Anda di halaman 1dari 12

MODAL DAN TENAGA KERJA PENGARUHNYA

TERHADAP HASIL PRODUKSI SEPATU


(Studi Kasus di Koperasi Produsen Sepatu Margosuryo Kota Mojokerto)

Anis Arifia Duri


Fakultas Ekonomi Unesa Kampus Ketintang Surabaya

ABSTRAK

Koperasi ‘’Margo Suryo’’ adalah salah satu koperasi yang ada di kota Mojokerto yang beranggotakan
para pengrajin sepatu yang memiliki volume produksi yang berbeda-beda dikarenakan kuantitas modal
dan tenaga kerja yang berbeda. Sebagai produk unggulan di Mojokerto pengrajin berusaha meningkatkan
volume produksi seiring dengan meningkatnya permintaan sepatu dari konsumen.Volume produksi ini
dipengaruhi oleh modal dan tenaga kerja yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui besarnya produksi sepatu yang dapat diprediksi oleh modal dan tenaga kerja serta untuk
mengetahui pengaruh variable modal dan tenagakerja terhadap produksi sepatu. Teknik sampling yang
digunakan adalah mengambil seluruh populasi yang ada yaitu pengrajin sepatu yang terdaftar menjadi
anggota koperasi Margo Suryo yang berjumlah 20 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi berganda dengan program eviews 5.1.

Kata kunci : modal, tenaga kerja dan poduksi

ABSTRACT

‘’Margo Suryo'' cooperativeis one ofthe existing cooperatives whose members Mojokerto city artisans
volume production of shoes that have different due to the quantity of capital and labor are different. As
the flagship productin Mojokerto crafts mentrying to increase the volume production of shoes along with
the increasing demand from consumers. Volume production is influenced bycapital and labor used. The
purpose of this study was to determine the magnitude of the production of shoes that can be predicted by
the capital and labor as well as to determine the effect of variable capital and labor to the production of
shoes. Sampling technique used was to take the entire population is registered with the shoe crafts men
cooperative members Margo Suryo totaling 20 people. Data analysis technique used is multiple
regression analysis with eviews programmers 5.1 for windows.

Keyword: capital, labor and production

Sektor industri pada UMKM akhir-akhir ini industri diarahkan pada peningkatan utilitas
menjadi fokus dan perhatian pemerintah dalam kapasitas produksi, efisiensi dan daya saing
mengembangkan sektor riil pertumbuhan dan industri. Pengembangan usaha kecil menengah
pembangunan ekonomi Indonesia dengan Kebijakan pengembangan usaha kecil dan
dikeluarkannya Undang Undang No.25 tahun menengah diarahkan pada pemberdayaan UKM
2001 tentang kebijakan pembangunan sektor riil (Usaha Kecil Menengah) mencakup : 1)
dengan melaksanakan program pembangunan Memprioritaskan pembinaan dan pengembangan
ekonomi nasional dalam jangka menengah yang UKM – Industri dagang yang menggunakan
berisi antara lain : 1). Peningkatan ulitas bahan baku yang berasal dari sumber daya alam
kapasitasfaktor industry, 2). Pengembangan usaha dan industri pendukungnya untuk pasar dalam dan
kecil menengah. Peningkatan utilitas kapasitas luar negeri seperti argoindustri, kerajinan,
produksi industri adalah kebijakan pembangunan keramik, dan gerabah, 2). Memberikan peluang
industri yang mengacu pada pemanfaatan peluang yang lebih besar kepada lembaga professional
pasar dalam dan luar negeri berdasarkan potensi perbankan untuk berpartisipasi aktif. Berdasarkan
yang dimiliki. Dengan demikian, kebijakan hal-hal di atas, maka kebijakan pengembangan

1
dan pemberdayaan UKM dalam pemulihan Dilihat dari sisi modal, modal merupakan
ekonomi nasional harus segera diimplementasikan aspek awal yang harus dimiliki oleh pengrajin
secara nyata dengan kebijakan-kebijakan yang sepatu dengan modal yang terbatas maka
tepat sasaran. Karena sektor industri diyakini kemampuan untuk membeli bahan baku dan akses
sebagai sektor yang dapat memimpin sektor lain teknologi juga terbatas. Disi lain jumlah
dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. permintaan sepatu semakin meningkat pada akhir-
Produk-produk industrial selalu memiliki akhir bulan ini, Jadi pengrajin memiliki
pertukaran yang tinggi atau lebih menguntungkan kemampuan berproduksi yang terbatas dilihat dari
dan menciptakan nilai tambah yang lebih besar di produksi pengrajin yang tidak dapat memenuhi
bandingkan produk-produk sektor lain disamping permintaan sepatu sesuai pesanan grosir. Hal ini
juga menghadapi banyak hambatan untuk membuat para pengrajin terpaksa menerima
berkembang. pesanan dan bersusah payah untuk melobying
Salah satu daerah yang memiliki banyak pembeli demi kelangsungan produksi dan supaya
industri kecil adalah kota Mojokerto. Industri produk tetap laku dipasaran. Untuk menutupi
yang dijumpai misalnya industri tekstil, cor kekurangan modal akibat meningkatnya
kuningan makanan, minuman dll. Tetapi produk permintaan terpaksa pengrajin menunda
unggulan dijumpai pada industri sepatu dan pembayaran gaji pegawai untuk digunakan
sandal. Karena jumlah perajin sepatu dan sandal sebagai tambahan pembelian bahan baku. Disisi
di Kota Mojokerto tercatat paling banyak lain pengrajin enggan melakukan pinjaman baik
dibandingkan dengan kerajinan jenis lain. Di Kota dari bank maupun koperasi karena takut tidak
Mojokerto, Sektor Industri Pengolahan mampu dapat menyelesaikan pelunasan utang dan syarat
tumbuh sebesar 2,49% tahun 2010 meningkat dari administrasi yang lainnya. Selain itu pengrajin
tahun 2009 yang sebesar 2,45%. Tren masih belum bisa menaikkan harga jual sepatu,
pertumbuhan yang positif diharapkan terus hal itu untuk menjaga daya beli konsumen sebab
berlanjut agar dapat menyerap tenaga kerja yang pengarajin masih harus bersaing dengan produk
ada di Kota Mojokerto yang akhirnya dapat sepatu dari Cina. Produk Cina merupakan saingan
mengurangi tingkat pengangguran. Sebab sektor utama bagi pengarajin di Mojokerto karena
industri pengolahan yang paling banyak menyerap produknya juga membanjiri daerah Jawa Timur.
tenaga kerja di Kota Mojokerto (BPS Kota Untuk faktor produksi tenaga kerja masalah
Mojokerto:2011). Kota Mojokerto adalah sentra yang dihadapi pengrajin yaitu masih belum bisa
industri sepatu dimana sebagian besar industri mengalami regenerasi. Bisa dikatakan jumlah
pengolahan bergerak di bidang alas kaki sandal tenaga kerja tetap bahkan menurun. Tenaga kerja
dan sepatu. Meski sempat terpuruk akibat krisis yang ada masih didominasi oleh tenaga kerja yang
ekonomi, pada tahun 2010 industri alas kaki mulai usianya setengah baya sampai hampir lanjut usia.
membaik dengan mengalami pertumbuhan Karena kalangan muda enggan untuk bekerja di
sebesar 2,35% pada tahun 2010 dan menyumbang sektor industri kecil, mayoritas mereka lebih
4,67% dari PDRB. tertarik untuk bekerja di industri besar. Selain itu
Faktor-faktor produksi sepatu ini tentunya untuk memproduksi sepatu memerlukan keahlian
memerlukan faktor-faktor produksi yang dan keterampilan dari tenaga kerja yang lebih
menunjang. Faktor yang menunjang tersebut berpengalaman dan sulit untuk di generasikan ke
adalah modal dan tenaga kerja selain skill dan kalangan muda. Hal ini membuat produksi
alam (tanah). Modal merupakan segala financial pengrajin menurun. Kalaupun produksi meningkat
yang digunakan untuk awal proses produksi mulai tapi menambah jam kerja hampir 24 jam, hal ini
dari bahan baku sampai gaji pegawai dll. tidak efisien dalam berproduksi. Keadaan ini juga
Berdasarkan data awal yang diperoleh dari masih belum sesuai dengan harapan bahwa
wawancara kepada pengrajin sepatu koperasi industri kecil mampu menyerap tenaga kerja dan
Margo Suryo, diperoleh keterangan bahwa, modal memberi kesempatan kerja yang luas.
para pengrajin sepatu di kota mojokerto ini Berdasarkan latar belakang diatas penulis
sifatnya siklus dan jumlahnya terbatas. Menurut tertarik untuk mengadakan penelitian yang
Wijono (2005) dalam Andri Kurniawan (2007), berjudul ‘’ Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja
hambatan yang dirasakan UMKM dapat terhadap Produksi Sepatu ‘’ studi kasus pada
digolongkan menjadi tiga yaitu pasar, bantuan pengrajin sepatu koperasi Margo Suryo Kota
penyuluhan dan akses terhadap pembiayaan. Mojokerto.

2
Produksi didefinisikan sebagai penciptaan Modal atau real capital goods meliputi
guna, dimana guna berarti kemampuan barang semua jenis barang yang dibuat untuk menunjang
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. kegiatan produksi barang dan jasa. Misalnya
Dalam pengertian umum produksi meliputi semua mesin, pabrik, jalan raya, gudang serta semua
aktivitas untuk menciptakan barang dan jasa. (Ari peralatannya. Pengertian modal semacam itu
Sudarman, (2005). Menurut Ricard Ruggles sebenarnya hanyalah merupakan salah satu saja
dalam (Rosyidi 2005), ‘’In broader terms any dari pengertian modal seluruhnya, sebagaimana
process that creates value and add value to yang sering dipergunakan oleh para ahli ekonomi.
already existing goods is productions, secara lebih Sebab modal juga mencakup arti uang yang
luas setiap proses yang menciptakan nilai atau tersedia di dalam perusahaan untuk membeli
memperbesar nilai sesuatu barang adalah mesin-mesin atau faktor produksi lainnya.
produksi’’ menurut Burhan (2006) produksi Kecakapan tata laksana (skill) merupakan faktor
merupakan kegiatan yang menciptakan nilai produksi yang intangible (tidak dapat diraba),
tambah jenis keempat (form utility). Karena tetapi tidak sah lagi peranannya justru sangat
mengolah suatu menjadi benda yang lain. Ada menentukan sehubungan dengan produksi yang
tiga unsur yang terkait dalam produksi yaitu input, dihasilkannya.
output dan proses produksi. Input adalah apa yang
akan diolah, output adalah hasil dari proses Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara
pengolahan dan proses produksi adalah kegiatan variabel input dan output, atau variabel yang
yang mengubah input menjadi output. Menurut dijelaskan (Y) dengan variabel yang dijelaskan
Masyhuri (2007), produksi merupakan aktivitas (X). Variabel yang dijelaskan adalah output
tidak pada hanya mengolah input menjadi produk (produksi) dan variabel yang menjelaskan adalah
(output) tetapi dituntut bagaimana agar produk input (faktor produksi), atau sebagai variabel tak
diterima oleh pasar. Menurut Rahim dan hastuti bebas (dependent variable) dan variabel bebas
(2007:30) produksi dapat dinyatakan sebagai (independent variable),Masyhuri (2007).
perangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi Selain itu, fungsi produksi menunjukkan sifat
dalam penciptaan komoditas. hubungan diantara faktor-faktor produksi dan
tingkat produksi yang dihasilkan dimana, faktor-
Menurut Rosyidi (2005) faktor-faktor faktor produksi dikenal dengan istilah input dan
produksi terdiri atas : a) tanah, b) tenaga kerja c) jumlah produksi disebut sebagai output. (Sadono
modal dan d) skill. Tanah atau land adalah segala Sukirno, 2002).
sesuatu yang bisa menjadi faktor produksi dan Fungsi produksi dinyatakan dalam bentuk rumus
berasal atau tersedia di alam ini tanpa usaha seperti berikut :
manusia dan dapat diperjualbelikan. Tenaga Q = f (K, L, R, T)
kerjaSetiap perusahaan dalam melaksanakan Keterangan, K : jumlah stok modal
produksi tidak dapat mengandalkan pemanfaatan L : jumlah tenaga kerja
fasilitas dengan teknologi modern, karena R : kekayaan alam
produksi membutuhkan jasa tenaga kerja untuk T : tingkat teknologi yang
memperlancar proses produksi yang akan digunakan
bermanfaat bagi masyarakat tenaga kerja Q: jumlah produksi yang
merupakan salah satu faktor terpenting untuk dihasilkan
menghasilkan barang maupun jasa. Modal adalah Jumlah produksi dihasilkan oleh berbagai jenis
salah satu faktor produksi yang digunakan dalam faktor-faktor produksi yang secara bersama-sama
melakukan proses produksi. Produksi dapat digunakan untuk memproduksi barang.
ditingkatkan dengan menggunakan alat-alat atau Sementara menurut Mubyarto (1989), fungsi
mesin-mesin produksi yang efisien. Dalam proses produksi merupakan suatu fungsi yang
produksi tidak ada perbedaan antara modal sendiri menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik
dan modal pinjaman, yaitu masing-masing (output) dengan faktor-faktor produksi (input)
berperan langsung dalam proses produksi. dalam bentuk matematika sederhana fungsi
Akumulasi modal terjadi apabila sebagian produksi ini dituliskan sebagai :
pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali Y = f (x1, x2, ………xn)
dengan tujuan memperbesar produkstivitas dan Y : hasil produksi
pendapatan. x1, x2, …..xn : faktor-faktor produksi

3
Persamaan tersebut merupakan suatu pernyataan Tahap ketiga : produksi total (total product)
matematik yang berarti bahwa tingkat produksi semakin lama semakin menurun. Tahap ketiga ini
suatu barang tergantung kepada jumlah modal, meliputi daerah MP negatif.
jumlah tenaga kerja, kekayaan alam dan teknologi Menurut Reksoprayitno (2000) dalam
yang digunakan. Fitriyah (2011), hasil produksi yang biasa disebut
output dapat diungkapkan dalam 3 cara yaitu: a)
Teori produksi yang sederhana Produk total, b) produk rata-rata, c) produk
menggambarkan tentang hubungan diantara marginal. Produk total merupakan jumlah hasil
tingkat produksi suatu barang dengan jumlah produksi yang dihasilkan dalam jangka waktu
tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan tertentu sebagai hasil pemakaian sejumlah faktor-
berbagai tingkat produksi barang tersebut, Sadono faktor produksi untuk jangka waktu yang
Sukirno.(2005). Dalam analisis tersebut sama.Produk rata-rata (average product) adalah
dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya hasil bagi antara produk dengan jumlah satuan
adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah produksi variabel yang terpakai pada periode yang
yang jumlahnya dianggap tidak menglalami sama. Product marginal atau marginal product
perubahan. Juga teknologi yang dianggap tidak merupakan perubahan produk total sebagai akibat
mengalami perubahan. Satu-satunya faktor penambahan atau pengurangan pemakaian faktor
produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah produksi variabel unit terakhir.
tenaga kerja.
Dalam analisis produksi dengan satu input Menurut Suryawati dalam Fitriyah (2011)
variabel diasumsikan bahwa semua faktor Teori produksi dengan dua variabel yaitu terdapat
produksi selain tenaga kerja (L) dianggap tetap. dua jenis faktor produksi yang dapat diubah
Sehingga fungsi produksi dengan satu input jumlahnya. Pada umumnya proses produksi suatu
variabel : Q = f (L). barang menggunakan lebih dari satu input
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang variabel dan dalam jangka panjang semua input
( the law of diminishing return) Hukum hasil adalah input variabel. Jika dimisalkan pada dua
lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa jenis input variabel yaitu tenaga kerja dan modal
satu macam input (labour) penggunaannya terus maka fungsi produksinya : Q = f (L, K).
ditambah sebanyak satu unit sedangkan input- Dimana L sebagai tenaga kerja dan K sebagai
input yang lain konstan, pada mulanya produksi modal. Sehingga perubahan output merupakan
total akan semakin banyak pertambahannya. fungsi dari kedua input variabel tersebut.
Tetapi setelah mencapai suatu tingkat tertentu Kombinasi kedua input tersebut dapat berbeda-
produksi tambahan tersebut semakin menurun dan beda dan akan menghasilkan tingkat output yang
akhirnya mencapai nilai negative. Keadaan ini berbeda pula.
akan menyebabkan produksi total akan semakin
lambat pertambahannya, akhirnya ia mencapai Menurut Mulyadi (2003) dalam Agus Jati
tingkat maksimum dan kemudian menurun. (2013), tenaga kerja (Man Power) adalah
Pada hakekatnya the law of diminishing penduduk dalam usia kerja (berusia 15–64 tahun)
return menyatakan bahwa hubungan antara atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara
tingkat produksi dan jumlah input tenaga kerja yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada
yang digunakan dapat dibedakan menjadi tiga permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika
tahap : mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas
Tahap pertama : produksi total (total tersebut.
product), mengalami petambahan yang semakin
cepat. Tahap ini dimulai dari titik origin semakin Riyanto (2001:51) dalam Agus Jati (2013),
kesatu titik pada kurva total product dimana AP mengemukakan tiga konsep pengertian modal
(produksi rata-rata) maksimum, dan pada titik ini kerja, yaitu : a).Konsep kuantitatif, b)konsep
AP = MP (marginal product) kualitatif. Modal kerja adalah keseluruhan jumlah
Tahap kedua : produksi total (total product), aktiva lancar. Dalam pengertian ini modal kerja
pertambahannya semakin lama semakin kecil. sering disebut modal kerja bruto atau gross
Tahap dua ini dimulai dari titik AP maksimum working capital.
saampai titik MP=0 atau TP maksimum. Konsep kualitatif merupakan Modal kerja
sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat

4
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan Ayu Mutiara (2010) dengan judul ‘’Analisis
tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang Pengaruh Bahan Baku, Bahan Bakar dan Tenaga
merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang Kerja terhadap Produksi Tempe di Kota
lancarnya. Semarang’’ penelitian ini bertujuan untuk
Konsep fungsional mengetahui pengaruh variabel bahan baku, bahan
Konsep ini menitikberatkan pada fungsi dana bakar dan tenaga kerja terhadap produksi tempe.
dalam menghasilkan pendapatan. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
Menurut Riyanto (2001) dalam Agus jati dengan uji t variabel bahan baku berpengaruh
(2013), modal kerja digolongkan menjadi dua signifikan terhadap variabel produksi tempe.
yaitu: 1)Modal Kerja Permanen (Permanent Kemudian melalui uji t dapat diketahui bahwa
Working Capital), 2)modal kerja variable. modal variabel bahan bakar berpengaruh signifikan
kerja permanen adalah yang harus tetap ada pada terhadap produksi tempe dan tenaga kerja
perusahaan untuk dapat menjalankan fungsingnya, berpengaruh signifikan terhadap produksi tempe.
atau dengan kata lain modal kerja yang secara Sedangkan berdasarkan uji simultan (uji F) bahan
terus menerus di perlukan untuk kelancaran usaha. baku, bahan bakar dan tenaga kerja memiliki
Modal Kerja Variabel (Variable Working pengaruh terhadap produksi tempe di Kelurahan
Capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya Krobokan Kota Semarang. Besarnya R2 sebesar
berubah-ubah sesuai dengan keadaan. 0,960 artinya 96,0 persen variasi produksi tempe
dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas
(bahan baku, bahan bakar dan tenaga kerja), dan
Penelitian terdahulu sisanya sebesar 4,0 persen dijelaskan variabel lain
di luar model.
Andri Kurniwan (2008) dengan judul Rusdiah Nasution (2009) dengan judul
‘’Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi ‘’Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan dan Tenaga
dan Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah’’ Kerja terhadap Produksi Usaha Tani Nenas’’.
(Studi Kasus Industri Kecil Sepatu di Desa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Sukaluyu Kecamatan Tamansari Kabupaten pengaruh variabel modal kerja, luas lahan dan
Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tenaga kerja terhadap variabel produksi nenas.
pengaruh faktor-faktor produksi terhadap Hasil penelitiannya adalah : modal kerja, luas
produksi sepatu. Hasil penelitiannya adalah : lahan dan tenaga kerja secara serempak
faktor-faktor produksi kain, lem putih, lateks, dan berpengaruh nyata terhadap produksi nenas
tekson ukuran kurang dari satu berpengaruh sedangkan secara parsial modal kerja dan tenaga
secara nyata terhadap produksi sepatu pada taraf kerja tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
alpha (α) 5 persen, sedangkan mesin jahit dan produksi sedagkan luas lahan berpengaruh nyata
tenaga kerja serta dummy anggota koperasi tidak terhadap produksi.
berpengaruh secara nyata terhadap produksi Agus Jati, dkk (2013) dengan judul
sepatu. ‘’Hubungan Faktor yang Berpengaruh terhadap
Lisnawati Iryadini (2010), dengan judul Produksi Kerajinan Sepatu di Kecamatan
‘’Analisis Faktor Produksi Industri Krupuk di Denpasar Barat’’. Penelitian ini bertujuan untuk
Kabupaten Kendal’’. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah tenaga kerja, modal kerja dan
untuk mengetahui pengaruh modal kerja, tenaga teknologi secara simultan berpengaruh signifikan
kerja, dan bahan baku, berpengaruh positif terhadap produksi perajin sepatu di Kecamatan
terhadap variabel dependen (output produksi Denpasar Barat, apakah tenaga kerja, modal kerja
kerupuk), Hasil penelitian adalah seluruh variabel dan teknologi secara parsial berpengaruh
independen yaitu modal kerja, tenaga kerja, dan signifikan terhadap produksi perajin sepatu di
bahan baku, berpengaruh positif terhadap variabel Kecamatan Denpasar Barat, dan variabel apakah
dependen (output produksi kerupuk), dengan yang berpengaruh dominan terhadap produksi
masing-masing koefisien regresi 0,010 untuk perajin sepatu di Kecamatan Denpasar Barat.
modal kerja, 0,018 untuk tenaga kerja, dan 0,988 Hasil penelitiannya adalah : Tenaga kerja, modal
untuk bahan baku. Namun demikian hanya kerja, dan teknologi secara bersama-sama
variabel bahan baku yang berpengaruh signifikan berpengaruh secara signifikan terhadap produksi
terhadap output produksi kerupuk. sepatu di Kecamatan Denpasar Barat. Sedangkan

5
secara parsial variabel tersebut berpengaruh 20 pengrajin. Jadi penelitian ini mengambil
signifikan terhadap produksi sepatu. keseluruhan populasi sebagai responden.
Ni putu Sri Yuniarti (2013) dengan judul Instrumen dalam penelitian ini berupa
‘’Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Teknologi angket. Pembuatan angket didahului dengan
terhadap Produksi Ukiran Kayu di Kecamatan penentuan kisi-kisi angket yang disusun
Ubud’’. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berdasarkan indikator untuk masing-masing
pengaruh secara serempak maupun parsial antara variabel penelitian. Kisi-kisi instrumen dapat
modal, tenaga kerja dan teknologi terhadap dilihat pada tabel 3.1
produksi industri kerajinan ukiran kayu di
Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. Hasil No. Variabel Indikator Butir
analisis data menunjukkan secara serempak Soal
modal, tenaga kerja dan teknologi berpengaruh 1. Modal (X1) a. Jumlah modal 1
signifikan terhadap produksi industri kerajinan Keseluruhan tiap produksi
ukiran kayu di Kecamatan Ubud Kabupaten jumlah aktifa
Gianyar. Secara parsial teknologi tidak lancar yang
berpengaruh terhadap produksi Industri kerajinan digunakan
ukiran kayu, sementaramodal dan tenaga kerja untuk
berpengaruh positif dan siginifikan terhadap membiayai
produksi Industri kerajinan ukiran kayu di operasi
Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. perusahaan.
Yusniar (2007) dengan judul ‘’ Pengaruh 2. Tenaga kerjaa. Jumlah tenaga 2
Modal dan Tenaga kerja terhadap Hasil Produksi (X2) kerja yang
Pupuk pada PT Pupuk Iskandar Muda- Penduduk digunakan
Loksumawe’’. Penelitian inibrtujuan untuk dalam usia
mengetahui pengaruh variabel secara simultan dan produktif
parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang dapat
variabel modal dan tenaga kerja berpengaruh memproduks
terhadap hasil produksi. Dan faktor modal lebih i barang dan
elastis dibanding tenaga kerja artinya modal lebih jasa.
berpengaruh terhadap produksi. 3. Produksi (Y)a. Jumlah 3
Aktifitas produksi
mengolah b. Satu periode
METODE PENELITIAN input produksi
menjadi
Penelitian untuk mengetahui pengaruh output (hasil
modal dan jumlah tenaga kerja ini menggunakan produksi
jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif sepatu)
adalah pendekatan penelitian yang menggunakan
data yang berupa angka. Artinya penelitian ini
merupakan pengujian hipotesis dengan data Dalam penelitian ini teknik yang digunakan
terukur. Pengujian data terukur menggunakan untuk mengumpulkan data sebagai berikut :
metode ekonometrika dengan alat analisis berupa 1. Wawancara digunakan sebagai teknik
analisis regresi. pengumpulan data apabila peneliti ingin
Lokasi penilitian ini dilaksanakan di tempat mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
pengrajin sepatu di Kota Mojokerto yang mendalam dan jumlah respondennya sedikit
merupakan anggota dari koperasi produsen sepatu (Sugiyono, 2008). Wawancara ditujukan
dan sandal Margo Suryo kecamatan Prajurit kulon kepada para pengrajin sepatu yang terdaftar
kota Mojokerto. sebagai anggota koperasi ‘’Margo Suryo’’
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mengenai kondisi industry sepatu.
pengrajin sepatu yang terdaftar menjadi anggota 2. Dokumentasi, yaitu dengan menggunakan
Koperasi Margo Suryo yang jumlahnya sebanyak catatan-catatan yang ada pada perusahaan yang
ada hubungannya dengan masalah yang

6
diteliti. dengan menggunakan cara Uji Park sebagai
3. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data berikut :
dengan memberikan seperangkat pertanyaan  Melakukan regresi terhadap model persamaan
tertulis kepada narasumber untuk dijawab yang diajukan sehingga muncul nilai residual
(Sugiyono 2008). Kuisioner diberikan kepada sebagai variabel baru
para pengrajin sepatu yang terdaftar sebagai  Hasil residual yang didapatkan kemudian
anggota koperasi ‘’Margo Suryo’’. dikuadratkan dan dilogaritmakan, setelah itu
semua variabel bebas dilogaritmakan. Lakukan
Data hasil penelitian yang diperoleh regresi dari logaritma residual kuadrat terhadap
dianalisis dengan metode analisis deskriptif. semua logaritma variabel independen.
Teknik ini digunakan untuk menganalisis tiap  Melakukan identifikasi terhadap nilai t dengan
variabel untuk mengetahui pengaruh antara kriteria sebagai berikut : Apabila koefisien
variabel bebas dan variabel terikat. Analisis data parameter beta dari persamaan regresi tersebut
yang digunakan sebagai berikut : signifikan secara statistik (< 0,05) , hal ini
menunjukkan bahwa dalam data model empiris
Uji Asumsi klasik yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas dan
Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan
yang diajukan akan dilakukan pengujian secara statistik (> 0,05), maka data dalam model
penyimpangan asumsi klasik. Pengujian ini yang diestimasi tidak terdapat
dimaksudkan untuk mengetahui apakah model heteroskedastisitas.
yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan
bebas dari penyimpangan asumsi klasik. Penaksir- Uji Autokorelasi
penaksir yang bersifat BLUE (best, linier, Autokorelasi (autocorrelation) adalah
unbiased estimator) maka harus memenuhi hubungan antara residual satu observasi dengan
seluruh asumsi klasik. Pada penelitian ini akan residual observasi lainnya. Untuk mengetahui ada
dilakukan beberapa uji asumsi klasik terhadap tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan
model regresi yang telah diolah dengan metode statistic d dari Durbin-Watson test. Hasil
menggunakan eviews 5.1. perhitungan Durbin Watson (d) dibandingkan
Masing-masing pengujian penyimpangan dengan nilai d tabel pada ἀ = 0,05. Table d
asumsi klasik terdiri dari : memiliki dua nilai, yaitu nilai batas (du) dan nilai
batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k. jika
Uji Normalitas d < dL : maka terjadi korelasi positif
Dalam penelitian ini uji normalitas data d > 4 – dL : maka terjadi autokorelasi negatif
dilakukan dengan menggunakan program eviews. Du < d < 4 – dU : maka tidak terjadi autokorelasi
Metode yang digunakan untuk mengetahui normal dL≤ d ≤ dU atau 4-dU≤d≤4-dL : maka pengujian
atau tidaknya faktor gangguan antara lain adalah tidak meyakinkan
dengan melihat nilai probabilitas dengan kriteria: Atau Jika nilai DW terletak antara 1,54 – 2,46
Prob. Obs. R2 < α : 0.05 sebaran data tidak maka tidak ada autokorelasi.
normal Uji Multikolinieritas
Prob. Obs. R2 > α : 0.05 sebaran data normal Jika Multikolinieritas yaitu adanya hubungan
residu atau faktor gangguan adalah normal, maka linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa
garis yang menggambarkan data yang atau semua variabel yang menjelaskan dari model
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. regresi. Multikolinieritas dalam penelitian diukur
berdasarkan tingkat Variance Inflation Factor
Uji Heteroskedastisitas (VIF) dan nilai Tolerence. Kedua ukuran ini
Asumsi penting dalam regresi linier klasik menunjukkan setiap variable independen manakah
adalah bahwa gangguan yang muncul dalam yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
regresi populasi adalah homoskedastik, yaitu Nilai tolerence yang dipakai adalah tolerence 0,8
semua gangguan memiliki varians yang sama. atau sama dengan nilai VIF diatas 0,8 Jika VIF
Kasus heteroskedastisitas terjadi apabila variabel lebih kecil dari 0,8, maka variable tersebut tidak
gangguan tidak mempunyai varians yang sama ada multikolinieritas. Jika nilai VIF > 0,8 maka
untuk semua observasi. Untuk mengetahui terdapat gejala multikolinieritas yang tinggi.
heteroskedastisitas dalam regresi dapat diketahui

7
 F hitung < Ftabel atau signifikan F > 5% Maka
Uji Linieritas Ho diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama modal dan
kebenaran bentuk model empiris yang digunakan tenaga kerja terhadap produksi.
serta menguji variabel yang relevan untuk  F hitung > Ftabel atau signifikan F < 5% Maka
dimasukkan dalam model empiris. Uji linieritas Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada
yang digunakan adalah Ramsey Reset Test. Bila pengaruh secara bersama-sama modal dan
nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 maka tenaga kerja terhadap produksi.
spesifikasi model yang digunakan sudah benar.
Uji t
Analisis regresi linier berganda Uji signifikasi parameter individual (uji
statistik t) dilakukan untuk melihat signifikasi dari
Model analisis data yang digunakan dalam pengaruh variabel independen terhadap variabel
penelitian ini adalah analisis regresi linier dependen secara individual dan menganggap
berganda dengan metode OLS (Ordinary Least variabel lain konstan. Hipotesis yang digunakan :
Square), yaitu metode yang digunakan untuk Ho : β1, β2, β3, β4 = 0 artinya koefisien regresi
mengetahui besarnya pengaruh perubahan dari variabel independent tidak signifikan terhadap
suatu variable independen terhadap variable variable dependen
dependen. Hubungan fungsional dari pengaruh H1 : β1, β2, β3, β4 ≠ 0 artinya koefisien regresi
modal dan tenaga kerja terhadap produksi sepatu variabel independent signifikan terhadap variable
digambarkan dengan fungsi sebagai berikut : dependen
Y = ß0 + ß X1 + ß X2 + ei Untuk menguji kedua hipotesis ini,
Keterangan : digunakan statistik t. Statistik t dhitung dari
Y = produksi formula sebagai berikut :
ß0 = konstanta Uji t digunakan untuk menguji apakah
ß X1 = koefisien variabel modal variabel modal dan tenaga kerja secara parsial
ß X2 = koefisien variabel tenaga kerja mempengaruhi variabel produksi sepatu dalam
ei = variabel lain yang tidak di teliti model regresi (Nachrowi dan Usman: 2002).
Pengujian dilakukan dengan membandingkan t
hitung dengan t tabel.
Uji statistik b-
t hitung =
Uji F Sb
dimana :
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan
apakah semua Variabel bebas yang dimasukkan t = nilai statistik Uji t
b = koefisien regresi parsial sampel (estimat
dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat. Secara  = koefisien regresi parsial populasi
statistik formulasi uji F adalah : Sb= standard error koefisien regresi sampel
R²/ k - 1 Apabila:
F hitung =  Jika t statistik > t table dengan signifikansi <
(1 - R²) /(n - k) 0,05 maka Ho ditolak yang berarti secara
Dimana : parsial variabel modal dan tenaga kerja
R² = Koefisien determinasi berpengaruh signifikan terhadap variabel
k = Jumlah variabel bebas produksi.
n = Jumlah sampel  Jika t statistik < t tabel dengan signifikansi <
Pengujian tersebut dilakukan dengan 0,05, maka Ho diterima yang berarti secara
membandingkan nilai F dari hasil perhitungan parsial variabel modal dan tenaga kerja tidak
dicari (F hitung) dengan nilai F yang terdapat berpengaruh signifikan terhadap variabel
dalam tabel (F tabel) pada derajat bebas tertentu produksi.
df = n – k – 1, dimana n adalah jumlah observasi
dan k adalah jumlah variabel termasuk konstanta Nilai R2
dan pada tingkat kepercayaan tertentu (α). Koefisien determinasi (R2) pada intinya
Apabila: mengukur seberapa jauh kemampuan suatu model

8
dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai Uji statistik
R2 adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
(nol) berarti kemampuan satu variabel dalam Uji t
menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Berdasarkan hasil analisis data, hasil uji t
Nilai satu berarti variabel-variabel independen masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
memberikan hampir semua informasi yang Modal (X1)
dibutuhkan untuk memprediksi variabel Berdasarkan hasil Uji t untuk variabel
dependen. Kelemahan mendasar penggunaan modal terhadap hasil produksi sepatu, diperoleh
determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel nilai signifikansi sebesar 0.03 < 0,05. Dengan
independen yang dimasukkan ke dalam model. demikian variabel modal berpengaruh secara
Setiap tambahan satu variabel pasti meningkat signifikan terhadap hasil produksi sepatu.
tidak peduli apakah varibel tersebut berpengaruh Tenaga kerja (X2)
secara signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil Uji t untuk variabel
Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan tenaga kerja terhadap hasil produksi sepatu ,
untuk mrnggunakan nilai adjusted (R2) pada saat diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.00 < 0,05.
mengevaluasi model regresi yang terbaik. Dengan demikian variabel tenaga kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
produksi sepatu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji f
Uji asumsi klasik Berdasarkan hasil analisis data uji F untuk
ketiga variabel yaitu modal, tenaga kerja, dan
Uji normalitas bahan baku terhadap hasil produksi diperoleh nilai
Berdasarkan hasil uji normalitas dapat signifikansi sebesar 0,00000 < 0,05. Dengan
diketahui nilai probabilitas sebesar 0,67 > 0,05 demikian variabel modal dan tenaga kerja secara
sehingga dapat disimpulkan variabel terikat dan bersama-sama mempunyai pengaruh secara
variabel bebas berdistribusi normal. signifikan terhadap hasil produksi sepatu.

Uji Multikolinieritas Regeresi linier berganda


Hasil uji multikolinieritas menunjukkan Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh
besarnya koefisien korelasi antara modal dengan hasil regresi sebagai berikut:
tenaga kerja sebesar 0.7, Jadi dapat disimpulkan
tidak ada korelasi antara variabel bebas karena LnPRODUKSI = -4,51 + 0.35*LnMODAL +
besarnya koefisien korelasi < 0.8. 0.64*LnTENAGAKERJA

Uji Autokorelasi Dari model persamaan tersebut, koefisien


Berdasarkan hasil analisis data uji regresi untuk modal bertanda positif, berarti
autokerelasi diketahui bahwa nilai DW sebesar hubungan antara modal dengan hasil produksi
1,74. Karena nilai DW berada dalam rentang searah. Begitu juga dengan variabel tenaga kerja
maka dapat disimpulkan tidak ada gejala bertanda positif yang berarti memiliki hubungan
autokorelasi. searah dengan produksi. Persamaan regresi
tersebut mengandung makna:
Uji Linieritas a. Nilai konstanta sebesar -4,51 artinya bahwa
Hasil uji linieritas diketahui bahwa nilai jika nilai modal dan tenaga kerja 0, maka hasil
probabilitas dari F-statistik sebesar 0,36 > 0,05 produksi sebesar 3,78%.
sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang b. b1 = 0,35 artinya jika variabel modal
digunakan memenuhi asumsi linieritas. bertambah 1% sedangkan variabel tenaga kerja
tetap, maka hasil produksi akan mengalami
kenaikan sebesar 0,35 %.
c. b2 = 0,64 artinya jika variabel tenaga kerja
bertambah 1% orang sedangkan variabel
modal tetap, maka hasil produksi akan
mengalami kenaikan sebesar 0,64 %

9
Koefisien Determinasi produksi sebesar 0.64%. Jadi besarnya produksi
Berdasarkan hasil analisis data, dapat sepatu yang dapat diprediksi oleh faktor tenaga
diketahui bahwa nila R2 sebesar 0,84 artinya kerja sebesar 0.64%. Jadi produksi sepatu lebih
bahwa variabel bebas mempunyai kemampuan dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja. Tenaga
sebesar 84% dalam menerangkan variabel terikat. kerja merupakan faktor produksi penting selain
Dan sisanya 16% dipengaruhi oleh variabel atau modal. Karena selain industri sepatu yang
faktor-faktor lain yang tidak diteliti. memiliki sifat padat karya tenaga kerjalah yang
melakukan proses produksi sepatu dari awal
Pembahasan sampai akhir. Jika jumlah tenaga kerja yang
digunakan banyak maka produksi yang dihasilkan
Pengaruh modal terhadap hasil produksi juga akan meningkat begitu juga sebaliknya jika
Berdasarkan hasil pengolahan data, bahwa jumlah tenaga kerja sedikit maka produksi yang
pengaruh faktor modal terhadap hasil produksi dihasilkan juga akan sedikit. Dengan besaran
adalah signifikan dengan koefisien regresi sebesar koefisien tersebut pengrajin dapat lebih
0,35. Yang artinya setiap pertambahan modal 1% mengoptimalkan penggunaan faktor produksi
akan meningkatkan poduksi sebesar 0,35%. Hal tenaga kerja agar terjadi produksi yang optimal.
ini menunjukkan bahwa produksi sepatu pengrajin Salah satu yang bisa dilakukan pengrajin
ditentukan oleh besarnya modal. Jika modal sepatu adalah pengelolaan tenaga kerja dalam
bertambah maka produksi juga bertambah begitu operasi. Salah satu tujuan pengelolaan tenaga
juga sebaliknya. Jadi besarnya produksi sepatu kerja adalah untuk meningkatkan produksi.
yang dapat diprediksi oleh faktor modal sebesar Tujuan-tujuan dalam operasi lainnya mencakup
0.35%. biaya, kualitas, keandalan dan fleksibilitas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis Tujuan manajemen kerja adalah untuk
yang mnyatakan bahwa terdapat pengaruh yang mengoptimalkan pelaksanaan kerja karena adanya
signifikan antara modal dan produksi sepatu. Dari berbagai batasan yang terdapat dalam operasi.
temuan ini semakin menguatkan hasil penelitian Faktor yang harus diperhatikan adalah
yang dilakukan oleh Sri Pratiwi, yang menyatakan kesejahteraan karyawan, faktor ini menyangkut
bahwa modal usaha sangat mempengaruhi tingkat tingkat upah yang diperoleh sebagai sumber
produksi sepatu. Hal ini menunjukkan bahwa penghasilan, sedangkan untuk memelihara tenaga
persoalan modal masih menjadi hambatan bagi kerja dapat dilakukan dengan momotivasi pekerja
pengrajin sepatu. Hal ini disebabkan oleh dengan pemberian insentif dan pemberian jaminan
sejumlah alasan diantaranya persyaratan kredit sosial. Karena tidak ada sesuatu yang dapat
yang berat, urusan administrasi yang panjang dan diselesaikan tanpa manusia yang mengerjakan.
kurangnya informasi tentang perkedtan serta Mengelola tenaga kerja yang baik dan efisien
prosedur pengajuannya. adalah kunci keberhasilan dari bagian produksi.
Berdasarkan hal ini tentunya dapat dijadikan Posisi faktor tenaga kerja sangat dominan
bahan acuan atau referensi bagi para pengambil jika dibandingkan dengan faktor produksi lainnya
keputusan di jajaran pemerintah Kota Mojokerto, dalam suatu proses produksi. Tenaga kerja adalah
untuk memprioritaskan pemberian bantuan modal sebagian dari keseluruhan penduduk yang secara
usaha dengan mempermudah akses permodalan potensial dapat menghasilkan barang dan jasa.
kepada pengusaha industri kecil, sehingga mampu Dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan
bersaing dan mampu memberikan peranan yang bahwa tenaga kerja adalah sebagian penduduk
lebih besar dalam mendukung perekonomian Kota yang dapat menghasilkan barang dan jasa, bila
Mojokerto, baik di dalam penyerapan tenaga kerja ada permintaan terhadap barang dan jasa.
maupun kontribusinya dalam pembentukan PDRB Pada industri kecil sepatu di mojokerto ini
Kota Mojokerto. sebagian besar memiliki tenaga kerja yang
usianya tidak muda, jadi keterampilan dan
Pengaruh tenaga kerja terhadap hasil produksi kecepatan tangan dapat mendukung peningkatan
Berdasarkan hasil pengolahan data bahwa produksi karena mayoritas dari mereka sudah
pengaruh tenaga kerja terhadap hasil produksi memiliki pengalaman yang lama dan sudah
sepatu adalah signifikan dengan koefisien regresi terbiasa dalam memproduksi sepatu. Proses
sebesar 0.66. hal ini berarti jika tenaga kerja produksi yang terjadi di berbagai pengrajin di
meningkat sebanyak 1% maka akan menambah mojokerto, para tenaga kerja bekerja tidak terikat

10
oleh waktu jadi jumlah produksi sangat ditentukan produksi kerupuk), Hasil penelitian adalah
oleh tenaga kerja Meskipun demikian besarnya secara simultan variabel independen yaitu
tenaga kerja tidak menjamin produksi juga akan modal kerja, tenaga kerja, dan bahan baku,
meningkat. Karena meskipun para tenaga kerja berpengaruh positif terhadap variabel
sudah berpengalaman tetapi faktor usia yang tidak dependen (output produksi kerupuk). Juga
muda lagi kekuatan menjadi berkurang menjadi
penelitian yang dilakukan Sri Pratiwi, dkk
penghalang dalam kecepatan bekerja.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang menyebutkan bahwa faktor modal dan
Runc, Fearon dan Witers (1992) dalam Efi tenaga kerja secara simultan berpengaruh
Herawati (2008) yang menyatakan bahwa terhadap produksi sepatu.
produksi tidak akan berjalan tanpa ada manusia
atau tenaga kerja. Hasil penelitian ini juga sesuai
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh SIMPULAN DAN SARAN
Sulistiawan (2001) yang menyatakan bahwa
tenaga kerja berpengaruh terhadap upaya Simpulan
peningkatan efisiensi dalam pengelolaan kelapa Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
sawit. yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji F, vaariabel modal dan
Pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh
hasil produksi secara signifikan terhadap variabel produksi
Sesuai dengan hasil penelitian Fhitung sepatu pada pengrajin sepatu koperasi ‘’Margo
sebesar 0,000 bahwa variabel modal dan tenaga Suryo’’.
kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh 2. Berdasarkan hasil uji t untuk variabel modal
yang sinifikan terhadap hasil produksi sepatu. berpengaruh signifikan terhadap produksi
Dilihat dari jumlah nilai koefisien regresi atau dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,31
elastisitas dari faktor produksi yaitu 0,99 hal ini maka, jika modal bertambah 1% maka
menunjukkan bahwa fungsi produksi tersebut produksi bertambah 0,31%. Jadi besarnya
mengalami decreasing return to scale. Yang produksi sepatu yang dapat diprediksi oleh
artinya bahwa proporsi penambahan faktor modal sebesar 0,33%. Untuk variabel tenaga
produksi akan menghasilkan tambahan produksi kerja berpengaruh signifikan terhadap hasil
yang lebih kecil. Dapat disimpulkan kedua produksi. Dengan nilai koefisien regresi
variabel tersebut memiliki hubungan yang positif sebesar 0,64 maka jika tenaga kerja bertambah
terhadap variabel produksi. Jika kedua variabel 1% maka produksi bertambah sebesar 0,64%.
meningkat maka produksi juga akan mengalami Jadi besarnya produksi sepatu yang dapat
peningkatan dan sebaliknya jika kedua variabel diprediksi oleh faktor tenaga kerja sebesar
mengalami penurunan makan produksi juga akan 0,64%.
mengalami penurunan. Jadi, modal dan tenaga 3. R Square ebesar 0,84 sehingga dapat
kerja secara bersama-sama memiliki peranan disimpulkan bahwa 84% hasil produksi
penting dalam proses produksi. dipengaruhi oleh modal dan tenaga kerja.
Tetapi dengan keadaan yang decreasing Sedangkan sisanya sebesar 16% dipengaruhi
return to scale, pengrajin perlu menyesuaikan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
kembali jumlah input yang digunakan agar penelitian ini.
mencapai tingkat optimal atau mencapai constant
return to scale. Saran
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan
yang dilakukan oleh Lisnawati Iryadini (2010), yang telah dikemukakan maka dapat disarankan
dengan judul ‘’Analisis Faktor Produksi Industri hal-hal sebagai berikut:
Krupuk di Kabupaten Kendal’’. Tujuan penelitian 1. Para pengrajin sepatu di kota mojokerto
ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal diharapkan lebih mengoptimalkan penggunaan
kerja, tenaga kerja, dan bahan baku, berpengaruh faktor modal untuk mencapai produksi yang
positif terhadap variabel dependen (output constant return to scale dan mampu
mewujudkan industri sepatu menjadi produk

11
unggulan di wilayah mojokerto secara terus Agus Jati, dkk. 2013. Hubungan Faktor yang
menerus. berpengaruh terhadap produksi industri
2. Dinas Koperasi dan UKM kota Mojokerto kerajinan sepatu di Kecamatan Denpasar
sebagai aparat pemerintah diharapkan terus Barat. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan
membina koperasi pengrajin sepatu dalam hal (online). Vol.2 No.2 Februari 2013.
kemampuan permodalan, kewirausahaan dan (www.epembangunan.ac.id) diakses 24
profesionalisme dalam hal berproduksi timbul februari 2013.
minat yang kuat untuk mengembangkan diri Ni Putu. 2013. Pengaruh Modal Tenaga Kerja
menjadi industry besar. dan Teknologi terhadap Produksi Kerajinan
3. Masih diperlukan adanya penelitian sejenis Ukiran Kayu di Kecamatan Ubud. E-Jurnal
untuk mengungkap faktor-faktor yang Ekonomi Pembangunan (online). Vol.2 No.2
mempengaruhi produksi sepatu. Februari 2013. (www.epembangunan.ac.id)
diakses 24 februari 2013.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian


Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka .
Cipta
Kurniawan Adi. 2008. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan
Usaha Mikro dan Kecil. Skripsi diterbitkan.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Pratiwi Sri dkk. 2005. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Produksi IndustrI Kecil
Sepatu dan Konveksi di Kota Medan. Jurnal
ekonomi, (online), vol 5 no 36,
(http//www.jurnal pembangunan.ac.id
diakses 23 maret 2012).
Sanusi Anwar. 2010. Metodologi Penelitian
Bisnis. Malang : salemba empat
Sukirno sadono.2005.Mikro Ekonomi Teori
Pengantar. Jakarta : PT raja grafindo persada
Sudarman Ari .1980. Teori Ekonomi Mikro.
Yogyakarta : BPFE Jogjakarta
Sugiyono.2007. Statistika Untuk Penelitian.
Cetakan Keduabelas. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Cetakan keempat.
Bandung: Alfabeta
Suryawati. 1990. Teori Ekonomi Mikro.
Yogyakarta : UPP AMP YKPN
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan
Penilaian Skripsi Universitas Negeri
Surabaya. Surabaya: UNESA.
Yusniar. 2004. Pengaruh Modal dan Tenaga
Kerja Terhadap Produksi Pupuk Pada PT
Iskandar Muda. Jurnal Aplikasi Manajemen,
(online). Vol.2 no1.
(http//www.ekonomi.ac.id) diakses 14 April
2012.

12

Anda mungkin juga menyukai