Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan penyelenggaraan pendidikan menjadi desentralistik, memberikan
kewenangan kepada Madrasah untuk menyusun Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mrncapai tujuan. Sehingga pemberi
kewenagan ini, Madrasah dapat memutuskan dan menyusun maupun melaksanakan
kurikulumnya. Dengan demikian Madrasah dapat mengakomodasi semua potensi yang
ada untuk memberikan nuansa atau ciri khas dalam menampilkan kualitasnya baik bidang
akademis, maupun non akademis, memelihara akar budaya masyarakatnya meskipun
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan  dan teknologi namun tetap berlandaskan
nilai-nilai keislaman.
Melalui KTSP MA At-Tawaazun, diharapkan pelaksanaan program-program
pendidikan di Madrasah Aliyah sesuai dengan karakteristik potensi, dan karakteristik
peserta didik. Untuk ini penyusunannya perlu melibatkan seluruh warga madrasah
(Kepala Madrasah, Guru, Karyawan, Murid) dan pemangku kepentingan lain (Komite
Madrasah, Orang tua Murid, Masyarakat, Lembaga-lembaga lain)

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan ke dua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik

1
Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5157);
4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Agama
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
5. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 125/U/2002 tentang Kalender
Pendidikan dan Jumlah Belajar Efektif di Sekolah;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 851);
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Madrasah (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1382)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun
2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1733);
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Pedoman Pengembangan Kurikulum);
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan
Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014 tentang
Peminatan pada Pendidikan Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013;
15. Keputusan Menteri Agama Nomor 117 Tahun 2014 tentang Implementasi
Kurikulum 2013 di Madrasah;
16. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum
Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 839);
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan

2
Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
23. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Agama;
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017 tentang
Hari Sekolah;
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2018 tentang
Pedoman Upacara Bendera di Sekolah;
26. Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 617 Tahun
2018, Nomor 262 Tahun 2018, Nomor 16 Tahun 2018 tentang Hari Libur
Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2019;
27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Bahasa,
Sastra dan Aksara Jawa (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012
Nomor 9 Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 45);
28. Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 3751 Tahun 2018 tentang Petunjuk
Teknis Penilaian Hasil Belajar pada Madrasah Aliyah;
29. Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 5163 Tahun 2018 tentang
Pengembangan Pembelajaran pada Madrasah;
30. Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 5164 Tahun 2018 tentang
Penyusunan RPP pada Madrasah;
31. Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Nomor 3063 Tahun 2019 tentang Kalender
Pendidikan Madrasah Tahun Pelajaran 2019/2020;
32. Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Nomor
1956 Tahun 2019 tentang Kalender Pendidikan Madrasah Tahun 2019/2020;
33. Surat Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Nomor
7182/Kw.11.2/1/PP.00/06/2019 tanggal 27 Juni 2019 tentang Pengesahan
Dokumen KTSP;
34. Surat Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pemalang Nomor 2148
tanggal 5 Juli 2019 tentang Pengesahan Dokumen KTSP MA.

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum


Tujuan Kurikulum 2013 bertujuan mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara beriman, produktif,
kreatif, inovatif dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyrakat,
berbangsa dan bernegara dan peradaban dunia.
Untuk Kurikulum Madrasah Aliyah At-Tawaazun ini dikembangkan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan
Madrasah dengan menyesuaikan kondisi dan potensi yang ada seperti keadaan dan
keinginan dari siswa dan orang tua serta masyarakat, personel sekolah dan sarana
prsarana yang ada.

3
Pengembangan Kurikulum MA At-Tawaazun disusun antara lain dengan tujuan
agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :

a. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa;
b. Belajar untuk memahami dan menghayati;
c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berduat secara efektif;
d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain dan
e. Belajar untuk membangundan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif, imajinatif, komunikatif dan menyenangkan.
Diharapkan juga bahwa dengan terwujudnya Kurikulum MA At-Tawaazun ini
dapat mendongkrak tercapainya peningkatan mutu pendidikan yang ditandai dengan
meningkatnya prestasi baik dalam bidang akademik mau pun non akademik.

Pengembangan Kurikulum MA At-Tawaazun yang beragam mengacu pada


standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Standar Nasional terdiri atas : Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Pendidikan, Standar Sarana dan Prasarana,
Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan dan standar Penilaian Pendidikan. Dua dari
kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar
kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi MA At-Tawaazun dalam
mengembangkan kurikulum.

Kurikulum MA At-Tawaazun dikembangkan dengan prnsip diversifikasi sesuai


dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Pengembangan
kurikulum secara berdiversifikasi dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian
program pendidikan pada MA At-Tawaazun dengan kondisi, karakteristik dan
kekhasan potensi serta kebutuhan yang ada di daerah.

D. Prinsip Pengembangan KTSP


Dalam pelaksanaan kurikulum di MA At-Tawaazun menggunakan prinsip-prinsip
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta
didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh
kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan
menyenangkan.

4
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu :
 Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Belajar untuk memahami dan menghayati
 Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
 Belajar untuk hidup bersama
 Belajar untuk membentuk jati diri.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengajaran, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni berkembangann secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi
kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutupohan kehidupan,
termasuk didalamnya kehidupan masyarakat dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan ketrampilan pribadi, ketrampilan berpikir, ketrampilan sosial,
ketrampilan akademik dan ketrampilan vokasional keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan perberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsu-unsur pendidikan formal, informal dan non formal, dengan
memperkirakan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan

5
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

E. Nilai-nilai yang dikembangkan


Di dalam Kurikulum 2013 MA At-Tawaazun Pemalang Tahun Pelajaran
2019/2020, ditambahkan nilai-nilai yang dikembangkan oleh madrasah, yaitu sebagai
berikut:
1. Religius
Nilai ini berarti sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama islam, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun
dengan pemeluk agama lain. Tercapainya nilai religious bisa diketahui berdasarkan
indikator-indikator berikut:
a. Merayakan hari-hari besar keagamaan.
b. Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah.
c. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan
ibadah.
d. Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.
e. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan
ibadah.
2. Jujur
Jujur berarti perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Indikator
dari perilaku jujur adalah sebagai berikut:
a. Transparansi laporan keuangan dan penilaian madrasah secara berkala.
b. Menyediakan kotak saran dan pengaduan.
c. Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian.
d. Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang.
e. Tempat pengumuman barang temuan atau hilang.
f. Larangan menyontek.
3. Toleransi
Toleransi berarti sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Indikator
tercapainya nilai toleransi adalah sebagai berikut:

6
a. Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga
madrasah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status
ekonomi, dan kemampuan khas.
b. Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku,
agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
c. Pengembangan pendidikan non diskriminatif dalam memberikan pelayanan
pendidikan tanpa melihat jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan, status sosial,
dan status ekonomi.
4. Disiplin
Disiplin berarti tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan. Indikator tercapainya nilai disiplin adalah sebagai
berikut:
a. Memiliki catatan kehadiran dengan model absensi berbasis finger print.
b. Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin.
c. Memiliki tata tertib sekolah.
d. Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin.
e. Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata
tertib sekolah.
f. Menyediakan peralatan praktik sesuai program studi ketrampilan.
g. Membiasakan hadir dan pulang tepat waktu.
h. Membiasakan mematuhi aturan.
i. Menggunakan pakaian praktik sesuai dengan program studi ketrampilan.
j. Penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan (sesuai program studi studi
ketrampilan).
5. Kerja Keras
Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya. Indikator tercapainya nilai kerja keras ini adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.
b. Menciptakan suasana madrasah yang menantang dan memacu untuk bekerja
keras.
c. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.
d. Menciptakan suasana kompetisi yang sehat.
e. Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar.
7
f. Mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja.
g. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar.
6. Kreatif
Kreatif berarti berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Indikator nilai kreatif adalah sebagai
berikut:
a. Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif.
b. Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak
kreatif.
c. Pemberian tugas yang menantang munculnya karyakarya baru baik yang autentik
maupun modifikasi.
d. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri yang menuntut siswa untuk kreatif
dalam bertindak sesuai dengan bakat dan minatnya.
e. Menyediakan program ekstra kurikuler yang memungkinkan siswa untuk
bersikap dan berprilaku kreatif dalam bekerja dalam menyalurkan bakat dan
minatnya.
7. Mandiri
Mandiri berarti sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas. Indikator tercapainya nilai mandiri adalah sebagai
berikut:
a. Menciptakan situasi madrasah yang membangun kemandirian peserta didik.
b. Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bekerja mandiri.
c. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri yang menuntut siswa untuk mandiri
dalam bertindak sesuai dengan bakat dan minatnya serta kemampuannya.
d. Menyediakan program ekstra kurikuler yang memungkinkan siswa untuk
bersikap dan berprilaku mandiri dalam bekerja dalam menyalurkan bakat dan
minatnya.
8. Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain. Indikator tercapainya nilai demokratis adalah sebagai berikut:
a. Melibatkan warga madrasah dalam setiap pengambilan keputusan.
b. Menciptakan suasana madrasah yang menerima perbedaan.

8
c. Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka dengan menggunakan model e-
vooting berbasis komputer.
d. Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat.
e. Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media
elektronik) untuk berekspresi bagi warga madrasah.
f. Memfasilitasi warga madrasah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya.
g. Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik).
h. Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka.
i. Seluruh produk kebijakan diputuskan melalui musyawarah dan mufakat.
j. Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan kooperatif
dan menerima perbedaan.
9. Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu berarti sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan
didengar. Indikator tercapainya nilai rasa ingin tahu adalah sebagai berikut:
a. Siswa mampu merespon secara positif terhadap unsur yang baru di lingkungan
mereka dengan cara mendekati, memeriksa dan memperhatikannya.
b. Mengamati lingkungan untuk mencari pengalaman baru
c. Penuh perhatian terhadap rangsangan yang ada
d. Selalu banyak bertanya
e. Menunjukkan keterampilan menyimak,berbicara, membaca dan menulis.
f. Tidak menerima sesuatu pembelajaran sebagai sesuatu yang membosankan.
g. Terlihat dan memahami ketika dalam pembelajaran merasakan menyenangkan.

10. Semangat Kebangsaan


Semangat kebangsaan berarti cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya. Indikator tercapainya nilai semangat kebangsaan adalah sebagai
berikut:
a. Melakukan upacara rutin madrasah setiap hari senin dalam upaya menanamkan
nilai-nilai cinta terhadap tanah air dan bangsa.
b. Melakukan upacara peringatan hari-hari besar nasional.
c. Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah.
9
d. Mengikuti lomba pada hari besar nasional.
e. Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-
ekonomi.
f. Melaksanakan kilas balik sejarah dalam upaya menanamkan kembali nilai-nilai
kebangsaan melalui kegiatan edukatif di madrasah.
11. Cinta Tanah Air
Cinta tanah air berarti cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan,
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Indikator tercapainya nilai cinta
tanah air adalah sebagai berikut:
a. Memupuk semangat untuk mencintai dan menggunakan produk buatan dalam
negeri.
b. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
c. Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam
dan budaya Indonesia.
d. Menyediakan waktu untuk meninternalisasi nilai-nilai cinta tanah air melalui
pemutaran video atau lagu yang terkait dengan cinta tanah air.
12. Menghargai Prestasi
Nilai menghargai prestasi berarti sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan
menghormati keberhasilan orang lain. Indikator tercapainya nilai menghargai prestasi
adalah sebagai berikut:
a. Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga madrasah.
b. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
c. Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik.
d. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
e. Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi.
f. Menyediakan ruang dan anggaran kepada peserta didik untuk berpartisipasi
dalam kegiatan lomba/kompetisi akademik, olahraga dan seni baik di internal
madrasah atau di semua jenjang tingkatan meliputi tingkat desa, kecamatan,
kabupaten, provinsi maupun tingkat nasional.

10
13. Bersahabat/ Komunikatif
Nilai bersahabat berarti tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Indikator tercapainya nilai bersahabat/
komunikatif adalah sebagai berikut:
a. Suasana madrasah yang memudahkan terjadinya interaksi antar warga
madrasah.
b. Berkomunikasi dengan bahasa yang santun.
c. Saling menghargai dan menjaga kehormatan.
d. Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban.
e. Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik.
f. Pembelajaran yang dialogis.
g. Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik.
h. Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.
i. Menciptakan pola pendidikan dan pengawasan kepada siswa dengan pendekatan
madrasah ramah anak.
14. Cinta Damai
Cinta damai berarti sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Indikator tercapainya nilai cinta
damai adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan suasana madrasah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan
harmonis.
b. Membiasakan perilaku warga madrasah yang anti kekerasan.
c. Membiasakan perilaku warga madrasah yang tidak bias gender.
d. Perilaku seluruh warga madrasah yang penuh kasih sayang.
e. Menciptakan suasana kelas yang damai.
f. Membiasakan perilaku warga madrasah yang anti kekerasan.
g. Pembelajaran yang tidak bias gender.
h. Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang.
15. Gemar Membaca
Gemar membaca berarti kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Indikator tercapainya
nilai gemar membaca adalah sebagai berikut:

11
a. Menyediakan perpustakaan madrasah yang sesuai standar nasional dan
melengkapi dengan buku-buku yang mendukung proses pendidikan di
madrasah;
b. Menyelenggarakan program Indonesia membaca
c. Layanan kunjungan perpustakaan.
d. Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca.
e. Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik.
f. Mengembangkan sumber bacaan berbasis Online melalui website madrasah.
g. Menyelenggaran program Literasi Madrasah dan Program Jurnalistik
Madrasah.
h. Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi/literasi.

16. Peduli Lingkungan


Nilai peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Indikator
tercapainya nilai peduli lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan madrasah.
b. Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan.
c. Menyediakan kamar mandi dan air bersih.
d. Pembiasaan hemat energi.
e. Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik.
f. Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik.
g. Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik.
h. Menyediakan peralatan kebersihan.
i. Membuat tandon penyimpanan air.
j. Memrogramkan cinta bersih lingkungan.
k. Memelihara lingkungan kelas.
l. Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.
m. Pembiasaan hemat energi.

12
17. Peduli Sosial
Peduli sosial berarti sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Indikator tercapainya nilai
peduli sosial adalah sebagai berikut:
a. Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial.
b. Melakukan aksi sosial.
c. Menyediakan fasilitas untuk menyumbang.
d. Berempati kepada sesama teman kelas.
e. Melakukan aksi sosial.
f. Membangun kerukunan warga kelas.
18. Tanggung jawab
Tanggung jawab berarti sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha
Esa. Indikator tercapainya nilai tanggung jawab adalah sebagai berikut:
a. Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun
tertulis.
b. Melakukan tugas tanpa disuruh.
c. Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat.
d. Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
f. Peran serta aktif dalam kegiatan madrasah.
g. Mengajukan usul pemecahan masalah.

13

Anda mungkin juga menyukai