Anda di halaman 1dari 9

DESKRIPSI PENGGUNAAN APLIKASI GOOGLE CLASSROOM

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DARING SELAMA MASA


PANDEMI COVID-19 PADA PELAJARAN IPA
KELAS IX DI MTSN 1 BENGKALIS
Esy Meila Kurnia1, Syafrida, S.Pd2
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
Email: esymeilakurnia@gmail.com, syafrida077@gmail.com

Abstrak
MTSN 1 Bengkalis selama pandemi Covid-19 menerapkan pembelajaran daring sesuai anjuran
dari Kemendikbud. Kelas IX pada mata pelajaran IPA juga melakukan kegiatan pembelajaran
secara daring dimana siswa melakukan kegiatan pembelajaran IPA sesuai jadwal pelajaran yang
telah ditetapkan menggunakan aplikasi Google Clasroom. Adapun tujuan dalam penelitian ini
yaitu untuk menganalisis dan mendeskripsikan penggunaan aplikasi google classroom sebagai
media pembelajaran daring pada pelajaran IPA kelas IX di MTSN 1 Bengkalis. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Objek
penelitian yaitu siswa kelas IX C MTSN 1 Bengkalis tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 32 orang
siswa. Parameter penelitian yaitu hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA menggunakan
aplikasi Google Classroom. Teknik pengumpulan data melalui teknik tes, observasi dan
wawancara. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA pada
materi Kelistrikan di kelas IX C MTSN 1 Bengkalis dilakukan secara daring dengan bantuan
media pembelajaran daring yaitu aplikasi Google Classroom. Berdasarkan hasil belajar IPA siswa
kelas IX C MTSN 1 Bengkalis yang sangat rendah dan tergolong Tidak Tuntas maka dapat
dikatakan bahwa proses belajar IPA kelas IX C MTSN 1 Bengkalis secara daring menggunakan
aplikasi google classroom kurang efektif.

Keywords: daring, google classroom, pelajaran IPA

Pendahuluan
Pendidikan merupakan peran penting dalam pembangunan suatu Negara karena
pendidikan dianggap sebagai salah satu cara untuk membangun dan membentuk sumber
daya manusia yang berkualitas sehingga mampu mendukung terciptanya pembangunan
nasional yang maju. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan yaitu dengan mengembangkan mutu pendidikan di barengi dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi
Belajar sebagai bagian inti dari pendidikan bukan hanya sekedar transfer
knowledge, namun merupakan suatu proses yang dialami siswa untuk dapat memahami
apa yang dipelajari. Proses inilah yang sangat penting, di mana ada yang berhasil dan ada
pula yang gagal. Keberhasilan suatu pembelajaran membutuhkan suatu relasi yang
harmonis antara pendidik, siswa, media serta metode-metode yang digunakan dalam
pembelajaran.
Indonesia saat ini sedang dilanda oleh wabah penyakit menular Covid-19
(Corona Virus Disease 2019). Penyakit ini telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi
pada tanggal 11 Maret 2020 karena penularannya yang begitu cepat dan masif. Indonesia
sendiri sudah menetapkan status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat seperti tertuang
dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Krisis pandemi ini tidak hanya menyerang organ pernapasan manusia, namun
juga menghentikan organ sistem pendidikan dan pembelajaran yang diselenggarakan
secara normal melalui pembelajaran tatap muka di sekolah.
Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia di bidang
pendidikan yaitu dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan secara tatap muka
dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19. Permasalahan tersebut membuat
pemerintah dan lembaga pendidikan harus menghadirkan alternatif proses pendidikan
yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan tatap muka
secara langsung.
Proses pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka langsung antara
siswa dan guru di suatu ruangan kelas, kini dengan adanya pandemi maka kegiatan
tersebut tidak lagi memungkinkan. Pandemi COVID-19 secara tiba-tiba mengharuskan
elemen pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran secara daring. Menteri Nadiem
Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 pada Satuan
Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam
Masa Darurat Coronavirus Disease (COVID-19) dimana kegiatan belajar dilakukan
secara daring (online) dalam rangka pencegahan penyebaran corona virus disease
(COVID0-19) (Menteri Pendidikan, 2020).
Kebijakan yang sedang diterapkan dalam penanganan COVID-19 dan dalam
rangka memutus tali penyebaran virus Covid-19 di Indonesia yaitu kebijakan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) dimana salah satu aturan PSBB dalam hal pembatasan di
bidang pendidikan yaitu penerapan regulasi pembelajaran daring yang saat ini sudah
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Salah satu model pembelajaran yang adaptif dengan situasi pandemi ini ialah
pembelajaran daring karena dilakukan tatap muka jarak jauh antara pendidik dan siswa.
Pembelajaran daring merupakan salah satu model pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan perangkat teknologi di tengah pandemi saat ini.
Pembelajaran dalam jaringan atau sering disebut daring menjadi alternatif solusi
agar kegiatan belajar-mengajar tetap dapat terlaksana dan konsep learning from home
atau belajar dari rumah dapat terealisasi dimana pembelajaran daring merupakan jawaban
atas tantangan yang dihadapi dunia pendidikan era pandemi Covid-19 dengan
mengakselerasi pendidikan 4.0 sebagai wujud dari revolusi industri 4.0 dengan
memanfaatkan teknologi informasi.
Pembelajaran daring dapat terlaksana meskipun pendidik dan siswa berada di
tempat yang berbeda. Pembelajaran secara daring menjadi solusi menyelesaikan
permasalahan keterlambatan siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan di masa
Pandemi Covid-19. Hal ini sesuai dengan Depdiknas (2003) bahwa proses pembelajaran
adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan
berkesinambungan kegiatan pendidikan baik didalam lingkungan sekolah maupun
kegiatan pendidikan yang dilakukan diluar lingkungan sekolah dalam wujud penyediaan
beragam pengalaman belajar untuk semua siswa.
Kondisi saat ini mendesak untuk melakukan inovasi dan adaptasi terkait
pemanfaatan teknologi yang tersedia untuk mendukung proses pembelajaran. Guru dan
pendidik sebagai elemen penting dalam pengajaran diharuskan melakukan migrasi besar-
besaran yang belum pernah terjadi sebelumya dari pendidikan tatap muka tradisional ke
pendidikan online atau pendidikan jarak jauh atau daring. Konsekuensinya, terjadi
perubahan media dan cara pembelajaran. Kondisi tersebut menuntut kemampuan
penyesuaian dari tenaga pendidik, tenaga non kependidikan, siswa, media dan teknologi
pendukungnya.
Aktivitas di bidang pendidikan tetap bisa berjalan secara daring menggunakan
media belajar daring seperti google classroom, rumah belajar, zoom, video converence,
telepon atau live chat, Google Meet, Kelas Pintar, Microsoft Office 365 for Education,
Quipper School, Ruangguru, Sekolahmu, Skype, UmeetMe, WebEx, Webinar, Zenius
dan aplikasi belajar lainnya.
Proses pembelajaran daring menuntut guru agar harus benar-benar
memperhatikan belajar siswa yang dilakukan secara online dan disisi lain siswa harus
memiliki tanggungjawab personal dalam belajar, dapat mengontrol sikapnya dalam
belajar, menyelesaikan tugas-tugas melalui daring dan mengoptimalkan gadget yang
dimiliki sebagai sumber belajar. Hal inilah yang disebut sebagai self regulated learning.
Self Regulated Learning dapat diartikan sebagai dorongan bagi siswa untuk mengelola
pembelajarannya sendiri, bagaimana ia dapat memanajemen waktu di rumah, mengatasi
hambatan belajar daringnya dan menyelesaikan tugasnya tepat waktu sehingga dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya.
Berdasarkan fakta lapangan didapati bahwa MTSN 1 Bengkalis selama pandemi
Covid-19 menerapkan pembelajaran daring sesuai anjuran dari Kemendikbud. Kelas IX
pada mata pelajaran IPA juga melakukan kegiatan pembelajaran secara daring dimana
siswa melakukan kegiatan pembelajaran IPA sesuai jadwal pelajaran yang telah
ditetapkan akan tetapi siswa tidak belajar di sekolah melainkan belajar dari rumah. Siswa
melakukan kegiatan pembelajaran secara mandiri di rumah yang dipandu dan dibimbing
oleh guru secara jarak jauh menggunakan aplikasi Google Clasroom.
Menurut penjelasan yang disebutkan Samatowa (2010) mata pelajaran IPA
merupakan ilmu pengetahuan tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa yang
terjadi di alam Hal ini senada dengan pendapat Jasin (2010) bahwa mata pelajaran IPA
merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta,
termasuk bumi sehingga terbentuk konsep dan prinsip.
Berdasarkan latar belakang dan fakta yang ditemukan maka rumusan masalah
pada penelitian ini yaitu bagaimanakah penggunaan aplikasi Google Classroom sebagai
media pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19 pada pelajaran IPA kelas IX
di MTSN 1 Bengkalis?. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan
mendeskripsikan penggunaan aplikasi google classroom sebagai media pembelajaran
daring pada pelajaran IPA kelas IX di MTSN 1 Bengkalis.

Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan metode deskriptif. Menurut Darmadi (2011) penelitian deskriptif merupakan
metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai
dengan apa adanya. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober-Desember 2020.
Rancangan penelitian yaitu membuat kelas di google classroom dengan
mengunggah materi pelajaran IPA yaitu materi Kelistrikan serta tugas yang harus
dikerjakan siswa secara individual. Objek penelitian yaitu siswa kelas IX C MTSN 1
Bengkalis tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 32 orang siswa. Parameter penelitian yaitu
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Kelistrikan dengan menggunakan
aplikasi Google Classroom. Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian yaitu
HP android, laptop serta buku cetak mata pelajaran IPA kelas IX MTS.
Instrument penelitian yang digunakan yaitu berupa soal-soal tes hasil belajar
yang diunggah di google classroom. Teknik pengumpulan data yaitu teknik tes berupa
tugas yang diberikan kepada siswa setelah mempelajari materi yang diberikan di google
classroom serta soal-soal UH sehingga dapat diketahui hasil belajar IPA setelah
mendapatkan pembelajaran melalui google classroom. Selain itu teknik pengumpulan
data yaitu berupa observasi partisipan dimana dimana peneliti terlibat secara langsung
dalam kegiatan mengajar yang dilakukan guru dan siswa secara daring menggunakan
aplikasi google classroom. Teknik pengumpulan data berikutnya yaitu melalui
wawancara dengan guru IPA kelas IX C MTSN 1 Bengkalis. Teknik analisis data yaitu
analisis deskriptif. Hasil belajar siswa dideskripsikan melalui deskripsi data hasil belajar
siswa melalui pemberian tes hasil belajar. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dihitung
menggunakan rumus :

X = Σ𝑥
𝑁
Keterangan:
X = Nilai rata-rata kelas
∑X = Jumlah nilai siswa keseluruhan
N = Jumlah seluruh siswa

Siswa dikatakan berhasil jika hasil belajar telah mencapai nilai ketuntasan belajar yaitu
sebesar 75. Untuk menganalisis data hasil belajar siswa secara keseluruhan maka dihitung
ketuntasan belajar klasikal menggunakan rumus (Trianto, 2011) :
KB = 𝑁𝑆 × 100%
𝑁
Keterangan:
KB = ketuntasan belajar klasikal
NS = jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75
N = jumlah seluruh siswa

Hasil dan Pembahasan


1. Deskripsi Penggunaan Aplikasi Google Classroom pada Pembelajaran IPA
Pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi Kelistrikan di kelas IX C MTSN 1
Bengkalis dilakukan secara daring dengan bantuan media pembelajaran daring yaitu
aplikasi Google Classroom. Guru IPA membuat kelas IX C dan seluruh siswa kelas IX C
sebanyak 32 orang siswa wajib bergabung ke classroom yang telah dibuat. Melalui
aplikasi Google Classroom ini siswa dan guru saling berinteraksi dalam kegiatan
pembelajaran IPA setiap pertemuan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Aplikasi google classroom merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan
pada masa pandemi covid-19. Semua materi pembelajaran dapat disampaikan melalui
google classroom. Aplikasi google classroom menjadi salah satu media daring yang
sangat berperan sebagai penghubung atau penyambung agar kegiatan pembelajaran jarak
jauh dapat terlaksana mengingat selama pandemi Covid-19 pembelajaran secara tatap
muka tidak dapat dilaksanakan sebagai upaya memutus rantai penyebaran covid-19.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan diketahui bahwa guru IPA
sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA terlebih dahulu mempersiapkan bahan
dan materi yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran yaitu materi Kelistrikan dalam
bentuk Power Point (PPT), video dan materi dalam bentuk file serta tugas dalam bentuk
LKPD. Selain itu guru juga mempersiapkan absensi sebagai daftar hadir siswa setiap
pertemuan.
Bahan ajar seperti LKPD, PPT, video, file materi, serta lembar absensi akan
diunggah (diupload) oleh guru ke Google Classroom. Pembelajaran IPA secara daring ini
tetap berpedoman pada RPP yang telah dibuat oleh guru hanya saja metode dan media
yang digunakan menyesuaikan dengan kegiatan pembelajaran daring. Berikut ini
merupakan Kelas IX C yang dibuat di classroom dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Kelas IX C di Classroom

Kegiatan pembelajaran IPA materi kelistrikan setiap pertemuan yang dilakukan


secara daring dimana guru terlebih dahulu mengabsen siswa. Selanjutnya pada masing-
masing pertemuan yaitu pertemuan pertama guru membagikan materi listrik statis berupa
PPT, pertemuan kedua guru membagikan materi medan listrik berupa PPT dan video,
pertemuan ketiga guru membagikan materi beda potensial berupa PPT dan video,
pertemuan keempat guru membagikan materi hewan penghasil listrik berupa PPT dan
video, pertemuan kelima guru membagikan materi listrik dinamis berupa PPT, pertemuan
keenam guru membagikan materi Hukum Kirchoff berupa PPT, pertemuan ketujuh guru
membagikan materi sumber listrik berupa PPT. Materi-materi berupa PPT dan video
tersebut selanjutnya diunggah atau diupload ke Google Classroom oleh guru. Fitur
Create Material sebagai fitur untuk mengirimkan file materi dalam berbagai format,
seperti word, power point, pdf dan bentuk file lainnya yang mendukung materi untuk
mudah diunduh dan diakses oleh siswa (Swita Amallia Hapsari dan Heri Pamungkas,
2019).
Setelah materi pembelajaran tersedia di Google Classroom, siswa diperintahkan
oleh guru untuk mengakses materi dengan membuka ataupun mendownload materi lalu
membaca serta memahami materi dari PPT maupun video secara mandiri sesuai dengan
arahan dari guru. Setelah siswa membaca materi yang didapatkan dari Google Classroom,
apabila siswa merasa kurang mengerti maka dapat berdiskusi dan menanyakan kepada
guru maupun teman di kolom komentar yang selanjutnya guru akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Melalui fasilitas ini siswa dan guru
dapat saling bertanya, menjawab, berdiskusi terkait materi yang sedang dipelajari.
Sebagai bahan evaluasi kegiatan pembelajaran IPA secara daring, guru kemudian
memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Salah satu fitur yang digunakan oleh
guru untuk memberikan tugas adalah Create Assignment (Swita Amallia Hapsari dan
Heri Pamungkas, 2019).
Selanjutnya siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan kemudian
mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan ke Google Classroom sesuai tenggat waktu
yang ditentukan. Selanjutnya guru akan memeriksa tugas yang dikerjakan oleh siswa dan
memberi penilaian. Pada pertemuan kedelapan guru memberikan Ulangan Harian sebagai
bahan evaluasi untuk melihat ketercapaian pembelajaran pada materi Kelistrikan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan maka dapat dikatakan bahwa
penggunaan aplikasi Google Clasroom sebagai media daring dalam pembelajaran IPA
materi Kelistrikan di kelas IX C MTSN 1 Bengkalis berperan sebagai media penghubung
antara guru dan siswa dimana guru dapat mengunggah materi-materi yang akan diajarkan
sedangkan bagi siswa dapat mengakses materi yang tersedia di Google Clasroom untuk
selanjutnya dipelajari secara mandiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Hammi (2017)
yang mengatakan bahwa google classroom bisa menjadi sarana distribusi tugas, submit
tugas bahkan menilai tugas-tugas yang dikumpulkan. Selanjutnya menurut Hakim (2016)
Google Classroom ini sesungguhnya mempermudah guru dalam mengelola pembelajaran
dan menyampaikan informasi atau materi kepada siswa. Selain itu file yang dapat
diunggah juga tidak dibatasi formatnya, semua file tetap bisa diunggah seperti word,
power point, PDF, video, atau berupa link juga bisa digunakan (Wulansari, 2018).

2. Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Menggunakan Media Aplikasi
Google Classroom
Hasil belajar siswa kelas IX C pada mata pelajaran IPA materi Kelistrikan dilihat
dari nilai tugas yang dikerjakan oleh siswa setelah mendapatkan materi pembelajaran
yang diunggah di classroom serta dari nilai Ulangan Harian. Rekapitulasi nilai tugas
setiap pertemuan menggunakan media pembelajaran aplikasi Google Classroom serta
nilai UH yang didapatkan oleh siswa kelas IX C dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil belajar siswa kelas IX C


Bentuk Penilaian Rata-rata Nilai Ketuntasan Belajar Kriteria
Hasil Belajar Klasikal
Tugas 1 65 72 Tidak Tuntas
Tugas 2 67 72 Tidak Tuntas
Tugas 3 49 53 Tidak Tuntas
Tugas 4 34 38 Tidak Tuntas
Tugas 5 30 31 Tidak Tuntas
Tugas 6 23 25 Tidak Tuntas
Tugas 7 57 66 Tidak Tuntas
UH 68 40 Tidak Tuntas

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa secara keseluruhan rata-rata nilai hasil


belajar siswa kelas IX C mulai dari tugas 1 sampai tugas 7 serta nilai UH tidak ada yang
mencapai nilai 75 dimana ketuntasan belajar klasikal masing-masing pertemuan
seluruhnya berada pada kriteria Tidak Tuntas.
Rata-rata nilai hasil belajar siswa yang rendah disebabkan karena adanya
beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan dan tidak mengumpulkan
ke Google Classroom sehingga mendapatkan nilai 0. Siswa yang tidak mengerjakan dan
tidak mengumpulkan tugas ke Google Classroom yaitu pada pertemuan pertama dan
kedua sebanyak 9 orang siswa, pada pertemuan ketiga sebanyak 15 orang siswa, pada
pertemuan keempat sebanyak 20 orang siswa, pada pertemuan kelima sebanyak 22 orang
siswa, pada pertemuan keenam sebanyak 24 orang siswa, pada pertemuan ketujuh
sebanyak 11 orang siswa. Selanjutnya nilai UH yang didapatkan dari 32 orang siswa
hanya 12 orang saja yang mencapai nilai KKM 75.
Siswa yang tidak mengerjakan tugas dan tidak mengumpulkan tugas sesuai
tenggat waktu yang ditentukan sehingga nilainya kosong otomatis berpengaruh terhadap
ketuntasan belajar klasikal pada pertemuan tersebut dimana hal inilah yang menyebabkan
seluruh pertemuan pembelajaran secara daring menggunakan media aplikasi Google
Clasroom termasuk pada kriteria Tidak Tuntas.
Banyaknya siswa kelas IX C yang tidak mengerjakan tugas dan mengumpulkan
tugas menandakan bahwa siswa tersebut tidak bersungguh-sungguh dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran IPA materi Kelistrikan secara daring. Siswa yang tidak
bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran secara daring di masa pandemi
Covid-19 akan mengalami ketertinggalan yang berarti bagi proses belajarnya sehingga
berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru diasumsikan karena
siswa tersebut tidak memahami materi sehingga Ia tidak mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan. Apabila siswa dari awal tidak memahami materi maka akan mempengaruhi
nilai UH sehingga mendapatkan nilai yang rendah dan hal ini mengakibatkan hasil belajar
yang didapatkan rendah. Menurut Nana Sudjana (2012) mengatakan hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Pengalaman belajar siswa diperoleh dari proses belajar siswa, maka proses
belajar siswa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil belajar IPA
siswa kelas IX C MTSN 1 Bengkalis yang sangat rendah dan tergolong Tidak Tuntas
maka dapat dikatakan bahwa proses belajar IPA kelas IX C MTSN 1 Bengkalis secara
daring menggunakan aplikasi google classroom kurang efektif.
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa selama pembelajaran IPA
menggunakan media aplikasi Google Classroom siswa tidak ada yang berinisiatif untuk
bertanya apabila tidak paham dengan materi yang diberikan oleh guru. Tidak ada siswa
yang bertanya sehingga membuat guru beranggapan bahwa mereka mampu memahami
materi dan mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Menurut Wiladatus
Salamah (2020) dalam pembelajaran seharusnya berorientasi pada siswa yaitu siswa
belajar secara interaktif dan mempunyai kesempatan melakukan komunikasi dan
argumentasi. Berdasarkan pernyataan ini sebenarnya siswa kelas IX C MTSN 1
Bengkalis sudah diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya apabila kurang paham
dengan materi yang diberikan oleh guru pada kolom komentar. Meskipun guru sudah
bertanya apakah ada siswa yang kurang paham atau tidak, akan tetapi pada kenyataanya
tidak ada siswa yang berani bertanya meskipun Ia tidak paham.
Siswa yang tidak paham dan tidak bertanya diasumsikan karena siswa tersebut
takut dan malu untuk bertanya. Biasanya sewaktu pembelajaran secara tatap muka, ketika
siswa tidak paham jika takut bertanya dengan guru maka siswa tersebut bisa bertanya
secara langsung dengan rekannya yang lain. Akan tetapi saat ini proses pembelajaran
daring berlangsung secara individual sehingga diskusi dan bertanya secara langsung tidak
dapat memungkinkan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Lailatul Faizah (2020) bahwa
kekurangan pembelajaran dengan menggunakan Google Classroom yaitu pembelajaran
berupa individual sehingga mengurangi pembelajaran sosial siswa, selain itu siswa yang
tidak kritis dan terjadi kesalahan materi akan berdampak pada pengetahuannya.
Berdasarkan hal ini siswa yang tidak bertanya padahal Ia tidak paham menjadi salah satu
faktor penyebab rendahnya nilai hasil belajar IPA siswa kelas IX C MTSN 1 Bengkalis.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA kelas IX C MTSN 1 Bengkalis
diketahui bahwa kendala pembelajaran IPA secara daring menggunakan Google
Classroom yaitu sulitnya akses untuk memantau siswa karena sulitnya sinyal dari tempat
tinggal siswa, tidak adanya kuota, maupun HP yang masih bergantung pada orang tua
sehingga anak hanya bisa mengerjakan setelah orang tua selesai bekerja. Selain itu
timbulnya sasa bosan siswa. Kebosanan yang dialami siswa selama belajar di rumah
berdampak pada rasa malas mengerjakan tugas sehingga guru harus menambah waktu
kerja di rumah guna mengontrol siwa dan membalas pesan siswa terkait kesulitan-
kesulitan dalam memahami materi maupun penugasan.

Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA
pada materi Kelistrikan di kelas IX C MTSN 1 Bengkalis dilakukan secara daring dengan
bantuan media pembelajaran daring yaitu aplikasi Google Classroom. Guru mengunggah
materi yang akan diajarkan ke Google Clasroom. Kemudian siswa mengakses dan
mempelajari materi yang telah disediakan secara mandiri. Selanjutnya guru memberikan
tugas sebagai bahan evaluasi pembelajaran. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan
guru dan mengumpulkan ke Google Classroom dimana selanjutnya guru akan memeriksa
tugas yang dikerjakan siswa dan memberi penilaian. Berdasarkan hasil belajar IPA siswa
kelas IX C MTSN 1 Bengkalis yang sangat rendah dan tergolong Tidak Tuntas maka
dapat dikatakan bahwa proses belajar IPA kelas IX C MTSN 1 Bengkalis secara daring
menggunakan aplikasi google classroom kurang efektif.
Saran yang dapat peneliti rekomendasikan kepada peneliti selanjutnya yaitu agar
dapat meneliti mengenai respon siswa terhadap pembelajaran daring menggunakan
aplikasi google clasroom pada mata pelajaran IPA melalui pemberian kuisioner kepada
siswa sehingga diketahui efektivitas aplikasi google classroom dalam pembelajaran
daring di masa pandemi Covid-19.

Daftar Pustaka

Arikunto, 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta

Auliyana, 2015. Penerapan Google Classroomsebagai Media Pembelajaran pada


Pelajaran Kimia SMK Negeri 2 Temanggung. Skripsi. Fakultas Teknologi
InformasiUniversitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.

Bekti Mulatsih, 2020. Penerapan Aplikasi Google Classroom, Google Form, dan
Quizizz dalam Pembelajaran Kimia di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Karya Ilmiah Guru,1(5), 17-26

Darmadi, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung

Depdiknas, 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang sistem


pendidikan nasional. Depdiknas, Jakarta

Hakim, 2016. Efektifitas Penggunaan Elearning Moodle, Google Classroom dan


Edmodo. I-Statement: Information System and Technology Management,
2(1), 2442- 8337

Hammi, 2017. Implementasi Google Classroom pada Kelas XI IPA MAN 2


Kudus. Universitas Negeri Semarang
Hardiyana, 2015. Implementasi Google Classroom sebagai Alternatif dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Sekolah. Karya Tulis Ilmiah.
Cirebon : SMA Negeri 1 Losari.

Jasin, 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Rajagrafindo Persada, Jakarta

Lailatu Faizah, 2020. Implementasi Aplikasi Google Classroom dalam


Pembelajaran Daring Matematika Masa Pandemi Covid-19 (Studi Analisa
Kreativitas Mengajar Guru Matematika di SMP Negeri 4 Salatiga Tahun
Pelajaran 2019/2020). Skripsi. Program Studi Tadris Matematika Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga

Maskar, S., dan Wulantina, 2019. Persepsi Peserta Didik terhadap Metode
Blended Learning dengan Google Classroom. Jurnal Inovasi Matematika,
1(2), 110-121.

Samatowa, 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. PT Indeks Sanjaya,


Jakarta

Sukmawati, 2020. Implementasi Pemanfaatan Google Classroomdalam Proses


Pembelajaran Online di Era Industri 4.0. Jurnal Kreatif Online, 1(8), 39-46

Swita Amallia Hapsari dan Heri Pamungkas, 2019. Pemanfaatan Google Classroom
Sebagai Media Pembelajaran Online di Universitas Dian Nuswantoro. Wacana,
2(18), 225 - 233

Trianto, 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta

Wiladatus Salamah, 2020. Deskripsi Penggunaan Aplikasi Google Classroom


dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan, 4 (3), 533-538.

Wulansari, 2018. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model


Pembelajaran Blended Learning dengan Memanfaatkan Google Classroom
pada Materi Vektor dalam Ruang Dimensi Tiga di Kelas X MIA 4 SMA
Negeri 7 Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.

Yuda Darmawan, 2019. Penggunaan Aplikasi Google Classroomdalam Upaya


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas X IPS 3 SMA
Batik 2 Surakarta. Artikel Ilmiah, 1-15

Anda mungkin juga menyukai