari berbagai instansi dan Perguruan dan ditingkatkan demi tercapainya
Tinggi; b) pada komponen input tujuan program. Penelitian
disimpulkan bahwa peserta yang (Mulyaningsih, 2016) menemukan
mengikuti Diklat PIM IV adalah mereka bahwa pada aspek peserta, masih ada
yang sedang memangku jabatan eselon ketidaksesuaian antara jabatan (tugas
IV pada Kantor Kementerian Agama dan pekerjaan sehari-hari) peserta pelatihan
Perguruan Tinggi Keagamaan di wilayah dengan materi diklat yang diikutinya.
kerja BDK Manado, serta memenuhi Minimnya fasilitas dan waktu observasi
persyaratan administrasi sebagaimana lapangan yang singkat, menjadikan
yang tercantum dalam pedoman pelaksanaan diklat tidak efektif
penyelenggaraan Diklat PIM IV. Untuk (Handayani et al., 2014). Pada hasil
komponen Widyaiswara Administrasi penelitian (Raharjo, n.d.), ditemukan
yang mengajar pada Diklat PIM IV masih bahwa nilai nasionalisme pada Diklat
sangat terbatas, sehingga masih Prajabatan dengan pola baru,
memfungsikan beberapa widyaiswara berpengaruh negatif terhadap kinerja
yang sudah purna bakti; c) pada pegawai. Demikian pula evaluasi
komponen proses ditemukan pelaksanaan kegiatan yang selama ini
widsyaiswara dalam hal penggunaan sudah dilakukan di BDK Bandung masih
metode mengajar masih kurang berupa rutinitas yang sifatnya kurang
memuaskan peserta Diklat karena bermakna, karena tindak lanjut dari
kurang menerapkan pendekatan evaluasi belum dapat diimplementasikan
andragogik; dan d) pada aspek telah secara komprehensif.
memenuhi kriteria sebagaimana yang Berdasarkan uraian di atas,
tertera pada panduan Diklat PIM IV. identifikasi masalahnya adalah masih
Temuan penelitian (Juanda, 2011) terdapat berbagai kendala yang
didapat bahwa beban mengajar untuk ditemukan dalam pelaksanaan Latsar
masing-masing Widyaiswara masih CPNS di BDK Bandung. Secara detail
terlalu banyak yaitu tiga sampai empat identifikasi masalah di atas dirumuskan
mata Diklat, dengan demikian menjadi sebagai berikut: a) bagaimana Context
pengaruh terhadap kesiapan dan Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2019 di
kualitas pembelajaran. Hal ini diperkuat Balai Diklat Keagamaan Bandung?; b)
dengan hasil penelitian (Israwati, 2019), bagaimana Input Pelatihan Dasar CPNS
menyatakan bahwa Widyaswara yang Tahun 2019 di Balai Diklat Keagamaan
mengajar pada Diklat Prajabatan tidak Bandung?; c) bagaimana Proses
semuanya berkompeten sesuai dengan Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2019 di

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 65


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

Balai Diklat Keagamaan Bandung?; dan pengumpulan data secara


d) bagaimana Produk Pelatihan Dasar gabungan/simultan yang dilakukan
CPNS Tahun 2019 di Balai Diklat melalui wawancara mendalam dengan
Keagamaan Bandung? para informan utama (key-informance),
Adapun manfaat yang diharapkan dilihat dari segi analisisnya, penelitian
dalam penelitian ini adalah: a) bagi kualitatif menggunakan analisis yang
akademisi, menjadi dasar pemikiran bagi bersifat induktif, yaitu analisis yang
pelaksanaan kegiatan Latsar CPNS di bertolak dari fakta-fakta atau data yang
masa mendatang, dan b) bagi praktisi, ditemukan di lapangan yang kemudian
akan menjadi ruang bertindak secara dikonstruksi menjadi sebuah teori,
cepat dan akurat pada pelaksanaan dilihat dari segi fokusnya, penelitian
kegiatan Latsar CPNS di masa yang akan kualitatif tidak terfokus pada
datang. generalisasi, melainkan lebih
menekankan pada makna yang
METODE PENELITIAN mendalam yang terdapat pada fakta-
Penelitian evaluatif ini bertujuan fakta atau data tersebut (Nata, 2009).
untuk mendeskripsikan dan Lokasi penelitian adalah Balai Diklat
menganalisis kegiatan pelaksanaan Keagamaan Bandung yang
Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS di Balai melaksanakan kegiatan Pelatihan Dasar
Diklat Keagamaan Bandung. Pendekatan CPNS tahun 2019 (Latsar CPNS 2019),
yang digunakan kualitatif yang berakar sebanyak 21 angkatan. Sedangkan
pada latar alamiah sebagai keutuhan subyek penelitian adalah seluruh pihak
dan mengandalkan manusia sebagai alat yang terkait dalam pelaksanaan Latsar
penelitian, mengarahkan sasaran CPNS 2019, yaitu tim Widyaiswara, tim
penelitian pada usaha menemukan teori panitia pelaksana, tim mentor, tim
dan dasar, mementingkan proses dari penguji dan peserta.
pada hasil (Moleong, 2011:27). Pengumpulan data dilakukan
Penelitian kualitatif adalah melalui wawancara, observasi dan studi
rangkaian kegiatan atau proses dokumentasi. Wawancara dilakukan
penyaringan data ataupun informasi kepada Widyaiswara, tim panitia
yang bersifat sewajarnya, seadanya pelaksana, tim mentor, tim penguji dan
mengenai sesuatu masalah atau peserta. Observasi atau pengamatan
kejadian dalam kondisi, aspek atau dilakukan baik langsung maupun tidak
bidang tertentu dalam kehidupan langsung selama kegiatan Latsar CPNS.
obyeknya (Nawawi, 2007; 27). dan studi dokumentasi melalui telaah
Karakteristik penelitian kualitatif jika dokumen, kajian-kajian terdahulu, buku-
dilihat dari sifatnya, bersifat baru, dari buku, agenda rapat, dan lain-lain yang
sisi tujuannya adalah untuk berhubungan dengan topik penelitian.
mendapatkan makna yang mendalam,
menyeluruh, komprehensif dan dari sisi
instrumennya adalah peneliti sebagai
instrumennya sehingga peneliti harus
memiliki wawasan mendalam tentang TEMUAN DAN PEMBAHASAN
masalah yang diteliti, dilihat dari segi a. Context
teknik pengumpulan datanya, penelitian Pada aspek context ini, yang
kualitatif menggunakan teknik dimaksud adalah latar belakang yang

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 66


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

mempengaruhi strategi-strategi apa Pasal (Pasal 1 – Pasal 5), 2) Bab II,


yang akan dikembangkan dalam Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS,
kegiatan yang dilaksanakan. Pada yang terdiri dari 5 Pasal (Pasal 6 – Pasal
penyelenggaraan Latsar ini, Balai Diklat 10), 3) Bab III, Kurikulum Pelatihan Dasar
Keagamaan Bandung tidak terlepas dari CPNS yang terdiri dari 4 Pasal (Pasal 11 –
panduan sumber hukum yang menjadi Pasal 14), 4) Bab IV, Kepesertaan
pijakan seluruh pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS, yang terdiri dari 2
kegiatannya, yaitu: sumber hukum yang Pasal (Pasal 15 – Pasal 16), 5) Bab V,
diterbitkan LAN maupun Pusdiklat. Evaluasi Pelatihan Dasar CPNS, yang
Dasar hukum tersebut adalah; 1) terdiri dari 5 Pasal (Pasal 17 – Pasal 21),
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 6) Bab VI, Pengawasan Pengendalian,
2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil yang terdiri dari 4 Pasal (Pasal 22 – Pasal
Negara, 2) Undang-undang Nomor 5 25), 7) Ban VII, Pembiayaan Pelatihan
tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Dasar CPNS, yang terdiri dari 2 Pasal
Negara, 3) Perkalan Nomor 25 Tahun (Pasal 26 dan Pasal 27), 8) Bab VIII,
2017 tentang Pedoman Ketentuan Lain-lain, yang terdiri dari 3
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pasal (mulai Pasal 28 – Pasal 30) dan
Pegawai Negeri Sipil Golongan III, 4) terakhir 9) Bab IX, Penutup yang terdiri
Perkalan Nomor 12 Tahun 2018 tentang dari 2 Pasal (dari Pasal 31 – Pasal 32).
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Perubahan peraturan ini didasarkan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, 5) pada kepentingan penyempurnaan
Peraturan Menteri Agama Nomor 59 serta pengayaan pada konsep Diklat
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Prajabatan yang dikembangkan dengan
Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan desain Diklat terintegrasi sesuai dengan
Keagamaan, 6) Peraturan Menteri perkembangan dan dinamika sebuah
Agama Nomor 75 Tahun 2015 tentang jabatan serta penguatan kompetensi
Penyelenggaraan Pendidikan dan sesuai bidang jabatan yang melekat
Pelatihan pada Pegawai Kementerian pada tiap-tiap ASN.
Agama, 7) Daftar Isian Pelaksaanaan Harapan tertinggi dari perubahan
Anggaran (DIPA) Petikan Balai Diklat peraturan ini adalah terbentuknya
Keagamaan Bandung Nomor SP DIPA- karakter PNS serta kemampuan dalam
025.11.2.426191/2019 tanggal 05 bersikap dan bertindak secara
Desember 2018, dan 8) Keputusan profesional dalan pengelolaan masalah
Kepala Balai Diklat Keagamaan Bandung keragaman dan sosiokultural yang
Nomor: 203/Bdl.05/04/2018 tanggal 16 berkonsep whole of goverment atau one
April 2018 tentang Panitia goverment dengan landasan utama
Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS kedudukan serta peran PNS dalam
Golongan III Tahun 2019. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Secara khusus, yang menjadi (NKRI) sebagai wujud nyata bela negara
panduan terbaru pelaksanaan Latsar dalam setiap pelaksanaan tugasnya
CPNS ini adalah Peraturan Kepala LAN sehari-hari.
Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan b. Input
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (poin 4 1. Kurikulum
di atas). Perkalan ini terdiri dari: 1) Bab I, Kurikulum yang digunakan
Ketentuan Umum, yang terdiri dari 5 pada Latsar CPNS 2019, merupakan

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 67


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

kurikulum terbaru yang sudah calon Dosen, calon Guru dan calon
disahkan oleh instansi pembina yaitu Pelaksana, yang tersebar dari
Lembaga Adminstrasi Negara (LAN), Kemenag Kota dan Kabupaten di
yang dituangkan dalam Peraturan Jawa Barat, UIN SGD Bandung dan
Lembaga Administrasi Negara Nomor IAIN Syekh Jati Cirebon.
12 tahun 2018, dengan definisi yang 2. Widyaiswara
dijelaskan pada Pasal 1 point 8 yang Widyaiswara yang terlibat dalam
berbunyi: proses pembelajaran Latsar ini terdiri
"Pelatihan Dasar CPNS adalah dari delapan Widyaiswara
pengembangan dan pelatihan Administrasi BDK Bandung, ditambah
dalam masa prajabatan yang dengan Widyaiswara dari Pusdiklat
dilakukan secara terintegrasi Administrasi, Lembaga Administrasi
untuk membangun integritas Negara, Pejabat Struktural, TNI
moral, kejujuran, semangat dan (khusus untuk mata diklat
motivasi nasionalisme dan Kesiapsiagaan Bela Negara), dan
kebangsaan, karakter kepribadian beberapa Widyaiswara yang sudah
yang unggul dan bertanggung purna tugas.
jawab dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi
bidang”.
Kurikulum yang terbaru ini,
terdapat tujuh komponen, yaitu; (a)
Jumlah jam pelatihan 511 JP, @10
JP/hari, (b) Metode pembelajaran;
Ceramah 25%, Diskusi 25% dan
Praktek 50%, (c) Kegiatan
Pembelajaran, terdiri dai 14 mata
diklat, yaitu; Dinamika Kelompok,
Grafik 1. Penilaian Peserta Terhadap
Muatan Teknis Substansi Lembaga Widyaiswara
(MTSL), Konsepsi Akualisasi, Wawasan
Kebangsaan, Analisis Isu Dalam evaluasi program Diklat
Kontemporer, Kesiapsiagaan Bela diperlukan standar penilaian sesuai
Negara, Akuntabilitas PNS, kategori seperti yang tecantum pada
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Surat Keputusan Kepala Badan
Mutu, Anti Korupsi, Manajemen ASN, Litbang dan Diklat Nomor 60 Tahun
Whole of Government (WoG) dan 2012 tentang Standar Kediklatan
Pelayanan Publik, (d) Metode Diklat; Teknis Kementerian Agama
Ceramah, Diskusi dan Praktek, (e) menyatakan bahwa hasil penilaian
Tenaga Pengajar, 8 (delapan) orang terhadap Widyaiswara secara
Widyaiswara Administrasi, (f) Alat kumulatif minimal 76. Sedangkan di
bantu latihan, terdiri dari Laptop, Balai Diklat Keagamaan Bandung
printer, plipchart, whiteboard, berdasarkan hasil rapat kerja BDK
soundsystem, dan LCD. (g) Peserta, Bandung disepakati bahwa hasil
terdiri dari 40 orang/angkatan, penilaian terhadap widyaiswara
kecuali angkatan XXI, terdiri dari 20 secara kumulatif minimal 80. Dalam
orang peserta. Peserta terdiri dari tabel terlihat bahwa rerata nilai

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 68


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

terendah 85.15, sedangkan rata-rata Dengan tuntutan kehidupan pada


nilai tertinggi 94.93, dan nilai rata- abad revolusi industri 4.0 serta
rata peserta terhadap widyaiswara menyongsong era Society 5.0, dimana
adalah 90.49. Dengan hasil penilaian tuntutan communicative skill,
peserta terhadap widyaiswara 90.49, collaborative skill, critical thingking
maka terlihat bahwa nilai rata-rata skill dan creative skill, menjadi
widyaiswara sudah di atas standar tuntutan para pengajar termasuk
minimal penilaian widyaiswara (80). widyaiswara, maka pengajar inipun
Pelatihan Latsar ini, adalah salah satu dituntut untuk segera berpindah atau
pelatihan yang berorientasi pada bermigrasi pada metode atau strategi
tercapainya kebutuhan individu pembelajaran yang lebih responsif
dalam upaya memenuhi komunitas terhadap perkembangan zaman
tertentu, khususnya semua pegawai (Wahyuni, 2020, 200)
yang ada di bawah naungan Seorang widyaiswara profesional,
Kementerian Agama. Kompetensi sebagaimana dikemukakan oleh
yang diperoleh peserta ketika Sudjana, (2007) disyaratkan memiliki
mengikuti kegiatan Latsar, akan kemampuan dasar: a) akademik,
sangat dipengaruhi oleh tingkat yaitu kemampuan penguasaan materi
kompetensi pengajar yang pelatihan yang mencakup
berinteraksi dengannya selama kurun penguasaan wawasan dan
waktu yang telah ditetapkan. Dari pengembangan keilmuan yang sesuai
perolehan penilaian widyaiswara yang dengan tanggung jawab mata diklat
diatas rata-rata standar minimal, yang diembannya, sesuai latar
menunjukkan bahwa widyaiswara belakang pendidikan dan TOT
sudah kompeten. (Trainer of Traine)nya; b)
Label kompeten yang diperoleh kemampuan personal, yaitu integritas
widyaiswara ini, tidak terlepas dari terhadap kematangan berfikir dan
pembinaan yang selama ini dilakukan bertindak, pengelolaan emosi, serta
baik oleh Pusdiklat Tenaga memiliki motivasi internal yang kuat;
Administrasi, Balai Diklat Keagamaan c) kemampuan sosial yang berkaitan
Bandung sebagai pelaksana, maupun dengan kecakapannya dalam
LAN sebagai instansi Pembina. Pola membina hubungan yang baik
Latsar yang baru ini menuntut sesama widyaiswara, dengan panitia
widyaiswara menguasai seluruh dan peserta, mewujudkan suasana
substansi yang akan diberikan pada saling asah, saling asih dan saling
peserta, karena seorang fasilitator asuh.
yang baik itu harus merencanakan 3. Kepanitiaan
kegiatan dengan baik, memberikan Untuk kelancaran pelaksanaan
tugas yang jelas serta memeriksanya, Latsar, dibentuk kepanitiaan dengan
membahas tugas-tugas mahasiswa, susunan sebagai berikut;
bersama peserta mempraktekkan Penanggung Jawab, Ketua, Sekretaris
penerapan konsep, melakukan dan dua orang anggota. Berikut ini
komunikasi yang baik dengan sabar adalah grafik penilaian peserta Diklat
dan fleksibel, dan mengembangkan terhadap kepanitiaan yang terdiri dari
keterampilan dalam pengelolaan aspek yaitu kepesertaan, kepanitiaan,
waktu dalam pembelajaran. akomodasi, kurikulum, konsumsi dan

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 69


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

sarana diklat. CPNS), sudah dilakukan uji coba dan


evaluasi dengan baik oleh Instansi
Pembina, dalam hal ini Lembaga
Administrasi Negara.
Penyusunan kurikulum yang
dilaksanakan, sudah didasarkan pada
lima prinsip, sebagaimana disyaratkan
oleh Sudjana (2007), yaitu: a) kurikulum
didasarkan pada upaya mewujudkan
tatanan baru yang sesuai dengan
budaya masyarakat, b) kurikulum yang
didasarkan pada msyarakat baru yang
lebih demokratis, c) kurikulum yang
didasarkan pada misi perguruan tinggi
yang dikondisikan pada kekuatan sosial,
Grafik 2. Penilaian Peserta Terhadap Panitia budaya dan ekonomi, d) peserta
pelatihan sebagai sumber daya yang
Dari grafik tersebut, terlihat bahwa nilai penting dalam rekonstruksi sosial
tertinggi diperoleh pada aspek melalui kegiatan akademik dan e)
kepesertaan dan kurikulum (89.41) kurikulum harus mampu memecahkan
sedangkan nilai terendah terdapat pada krisi sosial, ekonomi dan budaya dalam
aspek konsumsi (88.01). kehidupan bermasyarakat.
Aspek kepersertaan mendapat Aspek konsumsi mendapat nilai
nilai tertinggi, karena peserta sudah terendah walaupun masih dalam
dialokasikan dalam anggaran pada kategori baik. Pertama, ini bukan
tahun berjalan dengan pendataan yang diakibatkan oleh menu makanan atau
rapi, peserta dapat mempersiapkan penyajian yang kurang baik, tetapi lebih
segala sesuatu yang berkaitan dengan karena beberapa jenis menu tidak
pelaksanaan kegiatan pada rentang familiar atau belum cocok dengan lidah
waktu yang cukup lama. Jika peserta peserta Diklat yang berasal dari 26 kota
sudah bertugas di masing-masing dan kabupaten di Jawa Barat, yang
tempat tugasnya, maka mereka bisa sangat beragam menu lokalnya. Kedua,
mempersiapkan penugasan yang akan peserta bosan dengan rutinitas pola
diserahkan kepada rekan sejawatnya makan yang terjadwal ketat, seringkali
dengan baik. Seorang calon peserta ketika tiba waktu makan, mereka belum
yang bertugas sebagai guru, misalnya, merasa lapar, sehingga mereka
maka jauh-jauh hari dia sudah mengurangi porsi atau tidak makan.
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan 4. Peserta
Pembelajaran (RPP), materi yang harus Kepersertaan terdiri dari 40
dibahas selama mengikuti Latsar, dan orang/angkatan, kecuali angkatan XXI
lain-lainnya pada guru rekan sejawatnya hanya 20 orang, terdiri dari calon
yang akan menggantikan posisinya di Dosen, calon Guru dan calon Pelaksana.
kelas. Tabel 1. Rata-rata Nilai Akhir Peserta
Di aspek kurikulum, mendapat
nilai tertinggi pula, karena Kurikulum
Latsar dengan pola baru (Perkalan No.
12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 70


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

c. Proses
1. Kegiatan Pembelajaran
Pembentukan Karakter
Kegiatan pembelajaran untuk
pembentukan karakter ini terdiri dari
tiga mata diklat, yaitu; Wawasan
Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela
Negara (6 jp), Analisis Isu
Kontemporer (9 jp) dan
Berdasarkan Perkalan No. 12
Kesiapsiagaan Bela Negara (30 jp).
Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar
CPNS disebutkan bahawa kualifikasi
Tabel 2. Rata-rata Nilai Sikap dan
penilaian evaluasi peserta Pelatihan
Perilaku Peserta
Dasar CPNS ditetapkan: sangat
memuaskan (skor 90,01 – 100);
memuaskan (skor 80,01 – 90,0); cukup
memuaskan (skor 70,01 – 80,0); kurang
memuaskan (skor 60,01 – 70,0); dan
tidak memuaskan (skor ≤ 60). Dan
peserta Pelatihan Dasar CPNS
dinyatakan lulus apabila memperoleh
kualifikasi paling rendah cukup
memuaskan. Dari tabel terlihat bahwa
nilai akhir peserta rata-rata 86.73, ini
berada pada rentang memuaskan, dan
dinyatakan lulus. Pada Pasal 18 dijelaskan bahwa
Nilai rata-rata tertinggi terjadi penilaian sikap perilaku mendapat bobot
pada Angkatan XI, sebesar 90,65. Hal ini 10%, yang diuraikan sebagai berikut: a)
dimungkinkan kemampuan dari Lembaga Terakreditasi (dalam hal
pengetahuan peserta yang memang ini Balai Diklat Keagamaan Bandung)
sudah bagus. Setelah dilakukan kroscek, sebesar 5%, dan b) dari Instansi
ternyata hampir 40% peserta di Pemerintah asal peserta (dalam hal ini
Angkatan XI ini dari formasi Dosen. UIN Bandung, IAIN Cirebon dan Kantor
Wajar bila mereka memiliki kemampuan Kementerian Agama tiap kabupaten
akademik yang bagus sebab berijazah atau Kota di Jawa Barat) sebesar 5%.
S2 dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Pada tabel 2 di atas, Nilai sikap yang
Universitas Padjajaran (Unpad), dan diperoleh peserta terdiri dari dua aspek,
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). yaitu sikap yang diobservasi oleh BDK
Kemampuan mereka dalam menyerap Bandung (5%) dan nilai sikap yang
materi yang diberikan Widyaiswara diberikan oleh satkernya (5%). Nilai
sangat cepat dan tepat, komunikasi Sikap yang diberikan kepada peserta,
dalam kegiatan berdiskusi terjadi terdiri dari empat aspek, yaitu: a)
dengan lancar. Hampir 95% soal-soal Kedisiplinan (1%); b) kepemimpinan
ujian dikerjakan dengan waktu yang (2%); c) kerjasama (1%); dan d) Prakarsa
singkat. (1%) . Aspek sikap ini dilihat dari seluruh
kegiatan peserta, baik di kelas, di
lapangan ketika melaksanakan kegiatan

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 71


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

Bela Negara, di asrama, ketika d. Produk


melaksanakan kegiatan di luar 1. Rancangan Aktualisasi
pembelajaran. Di Satker, ketika mereka
melaksanakan kegiatan habituasi, yang Tabel 4. Rata-rata Nilai Rancangan
langsung dibimbing oleh mentor Aktualisasi
masing-masing yang sekaligus pula
atasannya langsung. Jadi komposisi total
nilai sikap secara keseluruhan sebesar
10%.

2. Kegiatan Pembelajaran Penguatan


Kompetensi Teknis
Kegiatan pembelajaran untuk
penguatan kompetensi teknis terdiri
dari: (a) Nilai-nilai Dasar PNS:
Akuntabilitas PNS, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi, dengan masing-masing
jumlah jp adalah 12 jp (9 jp teori dan
3 jp praktek); dan (b) Kedudukan dan Rancangan aktualisasi ini dinilai
Peran PNS dalam NKRI. berdasarkan beberapa aspek, 1) kualitas
penerapan isu, dengan poin tertinggi
Tabel 3. Rata-rata Nilai Penguatan pada isu yang diangkat aktual dan
Kompetensi Bidang berdampak pada unit kerja atau cakupan
yang lebih luas. Misalnya bila peserta
sebagai seorang guru, maka isu yang
paling hangat dalam proses
pembelajaran adalah bagaimana dia
dapat memformulasikan kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan,
tidak membuat peserta didik merasa
bosan dan hal terpentingnya, bagaimana
mengoptimalkan pembelajaran di kelas
dengan sarana dan prasarana
pembelajaran yang terbatas, agar
suasana kelas tidak menjadi hal yang
membuat peserta didik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran tidak surut
(Nurjanah dan Aryani, 2020, 220); 2)
jumlah kegiatan yang dilaksanakan pada
saat aktualisasi; 3) kualitas kegiatan
dengan poin tertinggi pada Kegiatan
yang dipilih relevan dengan
penyelesaian isu, penyusunan tahapan
tergambar jelas; 4) relevansi kegiatan
dengan aktualisasi; dan 5) teknik
komunikasi

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 72


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

2. Kegiatan Habituasi III. Sedangkan nilai rata-rata keseluruhan


Tabel 5. Rata-rata Nilai Penguatan kegiatan habituasi ini sebesar 87,65. Hal
Kompetensi Bidang ini menunjukkan bahwa kegiatan
habituasi ini mendapat respon yang
positif dari lingkungan kerja masing-
masing peserta. Ini sejalan dengan
pendapat Samani dan Haryanto dalam
Modul Latsar CPNS Habituasi (Utomo W.
dkk., 2017) tentang habituasi, agenda
habituasi digunakan untuk
menghasilkan suatu penciptaan situasi
dan kondisi tertentu yang
memungkinkan peserta melakukan
proses pembiasaan untuk berperilaku
sesuai kriteria tertentu. Penciptaan
situasi ini dimaksudkan untuk
pembentukan karakter baik karakter diri
yang ideal melalui proses internalisasi
maupun pembiasaan diri melalui
Kegiatan habituasi ini adalah intervensi tertentu yang akan dilakukan
kegiatan yang dilaksanakan peserta di pada pelaksanaan tugas jabatan di
tempat tugasnya masing-masing, tempat kerjanya. Intervensi ini diciptakan
dengan pengawasan mentor yang untuk memicu timbulnya suatu respon
sekaligus atasannya langsung di tempat yang diawali dari hal-hal kecil atau yang
tugasnya. Pada kegiatan habituasi ini,
paling mendasar dibutuhkan di tempat
dilakukan pula penilaian sikap dan
kerjanya, diantaranya aktivitas rutin
penilaian kompetensi bidang oleh dalam menyelesaikan pekerjaan, kualitas
satkernya. Nilai Habituasi yang diberikan kerja, jam kerja, kedisiplinan, cara dan
oleh satkernya dikirimkan secara etika memberikan pelayanan kepada
tertutup kepada panitia di BDK
konsumen, komunikasi dengan sesama
Bandung, bisa melalui email ataupun pegawai atau dengan pimpinan, dll.
alat komunikasi lainnya. Sehingga
penilaian semacam ini akan menjaga 3. Laporan Pelaksanaan Aktualisasi
marwah peserta, baik sesama teman Laporan Pelaksanaan aktualisasi
sejawatnya maupun pihak-pihak lain dikerjakan oleh peserta diklatdi tempat
yang tidak berkepentingan. Nilai kerjanya selama masa off campus, baik
Habituasi yang diberikan oleh satkernya harian, mingguan atau periode tertentu
masing-masing akan diolah sekaligus
sesuai kesepakatan bimbingan dengan
dengan nilai-nilai pada berbagai aspek Coach dan mentor dengan
yang diberikan oleh BDK, pada memanfaatkan berbagai macam media
pembahasan sebelumnya pada Tabel komunikasi untuk mempermudah
Rata-rata Nilai Sikap dan Perilaku
komunikasi dalam proses
Peserta (setelah digabung menjadi pembimbingan. Pelaksanaan
sebesar 10% dari porsi keseluruhan). pembimbingannya dimulai dari hari
Dari Tabel 5 diatas, nilai tertinggi pertama peserta pelatihan kembali ke
(94,325) diperoleh angkatan XIV dan tempat kerja hingga peserta kembali ke
nilai terendah (71,7) diperoleh angkatan

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 73


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

tempat pelatihan. Setelah menyelesaikan teknik komunikasi dengan nilai terbesar


laporan aktualisasi, kemudian peserta pada aspek kemampuan menjelaskan
Pelatihan Dasar CPNS dituntut untuk hasil aktualisasi dengan baik dan
mempresentasikan hasil aktualisasi. mampu merespon pertanyaan dari para
Berikut ini adalah rata-rata nilai penguji.
pelaksanaan aktualisasi untuk masing- Ketiga poin di atas, diwujudkan
masing angkatan. peserta dalam bentuk laporan aktualisasi
dengan format yang sudah ditentukan.
Tabel 6. Rata-rata Penilaian Terdiri dari lima bab (Pendahuluan,
Pelaksanaan Aktualisasi Analisis Isu dan Gagasan Solusi,
Rancangan Aktualisasi, Pelaksanaan
Aktualisasi dan Penutup). Laporan ini
mereka susun setelah melaksanakan
kegiatan habituasi dengan waktu yang
telah ditentukan. Kegiatan mulai dari
rancangan aktualisasi sampai menjadi
laporan aktualisasi, dibimbing oleh
seorang coach, yang sudah ditunjuk
sesuai bidang garapannya. Coach ini
bisa widyaiswara, atau pejabat struktural
BDK. Seorang coach mendampingi 5 –
10 peserta.
Contoh-contoh Laporan Aktualisasi
yang sudah dilaksanakan oleh peserta
Nilai pelaksanaan aktualisasi adalah:
didasarkan pada beberapa komponen, Tabel 7. Contoh Laporan Aktualisasi
yaitu: 1) kualitas pelaksanaan kegiatan
dengan poin tertinggi bila peserta
mampu melaksanakan seluruh kegiatan
yang sudah direncanakan dan
melahirkan gagasan kreatif dengan
persetujuan pembimbing; 2) kualitas
aktualisasi, dengan aspek tertinggi pada
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dan
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
yang mendasari kegiatan bermanfaat
bagi stakeholder dan/atau pimpinan,
berkontribusi terhadap pencapaian visi,
misi dan tujuan organisasi, serta
memperkuat nilai organisasi; dan 3)
Bandung tidak terlepas dari panduan
PENUTUP sumber hukum yang menjadi pijakan
1. Simpulan seluruh pelaksanaan kegiatannya,
Berdasarkan pembahasan di atas, maka yaitu: sumber hukum yang
disimpulkan: diterbitkan LAN maupun Pusdiklat.
a) Conteks Pelatihan Dasar CPNS Tahun b) Input Pelatihan Dasar CPNS Tahun
2019 di Balai Diklat Keagamaan 2019 di Balai Diklat Keagamaan

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 74


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

Bandung terdiri dari empat d) Produk Pelatihan Dasar CPNS Tahun


komponen, yaitu; 1) kurikulum yang 2019 di Balai Diklat Keagamaan
sudah ditetapkan oleh LAN, Bandung, terdiri dari: 1) Rancangan
sebanyak 511 jp; 2) widyaiswara Aktualisasi, diperoleh nilai rata-rata
sebanyak 8 orang berasal 86,80; 2) Kegiatan Habituasi,
dari BDK Bandung, Pusdiklat diperoleh nilai rata-rata 87,65; dan 3)
Administrasi, Lembaga Administrasi Laporan Pelaksanaan Aktualisasi,
Negara, Pejabat Struktural, TNI dan diperoleh nilai rata-rata 87,81.
beberapa Widyaiswara yang sudah
purna tugas; 3) kepanitiaan, terdiri 2. Rekomendasi
dari Penanggung Jawab, Ketua, Dari simpulan di atas tergambar bahwa
Sekretaris dan dua orang anggota; kegiatan Pelatihan Dasar CPNS 2019 di
dan 4) peserta, terdiri dari 40 Balai Diklat Keagamaan Bandung sudah
orang/angkatan, kecuali angkatan berjalan dengan baik, tinggal
XXI hanya 20 orang, terdiri dari mempertahankan dan meningkatkan
calon Dosen, calon Guru dan calon kegiatan yang sudah berjalan. Perlu ada
Pelaksana penelitian lebih lanjut untuk menambah
c) Proses Pelatihan Dasar CPNS Tahun kedalaman penelitian ini.
2019 di Balai Diklat Keagamaan
Bandung terbagi menjadi: 1)
Kegiatan Pembelajaran
Pembentukan Karakter, diperoleh
nilai rata-rata 83,74; dan 2) Kegiatan
Pembelajaran Penguatan
Kompetensi Teknis, diperoleh nilai
rata-rata 91,56.

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 75


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D. (2013). Pengembangan Kompetensi Aparatur Di Badan Perencanaan Dan


Pembangunan Daerah Kota Samarinda (Studi Evaluasi Keputusan Kepala BAdan
Kepegawaian Negara No 43 Tahun 2001 Tentang Standar Kompetensi Jabatan Struktural).
EJournal Ilmu Pemerintahan.

Aryani, Asih. 2019. Supervisi Kepala Madrasah untuk Meningkatkan Kompetensi Paedagogik Guru.
Sekolah Pasca Sarjana Uninus. Bandung. Tidak Diterbitkan

Basuki, A. (2017). Efektivitas Implementasi Diklat Prajabatan Kategori I dan II (Sesuai Peraturan
Kepala LAN RI Nomor 18 Tahun 2014). Jurnal Lingkar Widyaiswara, Edisi 4(4), 29–40.

Berliana, Anne. (2014). Factor Motivasi untuk Menumbuhkan Belajar Peserta Diklat. Jurnal
Inspirasi Volume 5 No 2, September 2014: 23-28

Handayani, W. T., Suryono, A., Said, A., Publik, J. A., Administrasi, F. I., & Brawijaya, U. (2014).
Efektivitas Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pegawai Negeri Sipil. (
Studi di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Probolinggo ). Jurnal Administrasi Publik
(JAP).

Hanun, M.Pd, F. (2018). Evaluasi Penyelenggaraan Diklat Di Kementerian Agama. EDUKASI: Jurnal
Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, 16(2), 191–203.
Diambil kembali dari, https://doi.org/10.32729/edukasi.v16i2.477

Ismail, Fajri. 2014. Evaluasi Pendidikan. Tunas Gemilang. Palembang

Israwati. (2019). Efektivitas Pelaksanaan Diklat Prajabatan pada Badan Kepegawaian Pendidikan
dan Pelatihan Kabupaten Mamasa. Jurnal Ilmu Pemerintahan & Ilmu Komunikasi, 4(2).

Juanda. (2011). Program Evaluation on Job Training for Pre Position Level III. Jurnal Evaluasi
Pendidikan,2(1).

Kadarisman, M. (2015). Analisis Pendidikan dan Pelatihan Dasar Keinstrukturan dalam


Meningkatkan Kualitas Instruktur. Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia, 4(1), 45.

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Mulyaningsih. (2016). Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Kompetensi Sumber Daya
Aparatur (Studi di Badan Kepegawaian Daerah Kota Magelang). Jurnal Administrative
Reform, 4(4).

Nata, Abuddin. 2009. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Pers.

Nawawi, Hadari. 2007. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 76


p-ISSN 1979-9624 Jurnal Perspektif
e-ISSN 2776-3900 Vol. 14, No. 1, Juni 2021

Nuraini, N. (2019). Evaluasi Reaksi Peserta pada Penyelenggaraan Diklat di Pusdiklat Tenaga
Teknis Pendidikan dan Keagamaan Tahun 2018. Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan
Dan Keagamaan, 7(1), 1–17.
Diambil kembali dari, https://doi.org/10.36052/andragogi.v7i1.66

Nurjanah dan Aryani. (2020). Meningkatkan Hasil dan Motivasi Belajar Peserta Didik melalui
Model Problem Based Learning. Tatar Pasundan Jurnal Diklat Keagamaan Volume 14
Nomor 2 Tahun 2020. pISSN 2085 – 4005, eISSN 2721 – 2866

Pardede, A. C., & Mustam, M. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri Sipil
Dalam Rangka Reformasi Birokrasi Di Kabupaten Semarang. Journal of Public Policy and
Management Review.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 tahun 2018

Raharjo, T. (n.d.). Efektivitas Diklat Prajabatan Pola Baru bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Kementerian Keuangan. Politeknik Keuangan Negara STAN.

Rohaini, R. A., Hidayat, N., & Sutisna, E. (2019). Evaluasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil dalam Mendukung Terwujudnya Sumberdaya Manusia Profesional Berkarakter.
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN.
Diambil kembali dari, https://doi.org/10.33751/jmp.v7i1.953

Sdm, D., & Rahmawati, A. (2017). Efektivitas program penyelenggaraan Diklat SDM. Jurnal Ilmiah
Manajemen Publik Dan Kebijakan Sosial.

Silvia, Mareta Mega. 2015. Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pendamping
Program Keluarga Harapan (PKH) Angkatan VIII di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan
Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah. Universitas
Negeri Yogyakarta

Sudjana. 2007. Sistem & Manajemen Pelatihan, Teori dan Aplikasi. Bandung. Falah Production

Sukardi, 2014. Evaluasi Program Kependidikan dan Kepelatihan. Jakarta: Bumi Aksara.

Tulung, J. M. (2014). Evaluasi Program Pendidikan Dan Pelatihan Kepimpinan Tingkat IV Di Balai
Diklat Keagamaam Manado. Journal “Acta Diurna.”

Utomo, W. dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi. Jakarta. LAN

Wahyuni, Leni Sri. (2020). Membangun Kompetensi Abad 21 melalui Metode Constructive
Controversy pada Pembelajaran Bahasa Inggris. Tatar Pasundan Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866 Volume XIV Nomor 2 Tahun 2020: 199-208.

Zakiyuddin, F. (2016). Evaluasi Program Diklat Administrasi Kepegawaian Pada Balai Diklat
Keagamaan Kementerian Agama Jakarta (Implementasi Model Evaluasi Kirkpatrick). Jurnal
Evaluasi Pendidikan, 7 (1), 33–42.
Diambil kembali dari, https://doi.org/10.21009/jep.071.04

Losarini S & Asih A (Evaluasi Latsar CPNS....) 77

Anda mungkin juga menyukai