230-Article Text-1935-1-10-20210309
230-Article Text-1935-1-10-20210309
ISSN: 2302-6391
ABSTRAK
pada kasus BPH dengan gejala sedang volume > 40 cc. Dutasteride digunakan
menuju berat.4 dengan dosis 0,5 mg, sementara
finasteride dengan dosis lebih tinggi yaitu
B. Penghambat 5α-reduktase 5 mg. Penggunaannya sangat
Obat golongan penghambat 5α- direkomendasikan oleh AUA dan IAUI
reduktase bekerja dengan cara untuk kasus BPH yang lebih berat, meski
menginduksi apoptosis pada sel-sel tidak didukung oleh literatur selengkap
penyusun jaringan epitel prostat melalui α1-blocker.4
inhibisi isoenzim 5α-reduktase, enzim Beberapa efek samping yang dapat
yang dapat mengkonversi testosteron diakibatkan penggunaan penghambat
menjadi dihidrotestosteron (DHT). Oleh 5α-reduktase meliputi disfungsi ereksi,
sebab itu, obat-obat golongan ini mampu penurunan libidio, ginekomastia, dan
mengecilkan volume prostat. Beberapa muncul bercak-bercak kemerahan di
penelitian menyebutkan bahwa dampak kulit. Selain itu, penghambat 5α-
pengecilan ini mampu mencapai 30% reduktase dapat menurunkan kadar PSA
ukuran pembesarannya. Ada dua jenis sampai setengah dari nilai awalnya
obat golongan penghambat 5α- sehingga dapat menimbulkan negatif
reduktase, yaitu finasteride dan palsu dalam deteksi kanker prostat.
dutasteride. Keduanya baru akan Meski demikian, efek samping tersebut
menghasilkan efek setelah lewat 6 tidak begitu besar dan minimal.4
bulan.4
Indikasi penggunaan dutasteride
adalah jika volume prostat > 30 cc,
sementara indikasi finasteride bila
F. Fitofarmaka
Fitofarmaka merupakan ekstrak dari 3.3 Pembedahan
tumbuh-tumbuhan herbal tertentu yang Pembedahan merupakan suatu
dipercaya memiliki khasiat terapetik. tindakan tatalaksana BPH yang bersifat
Meski demikian, hanya sedikit literatur invasif. Oleh sebab itu, indikasi yang
yang berhasil membahas dan jelas perlu ditemukan sebelum seorang
membuktikan efektivitas zat aktif yang klinisi memutuskan untuk melakukan
tergantung dalam fitofarmaka sebagai pembedahan. Indikasi-indikasi tersebut,
agen terapi medikamentosa BPH. Oleh meliputi retensi urin akut, infeksi saluran
sebab itu, baik IAUI maupun AUA tidak kemih berulang, hematuria makroskopik,
merekomendasikan penggunaan sistolitiasis, penurunan fungsi ginjal,
fitofarmaka sebagai agen terapi BPH. gagal berkemih setelah melepaskan
Meski demikian, penggunaannya dapat kateter, perubahan patologis pada vesica
dipakai sesuai dengan permintaan urinaria, keluhan telah memberat, tidak
pasien atau kebijaksanaan dokter adanya perbaikan setelah terapi
selama fitofarmaka yang digunakan tidak konservatif dan medikamentosa, serta
memiliki interaksi buruk dengan obat- pasien menolak terapi selain bedah.4
obatan konvensional lain. Beberapa Adapun berikut merupakan beberapa
fitofarmaka yang kerap digunakan dalam pilihan terapi pembedahan yang dapat
tatalaksana BPH meliputi Pygeum dilakukan.
africanum, Hypoxis rooperi, Serenoa
repens, dan lain-lain.1,4