Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Menyadari betapa pentingnya tanah bagi hidup dan kehidupan manusia, dan

Indonesia sebagai negara agraris, maka dalam penyusunan Undang-Undang Dasar

1945 mencantumkan peranan tanah bagi bangsa Indonesia, sebagaimana dijelaskan

dalam Pasal 33 ayat (3) undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi bahwa “ bumi dan

air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat” Berdasarkan pada

ketentuan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 tersebut, maka pada tanggal

24 September 1960 telah dikeluarkan ketentuan hukum yang mengatur tentang

pertanahan, yaitu Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Dasar Pokok-Pokok

Agraria (UUPA) yang sampai saat ini masih digunakan sebagai landasan hukum

dalam proses pertanahan di Indonesia.

Di dalam pasal 19 ayat (1) UUPA menyatakan bahwa untuk menjamin

kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah

Republik Indonesia menurut ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Sebagai tindak lanjut dari pasal 19 UUPA maka diterbitkan Peraturan Pemerintah
2

Nomor 10 tahun 1960 yang pada tanggal 8 Juli 1997 telah dirubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Seperti yang kita ketahui, banyak permasalahan dalam pertanahan dimana

masyarakat secara tidak sah atau tanpa izin mempergunakan tanah untuk pemukiman

ataupun lahan usaha. Oleh sebab itu pengadaan sertifikat tanah sangat penting karena

memberikan solusi untuk masyarakat tentang bagaimana mempergunakan tanah

secara legal. Dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional dibentuk sebagai lembaga

yang membantu Presiden dalam rangka mengelola masalah pertanahan (KepPres

No.26 Tahun 1988). Tugas dari Badan Pertanahan Nasional adalah melaksanakan

tugas pemerintah dibidang pertanahan secara nasional, regional, sektoral serta

merupakan sarana untuk memberikan pelayanan pada masyarakat untuk membuat

sertifikat tanah. UU Nomor 3 tahun 1999 menjelaskan bahwa pelayanan masyarakat

adalah “bentuk kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah pusat dan

daerah atau dalam lingkungan kerja BUMN/BUMD dalam bentuk administrasi, jasa

barang”.

Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas dan fungsi dari Badan Pertanahan Nasional dalam lingkungan wilayah

Kabupaten Karawang, yaitu melakukan pembinaan dan pelayanan administrasi umum

dibidang pertanahan dan pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin

kepastian hukum dan slaah satunya sarana pelayanan masyarakat dalam pembuatan

sertifikat tanah. Dalam melaksanakan tugas tersebut, diperlukan petugas yang mampu
3

dan terampil serta berkualitas, disiplin dan memiliki dedikasi yang tinggi, agar semua

tugas dapat dilaksanakan tepat waktu, berdayaguna, dan berhasilguna dalam melayani

masyarakat khususnya dibidang pendaftaran tanah.

Selama ini pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa pelayanan yang

diberikan oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat cenderung kurang berkualitas,

hal ini dapat diketahui bahwa masih banyak keluhan dari masyarakat dalam hal

pelayanan publik. Dalam hal ini permasalahannya kembali pada rumitnya pelayanan

pertanahan dalam pembuatan sertifikat tanah. Hal tersebut berdampak pada animo

masyarakat untuk mensertifikasikan tanahnya menjadi sering terkendala dengan

adanya pelayanan birokrasi yang berbelit-belit.

Pelayanan berarti melayani suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam

segala bidang. Kegiatan pelayanan kepada masyarakat ini merupakan tugas dan

fungsi administrasi negara (Sedarmayanti, 2009).

Bertitik tolak dari uraian di atas maka merupakan hal yang menarik untuk di

angkat menjadi suatu bahan penelitian dengan judul “Analisis Pelayanan Pendaftaran

Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang” dengan harapan hasil penelitian

ini memberikan manfaat kepada saya setelah menyelesaikan studi S-1 Ilmu

Pemerintahan.
4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan melihat luasnya cakupan masalah di atas,

maka penulis mengganggap penting memberikan batasan masalah sebagai berikut

yang menjadi bahan penelitian:

1. Bagaimana pelaksanaan pelayanan pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan

Kabupaten Karawang?

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat pelayanan pendaftaran tanah di

Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang?

3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong pelayanan pendaftaran tanah di

Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini yakni:

1. Untuk mengetahui bentuk pelayanan pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan

Kabupaten Karawang.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat pelayanan

pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong pelayanan

pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang.


5

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis :

Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa, peneliti atau mereka yang

konsen terhadap ide atau pemikiran tentang pelayanan publik, serta pelayanan

administrasi pertanahan secara khususnya.

1.4.2 Manfaat Praktis :

Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan dalam pelaksanaan system

pelayanan pendaftaran tanah, serta bagaimana pola pelayanan publik itu dilakukan

dalam peningkatan pelayanan kepada masyarakat oleh aparatur pemerintah khusunya

aparatur Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 pelayanan publik adalah

“kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk

atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik”. Pelayanan administratif yaitu pelayanan yang

menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan publik, misalnya

status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap

suatu barang dan sebagainya.


6

Pelayanan berarti melayani suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam

segala bidang. Kegiatan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas

dan fungsi administrasi negara. Menurut Thoha (dalam Sedarmayanti, 2009)

pelayanan masyarakat adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang dan atau

kelompok orang atau instansi tertentu untuk member bantuan dan kemudahan kepada

masyarakat dalam mencapai tujuan.

Moenir (dalam Sedarmayanti, 2009) berpendapat Kepentingan umum adalah

suatu bentuk kepentingan yang menyangkut orang banyak atau masyarakat, tidak

bertentangan dengan norma dan aturan, yang berkepentingan tersebut bersumber pada

kebutuhan (hajat/hidup) orang banyak/masyarakat itu. Tiga unsur dan satu syarat

yang membentuk kepentingan umum:

a. Adanya kepentingan.

b. Kebutuhan bersama.

c. Masyarakat, dengan syarat tidak bertentangan dengan norma/aturan.

Pelayanan menyangkut sejumlah informasi yang diinginkan pelanggan, tindakan

yang sukar disentuh dan diukur secara eksak ukuran kepuasannya, sangat sensitive

dan sukar diprediksikan ke depannya serta sangat tergantung juga pada nilai yang

dianggap pantas oleh pelanggan terhadap apa yang diterima dan dibayarnya.

Pemerintahan yang modern dituntut untuk mengutamakan kualitas pelayanan kepada


7

masyarakat melalui peningkatan efektifitas, efesiensi, profesionalisme, dan

akuntabilitas pemerintahan itu sendiri (Ibrahim : 2008).

Karakteristik pelayanan yang harus dimiliki organisasi pemberi layanan:

a. Prosedur pelayanan harus dimengerti, mudah dilaksanakan, sehingga terhindar

dari prosedur birokratik yang sangat berlebihan dan berbelit-belit.

b. Pelayanan diberikan dengan kejelasan dan kepastian bagi pelanggan.

c. Pemberian pelayanan diusahakan agar efektif efisien.

d. Pemberi pelayanan memperhatikan kecepatan dan ketepatan waktu yang

ditentukan.

e. Pelanggan setiap saat mudah memperoleh informasi berkaitan pelayanan secara

terbuka.

f. Dalam melayani, pelanggan diperlakukan motto “customer is king and customer

is always right” (Niszar dalam Sedarmayanti, 2009).

Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah

secara terus-menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi pengumpulan,

pengolahan pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis

dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satua-satuan rumah

susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang

sudah ada dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang

membebaninya.
8

Sebagai tindak lanjut dari Pasal 19 UUPA maka diterbitkan Peraturan Pemerintah

Nomor 10 Tahun 1960 yang pada tanggal 8 Juli 1997 telah dirubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Pendaftaran tanah

tersebut meliputi :

1. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah.

2. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut.

3. Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang

kuat (sertifikat).

Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan negara dan

masyarakat, keperluan lalu lintas social ekonomis serta kemungkinan

penyelenggaraannya menurut pertimbangan Menteri Agraria.

Pendaftaran tanah bertujuan dalam rangka menjamin kepastian hukum

dibidang pertanahan juga untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang

berkepentingan termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data

yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang

tanah, untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan. Pendaftaran tanah

dilaksanakan berdasarkan azas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka.


9

1.6 METODE PENELITIAN

1.6.1 Tipe dan Dasar Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengunakan pendekatan penelitian kualitatif.

penelitian kualitatif merupakan metode – metode untuk mengekplorasi dan

memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap

berasal dari masalah sosial atau kemanusian ( Craswell : 2007 ). Tipe penelitian yang

digunakan adalah deskriptif-kualitatif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk

memberikan gambaran tentang bagaimana Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang

memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pelayanan khususnya

menyangkut pelayanan pendaftaran petanahan. Dasar Penelitian ini adalah

pengamatan yang memfokuskan masalah pada tugas Kantor Pertanahan Kabupaten

Karawang sebagai pelayan public.

1.6.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipergunakan dalam mendukung penulisan ini adalah data primer

dan data sekunder yang penulis peroleh melalui teknik pengumpulan data yaitu :

1. Data primer

Data yang diperoleh dari hasil :


10

Teknik interview atau wawancara yaitu melakukan wawancara baik secara mendalam

maupun secara bebas kepada subjek penelitian dengan menggunakan daftar

pertanyaan serta dibantu dengan recorder.

Pemilihan subjek dengan metode pilihan sengaja (purposive sampling) sebagai orang

yang dianggap betul-betul memahami realitas yang terjadi, yakni antara lain :

Kepala Kantor Pertanahan : 1 orang

Staf Kantor Pertanahan : 4 orang

Kepala Seksi Pendaftaran Tanah : 1 orang

Petugas Bagian Pendaftaran Tanah : 2 orang

Masyarakat Terkait : 5 orang

Jumlah : 13 orang

Teknik Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung untuk

mengumpulkan data tentang pembangunan yang terjadi.

2. Data sekunder

Data diperolah melalui studi pustaka (Library Search) yaitu mengambil data dari

sejumlah buku, literatur, internet, maupun perundang-undangan.


11

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan dan dapat dipertanggung

jawabkan maka penulis menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data

karena masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan Wawancara/interview, beberapa survei melalui

pertanyaan tertulis dan tes, kriteria dan dokumentasi, yaitu melakukan penelusuran

terhadap berbagai dokumen yang sudah ada, serta hasil penelitian yang sudah ada.

1.6.4 Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisa secara Deskriptif dengan pendekatan

kualitatif sesuai jumlah variabel yang dijadikan indikator dalam penelitian ini dan

didukung dengan data sekunder .Untuk menganalisis fakta-fakta yang ditemukan di

lapangan, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama, Reduksi data yaitu melakukan penyusunan data yang diperoleh,

kemudian ditentukan data yang sesuai dengan penelitian ini dengan pengklasifikasian

yang ada. Sementara data yang kurang relevan dikesampingkan. Data-data yang

sesuai tersebut berkaitan dengan masalah utama yang teridentifikasi.

Kedua, dari kompleksitas data yang penting dan relevan di atas, kemudian

dilakukan pengklasifikasian data dalam beberapa titik tekan persoalan munculnya.

Pada tahap inilah dibahas pendekatan-pendekatan teori untuk memahami dan meneliti

perilaku dalam penelitian ini diterapkan.


12

Ketiga, dilakukan pengolahan data secara kualitatif. Dalam tahapan ini setiap

data diberikan pengertian sehingga mudah untuk dipahami. Pengertian ini

dimaksudkan untuk menganalisis inti pemikiran yang ada dalam data. Terakhir,

dilakukan penyimpulan ringan sebagai langkah awal untuk membuat kesimpulan

akhir dari penelitian ini. Kerangka konsep yang menyangkut beberapa faktor yang

mempunyai kecenderungan digunakan sebagai asumsi-asumsi untuk menghasilkan

kesimpulan-kesimpulan sementara dalam penelitian ini. Penggabungan antara

kerangka konsep dan teori-teori yang ada dengan kondisi obyektif hasil penelitian

kemudian dijadikan pedoman untuk melakukan penyimpulan akhir dalam penelitian

ini.

1.7 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian yang akan penulis lakukan selama lebih kurang 2 bulan di Kantor

Pertanahan Kabupaten Karawang. Pemilihan setting ini di lakukan secara sengaja di

karenakan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang merupakan wilayah yang dekat

dengan lokasi tempat tinggal peneliti,hal ini bertujuan untuk mengefesiensikan biaya

yang dikeluarkan pada saat penelitian.


13

WAKTU KEGIATAN
N KEGIAT
JANUA FEBRU MAR APR M JU JU AGUST
O AN
RI ARI ET IL EI NI LI US
Penjajaga
1
n awal
Studi
2
Pustaka
3 UP
Penelitian
4
Lapangan
Penyusun
an
5 Laporan
Hasil
Penelitian
Sidang
6
Skripsi
14

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Creswell. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.


Yogjakarta. Pustaka Pelajar.

Ibrahim. 2008. Teori dan Konsep Pelayanan Publik serta Implementasinya. Bandung.
Mandar Maju.

Napitupulu. 2012.Pelayanan Publik dan Costumer Satisfaction. Bandung.

PT.Alumni.

Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi Publik Reformasi Birokrasi Dan

Kepemimpinan Masa Depan. Bandung. PT.Refika Aditama.

Harsono, Boedi. 2008. Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah. Jakarta.

Djambatan.

Dokumen :

Undang-Undang Dasar Neagara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA).

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997.

Materi Penyuluhan Hukum Pertanahan Untuk Aparatur Pemerintah milik BPN.

Anda mungkin juga menyukai