Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH

PEMBERIAN OBAT DALAM KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:

Husnul ikrima

PK 115019086

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INDONESIA JAYA

PALU 2021
Obat tersusun dari bahan atau zat aktif yang memiliki efek terapis (pemulih) pada tubuh. Zat

aktif penyusun obat bisa diformulasikan ke dalam berbagai bentuk.

Namun, terdapat juga jenis obat lain yang tersedia dalam bentuk sirup, suntikan, atau

suppositoria..

Formulasi obat dalam bentuk yang berbeda bertujuan untuk mendukung fungsi dan

kemanjurannya, misalnya obat-obatan tertentu akan lebih efektif dan cepat bekerja jika

disuntikkan daripada diminum

Berdasarkan bentuk sediaan obat, NHS menjelaskan tipe obat dapat dikelompokan sebagai

berikut:

a. kapsul

Adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat

larut, digunakan untuk pemakaian oral. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul yaitu:

1. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak

2. Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari

3. Bentuk dan warna cangkang yang bervariasi

4. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan

pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan

bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.

5. Mudah ditelan.
b. Tablet

Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih

atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih

dengan atau tanpa bahan tambahan. 

1. Tablet Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna

dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan

secara oral.

2. Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan

meletakkan tablet di bawah lidah.

3. Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi. 

c. Serbuk

obat yang mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan

kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok, setelah itu diserbuk dengan jalan

digiling, ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempunyai derajat halus

sesuai yang tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk..

d. Salep

Salep (unguenta menurut FI ed III) adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan

dan digunakan sebagai obat luar.Bahan obat harus larut atau terdispersi homogeny

kedalam dasar salep yang cocok.

e. Larutan
Menurut FI IV, solutiones atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau

lebih zat kimia yang terlalut.

f. Suspensi

Suspensi adalah sedian cair yang mengandung partikel tidak larut dalam bentuk halus

yang terdispersi ke dalam fase cair. Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung

partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan

pengaroma yang 16 sesuai yang ditujukan untuk penggunaan oral.

g. Emulsi

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi

dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok

Macam-macam dosis Obat.

a. Dosis Terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat

menyembuhkan orang sakit.

b. Dosis Maksimum merupakan batas dosis yang relatif masih aman yang

diberikan kepada penderita. Dosis terbesar yang dapat diberikan kepada

orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari .

c. Dosis Toksik adalah dosis yang diberikan melebihi dosis terapeutik,

sehingga dapat menyebabkan terjadinya keracunan obat

d. Dosis Letal (Lethal dose)yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat

mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang

mengkonsumsi akan mengalami kelebihan dosis (Over dose)

Jenis obat herbal


obat tradisonal adlah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,

bahan mineral, sediaan sarian (genetik ), atau campuran bahan-bahan tersebut yang secara

turun temutn telah di gnakan

1. jamu

jamu adalah salah satu bentuk obat tradisonal / herbal yang paling

dikenal untuk dengan legal di edarkan. Jamu harus memenuhi

beberapa kritria, antra lain aman sesuai persyartan yang di

tetapkan,khasiat di buktikan berdasrkn data empiris, dan memenuhi

persyartan mjtu yng berlaku

2. fitofarmaka

fitofarmaka adalah obat bahan alam yag telah di buktikan keamnan

dan khasiatanya secara ilmiah dengan uji klinik pada hewan

percobaan dan uji klinik pada manusia serta bahan baku dan produk

jadinya sudah di standarissi. Pada obat ini

3. Obat herbal terstandar ( OHT )

Perbedaan utama OHT dan jamu adalah khasiat dan keamanannya

telah secacara ilmiah di buktikan lewat uji praklinik (percobaan pada

hewan ) dan bahan bakunya telah di standarisi pada OHT sudah bisa di

cantumkan kliami khasiatnya tapi ini juga sekedar misalnya

membantu mengendalikan kadar gula darah bukan anti diabetes, jelas

(kerry).

Mengkomsumsi obat bagi ibu hamil


Berdasarkan data badan kesehatan dunia (WHO). 90 persen wanita hamil mengkomumsi

obat-obatan, baik obat yang di resepkan, obat bebas, atau oabat terlarang. Padahal 2-3 persen

dari selur uh kelainan bawaan lahir di sebabakan oleh obat-obatan.

Semua jenis obat-obatan yang di komsumsi ibu hamil memiliki kategori tertentu berdsarkaan

tingkat keamanannya. Namun beberpa jenis obat di kategorikan sebagai tertogen, yaitu zat

yang jika dikomusmsi ibu hamil bisa memicu kelainan bawaan lahir.

Rananya farmasi dalam pemberian obat

1. Komunikasi dengan dokter: dalam melakukan konfirmasi resep atau menjawab

pertanyaan.

2. Mematuhi standar terapi, terutama yang berlaku secara lokal: apoteker di rumah sakit

dapat diberi tanggungjawab untuk memastikan kepatuhan resep terhadap standar terapi.

Terutama untuk regimen yang sifatnya kompleks seperti terapi kanker.

3. Penelitian terhadap pola peresepan dan penggunaan obat: Apoteker memiliki posisi yang

strategis dalam melakukan monitor dan evaluasi terhadap peresepan dan penggunaan obat

terutama di rumah sakit lokasi dia bekerja.

4. Edukasi pasien: Apoteker, pada umumnya, dipercaya oleh pasien dan dapat memberikan

saran yang dihargai oleh pasien serta melakukan edukasi pada pasien secara individual atau

edukasi kepada kelompok pasien dengan penyakit tertentu.


Rananya perawat dalam pemberian obat

Perawat bertaggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman. Sekali obat telah di

berikan, perawat bertanggung jawab pada efek obat yang di duga bakal terjadi

Prinsip 12 benar dalam pemberian obat

1. Benar klien

2. Benar obat

3. Benar dosis obat

4. Benar waktu pemberian

5. Benar cara pemberian (rute)

6. Benar dokumentasi

7. Benar pendidikan kesehatan perihal klien

8. Hak klien untuk menolak

9. Benar pengkajian ttv

10. Benar evaluasi

11. Benar reaksi terhadap makanan

12. Benar reaksi dengan obat lain

Anda mungkin juga menyukai