Abstrak
MTSN 1 Bengkalis selama pandemi Covid-19 menerapkan pembelajaran daring sesuai anjuran
dari Kemendikbud. Kelas IX pada mata pelajaran IPA juga melakukan kegiatan pembelajaran
secara daring dimana siswa melakukan kegiatan pembelajaran IPA sesuai jadwal pelajaran yang
telah ditetapkan menggunakan aplikasi Google Clasroom. Adapun tujuan dalam penelitian ini
yaitu untuk menganalisis dan mendeskripsikan penggunaan aplikasi google classroom sebagai
media pembelajaran daring pada pelajaran IPA kelas IX di MTSN 1 Bengkalis. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Objek
penelitian yaitu siswa kelas IX C MTSN 1 Bengkalis tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 32 orang
siswa. Parameter penelitian yaitu hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA menggunakan
aplikasi Google Classroom. Teknik pengumpulan data melalui teknik tes, observasi dan
wawancara. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA pada
materi Kelistrikan di kelas IX C MTSN 1 Bengkalis dilakukan secara daring dengan bantuan
media pembelajaran daring yaitu aplikasi Google Classroom. Berdasarkan hasil belajar IPA siswa
kelas IX C MTSN 1 Bengkalis yang sangat rendah dan tergolong Tidak Tuntas maka dapat
dikatakan bahwa proses belajar IPA kelas IX C MTSN 1 Bengkalis secara daring menggunakan
aplikasi google classroom kurang efektif.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan peran penting dalam pembangunan suatu Negara karena
pendidikan dianggap sebagai salah satu cara untuk membangun dan membentuk sumber
daya manusia yang berkualitas sehingga mampu mendukung terciptanya pembangunan
nasional yang maju. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan yaitu dengan mengembangkan mutu pendidikan di barengi dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi
Belajar sebagai bagian inti dari pendidikan bukan hanya sekedar transfer
knowledge, namun merupakan suatu proses yang dialami siswa untuk dapat memahami
apa yang dipelajari. Proses inilah yang sangat penting, di mana ada yang berhasil dan ada
pula yang gagal. Keberhasilan suatu pembelajaran membutuhkan suatu relasi yang
harmonis antara pendidik, siswa, media serta metode-metode yang digunakan dalam
pembelajaran.
Indonesia saat ini sedang dilanda oleh wabah penyakit menular Covid-19
(Corona Virus Disease 2019). Penyakit ini telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi
pada tanggal 11 Maret 2020 karena penularannya yang begitu cepat dan masif. Indonesia
sendiri sudah menetapkan status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat seperti tertuang
dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Krisis pandemi ini tidak hanya menyerang organ pernapasan manusia, namun
juga menghentikan organ sistem pendidikan dan pembelajaran yang diselenggarakan
secara normal melalui pembelajaran tatap muka di sekolah.
Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia di bidang
pendidikan yaitu dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan secara tatap muka
dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19. Permasalahan tersebut membuat
pemerintah dan lembaga pendidikan harus menghadirkan alternatif proses pendidikan
yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan tatap muka
secara langsung.
Proses pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka langsung antara
siswa dan guru di suatu ruangan kelas, kini dengan adanya pandemi maka kegiatan
tersebut tidak lagi memungkinkan. Pandemi COVID-19 secara tiba-tiba mengharuskan
elemen pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran secara daring. Menteri Nadiem
Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 pada Satuan
Pendidikan dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam
Masa Darurat Coronavirus Disease (COVID-19) dimana kegiatan belajar dilakukan
secara daring (online) dalam rangka pencegahan penyebaran corona virus disease
(COVID0-19) (Menteri Pendidikan, 2020).
Kebijakan yang sedang diterapkan dalam penanganan COVID-19 dan dalam
rangka memutus tali penyebaran virus Covid-19 di Indonesia yaitu kebijakan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) dimana salah satu aturan PSBB dalam hal pembatasan di
bidang pendidikan yaitu penerapan regulasi pembelajaran daring yang saat ini sudah
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Salah satu model pembelajaran yang adaptif dengan situasi pandemi ini ialah
pembelajaran daring karena dilakukan tatap muka jarak jauh antara pendidik dan siswa.
Pembelajaran daring merupakan salah satu model pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan perangkat teknologi di tengah pandemi saat ini.
Pembelajaran dalam jaringan atau sering disebut daring menjadi alternatif solusi
agar kegiatan belajar-mengajar tetap dapat terlaksana dan konsep learning from home
atau belajar dari rumah dapat terealisasi dimana pembelajaran daring merupakan jawaban
atas tantangan yang dihadapi dunia pendidikan era pandemi Covid-19 dengan
mengakselerasi pendidikan 4.0 sebagai wujud dari revolusi industri 4.0 dengan
memanfaatkan teknologi informasi.
Pembelajaran daring dapat terlaksana meskipun pendidik dan siswa berada di
tempat yang berbeda. Pembelajaran secara daring menjadi solusi menyelesaikan
permasalahan keterlambatan siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan di masa
Pandemi Covid-19. Hal ini sesuai dengan Depdiknas (2003) bahwa proses pembelajaran
adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan
berkesinambungan kegiatan pendidikan baik didalam lingkungan sekolah maupun
kegiatan pendidikan yang dilakukan diluar lingkungan sekolah dalam wujud penyediaan
beragam pengalaman belajar untuk semua siswa.
Kondisi saat ini mendesak untuk melakukan inovasi dan adaptasi terkait
pemanfaatan teknologi yang tersedia untuk mendukung proses pembelajaran. Guru dan
pendidik sebagai elemen penting dalam pengajaran diharuskan melakukan migrasi besar-
besaran yang belum pernah terjadi sebelumya dari pendidikan tatap muka tradisional ke
pendidikan online atau pendidikan jarak jauh atau daring. Konsekuensinya, terjadi
perubahan media dan cara pembelajaran. Kondisi tersebut menuntut kemampuan
penyesuaian dari tenaga pendidik, tenaga non kependidikan, siswa, media dan teknologi
pendukungnya.
Aktivitas di bidang pendidikan tetap bisa berjalan secara daring menggunakan
media belajar daring seperti google classroom, rumah belajar, zoom, video converence,
telepon atau live chat, Google Meet, Kelas Pintar, Microsoft Office 365 for Education,
Quipper School, Ruangguru, Sekolahmu, Skype, UmeetMe, WebEx, Webinar, Zenius
dan aplikasi belajar lainnya.
Proses pembelajaran daring menuntut guru agar harus benar-benar
memperhatikan belajar siswa yang dilakukan secara online dan disisi lain siswa harus
memiliki tanggungjawab personal dalam belajar, dapat mengontrol sikapnya dalam
belajar, menyelesaikan tugas-tugas melalui daring dan mengoptimalkan gadget yang
dimiliki sebagai sumber belajar. Hal inilah yang disebut sebagai self regulated learning.
Self Regulated Learning dapat diartikan sebagai dorongan bagi siswa untuk mengelola
pembelajarannya sendiri, bagaimana ia dapat memanajemen waktu di rumah, mengatasi
hambatan belajar daringnya dan menyelesaikan tugasnya tepat waktu sehingga dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya.
Berdasarkan fakta lapangan didapati bahwa MTSN 1 Bengkalis selama pandemi
Covid-19 menerapkan pembelajaran daring sesuai anjuran dari Kemendikbud. Kelas IX
pada mata pelajaran IPA juga melakukan kegiatan pembelajaran secara daring dimana
siswa melakukan kegiatan pembelajaran IPA sesuai jadwal pelajaran yang telah
ditetapkan akan tetapi siswa tidak belajar di sekolah melainkan belajar dari rumah. Siswa
melakukan kegiatan pembelajaran secara mandiri di rumah yang dipandu dan dibimbing
oleh guru secara jarak jauh menggunakan aplikasi Google Clasroom.
Menurut penjelasan yang disebutkan Samatowa (2010) mata pelajaran IPA
merupakan ilmu pengetahuan tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa yang
terjadi di alam Hal ini senada dengan pendapat Jasin (2010) bahwa mata pelajaran IPA
merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta,
termasuk bumi sehingga terbentuk konsep dan prinsip.
Berdasarkan latar belakang dan fakta yang ditemukan maka rumusan masalah
pada penelitian ini yaitu bagaimanakah penggunaan aplikasi Google Classroom sebagai
media pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19 pada pelajaran IPA kelas IX
di MTSN 1 Bengkalis?. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan
mendeskripsikan penggunaan aplikasi google classroom sebagai media pembelajaran
daring pada pelajaran IPA kelas IX di MTSN 1 Bengkalis.
Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan metode deskriptif. Menurut Darmadi (2011) penelitian deskriptif merupakan
metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai
dengan apa adanya. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober-Desember 2020.
Rancangan penelitian yaitu membuat kelas di google classroom dengan
mengunggah materi pelajaran IPA yaitu materi Kelistrikan serta tugas yang harus
dikerjakan siswa secara individual. Objek penelitian yaitu siswa kelas IX C MTSN 1
Bengkalis tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 32 orang siswa. Parameter penelitian yaitu
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Kelistrikan dengan menggunakan
aplikasi Google Classroom. Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian yaitu
HP android, laptop serta buku cetak mata pelajaran IPA kelas IX MTS.
Instrument penelitian yang digunakan yaitu berupa soal-soal tes hasil belajar
yang diunggah di google classroom. Teknik pengumpulan data yaitu teknik tes berupa
tugas yang diberikan kepada siswa setelah mempelajari materi yang diberikan di google
classroom serta soal-soal UH sehingga dapat diketahui hasil belajar IPA setelah
mendapatkan pembelajaran melalui google classroom. Selain itu teknik pengumpulan
data yaitu berupa observasi partisipan dimana dimana peneliti terlibat secara langsung
dalam kegiatan mengajar yang dilakukan guru dan siswa secara daring menggunakan
aplikasi google classroom. Teknik pengumpulan data berikutnya yaitu melalui
wawancara dengan guru IPA kelas IX C MTSN 1 Bengkalis. Teknik analisis data yaitu
analisis deskriptif. Hasil belajar siswa dideskripsikan melalui deskripsi data hasil belajar
siswa melalui pemberian tes hasil belajar. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dihitung
menggunakan rumus :
X = Σ𝑥
𝑁
Keterangan:
X = Nilai rata-rata kelas
∑X = Jumlah nilai siswa keseluruhan
N = Jumlah seluruh siswa
Siswa dikatakan berhasil jika hasil belajar telah mencapai nilai ketuntasan belajar yaitu
sebesar 75. Untuk menganalisis data hasil belajar siswa secara keseluruhan maka dihitung
ketuntasan belajar klasikal menggunakan rumus (Trianto, 2011) :
KB = 𝑁𝑆 × 100%
𝑁
Keterangan:
KB = ketuntasan belajar klasikal
NS = jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥75
N = jumlah seluruh siswa
2. Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Menggunakan Media Aplikasi
Google Classroom
Hasil belajar siswa kelas IX C pada mata pelajaran IPA materi Kelistrikan dilihat
dari nilai tugas yang dikerjakan oleh siswa setelah mendapatkan materi pembelajaran
yang diunggah di classroom serta dari nilai Ulangan Harian. Rekapitulasi nilai tugas
setiap pertemuan menggunakan media pembelajaran aplikasi Google Classroom serta
nilai UH yang didapatkan oleh siswa kelas IX C dapat dilihat pada tabel 1.
Daftar Pustaka
Bekti Mulatsih, 2020. Penerapan Aplikasi Google Classroom, Google Form, dan
Quizizz dalam Pembelajaran Kimia di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Karya Ilmiah Guru,1(5), 17-26
Maskar, S., dan Wulantina, 2019. Persepsi Peserta Didik terhadap Metode
Blended Learning dengan Google Classroom. Jurnal Inovasi Matematika,
1(2), 110-121.
Swita Amallia Hapsari dan Heri Pamungkas, 2019. Pemanfaatan Google Classroom
Sebagai Media Pembelajaran Online di Universitas Dian Nuswantoro. Wacana,
2(18), 225 - 233