Abstrak: Timbal (Pb) adalah salah satu pencemar yang bisa menyebabkan hipertensi. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis karakteristik, kadar timbal (Pb) dalam darah dan hipertensi pada pekerja home industry aki bekas.
Penelitian ini termasuk penelitian observasional deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Data
diperoleh dari wawancara, kuesioner, dan observasi. Pengukuran Pb darah menggunakan metode Atomic Absorption
Spectrophotometer dan pengukuran tekanan darah menggunakan alat tensimeter. Sampel diambil dari populasi
dengan menggunakan metode total populasi sebanyak 10 orang pekerja home industry aki bekas. Hasil dari penelitian
yaitu usia pekerja paling banyak adalah kurang dari 30 tahun sebesar 50%, pekerja paling banyak berjenis kelamin
laki-laki sebesar 60%, pekerja yang mempunyai kebiasaan merokok sebesar 30%, kadar Pb dalam darah pekerja 30%
di atas standar yang telah ditetapkan oleh ATSDR (1999) yaitu < 10 μg/dL, serta 40% pekerja mengalami hipertensi.
Hasil tabulasi silang diperoleh bahwa pekerja yang mengalami hipertensi yaitu pekerja yang berusia 31–40 tahun
(50%), pekerja yang mempunyai masa kerja ≤ 5 tahun (40%), pekerja laki-laki (66,7%), pekerja yang merokok (100%),
pekerja yang tidak mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes (40%) dan pekerja dengan kadar timbal (Pb) darah
> 10 μg/dL (100%). Disarankan pekerja mengurangi konsumsi rokok, dan memakai alat pelindung diri seperti masker,
sarung tangan dan sepatu boot pada saat bekerja untuk mengurangi paparan timbal (Pb).
Kata kunci: karakteristik pekerja, kadar timbal (Pb) dalam darah, hipertensi, pekerja home industry aki bekas
Abstract: Lead (Pb) is one of the pollutants that can cause hypertension. The objectives of this study were to analyze
characteristic, levels of Lead (Pb) in blood and hypertension at home industry workers batteries. This research was an
observational descriptive studies and used cross-sectional approach. Data obtained from interviews, questionnaires, and
observation. Measurement of blood lead used Atomic Absorption Spectrophotometer and blood pressure measurements
used a tensimeter. Samples were selected by total population of 10 workers batteries home industry. The results of the
research that most workers age is less than 30 years was 50%, the worker men was 60%, workers who have a habit of
smoke was 30%, Pb levels in the blood of workers 30% above the standards set by ATSDR (1999) < 10 μg/dL, and 40%
of workers have hypertension. Cross-tabulation showed that workers who have hypertension that workers aged 31–40
years (50%), workers with employment ≤ 5 year period (40%), male workers (66.7%), workers who was smoke (100%),
workers with no history of hypertension and diabetes (40%) and workers who have levels of lead (Pb) in the blood >
10 μg/dL (100%). Advise the workers to reduce cigarette consumption and wear personal protective equipment such
as masks, gloves and boots while they work to reduce exposure of lead (Pb).
Keywords: characteristic of workers, levels of lead (Pb) in the blood, hypertension, workers home industry batteries
92
L D Fibrianti dan R. Azizah, Karakteristik, Kadar Timbal (Pb) dalam Darah 93
Industri aki bekas berpotensi menjadi mengukur kadar timbal (Pb) dalam darah dan
penyebab pencemaran timbal (Pb). Pencemaran mengidentifikasi kelainan metabolisme porfirin.
timbal (Pb) dapat dirasakan oleh penduduk secara Darah merupakan spesimen terpenting dalam
langsung dan tidak langsung. Purnawan (2012) penentuan tinggi rendahnya pencemaran timbal
menjelaskan bahwa pencemaran dari usaha daur (Pb).
ulang aki bekas ini antara lain dari pencemaran Timbal (Pb) juga menyebabkan hipertensi.
yang berasal dari zat aki yang mengandung logam Menurut Rosyida dan Siti (2010) hipertensi sering
berat timbal (Pb), bau sulfur yang spesifik, limbah disebut the silent killer dan bersifat heterogenous
cair yang mengandung asam sulfat. Pemaparan group of disease karena dapat menyerang
timbal (Pb) merupakan hal yang sangat berbahaya. siapa saja dan semua kelompok. Hipertensi
Menurut Deroos (1997) dalam Ardyanto (2005) menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan
pemaparan timbal (Pb) dapat berasal dari mortalitas (kematian). Menurut data Lancet (2008)
makanan, minuman, udara, lingkungan umum, dalam Zuraidah et al. (2012) jumlah penderita
dan lingkungan kerja yang tercemar timbal (Pb). hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di
Pemaparan non okupasional biasanya melalui India jumlah penderita hipertensi mencapai 60,4
sentuhan kulit dan tertelannya makanan dan juta pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta
minuman yang tercemar timbal (Pb). Pemaparan orang pada tahun 2025. Di Cina sebanyak 98,5
okupasional melalui saluran pernapasan juta orang mengalami hipertensi dan menjadi
dan saluran pencernaan terutama oleh timbal 151,7 pada tahun 2025. Di bagian Asia tercatat
(Pb) karbonat dan timbal (Pb) sulfat. Menurut 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000
Palar (1994) dalam Ardyanto (2005) sebagian dan diprediksi akan menjadi 67,4 juta orang pada
timbal (Pb) akan masuk kedalam jaringan lunak tahun 2025. Menurut profil kesehatan Provinsi
(sumsum tulang, sistim saraf, ginjal, hati) dan ke Jawa Timur tahun 2010 dalam Wahyuni (2013)
jaringan keras (tulang, kuku, rambut, dan gigi). jumlah penderita hipertensi di Jawa Timur 275.000
Gigi dan tulang panjang mengandung timbal (Pb) orang. Pasorong et al. (2007) memperkirakan
yang lebih banyak dibandingkan tulang lainnya. dampak polusi sudah tinggi hampir di seluruh
Pada gusi dapat terlihat lead line yaitu pigmen belahan dunia, di Bangkok tingginya kadar timbal
berwarna abu-abu pada perbatasan antara gigi menyebabkan terjadinya 200.000–500.000 kasus
dan gusi. Hal itu merupakan ciri khas keracunan hipertensi dan menyebabkan 400 kematian setiap
timbal (Pb). Pada jaringan lunak sebagian timbal tahun atau 0,08–0,2%. Kasus hipertensi juga dapat
(Pb) disimpan dalam aorta, hati, ginjal, otak, dan ditemui dari penelitian Suparwoko dan Firdaus
kulit. Timbal (Pb) yang terdapat dijaringan lunak (2007) bahwa timbal (Pb) juga telah menyebabkan
bersifat toksik. Menurut Suciani (2007) pada hipertensi pada 20% orang dewasa, dan juga
sistem pencernaan timbal (Pb) menyebabkan pada 29% anak-anak, timbal (Pb) terakumulasi
kolik, konstipasi, mual, muntah, nafsu makan dalam darahnya. Pencemaran timbal (Pb)
berkurang, timbal (Pb) juga bisa menyebabkan harus mendapatkan penanggulangan, karena
kerusakan sistem saraf pusat dan saraf tepi seperti melihat dampak timbal (Pb) yang bisa memicu
tremor, sakit kepala, leher terasa kaku, demam, timbulnya gangguan kesehatan seperti penurunan
menurunya kecerdasan, kejang, akumulasi kecerdasan anak dan kemampuan akademik dan
cairan cerebrospinal dalam otak, dan kebutaan bisa mempengaruhi kualitas bangsa di masa
karena atrofi syaraf penglihatan. Pada sistem depan.
ginjal, timbal (Pb) menyebabkan aminoasiduria, Pasorong et al. (2007) menjelaskan bahwa
fosfaturia, glukosuria, nefropati, fibrosis, dan atrofi ada hubungan antara kadar timbal (Pb) dalam
glomerular, pada sistem reproduksi menyebabkan darah dengan terjadinya hipertensi, setelah
kematian janin dan teratospermia pada laki- mengendalikan lama kerja, lama dinas, riwayat
laki. Keracunan kronik timbal (Pb) yang paling keluarga yang hipertensi, aktivitas olahraga
sering adalah kelemahan, anoreksia, keguguran, dan merokok. Hal ini erat kaitannya dengan
tremor, turunnya berat badan, sakit kepala, dan adanya polutan timbal (Pb) sebagai akibat dari
gejala saluran pencernaan. Gejala neurologik meningkatnya kepadatan kendaraan bermotor
paling khas yang ditemukan pada keracunan dan penggunaan APD oleh populasi yang
kronik timbal (Pb) adalah wristdrop (pergelangan berisiko tinggi terpapar polutan timbal (Pb) masih
tangan terkulai). Kurniawan (2008) menjelaskan rendah. Setelah mengendalikan lama dinas dan
diagnosis keracunan timbal (Pb) yaitu dengan lama kerja, hubungan antara kadar timbal (Pb)
94 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 8, No. 1 Januari 2015: 92–102
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melelehkan timah sehingga akan terpisah
secara deskriptif dengan menggunakan tabel antara timah dan pengotor diantaranya sulfur.
tabulasi silang mengenai karakteristik pekerja, Suhu operasi terjadi ± 500°C. Proses ini banyak
kadar timbal (Pb) dalam darah dan hipertensi pada dilakukan di Indonesia, baik dengan teknologi
pekerja home industry aki bekas di Desa Talun yang sangat sederhana maupun yang sudah
Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan. maju. Proses pengolahan aki bekas pada home
Penelitian ini sudah mendapatkan persetujuan industry menggunakan bag filter yang berfungsi
dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kesehatan untuk menyaring debu yang dihasilkan dalam
Masyarakat Universitas Airlangga dengan nomor proses pengolahan aki bekas, sehingga dapat
sertifikat kaji etik 184-KEPK. mengurangi paparan timbal (Pb) udara di sekitar
home industry. Kegiatan daur ulang aki bekas akan
menghasilkan limbah yang berpotensi mencemari
HASIL DAN PEMBAHASAN
lingkungan karena mengandung bahan berbahaya
dan beracun karena mengandung logam timbal
Gambaran Umum Home Industry Aki Bekas di
(Pb) (Purnawan, 2012).
Desa Talun Kecamatan Sukodadi Kabupaten
Lamongan Karakteristik Pekerja Home Industry Aki
Home industry di Desa Talun Kecamatan Bekas
Sukodadi Kabupaten Lamongan ini didirikan Karakteristik pekerja meliputi usia, jenis
pada tahun 1997. Pembuatan timah memerlukan kelamin, masa kerja, kebiasaan merokok dan
bahan baku aki bekas 8–10 ton aki bekas. Bahan riwayat penyakit. Hasil penelitian menunjukkan
diperoleh dari berbagai daerah seperti Jawa, bahwa untuk distribusi usia pekerja paling
Sumatra, dan Kalimantan. Proses pengolahan aki banyak adalah usia < 30 tahun sebesar 50%.
bekas menggunakan cara yang sangat sederhana Jenis kelamin paling banyak yaitu laki-laki sebesar
yakni melalui beberapa proses yaitu aki bekas 60%.
dibelah/dipecah sehingga dapat diambil sel Seluruh pekerja mempunyai masa kerja
akinya. Aki yang setelah diambil selnya dibiarkan ≤ 5 tahun. Meskipun home industry pengolahan
selama 2 hari. Sedangkan pecahan plastik dijual aki bekas sudah berdiri sejak tahun 1997 akan
ke pengepul plastik yang belum mempunyai tetapi pekerja mempunyai masa kerja ≤ 5 tahun,
sertifikat B3, sel aki yang telah dipecah selanjutnya dikarenakan mayoritas penduduk di Lamongan
diproses (dimasak) dalam tungku dengan yaitu petani, jadi pada saat bercocok tanam
ukuran panjang 2 m, lebar 1,5 meter dan tinggi mereka lebih memilih bertani daripada bekerja di
1,5 meter. Penggunaan bahan bakar pada proses home industry. Untuk kebiasaan merokok, sebesar
pemasakan mengunakan arang/serbuk gergaji 70% pekerja tidak merokok, karena sebagian
dengan bantuan blower dengan waktu pemasakan pekerja adalah perempuan sebesar 40%, sehingga
± 4 jam. Adapun tahapan dalam proses jumlah yang merokok sedikit. Seluruh pekerja
pemasakan sel aki ini adalah dengan mencampur sebelumnya tidak pernah menderita hipertensi
arang dan sel aki kemudian arang/serbuk gergaji dan diabetes.
dinyalakan dengan menambah udara dari
blower dengan panas ± 500°C, setelah sel timah Kadar Timbal (Pb) dalam Darah Pekerja
mencair kemudian dipisahkan untuk dicetak, Pengukuran timbal (Pb) dalam darah pekerja
pendinginan saat timah dicetak menggunakan home industry aki bekas berdasarkan standar
cara membiarkan dingin oleh udara ± 30 menit, ATSDR (Agency for Toxic Substance and Disease
debu yang dihasilkan pada proses pemasakan Registry) 1999 yaitu < 10 μg/dL.
ini dialirkan ke cerobong dan ditangkap bag filter. Dari hasil penelitian diperoleh kadar timbal
Proses pengolahan aki bekas pada home industry (Pb) darah pekerja home industry aki bekas di
di Desa Talun Kecamatan Sukodadi Kabupaten Desa Talun Kecamatan Sukodadi Kabupaten
Lamongan ini sesuai dengan metode pengolahan Lamongan hanya 30% yang tidak normal,
timah yang dilakukan oleh Bayuseno et al. (2008) sedangkan 70% kadar timbal (Pb) dalam darah
yang menjelaskan metode redoks yakni proses pekerja adalah normal.
menggunakan karbon/arang serta udara sebagai Menurut WHO (1995) dalam Suciani
reduktor dan oksidator untuk melelehkan sel (2007) pajanan timbal (Pb) dalam darah yang
aki menjadi timah cair. Suhu diperlukan untuk diperkenankan untuk pekerja laki-laki yaitu 40
96 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 8, No. 1 Januari 2015: 92–102
Tabel 4.
Tabulasi Silang Karakteristik terhadap Hipertensi Pekerja Home Industry Aki Bekas di Desa Talun Kecamatan
Sukodadi Kabupaten Lamongan Tahun 2014
Tekanan Darah
Total
Variabel Normal Hipertensi
n % n % n %
Usia
< 30 4 80 1 20 5 100
31–40 2 50 2 50 4 100
41–50 0 0 1 100 1 100
Jenis kelamin
Laki-laki 2 33,3 4 66,7 6 100
Perempuan 4 100 0 0 0 100
Masa kerja
≤ 5 tahun 6 60 4 40 10 100
> 5 tahun 0 0 0 0 0 0
Kebiasaan merokok
Merokok 0 0 3 100 3 100
Tidak merokok 6 85,7 1 14,3 7 100
Hipertensi 0 0 0 0 0 100
Pernah menderita
Tidak pernah 6 60 4 40 10 100
Diabetes
Pernah menderita 0 0 0 0 0 0
Tidak pernah 6 60 4 40 10 100
pekerja di home industry pengolahan aki bekas Dari hasil tabulasi silang antara jenis kelamin
dapat disebabkan karena usia, jenis kelamin, dan terhadap hipertensi diperoleh bahwa hipertensi
kebiasaan merokok dikarenakan seluruh pekerja lebih banyak terjadi pada pekerja laki-laki sebesar
tidak mempunyai riwayat penyakit yang dapat 66,7%. Sesuai dengan penelitian Kurniasari et al.
menyebabkan terjadinya hipertensi. (2013) bahwa ada hubungan antara jenis kelamin
Berdasarkan hasil tabulasi silang, hipertensi dengan kejadian hipertensi (p = 0,041). Marice
lebih banyak terjadi pada pekerja yang berusia (2010) dalam Sarasaty (2011) juga menyatakan
31–40 tahun (50%). Hal ini sesuai dengan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
penelitian Zuraidah et al. (2012) bahwa ada jenis kelamin dengan hipertensi. Sarastini dan
hubungan antara umur dengan kejadian Ni Made (2008) dalam Zuraidah et al. (2012) juga
hipertensi (p = 0,001). Lawrence et al. (2002) menyatakan adanya hubungan yang bermakna
juga menjelaskan bahwa semakin bertambah antara jenis kelamin dengan hipertensi. Penderita
usia seseorang semakin meningkat risiko terkena hipertensi memang lebih banyak pada laki-laki
hipertensi. Penelitian Darmojo (2001) menjelaskan daripada perempuan karena perempuan lebih
bahwa penduduk Indonesia yang berusia 20 tahun tahan daripada laki-laki tanpa kerusakan jantung
adalah penderita hipertensi sebesar 1,8–17,8%. dan pembuluh darah. Laki-laki lebih banyak
Usia merupakan faktor risiko hipertensi yang kuat mengalami kemungkinan menderita hipertensi
dan tidak dapat dimodifikasi. Arteri mengalami daripada perempuan. Pada laki-laki hipertensi
kehilangan kelenturan atau daya elastisitasnya juga dapat disebabkan karena pekerjaan, seperti
seiring dengan bertambahnya usia, begitu juga perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan.
dengan daya kerja jantung dan aktivitas hormon Sampai dengan usia 55 tahun laki-laki berisiko
yang mengalami penurunan (Staessen et al., lebih tinggi terkena hipertensi dibandingkan
2003). perempuan.
L D Fibrianti dan R. Azizah, Karakteristik, Kadar Timbal (Pb) dalam Darah 99
American Heart Association 2013 dalam Deyot darah pada perokok lebih tinggi daripada
(2013) menjelaskan bahwa sebelum usia 45 tahun, bukan perokok. Penelitian Kurniawan (2008)
rata-rata tekanan darah pada laki-laki cenderung menjelaskan setiap asap rokok yang dihisap
lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Pada mengandung 0,5 μg timbal (Pb), sehingga
usia 45–64 tahun, rata-rata tekanan darah laki-laki apabila seseorang merupakan perokok maka
dan perempuan cenderung sama. Setelah usia paparan timbal (Pb) dalam tubuh sangatlah besar.
64 tahun, rata-rata tekanan darah perempuan Menurut Lawrence et al. (2002) rokok merupakan
cenderung lebih tinggi dibandingkan pada laki- penyebab terpenting morbiditas dan kematian
laki. Pada usia dini tidak terdapat bukti nyata dini di negara berkembang yang dapat dicegah.
tentang adanya perbedaan tekanan darah antara Merokok meningkatkan risiko penyakit jantung
laki-laki dan perempuan, akan tetapi mulai pada 2 kali lipat, sehingga kebiasaan merokok juga
masa remaja, pria cenderung menunjukkan rata- dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat.
rata yang lebih tinggi. Perbedaan ini lebih jelas Menurut Gunawan (2001) merokok merupakan
pada orang dewasa muda dan orang setengah salah satu kebiasaan buruk yang dapat memicu
baya. Perubahan pada masa tua antara lain dapat terjadinya hipertensi. Ini dikarenakan, merokok
dijelaskan dengan tingkat kematian awal yang dapat merangsang sistem adrenergik dan
lebih tinggi pada pria pengidap hipertensi (Deyot, menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
2013). Menurut Susanto (2010) terdapat faktor lain Rokok mempunyai pengaruh langsung yang
yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu faktor membahayakan jantung.
psikologis. Salah satu contohnya adalah baik laki- Hipertensi dirangsang oleh adanya
laki maupun perempuan ketika memasuki usia nikotin dalam batang rokok yang dihisap oleh
lansia, mereka cenderung mengalami depresi seseorang. Penelitian yang dilakukan Pasorong
atau stres, disebabkan oleh status pekerjaan et al. (2007) menjelaskan bahwa merokok mampu
ataupun sudah tidak bekerja lagi (pengangguran). menyebabkan hipertensi sebesar 42,2%. Winniford
Selain itu, seseorang yang pendapatannya rendah (1990) berpendapat bahwa peningkatan denyut
kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang jantung pada perokok terjadi pada menit pertama
ada, sehingga kurang mendapatkan pengobatan merokok dan sesudah 10 menit peningkatan
yang baik ketika seseorang menderita hipertensi. mencapai 30%. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan tabulasi silang antara masa dengan mengonsumsi satu batang rokok saja
kerja terhadap hipertensi diperoleh bahwa seseorang memiliki risiko meningkatnya tekanan
seluruh pekerja masa kerjanya ≤ 5 tahun dan darah.
40% mengalami hipertensi. Hal ini tidak sesuai Berdasarkan tabulasi silang riwayat penyakit
dengan penelitian Hastuti (2005) bahwa ada terhadap kejadian hipertensi yaitu 100% pekerja
hubungan yang signifikan antara masa kerja tidak mempunyai riwayat hipertensi dan diabetes.
> 10 tahun dengan kenaikan tekanan darah Dalam Zuraidah et al. (2012) menjelaskan bahwa
sistolik (p = 0,013). Deyot (2013) juga menjelaskan apabila terdapat riwayat hipertensi pada orang
bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara tua atau keluarga yang memiliki riwayat hipertensi
masa kerja dengan kadar Pb darah (p = 0,453, maka dapat meningkatkan risiko hipertensi
r = –0,105). sebesar 4 kali.
Berdasarkan tabulasi silang kebiasaan Dapat disimpulkan bahwa usia, jenis kelamin,
merokok terhadap kejadian hipertensi diperoleh dan kebiasaan merokok bisa menjadi faktor
bahwa hipertensi lebih banyak pada pekerja yang pemicu terjadinya hipertensi pada pekerja home
mempunyai kebiasaan merokok sebesar 100%, industry aki bekas.
sedangkan pada pekerja yang tidak merokok
dan mengalami hipertensi sebesar 14,3%. Hal ini Analisis Kadar Timbal (Pb) dalam Darah
sesuai dengan penelitian Sanusi (2002) bahwa terhadap Hipertensi
terdapat hubungan yang bermakna antara Berdasarkan tabulasi silang kadar timbal
merokok dengan kejadian hipertensi. Namun (Pb) dalam darah terhadap hipertensi diperoleh
penelitian Hasirungan (2002) menyatakan bahwa bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerja yang mempunyai kadar Pb dalam darah
merokok dengan kejadian hipertensi. Banyak ≥ 10 μg/dL sebesar 100%, pekerja dengan kadar
penelitian yang menunjukkan bahwa merokok timbal (Pb) dalam darah < 10 μg/dL mengalami
hipertensi sebesar 14,3%.
dapat meningkatkan tekanan darah. Tekanan
100 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 8, No. 1 Januari 2015: 92–102
Menurut Sunu (2001) kadar timbal (Pb) dalam tekanan darah secara langsung dan memengaruhi
darah berperan penting terhadap terjadinya perubahan atherosclerotic dalam darah
hipertensi dikarenakan timbal (Pb) dalam darah yang menyebabkan meningkatnya tekanan
merupakan prediktor derteminan terhadap pembuluh darah arteri dan gangguan jantung
terjadinya hipertensi. (Farmand et al., 2005).
Penelitian yang dilakukan oleh Pasorong
et al. (2007) menjelaskan risiko hipertensi yang
diakibatkan oleh penambahan timbal (Pb) dalam Tabel 5.
darah menunjukkan bahwa kadar timbal (Pb) Tabulasi Silang Kadar Timbal (Pb) dalam Darah dan
dalam darah secara signifikan mempunyai Hipertensi Pekerja Home Industry Aki Bekas di Desa
hubungan dengan terjadinya hipertensi, dengan Talun Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan
Tahun 2014
nilai OR = 6,50 artinya polisi yang mempunyai
kadar Pb dalam darah > 6,27 μg/dL mempunyai Kadar Pb Tekanan Darah
risiko untuk menderita hipertensi 6,5 kali lebih dalam Pekerja Total
besar dibandingkan dengan polisi yang kadar Darah Normal Hipertensi
timbal (Pb) dalam darah ≤ 6,27 μg/dL. Hal ini < 10 μg/ dL 6 (85,7%) 1 (14,3%) 7 (100%)
dikarenakan adanya timbal (Pb) dalam darah ≥ 10 μg/ dL 0(0%) 3 (100%) 3 (100%)
dapat menurunkan kemampuan darah mengikat
oksigen, mengakibatkan besarnya curah jantung
sehingga terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik, serta besarnya resistensi (tahanan) perifer Menurut Vaziri dan Khan (2007) dalam
yang menyebabkan peningkatan tekanan darah Alghasham (2011) paparan timbal (Pb) kronis
diastolik, dan pada akhirnya mengakibatkan juga dapat menyebabkan oxidative stress
timbulnya hipertensi. Nurmaini (2004) juga meningkat, sehingga mengakibatkan inflamasi
menjelaskan bahwa ada hubungan antara kadar dan mengganggu kerja nitric oxide (NO)
timbal (Pb) dalam darah dengan tekanan darah yang berfungsi untuk memperlebar arteri dan
pada polisi lalu lintas di Kota Medan. mengatur tekanan darah. Kemudian akibatnya
Menurut Rossi (2008) dampak buruk dari yaitu terganggunya kerja dari NO, pada akhirnya
timbal (Pb) tidak dapat dilihat dari nilai ambang memicu proses terjadinya hipertensi pada
batas kadar timbal (Pb) darah, secara tidak keracunan kronis karena adanya akumulasi timbal
langsung tidak ada batas aman untuk paparan (Pb) dalam darah pada orang dewasa.
timbal (Pb), walaupun sejak tahun 1980 kadar Efek paparan timbal (Pb) terhadap tekanan
timbal (Pb) darah pada orang dewasa menurun, darah lebih jelas ditunjukkan dengan paparan
akan tetapi sekecil apapun paparan timbal secara kronis dibanding paparan secara akut.
(Pb) pada lingkungan tetap memiliki hubungan Pada kadar timbal (Pb) dalam darah relatif rendah
signifikan dengan kesehatan masyarakat. (5–35 μg/dl) telah menimbulkan efek terhadap
Selain itu pada remaja kadar timbal (Pb) darah tekanan darah. Moller dan Kristensen (2002)
< 10 μg/dL juga memiliki hubungan dengan dalam Rosyidah dan Siti (2010) menyatakan
peningkatan kasus kematian akibat sistem bahwa timbal (Pb) berperan dalam patofisiologi
pembuluh darah. hipertensi. Secara biokimiawi timbal (Pb)
Hasan (2012) menjelaskan hubungan antara mempengaruhi metabolisme kalsium (Ca) pada
paparan polusi timbal (Pb) dengan kesehatan kontraksi otot pembuluh darah vaskuler dan
manusia, dalam penelitiannya mengenai hubungan sistem rennin-angiotensin.
kadar timbal (Pb) dalam darah dengan tekanan Pb dalam darah juga berhubungan terhadap
darah tinggi pada pengemudi bus. Penelitian risiko hipertensi sesuai dengan penelitian Riyadina
tersebut menghasilkan adanya hubungan antara (2001) menjelaskan bahwa pekerja yang terpapar
terjadinya hipertensi pada pengemudi bus Pb > 5 μg/dL akan berisiko menderita hipertensi
dengan kadar timbal (Pb) dalam darah. Martin 6 kali lebih besar dibandingkan dengan kadar
et al. (2006) melakukan penelitian di Amerika, dan timbal (Pb) darah ≤ 5 μg/dL.
mendapatkan hasil bahwa timbal (Pb) mempunyai Hasil penelitian lain yang mendukung
efek akut terhadap tekanan darah. adalah penelitian yang dilakukan oleh Fenga
Dalam kaitannya dengan hipertensi, reactive et al. (2006) bahwa ada hubungan yang signifikan
oxygen species (ROS) dapat meningkatkan antara peningkatan tekanan darah sistolik dan
L D Fibrianti dan R. Azizah, Karakteristik, Kadar Timbal (Pb) dalam Darah 101
diastolik pada pekerja pembuatan baterai dengan industry aki bekas. Selain itu, pada pekerja yang
paparan timbal (Pb) pada konsentrasi yang tinggi mengalami hipertensi sebaiknya juga segera
menyebabkan meningkatnya tekanan darah dan melakukan pemeriksaan kesehatan di tempat
penyakit kardiovaskuler, sehingga mengakibatkan pelayanan kesehatan yang menyediakan program
terjadinya hipertensi. penanganan hipertensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pekerja yang mempunyai kadar timbal (Pb)
DAFTAR PUSTAKA
dalam darah ≥ 10 μg/dL mengalami hipertensi.
Penambahan timbal (Pb) dalam darah mempunyai Alghasham, A.A, Meki, A.R, Ismail, H.A. 2011. Association
of Blood Lead Level with Elevated Blood Pressure in
hubungan dengan terjadinya hipertensi. Kadar Hypertensive Patients. International Journal of Health
timbal (Pb) ≥ 10 μg/dL akan berisiko menderita Sciences, Qassim University, Saudi Arabia: Vol. 5,
hipertensi lebih besar dibandingkan dengan kadar No. 1, p: 17–21.
timbal (Pb) darah < 10 μg/dL. Sehingga semakin Ardyanto, D. 2005. Deteksi Pencemaran Timah Hitam
tinggi kadar timbal (Pb) dalam darah juga semakin (Pb) dalam Darah Masyarakat yang Terpajan
Timbal (Plumbum). Surabaya: Bagian Kesehatan &
berisiko terkena hipertensi. Keselamatan Kerja (K3) FKM Universitas Airlangga.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 2, No. 1, Juli
2005: 67–76.
KESIMPULAN DAN SARAN
ATSDR, 1999. Lead Toxicity Physiologic Effect. http://
Karakteristik pekerja home industry aki bekas www.atsdr.cdc.gov/HEC/CESM/Lead/Physiologic
effect.html.
meliputi usia, jenis kelamin, masa kerja, kebiasaan
Bandiara, R. 2008. An Update Management Concept
merokok, serta riwayat penyakit hipertensi dan in Hypertension. Bandung: Sub Bagian Ginjal
diabetes. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Hipertensi Bag. Ilmu Penyakit Dalam FK UNPAD/RS
usia pekerja yang paling banyak yaitu usia Dr. Hasan Sadikin.
31–40 tahun sebesar 50%, pekerja paling banyak Baselt Re. 1988. Biological Monitoring Methods for
Industrial Chemical, Second Edition. Litteton Ma:
yaitu laki-laki sebesar 60%, seluruh pekerja
Psg Publishing Co
mempunyai masa kerja ≤ 5 tahun, pekerja yang Bayuseno, A.P, Yusuf U, Demas Y.P. 2008. Daur Ulang
mempunyai kebiasaan merokok sebesar 30%, dan Timbal (Pb) dari Aki Bekas dengan Menggunakan
seluruh pekerja tidak mempunyai riwayat penyakit Metode Redoks. Skripsi. Semarang: Jurusan Teknik
hipertensi dan diabetes. Pekerja yang mempunyai Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Darmojo, B. 2001. Mengamati Perjalanan Epidemiologi
kadar timbal (Pb) dalam darah di atas standar
Hipertensi di Indonesia. Jakarta: Medika
ATSDR (1999) yaitu < 10 μg/dL hanya sebesar Deyot, Y.K. 2013. Masa Kerja, Kadar Timbal Darah
30%. Pekerja yang mengalami hipertensi sebesar dan Kejadian Hipertensi pada Petugas Parkir di Jl.
40%. Hasil tabulasi silang diperoleh bahwa pekerja Malioboro Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta: Program
yang mengalami hipertensi yaitu pekerja yang Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada.
berusia 31–40 tahun sebesar 50%, pekerja laki-laki
Farmand, F, Ehdaie, A, Roberts, C.H.K, Sindhu, R.K.
sebesar 66,7%, pekerja yang merokok sebesar 2005. Lead-Induced Dysregulation of Superoxide
100%, pekerja yang mempunyai masa kerja Dismutases, Catalase, Glutathione Peroxidase and
≤ 5 tahun sebesar 40%, pekerja yang tidak Guanylate. Environmental Research, USA, 981 (2005)
mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan p: 33–39.
Fenga, C, Cacciola, A, Martino, L.B, Calderaro, S.R, Di
diabetes sebesar 40%, dan pekerja dengan kadar
Nola, C, Verzera, A, Trimarchi, G, Germano, D, 2006.
timbal (Pb) darah ≥ 10 μg/dL sebesar 100%. Relationship of Blood Lead Levels to Blood Pressure
Saran yang dapat diberikan untuk mencegah in Exhaust Battery Workers. Industrial Health. 44:
terjadinya hipertensi pada pekerja home industry 304–309.
aki bekas yaitu dengan mengurangi konsumsi Girsang, E. 2008. Hubungan Kadar Timbal di Udara
Ambien dengan Timbal dalam Darah pada Pegawai
rokok, sering berolahraga, dan memakai APD Dinas Perhubungan Terminal Antar Kota Medan.
seperti masker, sarung tangan, dan sepatu boot Tesis. Medan; Universitas Sumatra Utara Medan.
pada saat bekerja untuk mengurangi paparan Gunawan, L. 2001. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi).
timbal (Pb). Perlu melakukan pemeriksaan secara Yogyakarta: Kanisius.
rutin bagi pekerja yang mempunyai kadar timbal Hasan, W. 2012. Pencegahan Keracunan Timbal
Kronis pada Pekerja Dewasa dengan Suplemen
(Pb) dalam darah ≥ 10 μg/dL paling sedikit 1 Kalsium. Sumatera Utara: Departemen Kesehatan
kali dalam setahun sehingga dapat mengontrol Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
efek timbal (Pb) terhadap tubuh pekerja home Universitas Sumatera Utara. MAKARA, KESEHATAN,
Vol. 16, No. 1, Juni 2012: 1–8.
102 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 8, No. 1 Januari 2015: 92–102
Hasirungan, J. 2002. Faktor-Faktor yang Berhubungan Mangunkusumo Tahun 2002 (Analisis Data Rekam
dengan Hipertensi pada Lansia di Kota Depok medik Tahun 2002). Skripsi. Depok: FKM UI.
Tahun 2002. Tesis. Depok: Program Pascasarjana Sarasaty, R.F. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan
FKM UI. dengan Hipertensi pada Kelompok Lanjut Usia di
Hastuti, E. 2005. Faktor-Faktor Risiko Kenaikan Tekanan Kelurahan Sawah Baru Kecamatan Ciputat Kota
Darah pada Pekerja yang Terpajan Kebisingan di Tangerang Selatan. Skripsi. Jakarta: Fakultas
Bandara Ahmad Yani Semarang. Tesis. Semarang: Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semarang, Magister Kesehatan Lingkungan. Staessen, J.A, Jiguang, W, Bianchi, G, Birkenhäger, W.H.
Kurniasari, E, Dessy, H, Zaenal, A. 2013. Hubungan 2003. Essential Hypertension. The Lancet. Vol. 361,
Konsumsi Tembakau, Jenis Kelamin, dan Riwayat p: 1629–1641.
Keluarga dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Suciani, S. 2007. Kadar Timbal dalam Darah Polisi Lalu
Lanjut di Wilayah Kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Lintas dan Hubungannya dengan Kadar Hemoglobin
Pesawaran. Jurnal Dunia KesMas. Vol.3, No.1 Januari (Studi pada Polisi Lalu Lintas yang Bertugas di Jalan
2014. Raya Kota Semarang). Tesis. Semarang: Magister
Kurniawan, W. 2008. Hubungan Kadar Pb dalam Darah Gizi Masyarakat Program Pascasarjana Universitas
dengan Profil Darah pada Mekanik Kendaraan Diponegoro Semarang.
Bermotor di Kota Pontianak. Tesis. Semarang: Suhendro, Windhu P, Soedibyo H.P. 2007. Kandungan
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Timbal dalam Darah dan Dampak Kesehatan pada
Lawrence, M, Tierney, Jr. Mcphe, S.J. Papadahia. 2002. Pengemudi Bus Kota AC dan Non AC di Kota
Diagnosis dan Terapi Kedokteran ”Ilmu Penyakit Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 3,
Dalam” jilid 1 (terjemahan Abdul Gofur). Jakarta: No. 2, Januari 2007; 127–136.
Salemba Medika. Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan
Martin, D, Glass, TA, Bandeen, R.A, Todd, A.C, She, W, Menerapkan ISO 14001. Jakarta: Gramedia
Schwartz, B.S. 2006. Association of Blood Lead and Widiasarana Indonesia.
Tibia Lead with Blood Pressure and Hypertension Suparwoko & Firdaus F. 2007. Profil Pencemaran
in a Community Sample of Older Adults. American Udara Kawasan Perkotaan Yogyakarta. Studi
Journal of Epidemiology. 163 (5): 467–478. Kasus di Kawasan Malioboro, Kridosono, dan UGM
Nurmaini. 2004. Hubungan Tekanan Darah dengan Kadar Yogyakarta. LOGIKA. Vol. 4, No. 2, Juli 2007 ISSN:
Timbal pada Polisi Lalu Lintas di Kota Medan Tahun 1410-2315.
2004. Sumatera Utara: Departemen Kesehatan Susanto., 2010. Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit
Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Modern. Yogyakarta: CV. Andi.
Universitas Sumatera Utara. WHO. 2000. Bahaya Bahan Kimia pada Kesehatan
Pasorong, Mery B, Haripurnomo K, Nawi Ng, Vitalis P. Manusia. Genewa: WHO.
2007. Hubungan antara Kadar Plumbum (Pb) dan Wahyuni, I.P. 2013. Faktor Risiko Penyakit Hipertensi pada
Hipertensi pada Polisi Lalu Lintas di Kota Manado. Laki-Laki di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangrejo
Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 23, No. 2, Juni Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun. Ponorogo:
2007. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammidyah
Purnawan. 2012. Analisis Kuat Tekan dan Pelindian pada Ponorogo.
Pemanfaatan Limbah Slag Daur Ulang Aki Bekas Widaningrum, Miskiyah, Suismono. 2007. Bahaya
Sebagai Bahan Substitusi Material Pasir Semen. Kontaminasi Logam Berat dalam Sayuran dan
Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Teknik Lingkungan Alternatif Pencegahan Cemarannya. Balai Besar
Fakultas Sains Terapan IST AKPRIND. Penelitian dan Pengembangan Pascapanen
Riyadina, W. 2001. Hubungan Antara Hipertensi dengan Pertanian.
Kadar Plumbun (Pb) Udara dalam Darah. Laporan Wiharja. 2004. Kajian Teknologi Daur Ulang Timah dari
Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan Aki Bekas. Jakarta: Penelitian Pusat Pengkajian dan
Pemberantasan Penyakit Tahun 2001. Penerapan Teknologi Lingkungan.
Rossi, E. 2008. Low Level Environmental Lead Exposure Winniford, M.D. 1990. Smoking and Cardiovaskuler
A Continuing Challenge. Clin Biochem. Vol. 29 Mei Function. Jurnal of Hypertension. 9 (Suppl 5):
2008. S17-S23.
Rosyidah H & Sitti N.D. 2010. Hubungan antara Kadar Zuraidah, Maksuk, Nadi, A. 2012. Analisis Faktor
Pb dalam Darah dengan Kejadian Hipertensi pada Risiko Penyakit Hipertensi pada Masyarakat di
Operator SPBU di Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Kecamatan Kemuning Kota Palembang 2012.
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Palembang: Kementrian Kesehatan Republik
Dahlan. KESMAS. ISSN: 1978-0575. Indonesia Politeknik Kesehatan Palembang Prodi
Sanusi, A. 2002. Faktor-Faktor yang Berhubungan Keperawatan Lubuklinggau.
dengan Kejadian Hipetensi pada Pos Lansia
Rawat Jalan di Poli Klinik Geriatri RSUPN Cipto