Anda di halaman 1dari 148

HAK – HAK KONSUMEN

MARI OKATINI ARMANDARI


Pendahuluan
Masalah perlindungan konsumen di Indonesia
dan negara berkembang lainnya masih banyak
masalah diantaranya adalah:
• pemahaman konsumen cara memilih barang/jasa
• kesadaran pihak pengusaha akan pentingnya
perlindungan konsumen
• Kurangnya upaya dari pihak pemerintah untuk
melindungi konsumen
• Rendahnya Kesadaran dari konsumen akan hak-
haknya • dll
• Hak-hakkonsumen yang dimaksudadalah:
konsumen tidak memiliki posisi tawar
(bargaining position) dengan pihak
pengusaha
• Konsumen dihadapkanpada kondisitidak ada
pilihan yang terbaik dan memilih yang baik
• Pengusaha selalu berprinsip keuntungan
maksimal dengan modal minimal (prinsip
ekonomi)
Sejarah Hak Konsumen
• Bermula dari kondisi yang terjadi di negara Amerika
Serikat pada abad ke -19 yang ditandai dengan
munculnya gerakan konsumen
• 1906 lahirlah UU tentang perlindungan konsumen di
Amerika
• 1914 terbentuk komisi yang bergerak di biadang
perlindungan konsumen
• 1930 mulai bermunculan buku-buku tentang
perlindungan konsumen dan riset-riset yang terkait
dengan perlindungan konsumen
• 1960 Pidato Presiden USA John F Kennedy tentang
Deklarasi Hak Konsumen ➔ cabang dalam ilmu hukum
yaitu Hukum Konsumen
UU Perlindungan Konsumen di
beberapa Negara
• USA : The Uniform Trade Practices and Consumer
Protection Act (UTPCP), 1967 - kemudian
diamandemenkan menjadi Unfair Trade Practices &
Consumer Protection
(1973) disebut juga dengan Lousiana Law
• The Consumer Protect Act, Inggris, 1970
• The Consumer Protection Art, Canada,1971
• Consumer Protection Art, Finlandia, 1978
• The consumer Protection Foundamental Art, Japan, 1968
• Consumer Affairs Art, Australia, 1978
• The Consumer Protection, Singapore, 1975
• Consumer Act, Thailand,1979
• YLKI , Indonesia, 1973

HAK KONSUMEN
• Hasil Penelitian menyebutkan bahwa : tingkat
kesadaran konsumen akan hak-haknya baik di
pedesaan maupun di perkotaan masih rendah
• Konsumen sering mengalami kerugian akibat:
produk yang cacat namun tidak pernah
melakukan tindakan hukum apapun
• Perlu upaya peningkatan kesadaran konsumen
yang diawali dengan memahami hak-hak pokok
konsumen sebagi landasan perjuangan untuk
mewujudkan hak konsumen
HAK KONSUMEN
a. Menurut JF. Kennedy terdapat 4 (empat) hak
konsumen
1. The right to safety/ hak untuk keamanan
2. The right to choose/hakmemilih
3. The right to be informed/ hak perolehan
informasi
4. The right to be heard/ hak untuk didengar
Hak Konsumen
b. Yayasan Lembagan Konsumen Indonesia
merumuskan hak konsumen sbb:
1. Hak atas keamanandan keselamatan
2. Hak mendapatkaninformasi yang jelas
3. Hak memilih
4. Hak didengar pendapatdan keluhannya
5. Hak atas lingkungan hidup
Hak Konsumen
c. Consumers Association: menjelaskan bhwa hak
konsumen adalah sbb:
1. Hak memperoleh kebutuhan pokok
2. Hak atas keselamatan dan keamanan diri
3. Hak atas informasi yang jujur
4. Hak untuk memilih
5. Hak untuk didengar pendapatnya
6. Hak untuk mendapatkan ganti rugi
7. hak untuk mendapatkan pendidikan konsumen
8. Hak atas lingkungan yang sehat
Hak Konsumen pada
UU No. 8 TAHUN 1999
• Menjelaskan tentang hak dan kewajiban
Konnsumen dan pelaku usaha serta larangan
bagi pelaku usaha yang berkaitan dengan
barang:
1. Hak Konsumen
2. Kewajiban Konsumen
1. Hak Konsumen
• Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
dalam mengkonsumsi barang
• Hak untuk memilih barang serta mendapatkan
barang tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi
serta jaminan yang dijanjikan
• Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang
• hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas
banrang yang digunakannya
• Hak untuk memperoleh advokasi, perlindungan dan
upaya penyelesaian sengketa perlindungan
konsumen secara patut
• Hak untuk mendapatkan pembinaandan
pendidikankonsumen
• Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara
benar dan jujur serta tidak diskriminatif
• Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti
rugi dan/ atau penggantian apabila barang
yang diterima tidak sesuai dengan
perjanjian
• Hak-hakyang diatur dalam ketentuan
perundang-undanganlainnya
2. KEWAJIBAN KONSUMEN
• Membaca atau mengikuti petunjuk informasi
dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan
barang demi keamanan dan keselamatan
• Beritikad baik dalam melkukan transaksi
barang
• Membayar sesuai dengan nilai tukar yang
disepakati
• Mengikuti upaya penyelesaian hukum
sengketa perlindungan konsumensecara
patut
TUGAS
• JELASKAN YANG DIMAKSUD DENGAN HAK
KONSUMEN OLEH YLKI DAN UU No. 8 TAHUN
1999 BERIKUT BERIKAN CONTOHNYA
BADAN /LEMBAGA PERLINDUNGAN
KONSUMEN DI INNDONESIA
MARI OKATINI A
Pendahuluan
• Adanya pelaku usaha yang masih tidak patuh
terhadap aturan hukum
• Masalah yang kompleks seputar konsumen,
pelaku usaha dan pemerintah
• Adanya promosi palsu / ketidasesuaian
dengan yang dipromosikan
• Perlunya Badan/ Lembaga Pemerintah yang
dapat menanggulangi permasalahandan
melindungi konsumen
• Peran lembaga konsumen dalam suatu
negara sangat penting untuk memberikan
perlindungan terhadap konsumen.
• Begitu pentingnya peran lembaga konsumen
ini, pada kongres konsumen sedunia di
Santiago, sempat mengemukan tentang
bagaimana peran lembaga konsumen dalam
memfasilitasi konsumen memperoleh
keadilan.
• perlindungan konsumen akan efektif jika
secara simultan dilakukan dalam dua
level/arus sekaligus, yaitu dari arus bawah
ada lembaga konsumen yang kuat dan
tersosialisasi secara luas di masyarakat dan
sekaligus secara representatif dapat
menampung dan memperjuangkan aspirasi
konsumen, sebaliknya dari arus atas, ada
bagian dalam struktur kekuasaan yang secara
khusus mengurusi perlindungan konsumen
Badan Perlindungan Konsumen di
Indonesia
• Badan Perlindungan Konsumen Nasional
(BPKN) =➔ PREFENTIF
• Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
(BPSK)=➔ REPRESIF
• Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya
Masyarakat (LPKSM) atau Lembaga non
Pemerintah =➔ PREFENTIF
BPKN
Pnegertian BPKN
Konsumen. Dalam rangka
• Badan Perlindungan mengembangkan upaya
Konsumen Nasional diatur perlindungan konsumen
dalam Pasal 31 sampai dibentuk Badan
dengan Pasal 43 Undang- Perlindungan Konsumen
Undang Nasional.
Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan
• Badan ini berkedudukan di Indonesia dan bertanggung
ibukota negara Republik jawab kepada Presiden.

TUJUAN PEMBENTUKAN BPKN


• untuk membantu upaya • Apabila diperlukan Badan
pengembangan Perlindungan Konsumen
perlindungan konsumen Nasional dapat membentuk
perwakilan di ibukota
daerah untuk membantu
pelaksanaan tugasnya.
• Pembentukan perwakilan
Badan Perlindungan
Konsumen Nasional
tersebut ditetapkan lebih
lanjut dengan Keputusan
Ketua Badan
Perlindungan
Konsumen

BPKN
Fungsi BPKN
sama dengan organisasi
• memberikan saran dan konsumen internasional
pertimbangan kepada Pembentukan BPKN
pemerintah dalam upaya • diamanatkan oleh
mengembangkan Undangundang No. 8 tahun
perlindungan konsumen di 1999 tentang Perlindungan
Indonesia. Konsumen dan Peraturan
• Dalam melaksanakan Pemerintah No. 57 Tahun
tugasnya Badan 2001 tentang Badan
Perlindungan Konsumen Perlindungan Konsumen
Nasional dapat bekerja Nasional maka dibentuklah
Badan Perlindungan pertimbangan kepada
Konsumen Nasional. Pemerintah dalam
• Lembaga mulai beroperasi
upaya mengembangkan
pada 5 Oktober 2004, sesuai
Keppres Nomor 150 Tahun perlindungan konsumen
2004. di Indonesia.
• K
BPK e
a
N n
• BPKN yang dibentuk ggotaan BPKN terdiri
Pemerintah merupakan dari unsur Pemerintah,
lembaga independen Pelaku Usaha, LPKSM,
yang berfungsi Akademisi dan Tenaga
memberikan saran dan
Ahli, yang saat ini mempunyai tugas; huruf
keseluruhannya (f) YAITU menerima
berjumlah 17 anggota pengaduan tentang
serta dibantu perlindungan konsumen
beberapa staf dari masyarakat,
sekretariat. lembaga perlindungan
Berkedudukan di Jakarta, konsumen swadaya

TUGAS BPKN
• Untuk menjalankan masyarakat, atau pelaku
fungsi sebagaimana usaha.
dimaksud dalam Pasal • Pengaduan, yaitu;
33, Badan Perlindungan pemberitahuan disertai
Konsumen Nasional permintaan oleh pihak
Pengertian
yang berkepentingan
• BPSK adalah lembaga non
kepada pejabat yang struktural yang
berwenang untuk berkedudukan di seluruh
menindak menurut Kabupaten dan Kota yang
hukum seorang yang mempunyai fungsi
telah melakukan tindak "menyelesaikan sengketa
konsumen di luar
pidana aduan yang pengadilan“
merugikannya (Pasal 1 • Keanggotaan BPSK terdiri
butir 25 KUHAP)
BPS
K
dari unsur Pemerintah,
konsumen dan unsur pelaku • BPSK berfungsi ganda, disatu sisi
usaha. Undang-Undang Perlindungan
Wewenang BPSK Konsumen memberikan
kewenangan yudikatif untuk
• BPSK berwenang menyelesaikan sengketa konsumen
melakukan penelitian dan dan disisi lain diberikan
kewenangan eksekutif kepada BPSK
pemeriksaan terhadap untuk mengawasi pencantuman
bukti surat, dokumen, bukti klausula baku yang dibuat sepihak
barang, hasil uji oleh pelaku usaha.
laboratorium, dan bukti- • mempermudah, mempercepat dan
memberikan suatu jaminan
bukti lain, baik yang kepastian hukum bagi konsumen
diajukan oleh konsumen untuk menuntut hak-hak perdatanya
kepada pelaku usaha yang tidak
maupun oleh pelaku usaha.

Fungsi dan Tujuan


BPSK
benar
• Menjadiakses untuk mendapatkan • Pada prinsipnya penyelesaian
informasi serta jaminan • sengketa konsumen dapat di
perlindungan hukum yang sama bagi
konsumen dan pelaku usaha lakukan melalui BPSK tanpa
• memberikan perlindungan kepada
lawyer (pengacara).
konsumen yang telah dirugikan atau • Hal ini mengingat yang
yang telah menderita sakit. ditonjolkan dalam proses •
Perlindungan yang diberikan oleh
lembaga BPSK kepada konsumen
penyelesaian sengketa adalah
adalah melalui penyelesaian musyawarah atau
sengketa antara konsumen dengan kekeluargaan, bukan masalah
pelaku usaha • aspek hukum yang ketat,
• pengawasan terhadap setiap kaku karena putusan yang
pencantuman perjanjian atau
dokumen yang mencantumkan
diharapkan di BPSK adalah
klausula baku yang merugikan win-win solution.
konsumen.
• dll

BPS
K
Tugas
BPSK
• Sampai saat ini baru terdapat Masyarakat (LPKSM) yang telah
65 BPSK di Kabupaten/Kota di terdaftar dan diakui oleh
seluuruh Indonesia Bupati atau Walikota atau
Keanggotaan BPSK diwakili dari Dinas setempat
3 (tiga) unsur, yang terdiri dari • Melaksanakan penanganan dan
unsur pemerintah, unsur pelaku penyelesaian sengketa
usaha, dan unsur konsumen. konsumen, dengan cara melalui
mediasi, atau konsiliasi, atau
Unsur pelaku usaha berasal
arbitrase;
dari perkumpulan/organisasi
• Memberikan konsultasi
atau asosiasi pelaku usaha perlindungan konsumen;
Unsur konsumen berasal dari
• Melakukan pengawasan
Lembaga Perlindungan terhadap pencantum klausula
Konsumen Swadaya baku;
• Melaporkan kepada penyidik memenuhi panggilan badan
umum apabila terjadi penyelesaian sengketa
pelanggaran ketentuan dalam konsumen
undang-undang; • Menerima pengaduan baik
• Memanggil pelaku usaha yang tetulis maupun tidak tertulis,
diduga telah melakukan dari konsumen tentang
pelanggaran terhadap terjadinya pelanggaran
perlindungan konsumen; terhadap perlindungan
• Memanggil dan menghadirkan konsumen;
saksi,saksi ahli dan atau setiap • Melakukan penelitian dan
orang yang dianggap pemeriksaan sengketa
mengetahui pelanggaran perlindungan konsumen;
undang-undang; • Mendapatkan,meneliti dan atau
• Meminta bantuan penyidik menilai surat dokumen,atau
untuk menghadirkan pelaku alat bukti lain guna penyidikan
usaha, saksi,saksi ahli, atau dan atau pemeriksaan;
setiap orang sebagaimana • Memutuskan dan menetapkan
dimaksud pada huruf (G) dan ada atau tidak adanya kerugian
huruf (H), yang tidak bersedia di pihak konsumen;
• Memberitahukan putusan • Menjatuhkan sanksi
kepada pelaku usaha yang administratif kepada pelaku
melakukan pelanggaran usaha yang melanggar
terhadap perlindungan ketentuan undangundang.
konsumen;

3. (LIMA) PARAMETER BPSK


Dari BPSK yang dapat diadukan 5 (lima)
parameter perbuatan yang dilarang bagi
pelaku usaha sesuai Undang-Undang
Perlindungan Konsumen, yaitu:
1.Barang yang tidak memenuhi standar
2.Informasi yang mengelabui,
3.Cara menjual yang merugikan
4. Cidera janji
5. Klausula baku
LPKSM atau Lembaga non
Pemerintah
• LPKSM posisinya amat strategis dalam ikut
mewujudkan perlindungan konsumen.
• Selain menyuarakan kepentingan konsumen, lembaga
ini juga memiliki hak gugat (legal standing) dalam
konteks ligitas kepentingan konsumen di Indonesia.
• Hak gugat tersebut dapat dilakukan oleh lembaga
konsumen (LPKSM) yang telah memenuhi syarat, yaitu
bahwa LPKSM yang dimaksud telah berbentuk Badan
Hukum atau Yayasan yang dalam anggaran dasarnya
memuat tujuan perlindungan konsumen.
• Sampai saat ini LPKSM yang telah memiliki TDLPK
berjumlah 240 LPKSM, tersebar di beberapa
Kabupaten/Kota.

TUGAS LPKSM
• Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan
kesadaran atas hak dan kewajiban dan kehati-hatian
konsumen dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
• Memberikan nasihat kepada konsumen yang
memerlukannya;
• Bekerja sama dengan instansi terkait dalam upaya
mewujudkan perlindungan konsumen;
• Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya,
termasuk menerima keluhan atau pengaduan konsumen;
• Melakukan pengawasan bersama pemerintah dan
masyarakat terhadap pelaksanaan perlindungan
konsumen.

Organisasi dalam LPKSM


• YLKI
• LP2K – SEMARANG
• YBLKI – BANDUNG
• Yayasan Perlindungan Konsumen air bersih
• Lembaga Pemuda Perlindungan Konsumen
Sejahtera
• DSB
YLKI
• Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
yang secara populer dipandang sebagai perintis
advokasi konsumen di Indonesia berdiri pada
kurun waktu itu, yakni 11 Mei 1973.
• merupakan organisasi masyarakat yang bersifat
nirlaba dan independen
• Gerakan di Indonesia ini cukup responsive
terhadap keadaan, bahkan mendahului
Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial PBB
(ECOSOC) No.
2111 Tahun 1978 Tentang Perlindungan
Konsumen.
• YLKI sangat membantu dalam upaya
peningkatan kesadaran akan hak-hak
konsumen karena lembaga ini tidak hanya
sekedar melakukan penelitian atau
pengujian, penerbitan dan menerima
pengaduan, tapi juga sekaligus
mengadakan upaya advokasi langsung
melalui jalur pengadilan.
Tujuan didirikan YLKI
• YLKI diarahkan pada usaha meningkatkan
kepedulian kritis konsumen atas hak dan
kewajibannya, dalam upaya melindungi dirinya
sendiri, keluarga, serta lingkungannya
• YLKI merupakan anggota International
Organization of Consumer Union – IOCU sejak 15
Maret 1974, dan aktif sebagai full member
organisasi internasional yang kini bernama
Consumers International (CI) yang berpusat di
London.
YLKI
Kedudukan
dan diakui oleh pemerintah
• kedudukan YLKI sebagai yang mempunyai kegiatan
Lembaga Perlindungan menangani perlindungan
Konsumen Swadaya konsumen.
Tugas YLKI
Masyarakat (LPKSM)
• menyebarkan informasi dalam rangka
adalah lembaga non- meningkatkan kesadaran atas hak
pemerintah yang terdaftar dan kewajiban dan kehati-hatian
konsumen dalam mengkonsumsi
barang dan/atau
jasa;
• memberikan nasihat kepada
konsumen yang memerlukannya;
• bekerja sama dengan instansi terkait
dalam upaya mewujudkan
perlindungan konsumen;
• membantu konsumen dalam
memperjuangkan haknya,
termasuk menerima keluhan atau
pengaduan konsumen;
• melakukan pengawasanbersama
pemerintah dan masyarakatterhadap
pelaksanaan perlindungan konsumen.
Kegiatan YLKI
• Mengadakanpembinaan, Pendidikan dan
penyuluhan
• Penelitian / survey
• Menangani keluhan konsumen
• Memperluas kerjasama dengan pemerintah
• Bekerjasama dengan LIPI
• dsb
PELAKU USAHA
MARI OKATINI A, MKM
PENGERTIAN
• Pelaku Usaha adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan usaha perekonomian
• PELAKU USAHA adalah: setiap orang perorangan
atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama
melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan
usaha dalam berbagai bidang ekonomi (UU
Perlindungan Konsumen pasal 1 ayat 3)
• Catatan : pelaku usaha yang dimaksud tidak mencakup
pelaku usaha yang tinggal di luar negeri karena UU no
8 tahun 1999 menegaskan bahwa batasan orang
perorangan atau badan usaha berbentuk badan
hukum dan bukan badan hukum yang hanya
berkedudukan dan berdiri di wilayah Republik
Indonesaia
• Hak dan kewajiban pelaku usaha diatur dalam pasal 6
dan 7 UU perlindungan Konsumen

• Contoh Pelaku Usaha: Investor, Produsen Barang/jasa,


distributor, dll

Yang dimaksud Pelaku Usaha


• Badan Usaha Berbadan Hukum
contoh: Perseroan Terbatas (PT)
• Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum contoh:
Usaha Dagang (UD)
• Pelaku usaha perorangan
Perbedaan Antara Badan Usaha Berbadan Hukum
Dengan Badan Usaha Yang Tidak Berbadan Hukum
Badan Usaha Berbadan Hukum dengan para pemegang saham
PT
• Badan usaha yang berbadan
hukum memiliki kekayaan • Badan usaha yang berbadan
tersendiri hukum adalah subyek hukum
yang dapat dituntut serta
• Perseroan Terbatas (PT) melakukan penuntutan di
harta kekayaannya terpisah muka pengadilan atas nama
badan usaha.
BU tidak Berbadan Hukum
• harta kekayaan badan usaha
tidak terpisah dengan harta
kekayaan pendirinya atau
pemilik
• pertanggung jawaban
dibebankan sepenuhnyan
kepada pemilik badan usaha
tersebut
• Bila mengalami kerugian
maka tanggung jawab
sepenuhnya dibebankan
kepada pemilik UD tersebut.
HAK PELAKU USAHA
• UU PK NO 8 TAHUN 1999 PASAL 6 menyebutkan
Hak Pelaku Usaha adalah sbb:
1. Hak untuk menerima pembayaran
2. Hak untuk mendapatkkan perlindungan hukum
3. Hak untuk pembelaan diri
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik
5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya
KEWAJIBAN PELAKU USAHA
• UU PK NO 8 TAHUN 1999 PASAL 7 menyebutkan
Kewajiban Pelaku Usaha adalah sbb:
1. Beritikad baik
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur
3. Memperlakukan dan melayani konsumen secara
benar
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang
diproduksi
5. Memberikan kesempatan bagi konsumen untuk
menguji dan/atau penggantian
6. Memberikan kompensasi, ganti rugi
LARANGAN BAGI PELAKU USAHA
1. Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau
memperdagangkan barang dan/atau jasa sbb:
a) Tidak memenuhi atau tidak sesuai standar
b) Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau
netto
c) Tidak sesuai dengan ukuran, takaran,
timbangan, dan jumlah
d) Tidak sesuai dengan kondisi,
jaminan,keistimewaan atau kemajuran
e) Tidak sesuai dengan mutu
LARANGAN BAGI PELAKU USAHA…
f) Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, artikel,
keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa
tersebut
g) Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu
penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang
tersebut
h). Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara bagaimana
pernayataan halal yang dicantumpkan dalam label
i) Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang
memuat nama barang,ukuran, berat bersih/ netto,komposisi,
aturan pakai, tanggal pembuatan, efek samping, nama dan
alamat pelaku usaha, serta keterangan yang lain untuk
penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang atau dibuat
J) Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan
barang dalam bahasa Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
LARANGAN BAGI PELAKU USAHA…

2. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang


yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar
3. Pelaku usaha di larang memperdagangkan
sediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat
atau bekas dan tercemar
4. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran
terhadap ayat (1) dan ayat (2) di larang
memperdagangkan barang dan/atau jasa
tersebut serta wajib menariknya dari peredaran
Etika dan Perlakuan Pelaku Usaha
terhadap Konsumen
• Terdapat 3 Teori/ pandangantentang tugas
etis produsen, yang menekankan
keseimbanganyang berbeda antara
kewajiban konsumen pada diri mereka
sendiri dengan kewajiban produsen pada
konsumen yang meliputi:
1. pandangan kontrak
2. pandangan“ due care”
3. pandanganbiaya sosial.
4. Teori Pandangan Kontrak
• hubungan antara perusahaan dengan konsumen pada
dasarnya merupakan hubungan kontraktual, dan
kewajiban moral perusahaan pada konsumen adalah
seperti yang diberikan dalam hubungan kontraktual
• saat konsumen membeli sebuah produk, konsumen
secara sukarela menyetujui “ kontrak penjualan” dengan
perusahaan
• Teori ini memberikan gambaran bahwa perusahaan
memiliki empat kewajiban moral utama: kewajiban dasar
untuk mematuhi isi perjanjian penjualan, dan kewajiban
untuk memahami sifat produk , menghindari
misrepesentasi, dan menghindari penggunaan paksaan
atau pengaruh
5. Teori Due-Care
• Teori ini menerangkan tentang kewajiban perusahaan
terhadap konsumen didasarkan pada gagasan bahwa
pembeli dan konsumen tidak saling sejajar
• kepentingan-kepentingan konsumen sangat rentan
terhadap tujuan-tujuan perusahaan yang dalam hal ini
memiliki pengetahuan dan keahlian yang tidak dimiliki
konsumen.
• Produsen berada dalam posisi yang lebih
menguntungkan, mereka berkewajiban untuk
menjamin bahwa kepentingan - kepentingan
konsumen tidak dirugikan oleh produk yang mereka
tawarkan.
Teori due-care…

• konsumen harus bergantung pada keahlian


produsen, maka produsen tidak hanya
berkewajibanuntuk memberikan produk
yang sesuai klaim yang dibuatnya, namun
juga wajib berhati-hatiuntuk mencegah agar
orang lain tidak terluka oleh produk tersebut
Kelemahan teori Due-Care
• tidak adanya metode yang jelas untuk menentukan
kapan seseorang atau produsen telah memberikan
perhatian yang memadai
• Sejauh mana produsen mampu menemukan resiko
– resiko yang muncul dalam penggunaan sebuah
produk sebelum konsumen membeli dan
menggunakannya
• kenyataannya ,dalam masyarakat dengan inovasi
teknologi yang tinggi, produk-produk baru yang
kerusakannya tidak bisa dideteksi sebelum dipakai
selama beberapa tahun dan akan terus disalurkan
ke pasar

6. Teori Biaya Sosial


• produsen bertanggungjawab atas semua
kekurangan produk dan setiap kekurangan yang
dialami konsumen dalam memakai poroduk
tersebut.
• Teori biaya sosial dinilai kurang adil, karena
menganggap orang bertanggungjawab atas hal
– hal yang tidak diketahui atau tidak bisa
dihindarkan
• Membawa kerugian ekonomis, bila teori ini
dipraktekkan
• Sebab itu, pentingnya
kehadiranUndangundang Nomor 8 Tahun
1999 Tentang Perlindungan Konsumen
sebagai payung hukum utama dalam
melindungi kepentingan konsumen.
PENDIDIKAN KONSUMEN

Dra. Mari Okatini A, MKM


7. Pengertian Pendidikan
Konsumen
• Pendidikan Konsumen: suatu pendidikan yang
mengajarkan bagaimana membeli atau
memakai barang dan jasa yang tersedia di
pasaran untuk mencapai kepuasan yang
maksimal
• Pendidikan Konsumen: suatu penerapan konsep
pendidikan di dalam bidang berkonsumsi
barang atau jasa
• Pendidikan Konsumen: suatu proses belajar
menuju perubahan perilaku yang lebih positif,
dewasa, bijaksana dan bertanggung jawab.
8. Tujuan Pendidikan Konsumen
• Meningkatkanpengetahuan konsumendalam
mengambil keputusanpembelian
• meningkatkanpengetahuan konsumen dalam
pengaturan keuangan perorangan dan
keluarga dalam pembelian barang dan jasa
• Meningkatkanpengatahuan dan keterampilan
dalam pemilihan barang untuk kebutuhan
sehari-hari
• Meningkatkankesadaranakan hak-haknya
sebagai konsumen
• Meningkatkanpengetahuan tentang barang
dan jasa
• Menjadi konsumenyang teliti sebelum
membeli
9. Manfaat Pendidikan
Konsumen
• Untuk diri sendiri: memberikan pengetahuan kepada orang
agar menjadi konsumen yang “pintar” dan cermat dalam
berkonsumsi barang/ jasa, penggunaan keuangan dan
sumber daya
• Sebagian besar kebutuhan hidup diperoleh dengan cara
membeli yang berkaitan dengan sifat konsumen,
karakteristik konsumen, kelompok konsumen, hak dan
kewajiban konsumen dll
• Mengajak kepada seluruh konsumen untuk menentukan
kebiasaan membeli barang/jasa yang baik, sehingga
dengan pendidikan konsumen menjadikan seseorang untuk
menjadi konsumen yang baik

10.SIFAT KONSUMEN
WANITA
• dll
• Suka menawar PRIA

• Sukar menentuka pilihan • Mudah terpengaruh


• Mudah terpengaruh oleh bujukan penjual
warna • Kurang sabar memilih
• Mudah terpengaruh oleh • Cepat menentukan pilihan
iklan • Kurang suka berbelanja
• Menyukai perkembangan • dll
mode
11. KARAKTERISTIK KONSUMEN
• Karakteristik Konsumen adalah ciri individu
yang berperan sebagai pembentukan sikap dan
merupakan petunjuk penting mengenai
nilainilai yang dianut oleh seorang konsumen
• Karakteristik konsumen yang biasanya
mempengaruhi konsumen dalam pengambilan
keputusan pembelian adalah : Karakteristik
Budaya, sosial, pribadi dan psikologis (Kotler
dan Armstrong, 2008)
12. Karakteristik Konsumen
1. FAKTOR BUDAYA kreatifitas manusiadari generasi
• BUDAYA adalah: sejumlah ke generasi yang berisikan nilai,
nilai,kepercayaan dan kebiasaan norma adat dan kebiasaan
yang digunakan untuk 2. FAKTOR SOSIAL
menunjukkan perilaku • Terdiri dari kelompok acuan,
konsumen langsung dari keluarga serta peran dan
kelompok status sosial
masyarakattertentu
• Budayaadalah penyebab
keinginan dan perilaku
seseorang yang paling dasar
• Budayamerupakan hasil
3.

Karakteristik
Konsumen
• Strata sosial berdasarkan FAKTOR PRIBADI

hierarki tertentu, seperti; • Merupakan faktor dari


pekerjaan, pendidikan, dalam diri yang
penghasilan dsb
mempengaruhi seseorang
• Kelas sosial ini
dalam mengambil
mengelompokkan orang
yang sama berdasarkan keputusan, seperti: usia,
kesamaan perilaku mereka siklus hidup, keadaan
dalam proses perekonomian ekonomi, kepribadian ,
konsep diri, gaya hidup dan
nilai
Kelompok Konsumen
1. Cara Berkonsumsi KonsumenLembaga terdiri dari:
4. FAKTOR PSIKOLOGIS faktor psikologis ( motivasi,
• Psikologis konsumen lebih persepsi, pembelajaran,
mempelajari SIKAP pada kebutuhan dan sikap)
konsumen , terdiri dari: • Konsumen Pribadi (individual •
motivasi, persepsi, consumers): adalah
pembelajaran kognisi, dan orang/keluarga yang membeli
perilaku pembelian individu di produk
pasar dan penggunaan • • Konsumen
produk Lembaga(institusional
• Dalam menjatuhkan pilihan consumers): barang dan jasa
pada suatu produk pilihan yang dikonsumsi dipergunakan
konsumen dipengaruhi oleh
sendiri atau diubah menjadi melakukan konsumsi barang
hasil untuk kepentingan industri
produksi

Kelompok
Konsumen
Konsumen lembagaterdiri Konsumen social
dari: konsumen Lembaga yang bersifat sosial
komersial , konsumen
yang membeli untuk
industri dan konsumen
social anggotanya/penghuninya
Konsumen komersial: Lembaga 2. TINGKATAN PENGHASILAN
yang membeli untuk • Penghasilan Rendah:
dikomersilkan/dijual lagi
Kekuatan daya beli yang
Konsumen Industri lembaga
rendah, hanya memenuhi
kebutuhan pokok
sederhana
• Penghasilan Menengah:
kelompok yang memiliki daya
beli pas-pasan kebutuhan
primer sudah dapat dipenuhi,
walaupun kebutuhan
sekunder belum terpenuhi
• Penghasilan Tinggi: sudah
dapat memenuhi apa yang
diperlukan dan yang
diinginkan termasuk
barang-barang mewah
13. HAK KONSUMEN
• Hasil Penelitian menyebutkan bahwa : tingkat
kesadaran konsumen akan hak-haknya baik di
pedesaan maupun di perkotaan masih rendah
• Konsumen sering mengalami kerugian akibat:
produk yang cacat namun tidak pernah
melakukan tindakan hukum apapun
• Perlu upaya peningkatan kesadaran konsumen
yang diawali dengan memahami hak-hak pokok
konsumen sebagi landasan perjuangan untuk
mewujudkan hak konsumen
14. HAK KONSUMEN
a. Menurut JF. Kennedy terdapat 4 (empat) hak
konsumen
1. The right to safety/ hak untuk keamanan
2. The right to choose/hakmemilih
3. The right to be informed/ hak perolehan
informasi
4. The right to be heard/ hak untuk didengar
15. Hak Konsumen
b. Yayasan Lembagan Konsumen Indonesia
merumuskan hak konsumen sbb:
1. Hak atas keamanandan keselamatan
2. Hak mendapatkaninformasi yang jelas
3. Hak memilih
4. Hak didengar pendapatdan keluhannya
5. Hak atas lingkungan hidup
16. Hak Konsumen
c. Consumers Association: menjelaskan bhwa hak
konsumen adalah sbb:
1. Hak mempeoleh kebutuhan pokok
2. Hak atas keselamatan dan keamanan diri
3. Hak atas informasi yang jujur
4. Hak untuk memilih
5. Hak untuk didengar pendapatnya
6. Hak untuk mendapatkan ganti rugi
7. hak untuk mendapatkan pendidikan konsumen
8. Hak atas lingkungan yang sehat

Perdagangan Elektronik
(ECommerce)
Mari Okatini Armandari, MKM
17. Pendahuluan
• Teknologi informasi dan telekomunikasi telah memasuki
berbagai segmen aktivitas manusia, baik dalam sektor
politik, sosial, budaya, maupun ekonomi dan bisnis.
• Dalam bidang perdagangan, teknologi juga dapat
dimanfaatkan sebagai media aktivitas bisnis terutama
karena kontribusinya terhadap efisiensi.
• Transaksi perdagangan ada 2 cara: transaksi
perdagangan secara konvensional dan transaksi
perdagangan secara moderen/ kontemporer yang
disebut electronic Commerce (e-commerce)
• Perkembangannya akibat globalisasi perdagangan dunia
dan kemajuan teknologi, memunculkan sistem jual beli
melalui internet (e-commerce).
• Perdagangan elektronik merupakan model transaksi
dengan karakteristik yang berbeda dengan model
transaksi konvensional, apalagi dengan daya jangkau
yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat global.
• Pemanfaatan media transaksi elektronik dalam
dunia perdagangan sangat membawa dampak pada
masyarakat internasional pada umumnya dan
masyarakat Indonesia pada khususnya, terutama
dalam memberikan perlindungan terhadap para
pihak yang melakukan transaksi melalui internet.
18. Pengertian E-Commerce
• transaksi jual beli yang • sebuah proses pembelian dan
dilakukan seseorang terhadap penjualan secara elektronik
seseorang yang lain dengan atas barang atau jasa dan
media internet dalam waktu informasi.
yang tidak ada batas • perbuatan hukum yang
kapanpun juga dimanapun dilakukan dengan
dan dilakukan dengan cara menggunakan komputer,
tidak perlunya face to face jaringan komputer, dan/atau
antara para pihak, mereka media elektronik lainnya
hanya mengandalkan rasa • Aktivitas perdagangan melalui
kepercayaan antara para media internet ini populer
pihak. disebut electronic commerce
(e-commerce) atau disebut
juga dengan transaksi
elektronik
• Pada bagian Penjelasan UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
disebutkan bahwa: “ Pemerintah mendukung
pengembangan Teknologi Informasi melalui
infrastruktur hukum dan pengaturan- nya,
sehingga pemanfaatan Teknologi Informasi
dilakukan secara aman untuk mencegah
penyalahgunaannya dengan memperhatikan
nilai agama dan sosial budaya Indonesia, dalam
undang-undang ini menjelaskan tentang
transaksi elektronik dan penyelesaian
sengketa”.
Tanggung Jawab Pelaku Usaha
dalam
Transaksi E-Commerce
• Tanggung jawab pelaku usaha terhadap konsumen dalam
jual beli melalui internet memang secara spesifik belum
diatur baik dalam Undang - Undang Perlindungan
Konsumen maupun Undang-Undang Transaksi Eektronik.
• E-commerce menghubungkan pelaku usaha, konsumen
dan komunitas lainnya melalui transaksi elektronik untuk
melakukan perdagangan barang, jasa dan informasi
lainnya.
• Perkembangan menyolok teknologi internet membuat
suatu produk dapat dipasarkan secara global dalam situs
web, sehingga setiap orang dimanapun ia dapat langsung
mengakses situs tersebut untuk melakukan transaksi
secara online.
• Keunikan pengaturan tentang e-commerce
yaitu pelaku usaha dan konsumen tidak
berhubungan secara langsung dan tidak
membuat kesepakatan secara langsung.
• Aspek ini merupakan kelemahan terutama
apabila salah satu pihak melakukan
wanprestasi dan mengabaikan hak-hak
konsumen sebagaimana sudah diatur dalam
Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999.
• Dalam Undang - Undang Perlindungan Konsumen hanya
mengatur jual beli secara konvensional tradisional, sedangkan
UndangUndang Transaksi Elektronik mengatur tentang transaksi
elektronik pada umumnya, tidak ada penyebutan khusus untuk
jual beli.

• Kelemahan inilah yang menjadi salah satu faktor yang


mempersulit konsumen dalam menuntut pertanggungjawaban
pelaku usaha dalam jual beli melalui internet jika terjadi kerugian
(dalam arti luas) bagi konsumen.

• Transaksi jual beli melalui internet pada dasarnya memiliki


kesamaan dengan mekanisme jual beli secara konvensional. Yang
berbeda adalah sistem/alat yang digunakan yang satu dilakukan
secara online, yang satunya secara manual(offline)

19. Tanggung Jawab Pelaku


Usaha
• apabila terjadi kasus wanprestasi ataupun penipuan
dari pelaku usaha yang menyebabkan kerugian bagi
konsumen ini, pada prinsipnya pelaku usaha tidak
bisa lari dan mengabaikan tanggung jawab.
• pelaku usaha terhadap konsumen dalam jual beli
melalui internet secara spesifik terikat pada
pertanggungjawaban kontraktual dan
pertanggungjawaban produk
• kewajiban untuk mengganti kerugian akibat
penerapan klausula dalam perjanjian merupakan
ketentuan hukum yang dibuat oleh kedua belah
pihak.
• Pertanggungjawaban kontraktual (contractual liability)
adalah tanggung jawab perdata atas dasar perjanjian/
kontrak dari pelaku usaha ( baik barang maupun jasa )
atas kerugian yang dialami konsumen.
• Karena dalam transaksi elektronik antara penjual dan
pembeli tidak saling bertemu, sehingga identifikasi
penjual dan juga pembeli adalah faktor esensial dalam
menentukan tanggungjawab kontraktual yang muncul
akibat perjanjian online
• pertanggunggjawaban dalam transaksi jual beli melalui
internet maka pelaku usaha tetap dapat dituntut
pertanggungjawaban, apalagi kalau produk yang
ditransaksikan itu cacat dan merugikan konsumen.

20. Hak Konsumen dalam E-


Commerce
• Wanprestasi yang sering dilakukan oleh
pihak pelaku usaha adalah banyak pihak
pelaku usaha mengkesampingkan hak-hak
konsumen. Hak-hak konsumen diatur dalam
Pasal 4 UUPK yang menyebutkan 9 Hak
Konsumen
21. Unsur penting dalam Jual Beli
Di dalam suatu perjanjian baik perjanjian jual beli
secara konvensional maupun secara transaksi
elektronik harus memenuhi semua unsur-unsur
penting dalam perjanjian yaitu:
• Pertama, unsur essensialia adalah sesuatu yang harus ada
yang merupakan hal pokok sebagai syarat yang tidak
boleh diabaikan dan harus dicantumkan dalam suatu
perjanjian.
• Kedua, unsur naturalia adalah ketentuan hukum umum,
suatu syarat yang biasanya dicantumkan dalam
perjanjian.
• Ketiga, unsur aksidentalia adalah hal khusus yang
dinyatakan dalam perjanjian yang disetujui oleh para
pihak.
Kendala Konsumen terhadap
transaksi
E-Commrece
Beberapa hal yang mungkin akan menjadi
kendala ketika konsumen jual beli melalui
internet meminta pertangungjawaban yaitu:
• perbedaan/ jarak antara pelaku usaha dengan
konsumen,
• perbedaan hukum yang dipakai jika transaksi berbeda
negara,
• waktu ganti rugi singkat,
• Kelemahan UU,
• kurangnya pengetahuan konsumen tentang
Perlindungan konsumen.
Faktor Negatif E-commerce yang
Merugikan Konsumen
• satu dari sepuluh jenis barang tidak pernah diterima
pembeli;
• dua pembeli, masing-masing di Inggris dan Hongkong,
telah menunggu 5 tahun untuk pengembalian
pembayaran;
• hampir setengah (44%) produk yang telah dipesan
ternyata diterima pembeli tanpa bukti pembayaran;
• hampir 73% pedagang gagal memenuhi kesepakatan
kontrak ;
• 25% penjual tidak mencantumkan alamat dan nomor
telepon
• hampir 24% penjual tidak mencantumkan biaya yang jelas
atas jenis barang yang telah di pesan.
(survei 12 organisasi konsumen dunia tahun 1999)
Kerugian e-Commerce pada
Konsumen
• Terdapat beberapa perjanjian yang menyatakan
pengalihan tanggung jawab pelaku usaha.
• masih lemahnya perlindungan hukum pada
perdagangan elektronik,
• diperlukan jaminan keamanan perdagangan
elektronik untuk menumbuhkan kepercayaan,
terutama pada pihak konsumen,
• berbagai masalah perlindungan konsumen,
khususnya keabsahan transaksi yang
menggunakan media elektronik.
Hak-hak Konsumen Yang Sering
Dikesampingkan Oleh Pelaku Usaha
– Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan
dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
– Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta
mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai
dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan;
– Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa.Informasi yang dimaksud adalah informasi
mengenai kegunaan produk, tanggal kadaluarsa,
efek samping penggunaan produk, identitas
produsen yang membuat produk barang dan/atau
jasa;
– Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas
barang dan/atau jasa yang digunakan;
– Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi
dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau
jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana mestinya;
– Hak atas ganti kerugian yang dimaksudkan untuk
memulihkan keadaan yang tidak seimbang, akibat
adanya penggunaan barang atau jasa yang tidak
memenuhi harapan konsumen.

22. Bila terjadi wanprestasi/
penipuan
1. Melakukan upaya hukum preventif dan upaya
hukum represif, seperti:
• Penyelesaian sengketa dengan meninjau
secara seksama titik sengketa pada proses
transaksi jual beli, apakah ada di pihak
konsumen sebagai pemesan ataukah di pihak
pelaku usaha.
• Pembeli dapat saja menggugat melalui badan
penyelesaian sengketa konsumen atau
mengajukan ke peradilan di tempat kedudukan
konsumen.
2. Melakukan Upaya secara non litigasi, antara lain:
• Proses adaptasi atas kesepakatan antara para pihak sebagaimana
dituangkan dalam perjanjian jual beli yang dilakukan melalui media
internet tersebut.
• Negosiasi, yang dapat dilakukan oleh para pihak yang bersengketa,
baik para pihak secara langsung maupun melalui perwakilan masing-
masing pihak;
• Mediasi, merupakan salah satu cara menyelesaikan sengketa di luar
pengadilan, dengan perantara pihak ketiga/mediator yang berfungsi
sebagai fasilitator, tanpa turut campur terhadap putusan yang diambil
oleh kedua pihak;
• Konsiliasi, juga merupakan cara penyelesaian sengketa di luar
pengadilan, namun mirip pengadilan sebenarnya, dimana ada pihak-
pihak yang di anggap sebagai hakim semu;
• Arbitrase, adalah cara penyelesaian sengketa secara non litigasi,
dengan bantuan arbiter yang ditunjuk oleh para pihak sesuai
bidangnya.
• Pada kenyataannya tuntutan tanggung jawab
terhadap pelaku usaha masih mengalami hambatan
karena diterapkannya perjanjian baku dalam kontrak
dan perlunya pembuktian untuk menuntut
pertanggung jawaban pelaku usaha dalam transaksi
internet cukup panjang dan berbelit-belit.
• Kunci pokok perlindungan hukum bagi konsumen
adalah bahwa konsumen dan pelaku usaha saling
membutuhkan
• Produksi tidak ada artinya kalau tidak ada yang
mengkonsumsinya dan atau mempergunakannya
dan produk

23. Kesimpulan
• tidak menutup kemungkinan bagi para pelaku usaha
yang mempunyai itikad tidak baik kapada konsumen
dengan mengesampingkan hak-hak konsumen
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 4 dan Pasal 18
UUPK.
• Dan apabila hal ini terjadi maka pelaku usaha harus
memenuhi tanggung jawabnya sebagaimana yang di
atur dalam Pasal 9 UUITE tentang
pertanggungjawaban kontrak dan
pertanggungjawaban produk serta Pasal 17 ayat (2)
UUITE tentang prinsip-prinsip tanggung jawab yaitu
tanggung jawab atas kesalahan, tanggung jawab atas
kelalaian dan prinsip tanggung jawab tanpa
kesalahan.

24. PERLINDUNGAN
KONSUMEN INDONESIA
BY
MARI OKATINI A, MKM
25. Pendahuluan
• Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politikon) senantiasa cenderung ingin
bergaul dan berinteraksi dengan
manusia lain atau kelompok manusia
(masyarakat). Hal ini dilakukan dalam
rangka memenuhi semua kebutuhan
hidupnya.
• Manusia tidak dapat memenuhi segala
kebutuhan hidupnya hanya dengan
mengandalkan diri sendiri, melainkan
memerlukan bantuan atau
keterlibatan orang lain.
• Salah satu cara yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
adalah dengan membeli barang dan/atau jasa yang tersedia di masyarakat yang
merupakan produk dari pelaku usaha.
• Interaksi antar manusia pada dasarnya senantiasa menghendaki hubungan yang harmonis
sesama manusia.

• Namun dalam praktiknya tidaklah selalu


demikian, sering dalam interaksi tersebut
terjadi konflik di antara mereka yang merasa
dirugikan oleh pihak lainnya.

• Agar interaksi ini dapat berjalan dengan baik


maka dibutuhkan aturan berdasarkan mana
orang melindungi kepentingannya dan
menghormati hak orang lain sesuai hak dan
kewajiban yang di tentukan aturan (hukum)
itu (Mochtar Kusumatmaja & B. Arief Sidharta,
2009: 16-17).

• Sehingga dalam hal ini hukum berfungsi


sebagai perlindungan kepentingan manusia (Sudikno Mertokusomo, 1993: 1).
Pengertian Perlindungan Konsumen

• Perlindungan Konsumen adalah


segala upaya yang menjamin
adanya kepastian hukum
untuk memberikan
perlindungan kepada
konsumen. Perlindungan
hukum pada dasarnya
merupakan pemenuhan atas
hak-hak konsumen yang
seharusnya diberikan kepada
konsumen, sehingga
perlindungan konsumen
sesungguhnya identik dengan
perlindungan hukum yang terhadap hak-hak konsumen (Shidarta,
2004: 19).
TUJUAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
• Meningkatkan kesadaran, kepastian hukum dan keterbukaan
kemampuan, dan kemandirian informasi serta akses untuk
konsumen untuk melindungidiri. mendapatkan informasi.
• Mengangkat harkat dan martabat • Menumbuhkan kesadaran pelaku
konsumen dengan cara usaha mengenai pentingnya
menghindarkannya dari akses perlindungan konsumen sehingga
negatif pemakaian barang dan/atau tumbuh sikap yang jujur dan
jasa. bertanggung jawab dalam berusaha.
• Meningkatkan pemberdayaan • Meningkatkan kualitas barang
konsumen dalam memilih, dan/atau jasa yang menjamin
menentukan dan menuntut kelangsungan usaha produksi barang
hakhaknya sebagai konsumen. dan/atau jasa, kesehatan,
• Menciptakan sistem perlindungan kenyamanan, keamanan, dan
konsumen yang mengandung unsur keselamatan konsumen.
KESIMPULAN:
Rumusan tujuan perlindungan konsumen
dalam UUPK menunjukkan bahwa
perlindungan konsumen lebih dititikberatkan
ke arah pemberdayaan konsumen serta
meningkatkan kesadaran pelaku usaha akan
pentingnya perlindungan konsumen.
Tujuan perlindungan konsumen tidak ditujukan
untuk menghukum pelaku usaha atau
mematikan kegiatan usaha pelaku usaha.
• Di dalam perlindungan • hukum perlindungan
konsumen, terdapat dua konsumen
istilah hukum yakni: (consumer •
Hukum konsumen protection law)
(consumer law) dan Hukum Konsumen adalah
keseluruhan asas-asas dan
PERBEDAAN HUKUM KONSUMEN DAN
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
kaidahkaidah yang mengatur hubungan dan HUKUM KONSUMEN

masalah penyediaan dan penggunaan • Hukum konsumen


produk (barang dan/atau jasa) antara
penyedia dan penggunanya, dalam wilayah hukumnya
kehidupan masyarakat. lebih banyak
menyangkut pada
Hukum perlindungan konsumen adalah
keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah transaksitransaksi
yang mengatur dan melindungi konsumen konsumen (consumer
dalam hubungan dan masalah penyediaan
dan penggunaan produk (barang dan/atau transactions) antara
jasa) konsumen antara penyedia dan pelaku usaha dan
penggunanya dalam kehidupan
bermasyarakat. konsumen yang
berobyekan barang dan/atau hukum
jasa.
HUKUM PERLINDUNGAN
KONSUMEN
• Sedangkan dalam hukum
perlindungan konsumen,
kajian mendalam terletak
perlindungan
pada perlindungan hukum
yang diberikan kepada
konsumen pada
konsumen dalam melakukan dasarnya merupakan
transaksitransaksi tersebut. bagian khusus dari
• maka dapat disimpulkan hukum konsumen, di
bahwa : mana tujuan hukum
perlindungan konsumen atas barang dan/atau
secara khusus mengatur jasa yang ada di
dan melindungi masyarakat
kepentingan konsumen
DASAR HUKUM PERLINDUNGAN
KONSUMEN
• Sejak tanggal 20 April 1999 Indonesia telah memiliki
peraturan perundang-undangan yang secara khusus
mengatur mengenai perlindungan konsumen, yakni
Undang-Undang No. 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen (UUPK).
• UUPK sebagai lex generalis, berarti bahwa
ketentuanketentuan umum dalam UUPK pada dasarnya
dapat diterapkan terhadap ketentuan undang- undang
khusus yang mengatur perlindungan konsumen.
Contoh: dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan (UUOJK), hal ini berarti
ketentuanketentuan umum dalam UUPK dapat digunakan
untuk melindungi konsumen di sektor jasa keuangan.
• Sebaliknya UUPK sebagi lex specialis, berarti
bahwa ketentuan- ketentuan dalam UUPK
dapat diberlakukan menyimpangi ketentuan
undangundang yang mengatur dan melindungi
konsumen.
Contoh: UUPK sebagai ketentuan lex specialis
dari Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Perdata, di mana dalam pengajuan gugatan
konsumen yang diajukan oleh konsumen
diajukan di tempat kedudukan konsumen bukan
di tempat kedudukan pelaku usaha (tergugat).
UU terkait Perlindungan Konsumen selain UU No. 8 Tahun 1999
• Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 • Undang-Undang No. 2 Tahun 1966
Tentang Kesehatan, Tentang Hygiene
• Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 • Undang-Undang No. 5 Tahun 1984
Tentang Otoritas Jasa Keuangan, tentang Perindustrian,
• Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 • Undang-Undang No. 15 Tahun 1985
Tentang Jaminan Produk Halal tentang Ketenagalistrikan,
• Undang-Undang No. 10 Tahun 1961 UndangUndang No. 7 Tahun 1996
tentang Pangan, dll.
Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun Kesimpulan:
1961 Tentang Barang
• pengaturan mengenai • Asas merupakan pikiran
perlindungan konsumen tidak
hanya di dasarkan pada dasar yang sifatnya
undangundang yang secara umum atau merupakan
khusus mengatur perlindungan
konsumen, yakni Undang- latar belakang dari
Undang No. 8 Tahun 1999 peraturan yang konkret
tentang Perlindungan
Konsumen. Namun, juga yang terdapat dalam
meliputi peraturan perundang- dan di belakang setiap
undangan yang sifatnya umum,
yang juga mengatur mengenai sistem hukum yang
masalah perlindungan terjelma dalam
konsumen.

ASAS PERLINDUNGAN
KONSUMEN
peraturan perundang- • Asas keseimbangan

Penjelasan Asas
PK
undangan dan putusan • Asas keamanan dan
hakim keselamatankonsumen
TERDAPAT 5 (lima) ASAS • Asas kepastian hukum
PERLINDUNGAN Asas manfaat

KONSUMEN: • Upaya perlindungan


konsumen harus meberikan
• Asas manfaat
manfaat yang
• Asas keadilan sebesarbesarnya untuk
konsumen dan pelaku konsumen dan pelaku
usaha secara keseluruhan usaha untuk memperoleh
Asas Keadilan
hak dan kewajibannya
• Partisipasi dan kesempatan
secara adil
maksimal kepada
26. Lanjutan…
Asas keseimbangan Asas keamanan dan
• Keseimbangan antara keselamatan
kepentingan konsumen, • Memberikan jaminan
pelaku usahan dan keamanan dan
pemerintah baik materiil keselamatan kepada
maupun spirituil konsumen dalam
penggunaan, pemakaian
dan pemanfaatan barang
atau jasa yang dikonsumsi
atau digunakan.
Asas Kepastian Hukum
• Pelaku usaha dan konsumen menaati hukum dan memperoleh
keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen,
serta negara menjamin kepastian hukum.
KESIMPULAN
Ahmadi Miru dan Sutarman Yado (2004: 26) mengemukakan bahwa ke-
lima asas yang terdapat dalam Pasal 2 UUPK, jika dilihat dari
substansinya, dapat dibagi menjadi 3 (tiga) asas, yakni asas:
1. kemanfaatan yang di dalamnya meliputi asas keamanan dan
keselamatan konsumen;
2. keadilan yang di dalamnya meliputi asas keseimbangan; dan
3. kepastian hukum
PERLINDUNGAN KONSUMEN
DRA. MARI OKATINI A, MKM
Pengertian Perlindungan Konsumen
• Perlindungan Konsumen adalah istilah yang
dipakai untuk menggambarkan perlindungan
hukum yang diberikan kepadakonsumen
dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhannya dari hal-hal yang dapat
merugikan konsumenitu sendiri
Sejarah dan Perkembangan
Perlindungan Konsumen
• Perjuangan untuk lahirnya UUPK disebabkan
karena lebih dari 50 tahun sejak Indonesia
merdeka, sistem perekonomian masih
menempatkan konsumen pada posisi yang
meprihatinkan.
• Perundang-undangan nasional yang hanya
mengakui 3 subyek dalam perekonomian
nasional yaitu BUMN, Koperasi dan Swasta.
Dengan demikian posisi konsumen hanya sebagai
Obyek saja yang tidak memiliki ruang prioritas
Lanjutan ….
• Pada masa pemerintahan Orde Baru tidak ada
ketetapan dan kebijakan yang spesifik untuk
memberikan perlindungan kepada konsumen
• Pada masa itu pemerintah lebih berkonsentrasi
pada pertumbuhan duania usaha, khususnya
peran swasta dalam menggerakkan
perekonomian nasional
• Implikasinya: Terjadi tindakan yang dilakukan
oleh pelaku usaha yaitu kurang berpihak pada
konsumen dan memanfaatkan kelemahan
konsumen
Lanjutan…
• Pada masa itu pelaku usaha diberi kebebasan
memproduksi dan mengahsilkan produk tanpa harus
mengikuti standar yang berlaku, termamsuk tidak
adanya ganti rugi kepada konsumen bila terjadi
kerusakan atau ketidaksesuaian dalam suatu transaksi
ekonomi
• Pelaku usaha pula tidak perlu mengganti uang
kompensasi dan sebagainya
• Pelaku usaha cenderung mengejar profit oriented dalam
konteks jangka pendek tanpa memperhitungkan
keselamatan konsumen yang seseungguhnya merupakan
keberlangsungan atas usaha sang pelaku usaha dalam
jangka panjang
Lanjutan…
• Muncul pemikiran bahwa perlindungan Konsumen
dalam penggunaan Produk yang berkualitas yang
dihasilkan oleh pelaku usaha adalah hal yang Urgent
• Hal ini sejalan dengan tujuan negara yang tertuang
dalam Pembukaan UUD 45 yakni melindung segenap
bangsa Indonesia
• Era Globalisasi memicu semakin terbukanya pasar
nasional, untuk itu harus tetap menjamin
kesejahteraan masyarakat,kepastian mutu,
keamanan, jumlah terhadap barang atau jasa yang
diperolehnya di pasar
• Sejalan dengan hal tersebut diatas maka UUPK
ditujukan unntuk meningkatkan harkat dan martabat
konsumen dengan mengupayakan hal-hal sbb:
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keperdulian,
kemandirian konsumen dalam memenuhi hak-hak
nya sebagai konsumen
• UUPK ditujukan pula untuk menciptakan iklim
kepastian hukum serta keterbukaan informasi dan
menumbuhkan kesadaran pelaku usaha terhadap
pentingnya perlindungan konsumen dengan
menjamin kelangsungan usaha, kenyamanan,
keamanan, keselamatan dan kesehatan
PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN
DUNIA USAHA (BISNIS)
• Perlindungan konsumen merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari dunia usaha/ bisnis yang sehat
• Dalam bisnis yang sehat terdapat keseimbangan perlindungan
hukum dan konsumen, pelaku usaha dan pemerintah
• Bila tidak adanya keseimbangan maka Konsumen berada di pihak
yang lemah
• Namun, memberikan perlindungan kepada usaha tidak boleh
sampai mematikan Pealku usaha/ bisnis, karena pelaku usaha
adalah bagian yang esensial dalam perekonomian suatu negara
• Untuk itu diperlukan pengawasan terhadap pelaku usaha yang
dilakukan oleh 3 komponen yaitu: pemerintah , masyarakat dan
LPKSM (Lembaga perlindungan Konsumen swadaya masyarakat)

Permasalahanyang dihadapikonsumen tidak
hanya sekedar bagaimana memilih barang,
tetapi jauh lebih kompleksyang menyangkut
pada kesadaranpada semua pihak yaitu
pemerintah, pengusaha dan konsumenitu
sendiri

27. Pilar Pengawasan Pelaku
Usaha
• Pemerintah
• Masyarakat
• LPKSM

Ke tiga pilar tersebut dapat mendorong Kesadaran


pelaku usaha untuk senantiasa menghasilkan
produk yang berkualitas dan bertanggung jawab.

Dengan demikian pemerintah harus memberikan
perlindungan pada warganya tidak saja secara
politik tetapi juga bidang sosial ekonomi.
Semua orang adalah Konsumen, untuk itu
perlindungankonsumen tidak semata-mata
masalah orang perorang, tetapu
merupakan masalah bersama dan masalah
nasional ➔ Melindungi Konsumen adalah
melindungi semua orang

• Perlindungan konsumen= masalah hukum
nasional
Contoh Kasus Kerugian
Konsumen
• Barang dan jasa yang beredar tidak memeuhi
syarat, sehingga keselamatan konsumen belum
terjamin

• Kekurangan Informasi dan pengetahuan tentang
mutu, harga, jumlah barang dan standarisasi
produk
• Haram dan Halal dalam suatu produk
• Pengaruh iklan dan discount
• dll
Dari masih banyaknya kasus pelanggaran
walau UUPK telah hadir, maka tampak jelas
bahwa masih terdapat kesenjangan dalam

praktik Perlindungan Konsumen terutama
dalam hal menghindarkan konsumendari
bahaya atau kerugian akibat mengkonsumsi/
mamakai produk barang/jasayang tidak
berkualitas dengan instrumen pengawasan
• Permasalahan yang terjadi:
produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha (barang atau
jasa) yang dipasarkan dan digunakan oleh konsumen
senantiasa mengandung dampak negatif , seperti: perilaku
curang dari produsen, ketidaktahuan konsumen

Oleh sebab itu: persoalan perlindungan konsumen tidak
saja terpaku pada mencari siapa yang salah dan apa
hukumannya, namun lebih dari itu menyangkut
pengetahuan dan pendidikan terhadap konsumen tentang
keamanan, kenyamanan, keselamatan dalam bertransaksi.

4 alasan pentingnya Perlindungan
Konsumen
1. Melindungi Konsumen sama artinya dengan
melindungi seluruh bangsa yang diamanatkan pada
pembukaan UUD 1945
2. Melindungi konsumen perlu untuk menghindarkan
konsumen dari dampak negatif penggunaan
teknologi
3. Melindungi konsumen perlu untuk melahirkan
generasi yang sehat rohani dan jasmani sebagai
pelaku pembangunan

4. Melindungi konsumen perlu untuk menjamin
sumber dana pembangunan yang berasal dari
masyarakat konsumen
TUGAS KELOMPOK
• Carilah 3 (tiga) contohkasus Pelanggaran
pada Perlindungan Konsumen menyangkut
Barang dan Jasa . Diskusikan, analisa dan
simpulkan bersama kelompok anda
terhadapkasus yang anda pilih tersebut
terkait penyelesaian

berdasarkanperlindungankonsumen / hukum
perlindungankonsumen
• Tugas dikumpulkanhari ini paling lambat jam
16.00 oleh PJ kelas ke email saya

28. PERLINDUNGAN KONSUMEN
TERHADAP BAHAYA KOSMETIK
Wanita dan Kosmetik
• Manusia, khususnyawanita selalu ingin tampil lebih cantikdan sempurna
• Kemajuan zaman yang semakin berkembang
bidang teknologidan industri kosmetik
• Wanita memerlukan perlengkapan kosmetik
untuk mencapaikeinginan dan tujuan
tersebut di atas
• Hal ini merupakankesempatan bagi
pelakuusaha untuk memproduksi berbagai
perlengkapankecantikan dan kosmetik

• Muncul berbagaiproduk kosmetik dan perlengkapankecantikanwanita

Lanjutan….
• Wanita selalu ingin tampil cantik
• Merupakan sasaran utama
pelaku usaha bidang kecantikan
dan kosmetik
• Wanita mudah sekali tertarik
akan produk kecantikan
• Harga murah dengan hasil yang
menakjubkan yang paling
diminati
• Cenderung membeli produk kecantikantanpa melihat
keamanan dan registrasi dari
BPOM

29. Pengertian Kosmetik
• Kosmetik adalah: bahan atau sediaan yang
dimaksudkanuntuk digunakan pada bagian
luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku,
bibir, organ genital bagian luar) atau gigi atau
mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan dan/ atau memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara

tubuh pada kondisibaik (pasal 1 angka 1,
Permenkes RI No.
1176/Menkes/PER/VIII/2010)
30. Peredaran kosmetika di
pasar
• Tersedia berbagai kosmetika
baik dalam dan luar negeri
• Terdapat Kosmetika yang
aman dan terdaftar

• Terdapat Kosmetika
berbahaya dan tidak terdaftar
• Banyaknya peredaran
kosmetik yang ilegal
• Produk import yang masuk ke
Indonesia termasuk katagori
kosmetik yang berbahaya
• Kosmetik berbahaya bila digunakan
dalam jangka waktu panjang dapat
menyebabkan kerugian dan
penyakit berbahaya pada
konnsumen
(iritasi, kanker, dll)

• Kosmetika berbahaya adalah kosmetik yang mengadung bahan
kimia berbahaya yang dapat menimbulkan efek samping dan
gangguan kesehatan bagi penggunanya

Kerugian Konsumen akibat Kosmetik Berbahaya

31. PENGGOLONGAN KOSMETIK
Kosmetik Golongan 1 Kosmetik Golongan 2
• Kosmetik yang digunakan
• Kosmetik yang tidak
untuk bayi
termamsuk pada golongan 1
• Kosmteika yang dikenakan
disekitar mata, rongga
mulut, dan mukosa lainnya
• Kosmetika yang
mengandung bahan dengan
persyaratan kadar dan
penandaan

• Kosmetika yang
mengandung bahan dan
fungsinya belum lazim serta
belum diketahui keamanan
dan manfaatnya

Penggolongan Kosmetik berdasarkan


Bahan Dasar

1. Kosmetika Tradisional • Kosmetika Tradisional


2. Kosmetika Moderen adalah kosmetika
3. Kosmedics (kosmetik alamiah, yang dibuat
medicated) langsung dari bahan

segar atau yang telah
dikeringkan yang
diwariskan secara
turun temurun
Kosmetika Moderen • Kosmetik yang ditambahkan
• Kosmetika yang bahan obat-obatan seperti :
diproduksi secara pabrik anti acne, anti dandruff.
(laboratorium), dimana Anti bakteri, anti aging dsb
telah dicampur dengan • Biasanya digunakan di klinik
bahan-bahan kimia untuk kecantikan
mengawetkan kosmetik
Kosmedics

32. Syarat Peredaran Kosmetik
• Menggunakan bahan yang memenuhi
persyaratan dan standar
• Diprodukksi dengan menggunakan cara
pembuatan kosmetik yang baik
• Terdaftar dan mendapat ijin edar dari BPOM
RI

5 (Lima) Cara Memilih Kosmetik yang
Baik dan Aman
• Kemasan: kenali kemasan kosmetik, jangan membeli kosmteik
yang kemasannya jelek atau rusak baik fisik maupun isinya
• Label : Pastikan label tercantum
dengan jelas dan lengkap.
Setiap kosmetik wajib
mencantumkan labe yang
benar ( nama produk, ijin edar,
kode produksi, nama dan
alamat produsen, netto,
komposisi, batas kadaluwarsa,
kegunaan dan cara penggunaan

• Ijin Edar: konsumen harus
memperhatikan ijin edar BPOM tertera
atau tidak tertera
• Kegunaan dan Cara Penggunaan:
agar dibaca dengan cermat
• Kadaluwarsa: teliti waktu kadaluarsa
atau tanggal produkksi. Kosmetik
dengan kestabilan krang dari 30 bulan
wajib mencantumkan tanggal
kadaluwarsa. Untuk kosmetik dengan
kestabilan lebih dari 30 bulan boleh
tidak mencantumkantg kadaluwarsa
• Untuk memastikan
keamanansuatu kosmetik / terdaftar di

BPOM dapatmengeceknya melalui website :
www.pom.go.id
• Perlunya edukasi dan informasi kepada
konsumen, pengawasanyang efektif dan
efisien untuk mencegah dan mendeteksi
peredaran kosmetik yang berbahaya
33. Perlindungan Hukum
a. Preventif :
• UU PK pasal 8 ayat 1 tahun 1999

• Menguji sampel kosmetik di laboratorium BPOM
sebelum dipasarkan dan diberi nomor ijin
• Pemriksaan sarana produksi, distribusi
• Sweeping kosmetik berbahaya seperti (kandungan
mercury,hidroquinon,retinoic acid, rhodamin B. dan
sebagainya
• Sweeping terhadap produk yang tidak berijin dan
menyalahi aturan
• Pengawasan ketat terhadap peredaran kosmetik
b. Represif

• Pasal 62 UUPK no 8 thn 1999, pidana
penjara dan denda bagi pelaku usaha yang
memproduksi/ mendagangkan barang atau
jasa yang tidak memenuhi standar
• Sanksi bagi pelanggaran yang menyebabkan
luka berat, sakit berat, cacat tetap atau
kematian (pasal 62 ayat 3 uupk no 8 th
1999)
• Sengketa di luar pengadilan

Perlindungan Konsumen dan kewajban Pelaku Usaha

• Diatur dalam UU Perlindungan Konsumen no 8


Tahun 1999 pasal 4, di dalamnya terdapat 9 butir
tentang hak konsumen
• Pasal 7 UUPK tentang kewajiban pelaku usaha,
yang menyebutkan bahwa pelaku usaha harus
menyebutkan bahwa suatu transaksi jual beli
tidak boleh ada unsur penipuan. Pelaku usaha
harus menyebutkan dampak negatif dari barang
yang dijual, dsb sebagai tolak ukur konsumen
untuk keputusan pembeliannya

Anda mungkin juga menyukai