Progsus Faal 1
Progsus Faal 1
Seorang pasien laki-laki, berusia 52 tahun, dibawa ke UGD oleh keluarganya karena
sesak napas sejak 10 hari yang lalu. Ia sudah lama batuk berdahak. Sesak makin terasa jika
banyak bicara.
Data Pasien :
Nama : Tn. SIDAN
Umur : 52 Tahun
Pekerjaan : Karyawan bank
Alamat : Mojokerto
1
a. Hiper inflasi
b. Hiperlusen
c. Diafragma mendatar
d. Corakan bronkovaskuler meningkat
e. Bula
f. Jantung pendikulum
2
HIPOTESIS AWAL
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Asma
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang
ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak
atau sulit bernapas
2. Emfisema
Emfisema merupakan suatu perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai oleh
pembesaran alveoulus dan duktus alveolaris serta destruksi dinding alveolar.
3. Bronkitis Kronik
Bronkitis kronik merupakan suatu gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan
mukus yang meningkat dan bermanifestasi sebagai batuk kronik.
4. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK adalah suatu penyakit paru kronik yang ditandai oleh adanya hambatan aliran
udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversible (GOLD, 2010).
3
HIPOTESIS AKHIR
( DIAGNOSA )
4
Tugas Mahasiswa:
1) Menjelaskan Patomekanisme apakah yang mendasari timbulnya sesak napas dan batuk
dalam kasus di atas?
5
perifer, parenkim dan vaskularisasi paru yang dikarenakan adanya suatu inflamasi yang
kronik dan perubahan struktural pada paru.
6
SKENARIO 2
Seorang pasien laki-laki, berusia 62 tahun, dibawa ke UGD oleh keluarganya Karena
mendadak sesak napas sejak sehari yang lalu disertai dengan perut membucit dan kaki bengkak.
Sesak makin terasa jika berjalan.
Data Pasien :
Umur : 62 tahun
Alamat : Sidoarjo
Vital Sign :
Tensi : 180/100
Nadi : 99 x/menit
RR : 28 x/menit
Suhu : 36,5 ° C
Pemeriksaan jasmani :
- Jantung
Palpasi : Thril –
- Pulmo : gerak napas simetris, suara napas vesikuler, wheezing -/- ; ronchi-/-
7
- Abdomen : supel, meteorismus-,bising usur normal ; Hepar dan Lien tidak teraba,
Asistes +
Pemeriksaan Penunjang :
Foto Thoraks PA :
8
HIPOTESIS AWAL
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Berdasarkan dari pembahasan diatas, keluhan yang diterima oleh pasien, data pasien, hasil
pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium, saya dapat menyusun differential
diagnosis (hipotesis awal) dalam permasalahan ini adalah :
1. Gagal jantung kanan (kerusakan pada ventrikel kanan jantung yang menyebabkan
proses pengambilan oksigen di dalam paru-paru oleh darah tidak berjalan dengan baik).
2. Gagal jantung kiri (ventrikel kiri jantung tidak dapat memompa darah dengan baik ke
seluruh tubuh menyebabkan tubuh kekurangan darah yang mengandung oksigen).
9
HIPOTESIS AKHIR
(DIAGNOSA)
Berdasarkan keluhan yang dirasakan oleh pasien, data pasien, hasil pemeriksaan fisik,
hasil pemeriksaan penunjang pasien lebih mengarah ke Gagal Jantung Kiri dan saya dapat
menegakkan diagnosis bahwa pasien menderita penyakit Gagal Jantung Kiri.
Pada gagal jantung kiri, ventrikel kiri secara mekanis mengalami kelebihan beban atau
melemah, mengalami dispnea dan ortopnea akibat dari kongesti paru.
Tugas Mahasiswa :
Untuk membaca/ interpretasi sebuah EKG, paling sedikit kita harus mempunyai data-data
tentang hal-hal di bawah ini:
a. Umur penderita: karena bentuk EKG normal pada bayi dan anak-anak sangat berbeda
dengan EKG normal orang dewasa.
10
b. Tinggi, berat dan bentuk badan: orang yang gemuk mempunyai dinding dada yang tebal,
sehingga amplitudo semua komplek EKG lebih kecil, sebab voltase berbanding berbalik
dengan kuadrat jarak elektroda dengan sel otot jantung.
c. Tekanan darah dan keadaan umum penderita: Hal ini penting apakah peningkatan voltase
pada komplek ventrikel kiri ada hubungannya dengan kemungkinan hipertofi dan dilatasi
ventrikel kiri.
d. Penyakit paru pada penderita: posisi jantung dan voltase dari komplek-komplek EKG
dapat dipengaruhi oleh adanya empisema pulmonum yang berat, pleural effusion dan
lain-lain.
e. Penggunaan obat digitalis dan derivatnya: akan sangat mempengaruhi bentuk EKG.
Maka misalnya diperlukan hasil EKG yang bebas dari efek, digitalis, perlu dihentikan
sekurang-kurangnya 3 minggu dari obat digitalis tersebut.
Gagal Jantung Akut adalah timbulnya gejala secara mendadak, biasanya selama bebarapa
hari atau beberapa jam. Gagal Jantung kronik adalah perkembangan gejala selama beberapa
bulan sampai bebarapa tahun. Jika penyebab atau gejala gagal jantung akut tidak reversibel,
maka gagal jantung menjadi kronis.
Gagal Jantung kiri adalah kegagalan ventrikel kiri untuk mengisi atau mengosongkan
dengar benar. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan di dalam ventrikel dan kongesti
pada sistem vaskular paru. Gagal Jantung kiri dapat lebih lanjut dklasifikasikan menjadi
disfungsi sistolik dan diatolik. Disfungsi sistolik didefinisikan sebagai fraksi ejeksi kurang
dari 40% dan disebabkan oleh penurunan kontraktilitas. Ventrikel tidak dikosongkan secara
adekuat karena pemompaan yang buruk, dan hasil akhirnya adalah penurunan curah jantung.
Sedangkan disfungsi diastolik sering disebut dengan Gagal Jantung dengan fungsi ventrikel
11
kiri yang dipertahankan. Pemompaan normal atau bahkan meningkat, dengan fraksi ejeksi
kadang-kadang setinggi 80%. Disfungsi diastolik disebabkan oleh gangguan relaksasi dan
pengisian (Hudak & Gallo, 2011).
Gagal Jantung kanan adalah kegagalan ventrikel kanan untuk memompa secara adekuat.
Kegagalan jantung kanan sering kali mengikuti kegagalan jantung kiri tetapi bisa juga
disebabkan oleh karena gangguan lain seperti atrial septal defek cor pulmonal (Lilly, 2011
didalam Crawford, 2009). Pada kondisi kegagalan jantung kanan terjadi afterload yang
berlebihan pada ventrikel kanan karena peningkatan tekanan vaskular pulmonal sebagai
akibat dari disfungsi ventrikel kiri. Ketika ventrikel kanan mengalami kegagalan,
peningkatan tekanan diastolik akan berbalik arah ke atrium kanan yang kemudian
menyebabkan terjadinya kongesti vena sistemik.
Pada beberapa kasus gagal jantung ditemukan kondisi penurunan output. Dan sebaliknya
peninggian output pada gagal jantung sangat jarang terjadi, biasanya dihubungkan dengan
kondisi hiperkinetik sistem sirkulasi yang terjadi karena meningkatnya kebutuhan jantung
yang disebabkan oleh kondisi lain seperti anemia atau tiroksikosis. Vasokontriksi dapat
terjadi pada kondisi gagal jantung dengan penurunan output sedangkan pada gagal jantung
dengan peningkatan output terjadi vasodilatasi. Pada tipe gagal jantung dengan kemunduran
merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan dalam sistem pengosongan satu atau kedua
ventrikel.
12
DAFTAR PUSTAKA
GOLD Inc. Pocket Guide to COPD Diagnosis, Management, and Prevention. [diakses 4
November 2011]. Di unduh dari URL: http://www.goldcopd.com/Guidelineitem .asp?
l1=2&l2=1&intId=989
eprints.undip.ac.id/43859/2/FATHIA_KHAIRANI_G2A009079_BAB_2_KTI.pdf
eprints.undip.ac.id/44865/3/R._Hasya_Arianda_BAB_II.pdf
skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/EKG_2016.pdf
13