Anda di halaman 1dari 36

TUGAS MAKALAH

FARMAKOLOGI DAN TERAPI

DISUSUN OLEH:

Husnul ikrima

PK 115019086

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INDONESIA JAYA

PALU 2021
1. Farmakologi dan Terapi

Farmakologi adalah Istilah yang berasaLdari bahasa Yunani yaitu Farmakos ya

ng memiliki arti obat dan Logos yang artinya ilmu.[1] Jadi secar harfiah,

farmakologi dapat ditafsirkan sebagai suatu ilmu yang mempelajari obat dan

cara kerjanya pada sistem biologis. Terutama tentang obat yang berkaitan

dengan respons bagian-bagian tubuh terhadap sifat obat, pengaruh sifaf fisika-

kimiawinya terhadap tubuh, kegunaan obat bagi kesembuhan dan nasib yang

dialami obat dalam tubuh Artinya farmakologi ini akan menelaah efek-efek

dari senyawa kimia pada jaringan hidup makhluk hidup

Terapi adalah Terapi (dalam Yunani: θεραπεία), atau pengobatan, adalah

remediasi masalah kesehatan, biasanya mengikuti diagnosis. Orang yang

melakukan terapi disebut sebagai terapis.

Dalam bidang medis, kata terapi sinonim dengan kata pengobatan. Di antara

psikolog, kata ini mengacu kepada psikoterapi. 

Terapi  adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit,

pengobatan penyakit dan perawatan penyakit. Dalam bidang medis

kata terapi sinonim dengan kata pengobatan.

a. Istilah istilah farmakologi

1. Farmakoklinik

farmako klinik merupakan suatu ilmu farmakologi yang mempelajari

pengaruh kondisi klinis pasien terhadap efikasi obat, contohnya kondisi


hamil dan juga menyusui, neonatus serta anak, geriatrik, inefisiensi ginjal

dan juga hepar.

2. Farmakokinetik

Dengan Secara gamblang istilah dari farmakokinetik menurut ilmu

farmakologi itu sebetulnya dapat diartikan ialah sebagai proses yang

dilalui obat di dalam tubuh atau juga tahapan perjalanan obat tersebut di

dalam tubuh. 

3. Farmakoterapi

Farmakoterapi merupakan sub ilmu dari farmakologi yang mempelajari

mengenai penanganan penyakit dengan melalui penggunaan obat-obatan

A. Obat-obat sistem saraf otonom

1.dobutamin adalah  obat untuk membantu kerja jantung dalam memompa darah ke

seluruh tubuh pada orang yang mengalami gagal jantung

Indikasi : dekompensasi jantung

Kontraindikasi : hipersensitivitas

Efek samping : Sakit kepala. Demam. Mual atau muntah. Merasa gelisah.

Mekanisme kerja obat : merangsang reseptor beta-1 jantung sehingga

meningkatkan kontraksi jantung dan kemampuan pompa jantung. 

Cara pemberian obat : melalui suntikan ke pembuluh darah vena

(intravena/IV). 
2. Efedrin adalah mengurangi pembengkakan pembuluh darah di dalam

hidung,

Indikasi: bronkospasme akut, hidung tersumbat, dan hipotensi yang

disebabkan oleh anestesi spinal atau epidura

Kontraindikasi : hipersensitivitas 

Efek samping : Hidung terasa kering. Bersin-bersin.Pilek. Iritasi pada

hidung.

Mekanisme kerja obat : meningkatkan curah jantung serta laju nadi

sehingga tekanan darah menjadi stabil.

Cara pemberian obat : melalui bolus intravena

3. Clonidin adalah untuk mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi).

Indikasi :hipertensi, profilaksis migraine, menopausal flushing, nyeri

kanker, 

Kontraindikasi : hipersensitif 

Efek samping : Sembelit (konstipasi) Sakit kepala atau pusing Rasa

kantuk

Mekanisme kerja obat : menurunkan kadar senyawa kimia tertentu

dalam darah

4. Dopamin
Indikasi : hipotensi, terutama pada syok sepsis dan kardiogenik. 

Kontraindikasi : tumor kelenjar adrenal y

Efek samping : Denyut jantung tidak teratur atau jantung berdebar.

Pusing yang berat hingga ingin pingsan.

Mekanisme kerja obat : meningkatkan kekuatan pompa jantung dan

aliran darah ke ginjal.

Cara pemberian obat : melalui injeksi iv

5. Norepinephrine

Indikasi : hipotensi akut, henti jantung.

Kontraindikasi : hipertensi

Efek samping :sakit kepala, mual dan muntah, denyut jantung lambat

Mekanisme kerja obat :  membuat detak jantung lebih kuat dan

menyempitkan pembuluh darah.

Cara pemberian obat : melalui oral


2. obat obat sistem saraf pusat

1. amfetamin

adalah obat stimulan sistem saraf pusat yang digunakan untuk menangani

attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan narkolepsi

mekanisme kerja obat : dengan cara meningkatan aktivitas dopamine dan

noradrenalin di otak.

indikasi :narkolepsi, gannguan penurunan perhatian

kontraindikasi : Alergi terhadap amphetamine. Penyakit jantung atau cacat

jantung. Tekanan darah tinggi sedang sampai berat.

Efek samping : tidak dapat tidur, gelisah, tremor pusing

Pemberian obat : melalui oral

2. metilfedinat

golongan psikotropika yang diproduksi oleh Mersifarma Tirmaku Mercusana.

Mekanisme kerja obat :  dengan mengikat transporter dopamin di pre-

synapse neurons, sehingga mengurangi reuptake neurotransmitter dopamine

dan meningkatkan neurotransmisi dopaminergik, terutama di korteks

prefrontal.

Indikasi :pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan


Kontraindikasi :hipertiroidisme gagal ginjal

Efek samping :mual,insomnia iritabilitas nyeri abdomen

Cara pemberian obat :melaui oral

3.morfin

Indikasi : sianosis dengan tetralogi Fallot dan nyeri akut akibat

pascaoperasi, kanker dan krisis anemia sel sabit

Kontraindikasi : asam akut atau berat

Efek samping : Mengantuk. Gatal. Berkeringat. Ruam dan kulit kemerahan.

Cara pemberian :melalui oral dan injeksi

4. Kodein

Indikasi : kanker dan krisis anemia sel sabit

Kontraindikasi :depresi napas, . Asma akut 

Efek samping : Mengantuk.Gatal. Berker ingat

Mekanisme kerja obat : menghambat sinyal saraf nyeri ke otak,

Cara pemberian obat : oral dan injeksi

5. Petidin

Indikasi :  nyeri sedang sampai berat

Kontraindikasi :  hipersensitif 

Efek samping :  nyeri kepala ringan, pusing


Mekanisme kerja obat : mengaktifkan reseptor opioid di susunan saraf

Cara pemberian obat : injeksi intramuskular (otot tubuh) 

3. lima contoh obat autakoid dan antagonis takoid

1.anti histamin

digunakan untuk mengobati reaksi alergi, seperti rinitis alergi, reaksi alergi

akibat sengatan serangga, reaksi alergi makanan, urtikaria atau biduran

mekanisme kerja obat : cara memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh.

Indikasi :  rinitis alergi, reaksi alergi akibat sengatan serangga,

Kontraindikasi : hipertrofi prostat, retensi urin, pasien dengan risiko

galukoma sudut sempit, obstruksi pyloroduodenal, penyakit hati dan epilepsi.

Efek samping : Mengantuk Mulut kering Disfagia Pusing Sakit kepala

Nyeri perut Sulit buang air kecil

Cara pemberian obat :melalui oral

2. larotadin

Indikasi :  pasien dengan gejala common cold karena tidak memiliki efek

antikolinergik yang signifikan

Kontraindikasi : hipersensitivitas pada loratadine atau komponen yang

terkandung dalam obat

Efek samping : Kantuk. Kelelahan.Rasa gugup.


Mekanisme kerja obat : menghambat kerja zat histamin

Cara pemberian obat : melalui oral

3. terfenadin

Indikasi : gejala alergi seperti fever, urtikaria.

Kontraindikasi : hipersensitif, menyusui.

Efek samping : sedasi, mulut kering

M ekanisme kerja obat : memblokir zat histamin yang diproduksi tubuh saat

terpapar zat atau bahan yang mencetuskan alergi

Cara pemberian obat :oral dan injeksi

4.astemizol

Indikasi : gejala alergi seperti hay fever, urtikaria

Kontraindikasi : Alergi terhadap astemizole. Gangguan pada darah.

Efek samping : meningkatnya nafsu makan, meningkatnya berat badan,

reaksi hipersensitif,

Mekanisme kerja obat : mengatasi gejala rhinitis alergi, yaitu peradangan

yang terjadi pada rongga hidung akibat reaksi alergi.

Cara pemberian obat : oral


5.semitidin

Indikasi : tukak lambung dan tukak duodenum jinak, tukak stomal, refluks

esofagitis, sindrom Zollinger-Ellison,

Kontraindikasi :alergi, Kategori kehamilan & menyusui

Efek samping : Nyeri otot. Pusing. Sakit kepala. Diare

Mekanisme kerja obat : enurunkan produksi asam lambung. 

Cara pemberian obat :melalui oral

4. lima contoh Obat sistem kardiovaskuler

1. Nitrogliserin atau glyceryl trinitrate (GTN) dalah obat yang

digunakan untuk mengurangi dan mencegah angina (nyeri dada) akibat

penyakit jantung koroner.

Mekanisme kerja obat : melebarkan pembuluh darah, serta meningkatkan

pasokan darah dan oksigen ke otot jantung.

Indikasi :  mengurangi gejala serangan akut atau untuk profilaksis akut angina

pektoris yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner

Kontraindikasi : dikontraindikasikan pada pasien yang alergi terhadap

nitrogliserin.

Efek samping : Sakit kepala ringan hingga berat 


Cara pemberian obat : nitrogliserin dalam bentuk tablet sublingual,

letakkan obat di bawah lidah secara utuh dan biarkan hingga larut. Namun, jika

Anda diberikan tablet minum, telan secara utuh langsung dengan bantuan air

putih

2. beta bloker

adalah golongan obat yang digunakan untuk menangani beragam kondisi pada

jantung.

mekanisme kerja obat : dengan cara menekan efek dari hormon epinephrine

atau adrenalin, yaitu hormon yang berperan dalam mengalirkan darah,

sehingga membuat jantung berdenyut lebih lambat dan sedikit bekerja, serta

tekanan darah

indikasi : angina pectoris, aritmia, hipertensi, infark miokard, kardiomiopati

obstruktif hipertropik, feokromositoma

kontraindikasi : penyakit Paru Obstruktif, Diabetes Militus (hipoglikemia),

Penyakit vaskuler

efek samping : pusing, mual dan diare, penglihatan kabur, kelelahan, denyut

jantung melambat, serta tangan dan kaki menjadi dingin

cara pemberian obat : oral

3.Digoxin

yang digunakan untuk mengatasi beberapa jenis aritmia, salah satunya atrial

fibrasi (AF) dan gagal jantung

Mekanisme kerja obat:  bekerja dengan cara memengaruhi beberapa jenis

mineral yang penting dalam kerja jantung,


Indikasi : penyakit gagal jantung dan aritmia pada dewasa.

Dosis digoxin untuk gagal jantung pada kondisi gawat darurat 

Kontraindikasi : Blok jantung komplit yang intermiten; blok AV derajat II;

aritmia supraventrikular karena sindrom Wolf-Parkinson-White

Efek samping : anoreksia, mual muntah, diare, nyeri abdomen, gangguan

penglihatan, sakit kepala, rasa capai, mengantuk, bingung, pusing; depresi;

Cara pemberian obat :melalui oral Pada keadaan gawat darurat/akut, dosis

muatan diberikan secara infus intravena,

4. Antikoagulan

Indikasi :  embolisme paru, fibrilasi atrium dengan risiko embolisasi

Kontraindikasi : kehamilan, tukak peptik, hipertensi berat, endokarditis

bakterial.

Efek samping : Mimisan yang sering berulang dan lama berhenti. Mudah

memar. Gusi berdarah. Feses berwarna hitam.

Mekanisme kerja obat : menghambat kerja protein yang terlibat dalam

proses pembekuan darah

Cara pemberian obat : melalui oral

5.vasodilator

Indikasi :  hipertensi, preeklamsia, gagal jantung, angina, kardiomiopati

Kontraindikasi : perdarahan; kehamilan


Efek samping : Tekanan darah rendah (hipotensi) Retensi cairan yang

bisa menyebabkan edema. Detak jantung cepat (takikardia) Jantung

berdebar (palpitasi)

Mekanesme kerja obat : dengan cara merelaksasi otot pembuluh darah.

Cara pemberian obat : oral

6. Lima contoh obat analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi

1. Salisilat.

obat yang digunakan untuk mengatasi masalah kulit yang disebabkan oleh

penebalan dan pengerasan kulit, seperti mata ikan dan kutil di kulit tangan dan

kaki.

Mekanisme kerja obat : adalah dengan melarutkan zat-zat dalam tautan antar

sel sehingga terjadi peregangan lekatan korneosit dan perlunakan stratum

korneum

Indikasi : sebagai agen keratolitik atau keratoplastik pada penyakit kulit

seperti acne vulgaris (jerawat), veruka vulgaris (common warts), kalus,

psoriasis, dan dermatitis seboroik.

Kontrandikasi :   hipersensitivitas terhadap salisilat atau komponen lain dalam

formulasinya. 

Efek samping :  reaksi alergi pada kulit. Kulit dapat terasa panas/terbakar,

dapat tampak kering, atau mengelupas. 

Cara pemberian obat : dioleskan pada kutil atau kapalan selama 48 jam.

2.Paracetamol.

obat untuk penurun demam dan pereda nyeri, seperti nyeri haid dan sakit gigi. 
Mekanisme kerja obat :  mengurangi produksi zat penyebab peradangan,

yaitu prostaglandin.

Indikasi : demam dengue, tifoid, dan infeksi saluran kemih. Pada pasien

anak, paracetamol digunakan saat suhu > 38,5 C.

Kontraindikasi : Paracetamol tidak dapat digunakan pada pasien yang

memiliki hipersensitivitas terhadap paracetamol dan penyakit hepar aktif

derajat berat.

Efek samping : paracetamol dapat dikelompokkan berdasarkan sistem organ.

Efek samping yang sering ditemukan adalah gangguan pada hepar. samping

lain seperti nyeri perut, diare, konstipasi, dispepsia juga dapat ditemukan.

Cara pemberian obat :melalui oral

3.Morfin

 yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit dengan intensitas sedang hingga

parah, seperti nyeri pada kanker atau serangan jantung

mekanisme kerja obat : engan cara menghambat sinyal saraf nyeri ke otak,

sehingga tubuh tidak merasakan sakit. 

Indikasi : kondisi nyeri moderat hingga berat pada onset akut maupun kronis.

Pada anak, morfin diberikan dengan indikasi sianosis dengan tetralogi Fallot

dan nyeri akut akibat pascaoperasi, kanker dan krisis anemia sel sabit.

Kontraindikasi : hipersensitivitas dan pasien dengan gejala depresi

pernapasan
Efek samping : Mengantuk, Gatal Berkeringat Ruam dan kulit kemerahan

Pusing dan sakit kepala Mual dan muntah Sulit buang air kecil Gangguan

tidur Mulut terasa kering Perubahan suasana hati

Cara pemberian obat : melalui oral, injeksi IM,IV,SC perektal durasinya

rata-rata 4-6 jm

4.Asam mefenamat

yang berfungsi untuk meredakan nyeri, seperti sakit gigi, sakit kepala, dan

nyeri haid.7 Nov 2019

mekanisme kerja obat : menghambat aktivitas enzim siklooksigenase I dan

II, yang mengakibatkan penurunan pembentukan prekursor prostaglandin dan

thromboksan.

Indikasi : nyeri akut derajat ringan-sedang dan dismenorrhea. Obat ini juga

bisa digunakan untuk tata laksana nyeri pasca operasi.

Kontraindikasi : nyeri akut derajat ringan-sedang dan

dismenorrhea. Obat ini juga bisa digunakan untuk tata laksana nyeri pasca

operasi.

Efek samping : Hilang nafsu makan. Sariawan. mual dan muntah. Sakit

maag. Diare. Gangguan pencernaan. Ruam pada kulit. Sakit kepala.

Cara pemberian obat :melalui oral

5 Piroxicam

Indikasi : osteoarthritis dan rheumatoid arthritis 


Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap piroxicam, tukak atau perdarahan

lambung, bronkospasme, polip hidun

Efek samping : hipersensitivitas terhadap piroxicam, tukak atau perdarahan

lambung, bronkospasme, polip hidun

Mekanisme kerja obat : menghambat enzim yang memproduksi

prostaglandin

Cara pemberian obat : oral dan gel

7. Obat kemoterapi

1. Altretamine

merupakan obat kemoterapi sitotoksik yang digunakan untuk mengangani

kanker ovarium.

Mekanisme kerja obat : bekerja dengan menghambat atau menghentikan

pertumbuhan sel kanker.

Indikasi :perawatan paliatif kanker ovarium

Kontraindikasi :pasien yang menderita depresi sumsum tulang yang parah,

toksisitas neurologis parah, Wanita hamil, Penggunaan bersamaan dengan obat

antidepresan

Efek samping : epresi sumsum tulang yang dimanifestasikan dengan

leukopenia, trombositopenia, anemia Mual, muntah, neuropati, ataksia, depresi

kebingungan, mengantuk, halusinasi, gangguan perubahan mood, pusing,


Cara pemberian obat : melalui oral

2. Busulfan.

obat kemoterapi untuk meringankan gejala kanker darah, khususnya leukemia

mielositik kronis 

mekanisme kerja obat : obat kemoterapi untuk meringankan gejala kanker

darah, khususnya leukemia mielositik kronis 

indikasi : remisi leukemia mielositik kronik.

Kontraindikasi : pasien yang memiliki riwayat resistensi dan hipersensitivitas

pada busulfan atau komponennya

Efek samping : pasien yang memiliki riwayat resistensi dan hipersensitivitas

pada busulfan atau komponennya

Cara pemberan obat : diberikn dalam bentuk tablet melalui oral ..

3.Carmustine.

adalah obat padat berwarna oranye-kuning yang digunakan terutama untuk

kemoterapi .

mekanisme kerja obat : digunakan untuk pengobatan kanker otak glioma,

glioblastoma, medulloblastoma, tumor metastasis, limfoma dan mieloma

multipel.

Indikasi :obat tumor otak, mieloma multiple.pengobatan lini kedua pada

peyakit limfoma
Kontraindikasi :hipersensitif, ibu hamil, dan mnenyusui

Efek samping : Penglihatan kabur Perubahan kemampuan untuk melihat

warna, terutama biru atau kuning Kebingungan Demam Sakit kepala Mual

Pemberian obat : injkesi intracavitary dan injeksi IV

Intracavitary adalah cara pemberian obat dengan disuntikkan ke bagian badan

yang ber rongga (intracavitary), misalnya organ tubuh seperti kandung

kencing, rongga dada, atau rongga perut. Sedangkan, injeksi intravena

adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh

darah vena.

4.Cisplatin

 obat kemoterapi yang digunakan dalam pengobatan kanker, terutama kanker

ovarium (indung telur), testis (buah zakar), dan kandung kemih.

Mekanisme kerja obat :  obat kemoterapi yang digunakan

dalam pengobatan kanker, terutama kanker ovarium (indung telur), testis (buah

zakar), dan kandung kemih.

Indikasi :  kemoterapi berbagai kanker, seperti kanker testis, ovarium, dan

kandung kemih.

Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap Cisplatin atau komponen yang

mengandung platinum. 
Efek samping : mual dan muntah yang berat, gangguan fungsi ginjal,

gangguan hematologi, gangguan pendengaran, neuropati perifer, alopesia,

ruam, dan anafilaksis

Cara pemberian obat : melalui secara infus Cyclophosphamide.

5. Cisplatin.

Indikasi :

kanker ovarium (indung telur), testis (buah zakar), dan kandung kemih.

Kontraindikasi : hipersensitivitas 

Efek samping : Mual dan muntah. Diare. Tidak nafsu makan. Rambut rontok.

Gangguan elektrolit.

Mekanisme kerja obat : i anti kanker dengan cara menggunakan ikatan silang

DNA

Cara pemberian obat :injeksi

8. lima contoh Obat-obat yang mempengaruhi sistem pernapasan

1. efedrin

obat untuk mengatasi gejala hidung tersumbat yang disebabkan oleh pilek,

sinusitis, demam, dan alergi. Obat ini hanya boleh digunakan maksimal selama

7 hari. 

Mekanisme kerja obat : agonis pada reseptor alfa adrenergik dan beta

adrenergik, serta secara tidak langsung menyebabkan pelepasan norepinefrin

pada persarafan simpatis. 


Indikasi : ronkospasme akut, hidung tersumbat, dan hipotensi yang disebabkan

oleh anestesi spinal atau epidural.

Kontraindikasi :  hipersensitivitas terhadap obat ini, glaukoma sudut tertutup,

dan penggunaan bersama siklopropan atau halotan

Efek samping : Hidung terasa kering. Bersin-bersin. Pilek. Iritasi pada hidung.

Cara pemberian obat : melalui jalur parenteral, bolus intravena

2. salbutamol

untuk mengatasi sesak napas akibat penyempitan pada saluran udara pada paru-

paru (bronkospasme).

Mekanisme kerja obat : dengan cara melemaskan otot-otot di sekitar saluran

pernapasan yang menyempit, sehingga udara dapat mengalir lebih lancar ke

dalam paru-paru.

Indikasi : asma bronkial, penyakit paru obstruktif kronis, bronkitis, dan

profilaksis bronkospasme untuk berolahraga.

Kontraindikasi : pasien dengan riwayat alergi atau pernah mengalami riwayat

hipersensitivitas dengan obat ini.

Efek samping :  tremor dan sakit kepala. Salbutamol memiliki interaksi obat

dengan kortikosteroid, digoxin, maupun diuretik.

Cara pemberian obat : Lepas tutup inhaler. Berdirilah atau duduk dengan

tegak. Kocok inhaler selama 5 detik. Miringkan kepala sedikit ke belakang,


lalu tarik napas dan embuskan napas panjang. Masukkan inhaler di antara gigi

Anda dan tutup mulut hingga rapat dengan inhaler

3.terbutalin,

 untuk meringankan gejala mengi, batuk, dan sesak napas akibat asma atau

penyakit paru obstruktif kronis, termasuk emfisema atau bronkitis kronis.

Mekanisme kerja obat : dengan cara melebarkan saluran pernapasan sehingga

aliran udara lebih lancar. 

Indikasi :  bronkospasme baik akibat asma atau penyakit paru obstruktif

kronis, maupun bronkospasme yang diasosiasikan dengan bronkitis dan

emfisema.

Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap obat simpatomimetik seperti

terbutaline. 

Efek samping : palpitasi, tremor, dan rasa kantuk. 

Cara pemberian obat : melalui oral dan injeksi IV

4. batametason

Indikasi : pengobatan lokal inflamasi (jangka pendek).

Kontraindikasi :  kortikosteroid.

Efek samping : Kulit terasa gatal. Kemerahan di kulit. Kulit kering. Rasa

terbakar pada kulit. Kulit melepuh.


Mekanisme kerja obat : menghambat pelepasan zat-zat kimia yang memicu

munculnya reaksi peradangan.

Cara pemberian obat : oral, injeksi, krim

5.ipratropium

Indikasi :penyakit paru obtruksi kronis

Kontraindikasi : bronkospasme paradoksikal

Efek samping : Gejala flu, seperti hidung tersumbat, bersin, atau sakit

tenggorokan. Pusing atau sakit kepala. Mual.

Mekanisme kerja obat : mengendurkan otot di saluran pernapasan, sehingga

udara dapat mengalir dengan lebih lancar dan penderita bisa bernapas dengan

lebih mudah.

Cara pemberian obat : Larutan inhalasi (hirup)

9. Obat –obat diuretika

1. chlorthalidone

 obat yang digunakan untuk: mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi)

mengobati gagal jantung.

Mekanisme kerja obat :  membantu mencegah tubuh dari penyerapan garam

yang berlebihan, yang bisa menyebabkan fluid retention (edema).

Indikasi : Untuk mengobati fluid retention (edema) pada penderita gagal

jantung kongestif (CHF), cirrhosis hati, gangguan ginjal, atau edema


Kontraindikasi : Hipersensitivitas pada klortalidon dan turunan sulfonamid

Anuria.

Hiperurisemia simptomatik (misalnya riwayat asam urat atau batu ginjal).

Efek samping : Nyeri perut atau sakit perut.

Feses hitam dan kering. Gusi berdarah. Kulit melepuh, mengelupas, atau

melonggar.

Cara pemberian obat :melalui oral/ diminum untuk dewasa

2. Diuretik loop

Obat jenis ini seringnya diresepkan untuk mengobati kasus gagal

jantung.contoh obat-obatan diuretik loop

a. torsemide

 obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).

Mekanisme kerja obat : dengan menghambat penyerapan kembali dari

natrium dan klorida di ginjal. Dengan begitu, cairan dan natrium bisa lebih

banyak dikeluarkan melalui urine. 

Indikasi :untuk pengobatan edema berhbungan dengan jantung kongestif,

penyakit ginjal,atau hati.

Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap sulfonilurea, gagal ginjal disertai

anuria, koma hati dan pra-koma, hipotensi, aritmia jantung. 

Kehamilan dan menyusui.

Efek samping :Poliuria.

Cara pemberian obat : melalui oral


3. Diuretik osmotik.

meningkatkan jumlah cairan tubuh yang disaring keluar oleh ginjal, sekaligus

menghambat penyerapan cairan kembali oleh ginjal.

Mekanisme kerja obat:  mencegah penyerapan garam, termasuk natrium dan

klorida, di ginjal.

b. mAnitol

bekerja dengan cara meningkatkan jumlah cairan yang akan dikeluarkan oleh

ginja, sekaligus menghambat penyerapan cairan kembali oleh ginjal.

Indikasi : menurunkan tekanan intrakranial dan intraokular, fase oliguria gagal

ginjal akut, dan ekskresi substansi toksik

Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap obat ini, pasien anuria, edema

paru yang berat, gagal ginjal, dehidrasi berat, edema metabolik, penyakit ginjal

progresif, dan perdarahan intrakranial aktif.

Efek samping : Demam, mengggil, sakit kepala, pilek. Buang air kecil jadi

lebih sering. Pusing atau penglihatan kabur. Mual atau muntah.

Cara pemberian obat :Cairan manitol akan disuntikkan ke pembuluh darah

vena (intravena/IV) melalui infus yang diberikan secara perlahan selama

minimal 30 menit.

4. Metalazon

Indikasi :  mencegah penyerapan garam, termasuk natrium dan klorida, di

ginjal.
kontraIndikasi :pasien dengan gangguan urin, pasien hepatik koma

aefek samping : BAB hitam atau kering. Gusi berdarah. Kulit melepuh atau

mengelupas.

Mekanisme kerja obat : menyingkirkan kelebihan cairan dalam tubuh,

yang menyebabkan penurunan tekanan darah. 

Cara pemberian : oral

5. Indapamide

Indikasi :  hipertensi esensial.

Kontraindikasi : stroke, gangguan hati yang berat.

Efek samping : Diare. Pusing. Sakit kepala. Nafsu makan menurun.

Cara pemberian obat : oral

10. Obat-obat saluran pencernaan dan antimuntah

1. Probiotik

 adalah suplemen untuk membantu melindungi dan memelihara kesehatan

sistem pencernaan, terutama lambung dan usus.

Mekanisme kerja obat :nempel pada dinding usus ( kolonisasi) kompetisi

tmpt pelekatan ( pertarungan bakteri baik dan bakteri jahat) Memproduksi

zat antimikroba ( fermentasi ) Kompetisi nutrisi dengan bakteri patogen.

Indikasi : gastrointestinal, kesehatan reproduksi, penyakit respirasi,

Kontraindikasi : Pasien mengalami kondisi immunocompromised dan

imunosupresi berat

Cara pemberian obat : melalui oral

2. Domperidon
 meredakan mual dan muntah. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 10 mg,

sirup, dan drop. Dosis obat perlu disesuaikan dengan usia dan kondisi yang

diderita.

Mekanisme kerja obat : bekerja dengan mempercepat gerakan saluran

pencernaan, sehingga makanan di dalam lambung lebih cepat menuju usus

Indikasi : gangguan motilitas saluran cerna, serta gastroesophageal reflux

disease dengan dosis dibedakan berdasarkan usia.

Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap domperidone, tumor hipofisis

dengan peningkatan kadar prolaktin (prolaktinoma),

Efek samping : Sakit kepala Merasa kepanasan Mata merah

Cara pemberian obat : oral

3. nifedipine 

indikasi :  angina dan mengobati fenomena Raynaud.

Kontraindikasi :  angina dan mengobati fenomena Raynaud.

Efek samping : Sakit kepala. Pusing. Mual. Wajah memerah. Konstipasi.

Kram otot.

Mekansime kerja obat : menghambat kalsium untuk masuk ke dalam sel-

sel pembuluh darah dan jantung.

Cara pemberian obat : oral

4. Prometazin

Indikasi : gejala alergi seperti hay fever, urtikaria

Kontraindikasi: pasien koma, serangan akut asma, bayi prematur;


Efek samping : Pusing. Telinga berdenging. Kantuk. Penglihatan kabur

Gugup.

Mekanisme kerja obat :  menghambat kerja histamin

Cara pemberian obat : oral

5. Domperidon.

Indikasi : gastroesophageal reflux disease  gangguan mual muntah

Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap domperidone, tumor

hipofisis dengan peningkatan kadar prolaktin (prolaktinoma),

Efek samping : Sakit kepala. Merasa kepanasan. Mata merah. Mulut

kering. Payudara terasa nyeri. Keluar susu dari payudara.

Pembengkakan payudara pada pria. Gangguan menstruasi pada wanita.

Mekansime kerja obat : mempercepat gerakan saluran pencernaan

Cara pemberian : oral

11. Obat-obat sedatif dan hipnotik

1. Benzodiazepine

menekan aktivitas mental, menurunkan respons terhadap rangsangan

emosi sehingga akan berefek menenangkan. 

Indikasi : Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia,

tambahan pada putus alkohol akut, status epileptikus, kejang demam,

spasme otot

Kontraindikasi : depresi pernapasan, gangguan hati berat, miastenia

gravis, insufisiensi pulmoner akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis

kronik, glaukoma sudut sempit akut, serangan asma akut, trimester


pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh digunakan sendirian pada

depresi atau ansietas dengan depresi.

Efek samping : Pusing Kantuk. Mual atau muntah. Mulut kering.

Konstipasi.

Cara pemberian obat : oral

2.  Diazepam

adalah salah satu contoh obat penenang yang digunakan untuk mengatasi

kejang dan gangguan kecemasan.

Mekanisme kerja obat : dengan cara memengaruhi zat kimia di otak

sehingga memberikan efek menenangkan selama beberapa jam atau

bahkan beberapa hari setelah dikonsumsi

indiksi :  riwayat hipersensitivitas dan pasien pediatri usia <6 bulan.

Diazepam diketahui dapat menyebabkan ketergantungan, gejala putus

Kontraindikasi: hipersensitivitas dan pasien pediatri usia <6

bulan. Diazepam diketahui dapat menyebabkan ketergantungan, gejala.

Efek samping : Mengantuk atau pusing. Lemas. Penglihatan kabur.

Gangguan keseimbangan. Kelemahan otot.

Cara pemberian obat : melalui injeksi intramuskular (melalui otot) atau

intravena (pembuluh darah) lambat, dapat diulang setelah 4 jam.

3. Domperidon

obat untuk meredakan mual dan muntah. Obat ini tersedia dalam bentuk

tablet 10 mg, sirup, dan drop. 


Mekanisme kerja obat : dengan menghambat aksi dopamin pada

reseptornya dalam CTZ (Chemoreseptor Trigger Zone) yang berada pada

bagian luar sawar darah otak yang meregulasi mual dan muntah.

Indikasi :  gangguan mual dan muntah, gangguan motilitas saluran cerna,

serta gastroesophageal reflux disease dengan dosis dibedakan berdasarkan

usia.

Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap domperidone, tumor hipofisis

dengan peningkatan kadar prolaktin (prolaktinoma),

Efek samping : Sakit kepala.

Merasa kepanasan.Mata merah. Mulut kering.Payudara terasa nyeri.Cara

pemberian obat : Dikonsumsi pada perut kosong (1 jam sebelum makan

atau 2 jam sesudah makan)

4. Tiopental

Indikasi :  induksi anestesi, status konvulsi 

Kontraindikasi : porfiria

Efek samping :  pusing, kantuk, dan gangguan keseimbangan

Cara pemberian obat : injeksi

5. Pentobarbital

Indikasi :  kejang (termasuk epilepsi), sedasi preoperatif, efek hipnotik,

dan sedasi. 

Kontraindikasi : gangguan hepar dan ginjal yang berat.

Efek samping : Pusing. Kantuk. Sakit kepala. Mual. Muntah.

Mekanism kerja obat :  meningkatkan inhibisi sinaptik.


Cara pemberian obat : oral, injeksi IV

12. Vitamin dan mineral

1. Sangobion

Indikasi: insomnia

Efek samping : Tinja berwarna hitam. Sembelit. Diare.

Cara pemberian :oral

2. Asam lemak Omega-3.

Efek samping : Keracunan vitamin A Insomnia Diare

Cara pemberian obat : oral

3. Kalsium

Kalsium merupakan mineral yang memiliki banyak peranan penting dalam

kesehatan tubuh

4. Natrium

sodium adalah mineral penting yang diperlukan tubuh. Natrium banyak

terdapat pada alam dalam bentuk gabungan unsur lain.

5. Yodium

Yodium merupakan mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk

membuat hormon tiroid. 

13. Lima contoh Obat-obat uterotonika

1. Oksitosin
adalah preparat hormon oksitosin yang digunakan untuk melancarkan

proses persalinan

mekanisme kerja obat :  bekerja sebagai uterotonika dengan cara

menstimulasi kontraksi ritmik miometrium.

Farmakodinamik oxytocin sama dengan hormon oxytocin yang diproduksi

secara natural oleh lobus posterior pituitari.

Indikasi :  perdarahan post partum, induksi persalinan, dan abortus.

Kontraindikasi : kontraksi uterus hipertonik; obstruksi mekanik pada

jalan lahir; gawat janin; setiap keadaan yang tidak memungkinkan

persalinan per vagina

Efek samping : Mual dan muntah. Sakit kepala. Kontraksi rahim yang

berlebihan.

Pemberian obat :  pemberian dosis dapat ditingkatkan dengan interval

minimal 30 menit, sampai tercapai kontraksi sebanyak 3–4 kali dalam 10

menit. Dosis maksimal: tidak melebihi 32 miliunit/menit, dengan total unit

yang diberikan dalam 1 hari tidak melebihi 5 unit.

2. Metilergometrine

Methylergometrine adalah obat untuk mencegah serta mengatasi

perdarahan pascapersalinan (postpartum)..

Mekanisme kerja obat :  bekerja dengan cara merangsang otot rahim agar

berkontraksi lebih kuat.

Indikasi : digunakan pada kasus obstetri untuk mencegah dan mengontrol

perdarahan postpartum akibat subinvolusi uterus dan inersia uteri, untuk


mencegah atonia uteri setelah operasi Caesar, atau untuk mengontrol

perdarahan akibat abortus.

Kontraindikasi :  kehamilan. Selain itu,

penggunaan methylergometrine juga dikontraindikasikan pada kondisi

tertentu, antara lain: Riwayat alergi terhadap ergot alkaloid

Efek samping : Mual dan muntah. Sakit perut. Sakit kepala. Pusing

Cara pemberian obat : Suntikan melalui pembuluh darah vena

(IV/intravena)

3. Misoprostol

Indikasi : ukak lambung dan tukak duodenum

Kontraindikasi :  riwayat ruptur uteri. 

Efek samping : Diare. Sakit kepala. Sakit perut. Perut kembung. Muntah.

Mekanisme kerja obat :  melindungi lapisan saluran cerna dengan

menghambat sekresi asam, 

Cara pemberian obat : oral

4. Ergometrin

Indikasi : perdarahan postpartum akibat subinvolusi uterus dan inersia

uteri,

Kontraindikasi : gangguan fungsi hati atau ginjal yang berat, sepsis,

hipertensi berat, eklamsia.

Efek samping : mual, muntah, sakit kepala, pusing, tinitus, nyeri dada,

nyeri perut, palpitasi, dispneu, bradikardia, hipertensi selintas,

vasokonstriksi, stroke, infark miokard, udem paru.


Cara pemberian obat : oral

5. Oksitosin

Indikasi : post partum, induksi persalinan,

Kontraindikasi : induksi persalinan yang sudah diketahui tidak mungkin

dikerjakan per vaginam

Efek samping : Mual dan muntah. Sakit kepala. Kontraksi rahim yang

berlebihan. Takikardia.

Mekanisme kerja obat : menstimulasi kontraksi ritmik miometrium. 

Cara pemberian obat : injeksi IV

14. Obat-obat kegatdaruratan

1. Epinephrin

 obat untuk mengatasi syok anafilaktik akibat reaksi alergi berat.

Mekanisme kerja obat : bekerja dengan cara melemaskan otot-otot

saluran pernapasan dan meningkatkan ketegangan pada pembuluh darah.

Indikasi : menangani anafilaksis, hipotensi akibat syok sepsis, bradikardi,

dan cardiac arrest, serta untuk menginduksi dan menjaga kondisi

midriasis saat operasi okular.

Kontraindikasi : Epinefrin tidak memiliki kontraindikasi absolut pada

kondisi yang mengancam nyawa. Kontraindikasi relatif meliputi kasus

syok selain syok sepsis dan anafilaksis, glaukoma sudut tertutup, dan

penggunaan bersama hidrokarbon halogen dan siklopropan untuk anestesi

umum karena dapat menyebabkan peningkatan potensi aritmia epinefrin.


Efek samping : Epinefrin dapat menimbulkan efek samping di sistem

kardiovaskular, gastrointestinal, saraf, metabolik, respirasi, kulit,

penglihatan, dan urinaria.

Cara pemberian obat : memberikan epinephrine dengan cara disuntikan

secara IV/intravena atau IM/intramuskular. Dosis

penyuntikan epinephrine akan disesuaikan dengan kondisi pasien

2. Lidokain

untuk menghilangkan rasa sakit atau memberi efek mati rasa pada bagian

tubuh tertentu (obat bius lokal). 

mekanisme kerja obat :  dengan cara menghambat sinyal penyebab nyeri

sehingga mencegah timbulnya rasa sakit untuk sementara.

Indikasi : Indikasi dan dosis lidocaine bergantung pada sediaan yang

digunakan dan tujuan penggunaannya

Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap komponen obat ini, adanya

hipovolemia, complete heart block, sindrom Adam-Stokes, dan sindrom

Cara pemberian obat : Injeksi lidocaine disuntikkan ke pembuluh darah

melalui IV. Ketika digunakan sebagai obat bius, lidocaine diinjeksikan

melalui kulit langsung ke bagian tubuh yang akan dibius.

3. Sulfas Atropin

obat untuk menangani denyut jantung lambat (bradikardia) dan keracunan

insektisida. 
Mekanisme kerja obat : Atropin adalah antagonis kompetitif untuk

reseptor asetilkolin muskarinik tipe M1, M2, M3, M4, dan M5, yang akan

menyebabkan inhibisi parasimpatis reseptor asetilkolin di otot polos.

Indikasi : mengeringkan sekret, melawan bradikardi yang berlebihan;

bersama dengan neostigmin untuk mengembalikan penghambatan

neuromuskuler kompetitif;

Kontraindikasi : Kontraindikasi jika terjadi reaksi hipersensitivitas

terhadap obat atau komponen obat ini.

Efek samping : Mulut, hidung, atau tenggorokan terasa kering Konstipasi.

Denyut jantung cepat. Hipertemia. Penglihatan kabur atau mata yang

sensitif terhadap cahaya. Pusing, sakit kepala, atau kantuk.

Cara pemberian obat : diberikan lewat suntikan melalui pembuluh darah

(intravena/IV), ke dalam otot (intramuskular/IM), atau di bawah kulit

(subkutan/SC) daon oral

4. ephineprin

Indikasi : henti jantung syok anfilantik

Kontraindikasi : syok sepsis dan anafilaksis, glaukoma sudut tertutup,

persalinan, dan tirotoksikosis.

Efek samping : Keringat yang berlebihan. Mual atau muntah. Gelisah atau

cemas. Pusing

Mekanisme kerja obat :  melemaskan otot-otot saluran pernapasan dan

meningkatkan ketegangan pada pembuluh darah

Cara pemberian obat : injeksi intravena/IV


5. Sulfas Atropin

Indikasi : asistole atau PEA lambat 

Kontraindikasi : bradikardi dengan irama EKG AV blok derajat II

tipe 2 atau derajat III.

Efek samping :. Denyut jantung cepat. Hipertemia.

Mekansime kerja obat : Denyut jantung cepat. Hipertemia.

Cara pemberian obat : oral, injeksi

Anda mungkin juga menyukai