Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKA DAN KOMUNUKASI ORGANISASI

PENDIDIKAN DAN MORAL BANGSA

Disusunoleh :
Kelompok 1

1. VentiDiah Lestari 1930203179


2. Eva Noviliasari 1930203074
3. RinaldoIlham 1930203119

Dosen Pembimbing :
Dian Safitri, M. Pd

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Didalam dunia pendidikan Salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan ialah
untuk membentuk sikap moral danwatak murid yang berbudi luhur, sopan santun,
beretika dan berprilaku terpuji . Oleh sebab itu diperlukan pendekatan pendidikan dan
mata pelajaran yang membantu membentuk kepribadian murid menjadi kepribadian yang
lebih baik dan bermoral seperti yang diharapkan oleh pancasila sebagai cita-cita bangsa
Indonesia.
Bangsa Indonesia mengalami krisis moral yang berkepanjangan, generasi penerus
bangsa bukanlah generasi pada masa dahulu yang rela berkorban hidup dan mati
memperjuangkan bangsa Indonesia tetapi sebaliknya mereka menghancurkan nama baik
bangsa Indonesia dengan moral, tindakan dan tingkahlaku yang tercela. Jika demikian ,
bisa dikatakan bahwa ada yang kurang tepat dengan pendidikan di Indonesia sehingga
sebagian bangsanya menjadi bangsa yang anarkis dengan tindakan yang sangat
mencoreng moral didiri seseorang, kurangt oleran dalam menghadapi perbedaan, dan
korupsi, terutama kalangan remaja .
Pendidikan yang diberikan diseluruh instansi sekolah seharusnya bukan hanya
pendidikan ilmu pengetahuan umum dan khusus saja tetapi pendidikan moral juga patut
dan wajib dijalankan . Pendidikan moral diberikan agar tercapai tujuan dari pendidikan
sebenarnya.
Di era modern seperti sekarang ini, kerusakan moral sudah sampai pada kondisi
yang sangat memprihatinkan. Dan itu terjadi pada berbagai usia, baik itu anak-anak,
remaja hingga orang dewasa telah terkena penyaki tini. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin pesat dan canggih, teknologi yang semakin canggih inilah
memberikan banyak dampak negatif dan postif bagi kehidupan bangsa kita. Dampak
positifnya kita bisa menggunakan teknologi canggih itu untuk mendapatkan informasi-
informasi dan pengetahuan lebih luas baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Tetapi
tidak sedikit juga dampak negatif yang ditimbulkan sehingga moral bangsa kita yang
dikenal baik, luntur secara perlahan-lahan. Berbagai kasus moral telah menghiasi media

1
massa, baik cetak atau elektronik seperti kasus yang sejak dulu tidak pernah berhenti
diperbincangkan dan semakin membudaya di negeri ini yaitu KKN (korupsi, kolusi, dan
nepotisme), kemudian kasus yang lain pelanggaran HAM, pelecehan seksual, pornografi,
dan penyalahgunaan narkoba. Di era modern seperti kasus-kasus seperti yang telah
disebutkan menjadi permasalahan yang terkesan biasa di masyarakat kita sekarang
bahkan terkesan tidak tabu dan tidak megejutkan lagi.
Didalam ranah pendidikan, meningkatkan kemampuan intelektual saja tidak
cukup. Kejujuran, kebenaran serta pengabdian kepada masyarakat adalah hal yang
penting dalam dunia pendidikan. Moral dalam dunia pendidikan merupakan indikator
optimisme dalam pembangunan masyarakat Indonesia kedepan. Moral menuntut
pelaksanaan apa yang baik dan penolakan apa yang buruk.

B. RumusanMasalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah, sebagai berikut :
1. Apa arti Pendidikan?
2. Apa arti Moral Bangsa?
3. Bagaimana hubungan Pendidikan dan Moral Bangsa?
4. Apa arti pentingnya Pendidikan Moral bagi Bangsa?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pada makalah ini adalah, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui arti Pendidikan.
2. Untuk mengetahui arti Moral Bangsa.
3. Untuk mengetahui hubungan Pendidikan dan Moral Bangsa.
4. Untuk mengetahui arti pentingnya Pendidikan Moral bagi Bangsa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana agar bisa mewujudkan suasana
belajar menjadi aktif dan proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan bisa
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan dalam keagamaan yang bisa
mengendalikan diri baik untuk kepribadian kecerdasan akhlak mulia dan juga
keterampilan yang diperlukan dirinya di lingkungan masyarakat bangsa dan negara.
Dalam pendidikan mempunyai dua istilah yaitu pendagogi dan pendagogik yang
pertama pendagogi yang artinya pendidikan sedangkan pendagogik artinya ilmu
pendidikan.
Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang dalam bahasa arabnya
adalah “Tarbiyah” dengan kata kerja “Rabba”. Kata pengajaran dalam bahasa arabnya
adalah “Ta’lim” dengan kata kerjanya “Alama” . pendidikan dan pengajar dalam
bahasa arabnya “Tarbiyah WaTa’lim” sedangkan “Pendidikan Islam” dalam bahasa
arabnya adalah “Tarbiyah Islamiyah”.
Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui 2
istilah yang hampir sama bentuknya dan sering dipergunakan dalam dunia pendidikan,
yaitu pendagogi dan pendagogik. Pendagogi berarti “pendidikan” sedangkan
pendagogik artinya “ilmu pendidikan” sebagai penunjang hidup.
Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang adaa pada anak-anak itu,
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Menurut Dzakiah Drajat, mengatakan bahwa pendidikan ada dua secara luas dan
secara sempit. Secara luas pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi individu.
Sedangkan secara sempit, pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga formal. Pendidikan

3
adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang
diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran
penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.1
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap, tetapi merupakan
suatu keseluruhan untuk kepribadian seseorang, yang berhubungan dengan seluruh
aspek kehidupannya. Selain itu ilmu pendidikan membantu mengembangkan semua
aspek yang berhubungan dengan kepribadian manusia, yang bisa mencakup segala
ilmu pengetahuan, bisa mengembangkan nilai dan sikap serta keterampilan yang ada
didalam tubuh manusia. Tujuan pendidik adalah untuk menjadikan peserta didik bisa
meningkatkan tata krama, meningkatkan pengetahuan dan untuk menyiapkan
seseorang agar mamper mudah dan meningkatkan keterampilan dalam suatu bidang
pekerjaan tertentu. Ilmu pendidikan sebagai panutan yang harus diterapkan agar bisa
ditanamkan didalam diri masing-masing individu. Sebelum kita mengenal pendidikan
pasti kita belum mengerti mana perbuatan yang terpuji dan perbuatan yang tercela.
Tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah
mengalami proses pendidikan, baik tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya
maupun kehidupan masyarakat dari alam sekitarnya dimana individu hidup.
Dikatakan oleh Dr. Zakiah Daradjat bahwa tujuan pendidikan Islam secara
keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil
dengan pola takwa, insan kamil artiya nabusiautuhrohani dan jasmani, dapa thidup dan
berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah SWT. Ini
mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu menghasilkan manusia yang berguna
bagi dirinya sendiri dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan
mengembangkan ajaran islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan
sesamanya, dapat memberi manfaat yang sekian meningkat dari alam semesta ini
untuk kepentingan hidup di dunia dan akhirat nanti.2

1
Amirin, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm.27-28
2
Nanang Fathah, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Andira, 2013), hlm. 30-31

4
3. Ruang Lingkup Pendidikan
Pendidikan memiliki ruang lingkup yang luas, karena didalamnya banyak segi-
segi atau yang ikut terlibat baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Adapun
pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan yang menjadi ruang lingkup pendidikan
sebagai berikut :
a. Pendidik
Pendidik adalah orang yang dengan sengaja memengaruhi orang lain untuk
mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Dengan kata lain, pendidik adalah
orang yang lebih dewasa yang mampu membawa peserta didik kearah kedewasaan.
b. Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajara yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
c. Tujuan dan Prioritas
Fungsinya mengarahkan kekuatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang apa
yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaannya.
d. Manajemen atau pengelolaan
Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan dan menilai sistem pendidikan
komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita-cita, juga merupakan informasi
tentang pola kepemimpinan dalam sistem pendidikan. Contohnya, pemimpin yang
mengelola sistem pendidikan itu bersifat otoriter, demokratis, atau laissez-faire.
e. Struktur dan Jadwal Waktu
Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan.
f. Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk mengembangkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus
dikuasai peserta didik. Juga mengarahkan dan mempolakan kegiatan-kegiatan
dalam proses pendidikan.
g. Alat Pendidikan/ Alat Bantu Belajar
h. Fasilitas
i. Teknologi
j. Pengawasan mutu

5
k. Penelitian
l. Biaya3

B. Moral Bangsa
Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa latin mores yang
merupakan bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti adat kebiasaan . Dalam kamus
Umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penetuan baik buruk terhadap
perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-
batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkat dinyatakan benar , salah , baik,
buruk , layak atau tidak layak , patut maupun tidak patut.
Moral dalam istilah dipahami juga sebagai :
1. Prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk
2. Kemampuan untuk memahami perbedaan benar dan salah
3. Ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik.4
Moral merupakan kondisi pikiran , perasaan , ucapan , dan perilaku manusia yang
terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk. Manusia yang tidak memiliki moral disebut
amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya . Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral
secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu .
Tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman
sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau
sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit .
Moral adalah perbuatan / tingkah laku / ucapan seseorang dalam berinteraksi
dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya .
Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang
dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman ,

3
Nawawi Hadari, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 2015), hlm.42-43
4
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Presfektif Perubahan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2018), hlm 18-19

6
perkiraan , suara hati , serta nasihat , dll . Moral sendiri diartikan sebagai suatu norma,
suatu konsep tentang kehidupan yang dijunjung tinggi oleh sebagian besar masyarakat
tertentu.
Dalam pendidikan moral tidak dapat dilakukan hanya melalui ceramah , khotbah ,
atau cerita-cerita semata. Mungkin metode itu masih efektif sebelum memasuki zaman
globalisasi seperti sekarang ini yang mempengaruhi semuanya tidak hanya pendidikan,
tingkah lakupun juga ikut berpengaruh dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang
semakin merajalela tidak kenal waktu, umur, bahkanusia. Pendidikan moral melalui
metode ceramah , khotbah , ataupun metode konvensional lainnya kini tidak efektif lagi
jika diterapkan dalam pendidikan kita . Metode atau teknik-teknik demikian hanya akan
menambah pengetahuan siswa ataupun mahasiswa , namun jarang sekali mampu
merubah perilaku-nya .
Pendidikan moral perlu menjadi prioritas dalam kehidupan . Adanya panutan nilai,
moral, dan norma dalam diri manusia dan kehidupan akan sangat menentukan totalitas
diri individu atau jati diri manusia , lingkungan sosial, dan kehidupan individu. Oleh
karena itu, pendidikan nilai yang mengarah pada pembentukan moral yang sesuai dengan
norma-norma kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia utuh
dalam konteks sosialnya.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah oleh guru saja. Ini
dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Tiga lingkungan yang amat
kondusif untuk melaksanakan pendidikan ini, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan, dan lingkungan masyarakat .
Diantara ketiganya, lingkungan keluarga merupakan faktor dominan yang efektif
dan terpenting. Peran keluarga dalam pendidikan nilai adalah mendukung terjadinya
proses identifikasi, internalisasi, panutan, dan reproduks ilangsung dari nilai-nilai moral
yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Lingkungan
keluarga menjadi lahan paling subur untuk menumbuh kembangkan pendidikan moral.
Secara operasional, yang paling perlu diperhatikan dalam konteks di lingkungan keluarga
adalah penanaman nilai-nilai kejujuran dalam segenap aspek kehidupan keluarga. Contoh
sikap dan perilaku yang baik oleh orang tua dalam pergaulan dan kehidupan mereka
dapat menjadi tela dan bagi anak-anaknya.

7
Hal yang tidak kalah penting, pendidikan moral haru sdilaksanakan sejak anak
masih kecil dengan jalan membiasakan mereka kepada peraturan-peraturan dan sifat-sifat
yang baik, serta adil. Sifat-sifat tersebut tidak akan dapat difahami oleh anak-anak,
kecuali dengan pengalaman langsung yang dirasakan akibatnya dan dari contoh orang tua
dalam kehidupan nya sehari-hari. Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat
dalam agama , karena nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri
tanpa ada paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama yang harus ditanamkan
sejak kecil.5

C. Hubungan Pendidikan dan Moral Bangsa


Pendidikan sesungguhnya dapat mendidik anak menjadi orang yang baik untuk
masa depannya. Anggapan ini benar dan tidak lah salah. Setiap warga yang sukses dalam
segala urusan profesi hampir dipastikan pernah mengenyam lembaga pendidikan. Karena
itu, di semua negara di dunia, pendidikan memiliki kontribusi besar dalam mencetak
generasi bangsa yang siap melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan sebuah bangsa.
Pendidikan dengan demikian merupakan elemen penting dalam suatu negara, termasuk di
Indonesia. Visi-misi penyelenggaraan pendidikan idealnya tidak hanya mencetak
generasi bangsa untuk memperoleh pekerjaan yang layak karena memperoleh ijazah
kelulusan di tingkat tertentu, tapi lebih dari itu ialah menjadikan peserta didik sebagai
manusia yang cerdas, baik, dan berbudi luhur sehingga membawa dampak positif bagi
lingkungannya. Fungsi pendidikan seharusnya berjalan sesuai dengan proporsi yang
seimbang, yaitu sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan; konservasi dan pengembangan
ilmu pengetahuan; penguasaan life skill danteknologi; dan sarana pembangunan karakter;
sehingga menghasilkan output yang kompeten dalam bidang ilmu pengetahuan. Bukan
saja mampu mengandalkan kemampuan pikir dan kognitif yang baik, melainkan juga
memiliki jiwa dan karakter yang luhur.
Karena itu, setiap manusia yang memiliki penglihatan yang luas dan jauh,
menurut Hamka, mestinya tidak akan terjebak pada perbuatan-perbuatan kriminal dan
yang merugikan orang lain. Kemampuan kognitif yang tidak di imbangi dengan karakter
yang positif mengakibatkan munculnya pribadi-pribadi yang cacat secara nilai sehingga

5
Samsuri Muchson, Dasar Dasar Pendidikan Moral, (Yogyakarta:Ombak, 2013), hlm 42-44

8
melahirkan seorang seperti koruptor yang bergelar sarjana. Pembinaan karakter Problem
utama pendidikan nasional kita lebih kepada pembinaan karakter dan moral. Banyak
orang pintar dan memiliki nilai tinggi, yang secara kognitif menunjukkan kesuksesan
pendidikan secara lahir. Namun, hal itu tidak lah cukup jika tidak diikuti pula oleh
kesuksesan secara batin, yaitu peserta didik dan lulusannya memiliki karakter dan moral
yang baik pula. Apakah pendidikan karakter itu sama dengan pendidikan moral?
Muhammad AR (2003: 25) tidak membedakan antara pendidikan moral dan karakter
karena esensinya sama di wilayah etika. Semua keyakinan atau agama memilik inilai
moral atau yang sering disebut adab/etika/akhlak.
Nilai-nilai moral diperlukan di era sekarang ini, untuk membina manusia agar
dapat membedakan mereka dengan makhluk-makhluk yang lain. Bagi agama Islam,
pendidikan akhlak ialah yang utama setelah pendidikan tauhid. Pendidikan karakter
memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral. Tujuannya adalah
membentuk pribadi anak, supaya menjadi pribadi yang baik, jika di masyarakat menjadi
warga yang baik, dan jika dalam kehidupan bernegara menjadi warga negara yang baik.6
Adapun kriteria pribadi yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang
baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu,
yang banyak dipengaruhi budaya masyarakat dan bangsanya.
Oleh karena itu, hakikat pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di
Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai luhur yang bersumber dari
budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda
(2002: 34). Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa
pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter
dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota
masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.

6
Muhammad AR, Pendidikan Moral, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2003), hlm 25-26

9
D. Pentingnya Pendidikan Moral bagi Bangsa
Pendidikan moral merupakan momok dasar yang harus diajarkan kepada generasi
sekarang ini. Pendidikan moral merupakan salah satu modal untuk memperbaiki kondisi
bangsa dengan menanamkan sikap jujur kepada pribadi generasi muda sekarang Maka
bukanlah mimpi jika kedepannya Indonesia terbebas dari KKN.7

Jika kita membicarakan mengenai pendidikan moral ditujukan tidak hanya kepada
para pelajar saja akan tetapi tertuju kepada semua kalangan masyarakat yang hidup
berkelompok juga harus mengetahui apa itu pendidikan moral. Pendidikan moral
sangatlah penting dan sangat dibutuhkan di berbagai sisi kehidupan. Pendidikan moral itu
sendiri mengajarkan tentang perbuatan baik dan perbuatan yang buruk dilakukan
seseorang.Bahwa pendidikan moral merupakan aspek penting sumber daya manusia .
Seseorang yang mempunyai intelektual yang tinggi bisa saja tidak dapat berguna.
Sementara itu , dalam kenyataan sosial menunjukkan bahwa semakin maraknya kasus
pelanggaran pelanggaran moral yang dilakukan oleh peserta didik. Permasalahan moral
yang terjadi di indonesia tidak boleh di biarkan begitu karena apabila dibiarkan begitu
akan berdampak pada kemorosotan moral bangsa , hilangnya jati diri bangsa. Pendidikan
moral harus lebih di terapkan lagi di dalam dunia pendidikan. Permasalahan moral yang
tidak hanya mengalami kemorosotan tetapi juga menjadi perhatian pada semua kalangan
seperti orang tua dan peserta didik apalagi dengan adanya globalisasi yang masuk juga
akan membawa kehancuran moral bangsa seperti gaya hidup masyarakat yang konsumtif
atau sering disebut dengan hedonisme.

7
Muhammad. Hamka, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta:Remaja Rosdakarya,2009),hlm. 1

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan penuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Tujuan pendidikan adalah adanya
perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan, baik
tingkah laku individu, kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat dari alam sekitar
dimana individu tersebut hidup. Adapun ruang lingkup pendidikan meliputi, Pendidik,
Peserta Didik, Tujuan dan Prioritas, Manajemen atau Pengelolaan, Struktur dan Jadwal
Waktu, Isi dan Bahan Pengajaran, Alat Pendidikan/Alat Bantu Belajar, Fasilitas,
Teknologi, Pengawasan mutu, Penelitian, Biaya. Sebenarnya, Pendidikan moral yang
paling baik terletak pada agama , karena nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi dengan
kesadaran sendiri tanpa ada paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama yang
harus ditanamkan sejak kecil. Permasalahan moral yang terjadi di indonesia tidak boleh
di biarkan begitu karena apabila dibiarkan begitu akan berdampak pada kemorosotan
moral bangsa , hilangnya jati diri bangsa. Permasalahan moral yang tidak hanya
mengalami kemorosotan tetapi juga menjadi perhatian pada semua kalangan seperti orang
tua dan peserta didik apalagi dengan adanya globalisasi yang masuk juga akan membawa
kehancuran moral bangsa seperti gaya hidup masyarakat yang konsumtif atau sering
disebut dengan hedonisme.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amirin. 2011. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Rineka Cipta.


AR , Muhammad. 2003. Pendidikan Moral. Jakarta:PT Bumi Aksara.

Fathah, Nanang. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Andira.

Hadari, Nawawi. 2015. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Hamka, Muhammad. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:Remaja Rosdakarya.

Muchson, Samsuri. 2013. Dasar Dasar Pendidikan Moral. Yogyakarta:Ombak.

Zuriah, Nurul. 2018. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Presfektif Perubahan.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.

12

Anda mungkin juga menyukai