Anda di halaman 1dari 11

PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019

“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”


ISBN: 978-623-7496-14-4

Pengembangan Model Blended Learning Berbasis Google


Classroom Pada Mata Kuliah Rekayasa Sistem Audio
Supriadi 1, Mahmud Mustafa 2
1,2
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar
Email: Supriadi6722@unm.ac.id

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan dan kelayakan model Blended Learning
berbasis google classroom pada mata kuliah Rekayasa Sistem Audio di Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-
UNM. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan Research and Depelopment (R&D). Menurut Punaji
Setyosari (2010:230), menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Pengembangan model blended learning berbasis google
classroom mengikuti tahap pengembangan model perancangan pendidikan dari Plomp. Plomp menunjukkan bahwa
suatu model dalam merancangan pendidikan (termasuk pembelajaran) yang terdiri atas 5 (lima) tahap, yaitu tahap
investigasi awal, tahap desain/perancangan, tahap realisasi/konstruksi, tahap tes, evaluasi dan revisi & tahap
implementasi. Berdasarkan langkah tersebut, kemudian dipadukan dengan unsur-unsur pengembangan model
pembelajaran yang dikemukakan oleh Joyce & Weil, model pengembangan material (produk) pembelajaran oleh
Nieveen, dan model pengembangan sistem instruksional pembelajaran oleh Dick & Carey. Kelayakan model blended
learning berbasis google classroom pada mata kuliah Rekayasa Sistem Audio yang telah dikembangkan dinyatakan
“Sangat Layak” berdasarkan hasil validasi model yang dilakukan oleh ahli dengan mencakup aspek isi model,
petunjuk model dan bahasa di Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNM

Kata Kunci: Blended, learning, google, classroom

Abstract. The purpose of this study was to determine the development and feasibility of a google classroom-based
Blended Learning model in the Audio System Engineering course in the Department of Electronics Engineering FT-
UNM. This research is a research and development of Research and Dependency (R&D). According to Punaji
Setyosari (2010: 230), states that research development is a process used to develop and validate educational
products. The development of the Google classroom-based blended learning model follows the stages of the
development of an educational design model from Plomp. Plomp shows that a model in designing education
(including learning) consists of 5 (five) stages, namely the initial investigation stage, the design / design stage, the
realization / construction stage, the test phase, evaluation and revision & implementation stage. Based on these steps,
then combined with the elements of the development of learning models proposed by Joyce & Weil, the model of
developing learning material (products) by Nieveen, and the instructional system development model by Dick &
Carey. The feasibility of a google classroom-based blended learning model in the Audio System Engineering course
that has been developed is declared "Very Eligible" based on the results of the model validation carried out by experts
by covering aspects of model content, model instructions and language in the Department of Electronic Engineering
FT-UNM.

Keywords: Blended, learning, google, classroom

PENDAHULUAN saja ( every where), kapan saja ( every time) dan


bebas digunakan ( availablet everyone).
Blended-learning sebagai model Kemajuan teknologi dewasa ini
pembelajaran baru dalam pendidikan memberikan menghasilkan beberapa aplikasi yang bermanfaat
peran dan fungsi yang besar bagi dunia pendidikan dalam dunia pendidikan. Beberapa aplikasi
yang selama ini dibebankan dengan banyaknya tersebut dapat digunakan untuk membuat sebuah
kekurangan dan kelemahan pendidikan media pembelajaran yang sangat menarik.
konvensional (pendidikan pada umumnya) Aplikasi Google Classroom merupakan sistem
diantaranya adalah keterbatasan ruang dan waktu pembelajaran yang dikembangkan oleh Google
dalam proses pendidikan konvensional. Teknologi untuk layanan pembelajaran online. Google
informasi yang mempunyai standar platform Classroom ini dirancang untuk menyederhanakan
internet yang bisa menjadi solusi permasalahan pembuatan, pendistribusian, dan penetapan tugas
tersebut karena sifat dari internet itu sendiri yaitu dengan cara tanpa kertas.
memungkinkan segala sesuatu saling terhubung Google Classroom saat ini sedang banyak
belum lagi karakter internet yang murah, diterapkan dibeberapa lingkungan instansi
sederhana dan terbuka mengakibatkan internet bisa pendidikan karena sangat mudah dalam
digunakan oleh siapa saja (every one), di mana penggunaannya untuk menciptakan media

777
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

pembelajaran online. Google Classroom dapat lebih tinggi dan rumit dan ungkapan desain sudah
digunakan sebagai salah satu alternatif aplikasi mencakup keduanya (Smith & Ragan, 2005: 67).
untuk membuat media pembelajaran yang menarik Maka pengembangan pembelajaran
bagi mahasiswa. Berdasarkan pengalaman peneliti merupakan proses desain yang dimulai dari
sebagai pengampuh mata kuliah rekayasa sistem identifikasi masalah kebutuhan pembelajaran dan
audio, dimana salah satu media yang digunakan diakhiri dengan identifikasi bahan belajar dan
yaitu e-learning berbasis google classroom, maka strategi pembelajaran dengan memilih topik bahan
peneliti ingin mengembangkan model belajar dan menuangkannya ke dalam strategi
pembelajaran blended learning yaitu gabungan pembelajaran, kemudian diakhiri dengan
pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran mengevaluasi strategi berikut bahan belajar yang
online berbasis google classroom. Adapun digunakan untuk mengetahui efektivitas suatu
permasalah yang dipaparkan adalah sebagai produk atau prototipe pembelajaran.
berikut: 1) Bagaimana mengembangkan model Kajian desain pembelajaran yang
Blended Learning berbasis Google Classroom memfokuskan pada prosedur pengorganisasian
pada mata kuliah Rekayasa Sistem Audio di pengembangan mencakup analisis,
Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNM. mengembangkan, dan mengimplementasikan serta
2) Bagaimana kelayakan model Blended Learning mengevaluasi program pembelajaran (Seels &
berbasis Google Classroom pada mata kuliah Reckey, 2011: 138). Dengan demikian,
Rekayasa Sistem Audio di Jurusan Pendidikan pengembangan pembelajaran merupakan suatu
Teknik Elektronika FT-UNM pendekatan sistematik dari suatu desain atau
rancangan, produksi, evaluasi, dan pemanfaatan
A. Pengembangan Model Pembelajaran menjadi suatu sistem pembelajaran yang lengkap.
Pengembangan pembelajaran adalah suatu Oleh karena itu, desain pembelajaran harus
proses kegiatan yang sistematis untuk mencapai berorientasi pada kondisi belajar mahasiswa,
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. tujuan untuk mendapatkan hasil belajar yang
Kegiatan dengan pengidentifikasian masalah, dapat diukur secara benar, selain itu, desain
pengembangan strategi dan penggunaan bahan pembelajaran juga mengandung hal yang empiris,
belajar, serta mengevaluasi bahan belajar untuk berulang, dapat dikoreksi dengan memperhatikan
menentukan hal apa yang harus direvisi (Suparman suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
A., 2014: 32). Uraian ini mengandung arti bahwa mahasiswa (Berger & Rosalin, 2012). Dengan
hasil akhir dari pengembangan pembelajaran pendekatan tersebut dapat meningkatkan motivasi
adalah berupa satu set bahan belajar dan strategi belajar mahasiswa dan memperkuat perolehan
pembelajaran yang efektif dan efisien dalam suatu pengetahuan yang mendalam pada bahan belajar.
sistem untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan susunan aktivitas
Proses pengembangan pembelajaran yang luas karena mempunyai proses multisegi bagi
dimulai dengan melakukan identifikasi masalah setiap mahasiswa yang menghadapi masalah
pembelajaran, dilanjutkan dengan mengembang- pembelajaran untuk memperoleh berbagai
kan strategi dan bahan pembelajaran, kemudian kemampuan atau keterampilan (Margaret E.
diakhiri dengan melakukan evaluasi efektivitas dan Gredler, 2001). Jadi, belajar merupakan proses
efisiensi. Dalam hal ini proses evaluasi di yang aktif, dan dapat menjangkau pikiran
dalamnya terkandung maksud untuk melakukan melibatkan proses assimilasi organik dari dalam
perbaikan atau penyempurnaan setiap komponen dan mengambil posisi untuk berada pada pihak
pengembangan model pembelajaran. mahasiswa, bukan bagaimana isi bahan belajar
Konsep pengembangan pembelajaran yang menentukan kualitas dan kuantitas proses
beberapa ahli membedakan antara desain dan pembelajaran.
rancangan pembelajaran. Desain merupakan Pengembangan model pembelajaran
aktivitas atau proses untuk meningkatkan kualitas mengalami banyak kendala mulai dari teori belajar
hasil yang berhubungan dengan perencanaan. yang mendasarinya dan teori desain yang
Sedangkan perencanaan (planning) dilakukan digunakan. Rendahnya kualitas proses
untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, pembelajaran seperti: (1) kemampuan bertanya
dalam proses pengembangan pembelajaran di yang rendah, (2) waktu penyelesaian tugas tidak
mulai dengan mengarahkan aktivitas sebagai suatu tepat, (3) bahan belajar yang digunakan sangat
desain untuk menghasilkan blueprint ketika suatu sederhana, (4) partisipasi mahasiswa rendah, dan
kegiatan menjadi kempleks, maka ungkapan yang (5) strategi pembelajaran yang digunakan tidak
dapat digunakan adalah desain. Dengan demikian, konsisten dengan bahan belajar. Relevansi model
dosen dapat menggunakan perancangan (design) terhadap komponen sistem membuat rendahnya
jika suatu program kegiatan yang berhubungan kualitas proses pembelajaran (Darlan, 2012).
dengan pembelajaran untuk aktivitas kegiatan yang

778
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

Penguatan konseptual model ditunjukkan disajikan secara utuh. Model dapat menjelaskan
pada relevansi model konseptual pembelajaran keterkaitan secara lebih tepat, utuh, konsisten, dan
terhadap model yang dihasilkan agar mahasiswa menyeluruh dari suatu aktivitas (Reigeluth, 2009:
dapat belajar dan beraktivitas sesuai dengan 9). Oleh karena itu, model disusun dalam upaya
kondisi belajar yang dimiliki. Untuk menentukan untuk mengkonkritkan keterkaitan suatu
relevansi model konseptual dengan kondisi belajar, komponen yang masih abstrak dalam suatu
maka diperlukan suatu proses seperti: (1) gambar, skema yang mencerminkan alur pikir.
mengidentifikasi kebutuhan belajar, (2) mendesain Dengan demikian, secara esensial model
pengembangan, (3) mengimplementasikan pembelajaran mengandung komponen yaitu:
pembelajaran dan (4) mengevaluasi pembelajaran analysis, design, development, implementation,
yang dikembangkan. Hubungan antara teori model dan evaluation (ADDIE). Komponen tersebut
dengan pengembangan model pembelajaran dilakukan secara sistematik terhadap strategi
mengandung arti bahwa teori desain pembelajaran pembelajaran, bahan belajar, sarana, kompetensi
menghasilkan blueprint, sedangkan dosen, dan karakteristik mahasiswa untuk
pengembangan menghasilkan produk. Jadi membantu perancang pembelajaran menghasilkan
relevansi antara kondisi aktual, teori belajar dan model pembelajaran yang efektif, efisien dan
desain pembelajaran serta pengembangan model menarik. Penggunaan komponen model
menghasilkan sistem pembelajaran dan pembelajaran yang telah dikemukakan sebagai
penggunaan produk pembelajaran. pijakan dalam pengembangan, jika pengembangan
Langkah-langkah pengembangan model model pembelajaran harus disesuaikan dengan
pembelajaran yang diperlukan, adalah: (1) tahapan model desain pembelajaran yang
mengidentifikasi, (2) mengembangkan dan (3) digunakan dalam pengembangan model
mengevaluasi serta (4) merevisi. Selanjutnya untuk pembelajaran paket keahlian audio-video. Jika ada
aktivitas pengembangan memerlukan tahapan komponen pengembangan model pembelajaran
seperti: (1) merancang, (2) mengembangkan, (3) paket keahlian audio-video ada yang tidak
mengimplementasikan, dan menilai pembelajaran, mendukung, maka dilakukan penyesuaian dalam
dan (4) melakukan revisi (Dick & Carey, 2001: 3). pengembangan model pembelajaran prekayasaan
Jadi desain pembelajaran sebagai sebagai suatu sistem Audio.
landasan pengembangan diperlukan kegiatan
seperti: (1) pendefinisian, (2) mendesain, (3) B. Model Blended learning
mendemonstrasikan, (4) mengembangkan, dan (5) Blended learning istilah yang berasal dari
menyajikan (Cennamo & Kalk, 2005: 10). bahasa Inggris, yang terdiri atas dua suku kata,
Berdasarkan tahapan desain pembelajaran blended dan learning. Kata Blend berarti campuran
membuat desain pembelajaran sebagai upaya yang berarti terdapat berbagai macam pola
untuk menganalisis kondisi pembelajaran yang pembelajaran yang digunakan. Sedangkan
berlangsung saat ini dengan memperhatikan Learning memiliki makna umum yakni belajar,
kebutuhan pembelajaran, seperti: (a) dengan demikian dapat dimaknai sebagai pola
mengembangkan kerangka isi pembelajaran, (b) pembelajaran yang mengandung unsur
mengembangkan kerangka pembelajaran, dan (c) pencampuran, atau penggabungan antara pola
menerapkan sistem pembelajaran. Ketiga fase dengan pola lainnya. Elenena Mosa (2006)
desain pembelajaran merupakan perencanaan menyampaikan yang dicampur adalah dua unsur
pembelajaran tentang kondisi belajar di kelas yang utama, yakni pembelajaran di kelas (classroom
dapat mendosentkan kegiatan pembelajaran yang lesson) dengan online learning.
efektif. Istilah blended learning menurut Semler
Model pembelajaran merupakan suatu (2005):“Blended learning combines the best
susunan rangkaian komponen pembelajaran yang aspects of online learning, structured face-to-face
saling terintegrasi secara lengkap seperti: penataan activities, and real world practice”. Maknanya
urutan isi bahan belajar, penggunaan rangkuman bahwa Blended learning merupakan kombinasi
atau ringkasan, penggunaan contoh, dan aspek terbaik dari pembelajaran online,
penggunaan strategi yang berbeda untuk pembelajaran tatap muka dan pengalaman di dunia
memotivasi mahasiswa. Untuk itu, model nyata.
merupakan gambaran mental yang dapat Menurut Driscoll & Carliner, (2002)
membantu untuk menjelaskan sesuatu dengan mendefinisikan: “Blended learning integrated or
lebih jelas terhadap sesuatu yang tidak dapat blends learning programs in different format to
dialami secara langsung, secara spesifik model archieve a common goal” yang dapat diartikan
dapat berupa gambar, skema yang menjelaskan blended learning mengintegrasikan atau
keterkaitan dari berbagai komponen dan menggabungkan program belajar dalam format
subkomponen lainnya dalam suatu pola yang yang berbeda dalam mencapai tujuan umum.

779
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

Menurut Bershin (2004): “Blended learning muka dapat digunakan untuk melibatkan para
is combination of different training media : mahasiswa dalam pengalaman interaktif.
technologies, activities, and types of events to Sedangkan porsi online memberikan pebelajar
creat an optimum training program for a specific dengan konten multimedia yang kaya akan
audience”. Artinya bahwa blended learning adalah pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja
menggabungkan dari berbagai media, teknologi, selama pembelajar memiliki akses internet
kegiatan, dan jenis peristiwa untuk menciptakan (Prayitno. W. 2016:6).
program pelatihan yang optimal bagi audiens yang
spesifik. C. Google Classroom
Menurut Harmon & Jones (2005: 125), Google Classroom adalah serangkaian alat
menyatakan bahwa model blended learning produktivitas gratis yang meliputi Gmail, Drive,
mengkombinasikan pola tatap muka di kelas atau dan Dokumen, serta tersedia bagi pengguna
penggunaan web secara online. Google Apps for Education. Google Class room
Makna asli sekaligus yang paling umum dirancang untuk membantu pengajar membuat dan
blended learning mengacu pada belajar yang mengumpulkan tugas tanpa kertas, termasuk fitur
mengkombinasi atau mencampur antara yang menghemat waktu seperti kemampuan untuk
pembelajaran tatap muka (face to face = f2f) dan membuat salinan Google Dokumen secara
pembelajaran berbasis komputer (online dan otomatis bagi setiap siswa. Google classroom juga
offline) (Wasis D. Dwiyogo, 2014). dapat membuat folder Drive untuk setiap tugas dan
Blended Learning adalah metode setiap siswa, agar semuanya tetap teratur. Siswa
pembelajaran yang memadukan pertemuan tatap dapat melacak setiap tugas yang hampir mendekati
muka dengan materi online secara harmonis. batas waktu pengumpulan di laman Tugas, dan
Perpaduan antara mahasiswa konvensional di mulai mengerjakannya cukup dengan satu klik.
mana pendidik dan mahasiswa bertemu langsung Pengajar dapat melihat dengan cepat siapa saja
dengan pembelajaran online yang bisa diakses yang belum menyelesaikan tugas, serta
kapan saja, di mana saja 24 jam sehari, 7 hari memberikan masukan dan nilai langsung di google
seminggu. Adapun bentuk lain dari blended classroom.
learning adalah pertemuan virtual antara pendidik Manfaat google classroom yaitu, Pengajar
dengan mahasiswa. Mereka mungkin saja berada dapat menambahkan siswa secara langsung atau
di dua dunia berbeda, namun bisa saling memberi berbagi kode dengan kelasnya untuk bergabung.
feedback, bertanya, atau menjawab. Semuanya Hanya perlu beberapa menit untuk
dilakukan secara real time. Sebagian menyebutnya menyiapkannya. Alur tugas yang sederhana dan
dengan Long Distance Instructed Learning, yang tanpa kertas memungkinkan pengajar membuat,
lain menyebutnya Virtual Instructor Led Training memeriksa, dan menilai tugas dengan cepat,
yang dipandu oleh instruktur betulan secara virtual disatu tempat. Siswa dapat melihat semua tugasnya
karena antara peserta dan instruktur berada di dilaman tugas, dan semua materi kelas secara
tempat yang berbeda. Apapun namanya, model otomatis disimpan ke dalam folder di Google
pembelajaran ini memanfaatkan teknologi IT lewat Drive. Google Classroom memungkinkan pengajar
media video conference, phone conference, atau untuk mengirim pengumuman dan memulai
chatting online. diskusi secara langsung. Siswa dapat berbagi
Dari definisi yang telah dijelaskan di atas sumber daya satu sama lain atau memberikan
maka dapat dijelaskan secara sederhana bahwa jawaban atas pertanyaan dialiran. Seperti layanan
blended learning adalah kombinasi atau Google Apps for Education lainnya, Google
penggabungan lingkungan belajar antara Classroom tidak mengandung iklan, tidak pernah
pembelajaran tatap muka berbasis kelas dengan menggunakan data siswa untuk iklan, dan gratis
pembelajaran e-learning (online) berbasis web untuk sekolah.
untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan. Menurut Wikipedia Indonesia Google
Berdasarkan pembahasan di atas dapat Classroom (atau dalam bahasa Indonesia yaitu
dikemukakan tujuan blended learning adalah; (1) Ruang Kelas Google) adalah suatu serambi
Membantu pembelajar untuk berkembang lebih pembelajaran campuran yang diperuntukkan
baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya terhadap setiap ruang lingkup pendidikan yang
belajar dan preferensi dalam belajar, (2) dimaksudkan untuk menemukan jalan keluar atas
Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi kesulitan dalam membuat, membagikan dan
dosen dan pembelajar untuk pembelajaran secara menggolong-golongkan setiap penugasan tanpa
mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang, (3) kertas. Perangkat lunak ini telah diperkenalkan
Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi sebagai keistimewaan Google Apps for Education
pembelajar, dengan menggabungkan aspek terbaik lalu itu disudahi dengan pengeluaran kepada
dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap khalayak sejak 12 Agustus 2014. Google sudah

780
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

melakukan pemberitahuan mengenai antarmuka Pendidik dapat menambahkan siswa secara


pemrograman aplikasi dari sebuah ruang kelas dan langsung atau menggunakan kode dengan
sebuah tombol berbagi untuk situs web sehingga kelasnya untuk bergabung
pihak kepengelolaan sekolah beserta para  Hemat Waktu
pengembang diperkenankan supaya melakukan Alur kerja tugas tanpa kertas memungkinkan
penerapan lebih lanjut terhadap Google Classroom. pendidik membuat, memeriksa, atau menilai
Perez, Sarah (29 Juni 2015) tugas dengan cepat.
Google Classroom atau Ruang Kelas  Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
Google adalah suatu serambi pembelajaran Siswa dapat melihat semua tugasnya di laman
campuran untuk setiap ruang lingkup pendidikan tugas serta semua materi pembelajaran dapat
sehingga dapat memudahkan seorang dosen dalam disimpan dalam folder di Google Drive.
membuat, membagikan, dan menggolongkan Google Classroom dapat diakses melalui
setiap penugasan tanpa kertas. Software tersebut komputer maupun ponsel dengan segala browser.
telah diperkenalkan sebagai keistimewaan dari Google Classroom juga dapat diunduh di playstore
Google Apps for Education yang rilis pada tanggal dengan keyword "Google Classroom" baik di
12 Agustus 2014. Pihak Google juga telah android maupun iOS. Berikut ini merupakan salah
melakukan pemberitahuan mengenai antarmuka satu Sistem Manajemen Pembelajaran
pemrograman aplikasi dari sebuah ruang kelas menggunakan Google Classroom.
serta tombol share untuk situs web, sehingga  Pengajar dapat memberikan dokumen kepada
semua pihak pengelola sekolah beserta para siswa secara langsung dan juga
developer dibolehkan untuk melakukan penerapan mendistribusikan file ke pengembang konten
lebih lanjut terhadap Google Classroom. online lainnya.
Dengan adanya Google Classroom, para  Pengajar dapan mengshare artikel, video, situs
murid juga secara tidak langsung mendukung serta referensi lain terkait pembelajaran.
gerakan go green. Selain tidak menggunakan Data dapat dikumpulkan dari siswa secara
kertas sebagai media pembelajaran, Google online supaya memudahkan menerima feedback
Classroom juga menyediakan serangkaian pelajar dan informasi pribadi yang mampu
perangkat gratis untuk mendukung produktivitas meningkatkan pengalaman e-Learning secara
para siswa seperti Gmail, Drive, dan Docs. Oleh keseluruhan
sebab itu, siswa dapat mengerjakan dan
mengumpulkan tugas tanpa menggunakan buku METODE PENELITIAN
atau kertas lagi. Nantinya, para dosen bisa
membuat folder Drive khusus untuk setiap tugas Pengembangan model yang dipergunakan
dan untuk siswa agar semuanya dapat lebih teratur mengikuti tahap pengembangan model
serta membuat salinan dokumen di Google Docs perancangan pendidikan dari Plomp (1997:5).
secara otomatis. Selain itu, terdapat pula fitur Plomp menunjukkan bahwa suatu model dalam
bernama Class Stream. Fitur tersebut merancangan pendidikan (termasuk pembelajaran)
memungkinkan siswa untuk melakukan debat, yang terdiri atas 5 (lima) tahap, yaitu tahap
diskusi, tanya jawab dengan sesama siswa lain investigasi awal, tahap desain/perancangan, tahap
maupun dengan dosen. Sang dosen dapat realisasi/konstruksi, tahap tes, evaluasi dan revisi
mengirim pertanyaan ke dalam kelas lalu siswa & tahap implementasi.
akan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan Berdasarkan langkah tersebut, kemudian
tersebut. Bukan hanya dalam bentuk teks, namun dipadukan dengan unsur-unsur pengembangan
dosen bisa menyampaikannya dalam bentuk video model pembelajaran yang dikemukakan oleh Joyce
atau artikel yang kemudian meminta siswa untuk & Weil (2004:115), model pengembangan material
menulis rangkumannya. (produk) pembelajaran oleh Nieveen (1999:127-
Google Classroom merupakan aplikasi 128), dan model pengembangan sistem
pendukung pembelajaran secara online yang dibuat instruksional pembelajaran oleh Dick & Carey
oleh Google. Aplikasi ini dapat diakses secara (2005:3)
gratis dan dimanfaatkan oleh para developer e-
Learning profesional atau online educators yang HASIL DAN PEMBAHASAN
telah memiliki Google Apps for Education. Google Pembelajaran yang dikembangkan dalam
Classroom dianggap sebagai salah satu gerakan penelitian ini adalah model Blended Learning
pendukung pengurangan pemanfaaatan kertas serta berbasis google classroom di Jurusan Pendidikan
menjadikan pemusatan bahan-bahan pembelajaran Teknik Elektronika. Pada pengembangan ini
pada suatu tempat berbasis Cloud Storage. mengikuti tahap pengembangan perancangan
Berikut adalah manfaat dari Google Classroom : pendidikan dari Plomp dengan dipadukan unsur-
 Mudahnya Persiapan unsur pengembangan pembelajaran yang

781
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

dikemukakan oleh Joyce et al., pengembangan tugas mandiri, pemberian tanggapan dosen setiap
material (produk) pembelajaran oleh Nieveen, dan selesai mengerjakan soal-soal, pemberian materi
pengembangan system instruksional pembelajaran oleh dosen dalam bentuk modul, power point atau
oleh Dick & Carry. makalah, kemandirian materi yang diberikan oleh
Langka awal dari penelitian ini adalah dosen, kecukupan referensi, kemutahiran referensi
investigasi awal yang dilakukan sebagai upaya yang disediakan. Interaktivitas setiap topik
untuk mengetahui keadaan awal yang terjadi pada pembelajaran dengan teman, keseringan
subyek penelitian. Selanjutnya dilakukan mengalami kesulitan untuk berdiskusi dengan
desain/realisasi model, perangkat dan instumen. teman, kesulitan untuk berdiskusi dengan teman,
Sebelum diujicobakan, semua instrumen, dan keterbantuan fasilitas chat dan forum dalam
pedoman model, serta perangkat pembelajaran berinteraksi dengan teman, pernyataan persetujuan
telah divalidasi oleh ahli & praktisi sesuai jika pembelajaran audio video menggunakan e-
keahliannya. Setelah tahap validasi, kegiatan yang Learning yang telah tersedia dikampus, dosen
dilakukan adalah ujicoba perorangan, ujicoba memberikan tugas mandiri dan soal-soal melalui
kelompok kecil (ujicoba terbatas) dan ujicoba e-learning tersebut, kebersedian membuka e-
diperluas (ujicoba lapangan). learning pembelajaran audio video melalui
internet, diperoleh rerata skor keseluruhan 55,20 %
1. Hasil investigasi awal
dalam hal ini kriteria kurang.
Fase investigasi awal dilakukan melalui
Berdasarkan dari jawaban yang diberikan
pengumpulan informasi tentang: identifikasi tujuan
oleh mahasiswa dapat diketahui bahwa pada
dan analisis pembelajaran, karakteristik
umumnya Mahasiswa merasa bahwa dosen telah
mahasiswa, dan permasalahan pembelajaran saat
menyediakan waktu, memberikan tanggapan atas
ini. Data hasil investigasi awal diperoleh melalui
apa yang dikerjakan, memberikan materi yang
angket, wawancara dan pengamatan langsung
cukup bagi mereka. Namun sebagian besar
dalam pembelajaran perekayasaan system audio.
mahasiswa merasa bahwa referensi dan sumber
a. Hasil analisis kebutuhan mahasiswa belajar yang disediakan belum mencukupi,
Mahasiswa yang dijadikan subjek dalam pemutahiran sumber belajar belum memadai.
penelitian ini terdiri dari 16 orang. Berdasarkan Sebagian besar Mahasiswa setuju apabila dosen
pada kuisioner yang diberikan kepada Mahasiswa memberikan tugas mandiri melalui e-learning
untuk mengetahui diperoleh jawaban seperti pada yang difasilitasi dengan chatt, forum dan
Tabel 2. streaming untuk berinteraksi dengan teman dan
Tabel 1 Hasil Penilaian Analisis kebutuhan dosen.
mahasiswa
b. Hasil analisis kebutuhan dosen
No. Aspek Rata-rata Skor Kriteria Dosen yang dijadikan subyek penelitian
Keseluruhan % sebanyak 2 orang sebagai responden untuk
1. Analisis kebutuhan mengetahui kebutuhan awal dosen dalam dalam
mahasiswa dalam 55,20 Kurang
pelaksanaan pembelajaran audio video. Hasil
pembelajaran
pereka-yasaan angket diperoleh disajikan pada Tabel 2. Indikator
sistem audio kebutuhan dosen terdiri dari senantiasa
2. Analisis kebutuhan menyiapkan dan memanfaatkan silabus sebagai
dosen dalam 54,94 Kurang referensi dalam setiap perencanaan pembelajaran,
pembela-jaran selalu menyiapkan RPS dan memberikan materi
perekayasaan dalam bentuk modul, ketersediaan panduan
sistem audio praktek dalam bentuk jobsheet, ketersediaan
3. Pengelolaan sumber-sumber belajar dan buku bacaan serta
pembela-jaran 75,83 Baik
kemutahiran buku bacaan, materi yang dikemas
perekayasaan
menarik, pemanfaatan media pembelajaran audio
sistem audio
a. Perencanaan 82,22 Memuas video, ketersediaan waktu khusus untuk membahas
kan tiap kompetensi pembelajaran, ketersediaan waktu
b. Pelaksanaan 69,44 Cukup khusus untuk berkonsultasi, pemberian tanggapan
c. Evaluasi 77,78 Baik setiap selesai mengerjakan tugas-tugas mandiri,
penguasaan materi secara memadai serta adanya
Analisis kebutuhan Mahasiswa terdiri dari keinginan untuk memperbaiki cara mengajar paket
indikator ketersedian waktu dosen secara khusus audio video.
untuk membahas tiap kompetensi pembelajaran, Berdasarkan data hasil angket kebutuhan
ketersediaan waktu dosen untuk berkonsultasi, dosen diperoleh dosen senantiasa menyiapkan dan
pemberian tanggapan setiap selesai mengerjakan memanfaatkan perangkat pembelajaran (seperti:

782
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

RPS, modul, Jobsheet dan media) dalam setiap indikator: metode pembelajaran, media
perencanaan pembelajaran. Dosen dalam proses pembelajaran, kemampuan membuka pelajaran,
pembelajaran senantiasa membahas kompetensi sikap dosen dalam proses pembelajaran,
pembelajaran, memberikan tanggapan terhadap penguasaan bahan ajar, kegiatan pembelajaran,
materi dan menguasai materi. Mengenai sumber- kemampuan menggunakan media pembelajaran,
sumber belajar selama ini belum mencukupi dan kemampuan menutup kegiatan pembelajaran,
belum memenuhi kemutahiran isi bacaan. Dosen tindak lanjut dan evaluasi pembelajaran.
juga telah memanfaatkan media elektronik dalam
pembelajaran namun terbatas pada penggunaan file 3) Evaluasi pembelajaran
presentasi secara, belum ada yang menggunakan Evaluasi merupakan salah satu komponen
pembelajaran on-line seperti e-learning atau penting dan tahap yang harus ditempuh oleh dosen
pembelajaran berbasis web. untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil
yang diperoleh dapat dijadikan balikan bagi dosen
c. Hasil analisis pengelolaan pembelajaran
dalam memperbaiki dan menyempurnakan
Pengelolaan pembelajaran pada hakikatnya
program dan kegiatan pembelajaran. Sesuai hasil
mengacu pada suatu upaya untuk
penelitian diperoleh hasil penilaian mengenai
mengatur/mengendalikan/memanajemeni aktivitas
evaluasi pembelajaran audio video dengan rerata
pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan
skor 77,74% berdasarkan hasil penilaian tersebut
prinsip-prinsip pengajaran untuk menyukseskan
bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang
tujuan pengajaran sehingga tercapai lebih efektif,
dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Teknik
efisien, dan produktif.
Elektronika pada kategori Baik.
Pada kegiatan pembelajaran yang
Evaluasi pembelajaran ini terdiri atas
berlangsung dikelas seringkali seorang dosen tidak
indikator: Pemantauan belajar mahasiswa oleh
dapat menguasai kelas dengan baik sehingga
dosen dalam proses pembelajaran, penilaian dosen
mengakibatkan tujuan pendidikan tidak tercapai.
dengan metode bervariasi, pelaksanaan penilaian
Penguasaan kelas oleh seorang dosen meliputi dua
belajar mahasiswa yang dilaksanakan setiap tatap
aktivitas utama, yaitu mengelola manusia dan
muka oleh dosen, pengujian semua bahan yang di
mengelola fisik. Mengelola manusia berarti
ajarkan pada semester tersebut, penilaian hasil
seorang dosen harus dapat mengelola seluruh
belajar mengacu kepada RPS yang telah dibuat,
mahasiswanya dengan baik, sedangkan mengelola
penilaian hasil belajar berdasarkan Penelian Acuan
fisik merupakan kemampuan dosen dalam
Patokan (PAP) yang telah ditetapkan sebelumnya,
memanfaatkan, menata, merawat seluruh fasilitas
melakukan tes menggunakan tes tertulis, evaluasi
yang menunjang keberhasilan pembelajaran.
disesuaikan dengan alokasi waktu yang disediakan.
Hasil angket pengelolaan pembelajaran
Berdasarkan hasil angket, wawancara dan
yang diberikan kepada 9 orang dosen yang
pengamatan langsung diperoleh informasi sebagai
menjadi responden dapat dilihat pada Tabel 4.1
berikut:
yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan
a. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum
evaluasi pembelajaran didapat rerata skor
berdasarkan KKNI
keseluruhan 75,83 % dengan kategori Baik.
b. Tujuan pembelajaran mengacu pada Standar
1) Perencanaan pembelajaran
kompetensi dan kompetensi dasar.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil
c. Karakteristik Mahasiswa dalam gaya
penilaian mengenai perencanaan pembelajaran
belajarnya rata-rata mempunyai gaya belajar
audio video dengan rata-rata skor 82,22 %.
audiotori dan kelompok
Berdasarkan hasil penilaian tersebut bahwa
d. Mahasiswa dalam pembelajaran pada
perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan di
umumnya pasif
Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika pada
e. Sumber belajar yang digunakan dalam
kategori memuaskan dalam hal tujuan
pembelajaran belum mencukupi
pembelajaran, dan kesiapan dosen dalam
f. Mahasiswa rata-rata mempunyai fasilitas
menyediakan bahan belajar/materi ajar.
handphone android dan laptop
g. Jurusan memiliki fasilitas laboratorium
2) Pelaksanaan pembelajaran
komputer yang dilengkapi dengan jaringan
Sesuai hasil penelitian diperoleh hasil
komputer
penilaian mengenai pelaksanaan pembelajaran
h. Rata-rata mahasiswa dan dosen menginginkan
audio video dengan rerata skor 69,44%
adanya fasilitas e-learning dalam
berdasarkan hasil penilaian tersebut bahwa
pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di
Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika pada
kategori Cukup. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
2. Hasil tahap desain

783
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

Kegiatan yang dilakukan pada tahap sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem
desain produk, adalah; a) merumuskan tujuan pendukung dan dampak instruksional dan dampak
khusus, b) merumuskan alat evaluasi, c) pengiring. Sedang petunjuk pelaksanaan
menetapkan strategi belajar, d) menetapkan pembelajaran berisi hal-hal berupa: tugas-tugas
material pembelajaran. perencanaan, pengorganisasian pembelajaran,
membantu aktivitas mahasiswa, menangani situasi
a. Merumuskan tujuan pembelajaran pembelajaran secara individual/kelompok, dan alat
Rumusan tujuan pembelajaran penilaian.
mempertimbangkan tiga domain belajar yang
mencakup domain kognitif yang menekankan 3. Tahap realisasi
tingkatan berpikir; domain afektif yang merujuk Realisasi dilakukan berdasarkan hasil pada
pada sikap dan perasaan serta domain tahap pra-pengembangan (investigasi awal dan
psikomotorik yang menekankan pada tindakan dan desain), kemudian direfleksi dan dicermati
keterampilan. Disamping itu tujuan pembelajaran kembali untuk diarahkan pada realisasi berupa
juga mempertimbangkan stratifikasi pemikiran prototipe: (a) pedoman model ; (b) perangkat
tingkat rendah, pemikiran tingkat sedang dan pembelajaran; dan (c) instrumen.
pemikiran tingkat tinggi.
a. Realisasi Pedoman Model
b. Merumuskan alat evaluasi untuk mengukur Panduan model secara garis besar memuat
kompetensi Mahasiswa. hipotetik model seperti yang disajikan pada
Pengembangkan alat evaluasi atau tes Gambar 4.4.
diperlukan beberapa langkah awal yaitu:
identifikasi tujuan pembelajaran, menyusun Tabel
spesifikasi atau kisi-kisi, dan menentukan bentuk
tes yang akan digunakan. Tes yang didesain dalam
penelitian ini baik dalam bentuk cetak maupun
dalam bentuk tes on-line.

c. Mengembangkan strategi pembelajaran


Strategi pembelajaran makro adalah
berbagai aspek untuk memilih strategi
penyampaian, urutan, dan pengelompokkan isi,
menggambarkan komponen belajar yang dimaksud
dalam pembelajaran, mengembangkan struktur
pembelajaran, dan menyeleksi media dalam
menyampaikan pembelajaran (Yaumi:2013:263).
Strategi penyampaian yang digunakan
adalah kombinasi penyampaian tatap muka dan e-
learning. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan yang direkomendasikan kurikulum
2013 yaitu pendekatan saintifik. Media yang
digunakan adalah media berbasis web, yaitu media
e-learning sebagai media utama.

d. Menetapkan material pembelajaran Berdasarkan hipotetik model tersebut


Material yang digunakan adalah bahan ajar selanjutnya disajikan deskripsi model, yaitu
dalam format kombinasi bentuk cetak dan non
cetak. 1) Sintaks Model
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di Suatu model pembelajaran memiliki sintaks
atas, selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk atau urutan atau tahapan-tahapan kegiatan belajar
desain pedoman model, yaitu: yang diistilahkan dengan fase yang
Hasil desain model adalah format pedoman menggambarkan bagaimana model tersebut
model . Format pedoman model berisi bekerja dalam prakteknya, misalnya bagaimana
pendahuluan, isi model, dan petunjuk pelaksanaan memulai pelajaran, bagaimana memfasilitasi
pembelajaran yang menggunakan model. mahasiswa dalam menggunakan sumber belajar.
Pendahuluan berisi hal-hal yang menjadi Sintaks model disajikan pada Tabel 4.2.
pertimbangan utama pengembangan model . Isi
model memuat 5 (lima) komponen utama, yaitu:

784
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

Tabel 2 Sintaks Model Fase Aktivitas


Fase Aktivitas Pembelajara
Dosen Mahasiswa (PD)
Pembelajara n
Dosen Mahasiswa (PD) pembelajaran untuk pertemuan
n
Klassikal untuk pertemuan berikutnya
Pra Pembe- Menyiapkan dan Merapikan kelas, berikutnya.
lajaran memotivasi memberi, salam E-Learning
belajar untuk dan menyimak Fase I Mengakses Mengakses
mengikuti proses manfaat materi website & login website & Login
pembelajaran yang akan ke program e- ke program e-
diperlajari learning learning
Menyampaikan Membaca dan Fase II Membuat topik Memilih topik
tujuan memahami pembelajaran pembelajaran &
pembelajaran dan tujuan Menyimak tujuan
cakupan materi pembelajaran & pembelajaran
cakupan materi Fase III Menguplod Mempelajari
Menyiapkan Melakukan materi pelajaran materi melalui
Pretes pretes (dokumen, video file (dokumen,
Membagi Berkelompok & Presentasi) video &
kelompok secara sesuai arahan Presentasi)
heterogen dosen Fase IV Memandu PD Memperdalam
Fase I : Menayangkan Mengamati video melakukan materi melalui
Mengamati video pembelajaran diskusi On-line diskusi on-line
pembelajaran (forum, chatting (forum, chatting
Fase II : Dosen meminta Menceritakan & streaming) & streaming)
Menanya PD menceritakan pemahamannya Fase V Menyiapkan Melakukan
pemahamannya mengenai video program aplikasi perco-baan
mengenai video pembelajaran dan virtual menggunakan
pembelajaran dan merumuskan laboratorium dan virtual
merumuskan masalah Jobsheet laboratorium
masalah Fase VI Memeriksa tugas Mengupload
Fase III Membimbing PD Mempelajari Mahasiswa laporan
Mengeksplo- untuk materi melalui percobaan)
rasi mempelajari Buku paket Fase VII Menyiapkan Post Mengerjakan
materi melalui test Post test
buku paket. Fase VIII Logout dari Logout dari
Membimbing PD Memperdalam program program
dalam diskusi materi melalui
kelompok diskusi 1) Sistem sosial model
kelompok Sistem sosial merupakan kondisi/ aturan
Membimbing PD Melakukan yang berlaku dalam suatu model pembelajaran,
melakukan percobaan
Sistem sosial dapat juga dikatakan sebagai pola
percoba-an berdasarkan
berdasarkan jobsheet komunikasi antara dosen dengan mahasiswa dalam
jobsheet proses pembelajaran. Terdapat tiga pola
Fase : IV Membimbing PD Mengumpulkan komunikasi yang dapat digunakan untuk
Mengaso- mengumpulkan dan menganalisis mengembangkan interaksi dinamis antara dosen-
siasi dan menganalisa data hasil mahasiswa, yaitu; (1) komunikasi sebagai aksi atau
data hasil percobaan komunikasi satu arah, (2) komunikasi sebagai
percobaan interaksi atau komunikasi dua arah, dan (3)
Fase : V Membimbing PD Mempresentasika komunikasi transaksi atau komunikasi banyak
Mengkomu- mempresentasika n hasil arah. Dengan demikian, sistem sosial dalam model
nikasikan n hasil percobaan pembelajaran
menganut pola hubungan mahasiswa lebih
(percobaan)
Pasca Melakukan Menyimak
dominan daripada dosen.
Pembelajaran kegiatan tindak bentuk
lanjut dalam pemberian tugas 2) Prinsip reaksi model
bentuk Prinsip reaksi model , yaitu: (1)
pemberian tugas, menciptakan suasana yang kondusif untuk
melalui e- pembelajaran dan membangkitkan motivasi
learning Mahasiswa untuk belajar, misalnya dengan
Menginformasika Menyimak menyiapkan Mahasiswa untuk belajar dan
n rencana rencana kegiatan menyampaikan tujuan pembelajaran. (2)
kegiatan pembelajaran

785
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

menyediakan dan mengelola sumber-sumber


belajar yang dapat mendukung kelancaran proses Tabel 3 Hasil Validasi Pedoman Model
pembelajaran, seperti buku materi, jobsheet, dan
media pembelajaran; (3) menyampaikan informasi AspekN yang Hasil Kriteria
_
tentang e-learning; (4) membimbing Mahasiswa o. dinilai Penilaian _
belajar dan menuntun menyelesaikan masalah 1 2 X
3
yang dipaparkan dalam jobsheet dan tugas on-line; Pendahulua
1 0
. n 1 0 .831 Sangat
dan (5) menghargai segala aktivitas Mahasiswa .00 .50 .00 Valid
yang mendukung proses pembelajaran (penguatan
positif) dan mengarahkan aktivitas Mahasiswa Isi model
2
yang menghambat proses pembelajaran (penguatan .
negatif). Selain itu, peran dosen dalam a. Sintaks 0 0 0 Sangat
0
pembelajaran dengan menggunakan model adalah .83 .83 .83 .83 Valid
sebagai fasilitator, motivator, moderator dan b. Sistem 1 1 1 Sangat
1
konsultan. Sosial .00 .00 .00 .00 Valid
c. Prinsip 0 1 0 Sangat
0
reaksi .80 .00 .80 .87 Valid
3) Sistem pendukung model
d. Sistem 0 1 1 Sangat
0
Sistem pendukung model , yaitu sarana, pendukung .83 .00 .00 .94 Valid
perangkat pembelajaran dan alat bantu atau media. Dampak 0
Oleh karena itu sistem pendukung model yang instruksiona 0 0 .800 Sangat
dibutuhkan, yaitu: (1) Rencana Pelaksanaan l dan .80 .80 .80 Valid
Semester (RPS); (2) materi ajar; (3) jobsheet dan pengiring
(5) alat evaluasi berupa tes kompetensi hasil Petunjuk
3
belajar, dan (6) media e-learning. . pelaksanaan
pembelajara
4) Dampak instruksional dan dampak pengiring n
model Tugas-tugas 0 1 1 0
Valid
perencanaan .00 .00 .00 .67
Dampak instruksional model, yaitu: (a)
Pengorganis 1 1 1 Sangat
1
penguasaan materi ajar paket keahlian asian .00 .00 .00 .00 Valid
perekayasaan sistem audio yang berkenan dengan Membantu 0
pencapaian kompetensi dasar dan indikator 1 0 1
aktivitas .67 Valid
pencapaian kompetensi dasar yang direncanakan .00 .00 .00
Mahasiswa
dalam Rencana Pelaksanaan Semester (RPS); (b) Menangani
sikap positif terhadap paket keahlian perekayasaan situasi 0
sistem audio merupakan dampak lanjutan dari pembelajara 1 0 ,671
Valid
keterlibatan mahasiswa yang cukup dominan n secara .00 .00 .00
dalam proses belajar terciptanya suasana belajar individual/
kelompok
yang menyenangkan, dan menumbuhkan sikap
Evaluasi 1 1 1 Sangat
1
positif mahasiswa terhadap pelajaran. .00 .00 .00 .00 Valid
Dampak pengiring model , yaitu: (a) Bahasa
4 1 1 0 Sangat
0
kemandirian dalam belajar, hal ini terbentuk . .00 .00 .67 .89 Valid
melalui pembelajaran e-learning, (b) keaktifan Rata-rata 0 0 0 Sangat
0
belajar: sebagian fase-fase dari sintaks model .91 .81 .84 .85 Valid
memberikan lebih banyak kesempatan
mengembangkan kreativitas kepada mahasiswa Validasi pedoman model sebelum
untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. diujicoba-kan, dilakukan oleh ahli dan praktisi
pendidikan, khususnya bidang keahlian audio
4. Tahap validasi video. Kegiatan validasi dilakukan dengan
Tahap selanjutnya setelah desain dan memberikan naskah (pedoman model ) beserta
realisasi adalah tahap validasi. Tahap validasi lembar validasinya kepada para validator.
bertujuan untuk mengetahui kelayakan validasi Penilaian meliputi 4 (empat) aspek, yaitu:
pedoman model untuk digunakan dalam Pendahuluan, isi model , petunjuk pelaksanaan
pembelajaran perekayasaan sistem audio. pembelajaran, dan bahasa. Para validator
memberikan penilaian dan koreksi baik pada
lembar validasi yang disediakan maupun pada
naskah yang divalidasi dan menyatakan model
dapat digunakan pada tahapan ujicoba setelah

786
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LP2M UNM - 2019
“Peran Penelitian dalam Menunjang Percepatan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”
ISBN: 978-623-7496-14-4

dilakukan revisi sesuai dengan saran perbaikan Berger & Rosalin. 2012. Pengelolaan Belajar.
pada pedoman model . Terjemahan. Jakarta: Seri Pustaka
Kriteria penilaian yang digunakan, yaitu: 1 Teknologi Pendidikan.
(satu) adalah valid. Artinya jelas, tepat, sesuai, Cennamo K. & Debby K. 2005. Real World
konsisten dan terkait dan 0 (nol) adalah tidak valid. Instructional Design Virginia: Thomson
Artinya tidak jelas, tidak tepat, tidak sesuai, tidak Learning Inc.
konsisten dan tidak terkait. Data tentang hasil Dick, Walter., & Carey, Lou., Carey, James O.
penilaian dari validator disajikan dalam lampiran 2005. The Systematic Design of Instruction.
C-1, sedang rangkuman hasil penilaian validator (10th Ed) New York: Longman.
terhadap pedoman model disajikan pada Tabel 6. Harmon, A. D & Jones, T. S. 2005. Elementary
Berdasarkan data pada Tabel 6, dapat education: A reference handbook.
disimpulkan bahwa pedoman model adalah sangat California: ABC-CLIO, inc.
valid Margaret, Driscoll. 2007. Blended Learning: Let’s
Get Beyond the Hype. IBM Global Services
SIMPULAN
(https://www-07.ibm.com/ services/pdf
1. Pengembangan model blended learning /blended_ learning.pdf)
berbasis google classroom mengikuti tahap Joyce, B., & Weil, M. 2004a. Models of Teaching
pengembangan model perancangan pendidikan (7th ed). Boston: Pearson Education, Inc.
dari Plomp. Plomp menunjukkan bahwa suatu Nieveen, Nienke. 1999. Prototyping to reach
model dalam merancangan pendidikan product quality. In Jan Van Den Akker,
(termasuk pembelajaran) yang terdiri atas 5 R.M. Branch, K. Gus tafson, N.Nieveen &
(lima) tahap, yaitu tahap investigasi awal, Tj. Plomp (eds). Design Approaches and
tahap desain/perancangan, tahap Tools in Educational and Training (pp 125-
realisasi/konstruksi, tahap tes, evaluasi dan 135) Kluwer Academic Publishers,
revisi & tahap implementasi. Berdasarkan Dordrecht, the Nederlands.
langkah tersebut, kemudian dipadukan dengan Reigeluth M. C. & Alison C. A. 2009.
unsur-unsur pengembangan model pembelajaran Instructional Design Theories and Models
yang dikemukakan oleh Joyce & Weil, model Volume III Building a Common Knowledge
pengembangan material (produk) pembelajaran Base. New York: New Jersey, Erlbaum
oleh Nieveen, dan model pengembangan sistem Semler, S. 2009.Use Blended Learning to Increase
instruksional pembelajaran oleh Dick & Carey. Learner Engagement and Reduce Training
2. Kelayakan model blended learning berbasis Cost.
google classroom pada mata kuliah Rekayasa Seel, B.B & Richey, R.C, 2011. Instructional
Sistem Audio yang telah dikembangkan Technology; The Definitions and Domain of
dinyatakan “Sangat Layak” berdasarkan hasil the Fields: Terjemahan Dewi, SP, Raharjo,
validasi model yang dilakukan oleh ahli Yusuf hadi Miarsa. Jakarta: IPTPI, LPTK.
dengan mencakup aspek isi model, petunjuk Setyosari, Punaji, 2010, Metode Penelitian
model dan bahasa di Jurusan Pendidikan Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta :
Teknik Elektronika FT-UNM Prenada Media Group
Yaumi, Muhammad, 2013. Prinsip-prinsip Desain
DAFTAR PUSTAKA
Pembelajaran Disesuaikan Dengan
Atwi Suparman, M., 2014. Desain Instruksional Kurikulum 2013. Jakarta: Prenadamedia
Modern (Panduan Para Pengajar dan Group
Inovator Pendidikan). Jakarta: Penerbit Wasis D. Dwiyogo, Pembelajaran Berbasis
Erlangga Blended Learning: Wikibuku bahasa
Bershin. 2004. Blended Learning Solution Indonesia, sumber buku teks bebas
(http://pdf-search engine.com)

787

Anda mungkin juga menyukai