Anda di halaman 1dari 19

Tugas Sensor Cahaya

Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Akuisisi Data dan
Instrumentasi

Dosen Pengampu:
DR. Ing. Yuliadi Erdani, M.Sc.,

Abdul Rohman Harits M, S.T, M.T

Disusun oleh :
Nama : Indra Ramdan
Kelas : 219441038
NIM : 2 AED

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG


JURUSAN TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA OTOMASI
Jl. Kanayakan 21, Dago – Bandung Telp. (022)2500241, FAX (022) 2502649

2021
T1. Jelaskan cara kerja/ proses transduksi dari Cahaya ke Listrik dan berikan contoh
aplikasinya:
a) Photovoltaic
b) LDR
c) Photodiode
d) Phototransistor
e) Rangkaian Line Tracer
Jawab:
a) Photovaltaic
Prinsip kerja Photovoltaic
Photovoltaic atau sering disebut juga solar cell adalah adalah suatu teknologi
atau penelitian mengenai penggunaan energi matahari dengan cara mengubah
energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Cell photovoltaic merupakan suatu
peralatan non mekanik yang saat ini umumnya terbuat dari campuran silicon.
Photovoltaic adalah suatu fenomena dimana munculnya tegangan listrik karena
adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem
padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya. Efek sel photovoltaik terjadi
akibat lepasnya elektron yang disebabkan adanya cahaya yang mengenai logam.
Logam-logam yang tergolong golongan 1 pada sistem periodik unsur-unsur seperti
Lithium, Natrium, Kalium, dan Cessium sangat mudah melepaskan elektron
valensinya. Foton yang merupakan partikel sinar Matahari tersebut meghantam atom
semikonduktor silikon Sel Surya sehingga menimbulkan energi yang cukup besar
untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektron yang terpisah dan
bermuatan Negatif (-) tersebut akan bebas bergerak pada daerah pita konduksi dari
material semikonduktor.

Atom yang kehilangan Elektron tersebut akan terjadi kekosongan pada


strukturnya, kekosongan tersebut dinamakan dengan “hole” dengan muatan Positif
(+). Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan bertindak
sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan
Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole
bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron yang dinamakan
dengan Semikonduktor tipe P (P-type).
Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan menimbulkan
energi yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan.
Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole akan bergerak
menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan sebuah beban berupa lampu maupun
perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan Negatif (PN Junction) ini,
maka akan menimbulkan Arus Listrik.
Proses tranduksi pada solar cell

Tegangan yang dihasilan oleh sensor foto voltaik adalah sebanding dengan
frekuensi gelombang cahaya (sesuai konstanta Plank E = h.f). Semakin kearah warna
cahaya biru, makin tinggi tegangan yang dihasilkan. Tingginya intensitas listrik akan
berpengaruh terhadap arus listrik. Bila foto voltaik diberi beban maka arus listrik
dapat dihasilkan adalah tergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaan
semikonduktor.
Aplikasi (penggunaan) solar cell

Aplikasi solar cell banyak digunakan untuk menunjang kebutuhan manusia


antara lain untuk:
- Penerangan (seperti pada penerangan rumah/gedung dan penerangan jalan
raya);
- Untuk kebutuhan rumah tangga (seperti kalkulator, jam tangan, water heater
dan suplai peralatan listrik/elektronik);
- Untuk kendaraan (seperti sepeda motor dan mobil listrik);
- Selain itu juga bisa sebagai sumber green energi.
b) LDR
Prinsip kerja LDR

Prinsip kerja LDR sangat sederhana tak jauh berbeda dengan variable resistor
pada umumnya. Semakin banyak cahaya yang mengenai LDR maka nilai
resistansinya akan menurun, dan sebaliknya semakin sedikit cahaya yang mengenai
LDR maka nilai hambatannya akan semakin membesar.

Proses tranduksi pada solar cell


Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai sensitivitas
yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu
warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga,
aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan
penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya hantar yang
baik. Resistansi Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) akan berubah
seiring den-gan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada
disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi Naik dan dalam keadaan resistensi
akan turun. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan
bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang
dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami
penurunan.
Aplikasi (penggunaan) rangkaian LDR

Sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor) dapat diemplementasikan


dalam berbagai kebutuhan. Contohnya yaitu sensor LDR pada rangkaian saklar
cahaya, pada lampu otomatis, pada alarm brankas, pada tracker cahaya matahari,
pada kontrol arah solar cell dan pada robot line follower. penerapan rangkaian LDR
tetap menggunakan bantuan rangkaian pembagi tegangan dan pengkondisi sinyal
OP-Amp atau mikrokontroler sebagai pembantu dalam mengoperasikan output yang
diinginkan.
c) Photodioda

Prinsip Kerja Photodioda

Photodioda terbuat dari semikonduktor p-n junction maka cahaya yang diserap
oleh photodioda akan mengakibatkan terjadinya pergeseran foton yang akan
menghasilkan pasangan electron-hole di kedua sisi dari sambungan. Ketika elektron-
elektron yang dihasilkan itu masuk ke pita konduksi maka elektron-elektron itu akan
mengalir ke arah positif sumber tegangan sedangkan hole yang dihasilkan mengalir
ke arah negatif sumber tegangan sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian.

Proses tranduksi pada photodiode

Saat Photodiode terkena cahaya, Foton yang merupakan partikel terkecil cahaya
akan menembus lapisan semikonduktor tipe-N dan memasuki lapisan
semikonduktor tipe-P. Foton-foton tersebut kemudian akan bertabrakan dengan
elektron-elektron yang terikat sehingga elektron tersebut terpisah dari intinya dan
menyebabkan terjadinya hole.

Elektron terpisah akibat tabrakan dan berada dekat persimpangan PN (PN


junction) akan menyeberangi persimpangan tersebut ke wilayah semikonduktor tipe-
N. Hasilnya, Elektron akan bertambah di sisi semikonduktor N sedangkan sisi
semikonduktor P akan kelebihan Hole. Pemisahan muatan positif dan negatif ini
menyebabkan perbedaan potensial pada persimpangan PN. Ketika kita hubungkan
sebuah beban ataupun kabel ke Katoda (sisi semikonduktor N) dan Anoda (sisi
semikonduktor P), Elektron akan mengalir melalui beban atau kabel tersebut dari
Katoda ke Anoda atau biasanya kita sebut sebagai aliran arus listrik.
Aplikasi (penggunaan) photodiode

Contoh pengaplikasian dari photodiode adalah sebagai berikut:


i) Photodiode digunakan pada aplikasi penerima cahaya infra merah
ataupun pada aplikasi sensor pembaca garis pada robot line follower atau
line tracert.
ii) Photodiode digunakan sebagai sensor api. Penggunaan sensor
photodioda sebagai pendeteksi keberadaan api didasarkan pada fakta
bahwa pada nyala api juga terpancar cahaya infra merah.
iii) Sebagai penghitung kendaraan pada lalu lintas, peralatan keamanan,
scanner barcode, alat-alat medis dan pada kamera.

d) Phototransistor

Prinsip Kerja Phototransistor

Prinsip kerja photo transistor sama persis dengan kerja transistor sebagai saklar.
Perbedaannya terletak pada denyut yang masuk ke dalam basis. Kaki basis pada
photo transistor tidak ditampilkan, karena fungsi kaki basis pada photo transistor
dikendalikan berdasarkan ada atau tidaknya berkas cahaya yang mengenai
permukaan berbahan photoconductive, yang berada pada kaki basisnya.

Proses tranduksi pada phototransistor

 Pada saat photo transistor tidak menerima cahaya, maka photo transistor tidak
aktif, sehingga aliran arus listrik (I) tidak mengalir dari kaki collector (C)
menuju kaki emitter (E) atau VCE = 0 volt.
 Pada saat photo transistor menerima cahaya, maka photo transistor aktif,
sehingga aliran arus listrik (I) mengalir dari kaki collector (C) menuju kaki
emitter (E) atau VCE > 0 volt.

Aplikasi (penggunaan) phototransistor

Contoh pengaplikasian dari photo transistor adalah sebagai berikut:


i) Photo transistor sering digunakan sebagai saklar terkendali cahaya infra
merah, yaitu memanfaatkan keadaan jenuh (saturasi) dan mati (cut off)
dari photo transistor tersebut.
ii) koPhoto transistor sebagai pengatur arah putaran motor stepper dengan
mengatur resistansi yang masuk IC 555 yang berfungsi sebagai
multivibrator astabil.
iii) Rangkaian dasar dengan menggunakan logika LOW ketika mendeteksi
cahaya yang ada.
iv) Rangkaian dasar dengan menggunakan logika HIGH ketika mendeteksi
cahaya yang ada.

e) Rangkaian Line Tracer

Prinsip Kerja Line Tracer

Rangkaian Line Tracer adalah robot yang dapat berjalan mengikuti sebuah
lintasan, ada yang menyebutnya line tracker, line treacer, line follower dan
sebagainya. Garis yang dimaksud disisni adalah garis berwarna hitam di atas
permukaan yang berwarna putih atau sebaliknya, ada juga lintasan dengan warna
lain dengan permukaan yang kontras dengan warna garisnya. Ada juga garis yang
tak terlihat yang digunakansebagai lintasan robot, misalnya medan magnet.
Cara Kerja Rangkaian Line Treacer Seperti layaknya manusia, bagaimana
manusia dapat berjalan mengikuti jalan yang ada tanpa menabrak dan sebagainya
tentunya karena manusia memiliki mata sebagai pengidranya. Begitu juga robot line
treacer, dia memiliki sensor garis yang berfungsi sebagai mata pada manusia.
Sensor garis ini mendeteksi adanya garis atau tidak pada permukaan lintasan dan
informasi yang diterima sensor garis kemudian di teruskan ke prosessor untuk
diolah sedemikian rupa dan akhirnya hasil olahan tersebut akan diteruskan
kepenggerak atau motor agas motor dapat menyesuaikan gerak tubuh robot sesuai
garis yang dibaca. Pada konstruksi sederhana robot line treacer memiliki dua sensor
garis yang terhubung ke dua motor (kanan dan kiri) secra bersilang melalui sebuah
komperator rangkaina pembanding input. Sensor garis A (kiri) mengedalikan motor
kanan, sensor garis B (kanan) mengendalikan motor sebelah kiri. Ketika sensor A
mendeteksi garis sedangkan sensor B keluar garis ini berarti posisi robot berada
lebih sebelah kanan dari garis, untuk itu motor kanan akan aktif sedangkan motor
kiri akan mati. Dan akhirnya line treacer akan ber belok ke kiri. Begitu sebaliknya
ketika sensor B mendeteksi garis, maka motor kiri akan aktif dan motor kanan akan
mati. Maka line treacer akan berbelok ke kanan. Jika kedua sensor mendeteksi garis
maka line treacer akan bergerak maju. Rangkaian Line Tracer Analog diatas
terdapat 3 bagianutama, yaitu bagian sensor, komparator dan driver. Untuk bagian
sensor digunakan photodiode sebagai sensor cahaya, sedangkan komparatornya
menggunakan IC LM 324 sebagai pembanding tegangan dan untuk drivernya
digunakan H-Bridge Transistor.

Aplikasi (penggunaan) Line Tracer


Contoh pengaplikasian dari rangkaian line tracer yaitu:
i) Sebagai robot line tracer;
ii) Sebagai mobil mainan.
T2. Jelaskan cara kerja/ proses transduksi dari Cahaya ke Listrik dan berikan contoh
aplikasi beserta rangkaiannya:
a) Sensor Infrared
b) Sensor Ultraviolet

Jawab:

a) Sensor Infrared

Prinsip Kerja Sensor Infrared

Sistem sensor infra merah pada dasarnya menggunakan infra merah sebagai
media untuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja
jika sinar infra merah yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang
mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima.

Proses tranduksi pada sensor infrared

Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada adalah ketika cahaya
infra merah diterima oleh fototransistor maka basis fototransistor akan mengubah
energi cahaya infra merah menjadi arus listrik sehingga basis akan berubah seperti
saklar (swith closed) atau fototransistor akan aktif (low) secara sesaat. Grafik
menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang
antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor
mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi
resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu
mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya
yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang
digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang
dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR
Transmitter.
Aplikasi (penggunaan) sensor infrared

- Alarm Inframerah, Rangkaian alarm ini berbasis inframerah untuk melindungi


bagian-bagian pintu dan jalan masuk lainnya. Rangkaian ini memberikan alarm
keras ketika seseorang melintasi penghalang inframerah yang tak kelihatan.
- Termometer Inframerah, mengukur suhu menggunakan radiasi kotak hitam
(biasanya inframerah) yang dipancarkan objek. Desain utama terdiri dari lensa
pemfokus energi inframerah pada detektor, yang mengubah energi menjadi
sinyal elektrik yang bisa ditunjukkan dalam unit temperature.

b) Sensor Ultraviolet

Prinsip Kerja Sensor Ultraviolet

Sensor api UV-Tron adalah sebuah sensor yang mendeteksi adanya nyala api
yang memancarkan sinar ultraviolet. Pancaran cahaya ultraviolet dari sebuah nyala
lilin berjarak 5 meter dapat dideteksi oleh sensor ini. Sensor api UV-Tron adalah
sebuah sensor yang mendeteksi adanya nyala api yang memancarkan sinar ultraviolet.
Pancaran cahaya ultraviolet dari sebuah nyala lilin berjarak 5 meter dapat dideteksi
oleh sensor ini. Sensor UV-Tron akan mengeluarkan logika high (1) jika ia mendeteksi
keberadaan api dan sebaliknya sensor UV-Tron akan mengeluarkan logika low (0)
jika ia tidak mendeteksi api. Sensor UV-Tron dapat membaca panjang gelombang dari
185nm sampai 260nm.

Proses tranduksi pada sensor Ultraviolet


Pada saat cahaya diterima oleh Ambient Light Sensor (input berupa energi
cahaya), maka akan diterima dalam bentuk tegangan balik, yang akan dialirkan ke
kaki Op-amp non inverting untuk memperkuat tegangan balik menjadi tegangan
searah, dimana besarnya penguatan tegangan tersebut tergantung kepada nilai Resistor
yang dipasang, sehingga nilai yang terbaca pada voltmeter adalah tegangan dalam
bentuk positif dan LED dapat menyala (output berupa tegangan).

Aplikasi (penggunaan) sensor Ultraviolet

Contoh pengaplikasian sensor ultraviolet yaitu:


i) Flame detector untuk gas/oil lighter dan matches;
ii) Alarm api;
iii) Monitor pembakaran untuk alat pembakar;
iv) Inspeksi untuk kebocoran ultraviolet.

T3-T9. Jelaskan cara kerja rangkaian berikut lengkap dengan perhitungan rumusnya!

T3) Photovoltaic

Cara Kerja Rangkaian


Rangkaian diatas merupakan rangkaian solar panel otomatis. Cara kerja dari
rangkaian diatas yaitu dengan cara menyerap cahaya matahari dan menyimpannya
pada BAT1 agar dapat digunakan sebagai sumber energi listri untuk menyalakan
lampu pada saat keadaan gelap. D1 dan D2 sebagai penstabil tegangan, sedangkan
R1 dan R2 berfungsi sebagai sensitifitas cahaya, ketika tegangan yang diberikan
besar maka R1 dan R2 nilainya kecil sehingga dapat menyalakan lampu dengan
sangat terang sedangkan apabila tegangan yang diberikan kecil maka R1 dan R2
nilainya akan semakin besar dan lampu menyala redup bahkan padam. Selanjutnya
Q1 digunakan sebagai switch, untuk menyalakan dan memadamkan lampu secara
otomatis. Kemudian Q2 sebagai penguat arus agar arus yang dihasilkan besar dan
lampu dapat menyala terang.
Karena cahaya yang semakin meredup membuat voltase / tegangan masuk dari
solar panel semakin berkurang. Misal kekuatan solar panel 5V ketika matahari terik,
ketika meredup voltase menurun. Ketika tidak ada tegangan masuk (atau rendah)
maka transistor Q2 akan melakukan switch dan mengalirkan energi listrik ke lampu
dan menyala. R1 dan R2 berfungsi menentukan batas minimal voltase masuk
sebelum Q1 melakukan switch.
Rumus rangkaian photovoltaic:
Dengan solar panel 5V baterai yang digunakan tipe 18650 3.7V.
Perhitungannya: tegangan 5v akan turun setelah melewati dioda sekitar 0.6 ~ 0.7v
sehingga menjadi 4.3V. Kondisi penuh (fully charged) baterai 3.7V ada di kisaran
4.2 ~ 4.3V.

T4) LDR

Cara Kerja Rangkaian


Pada rangkaian diatas merupakan rangkaian sensor LDR sederhana tanpa
menggunakan relay. Cara kerja dari rangkaian diatas yaitu pada saat LDR1 tidak
terkena cahaya maka nilai pada resistor besar dan tegangan yang mengalir pada Q1
semakin kecil sehingga D1/LED tidak akan menyala/padam, sedangkan apabila
LDR1 terkena cahaya/sinar matahari maka nilai yang dihasilkan oleh resistor sangat
kecil dan tegangan yang mengalir pada Q1 akan semakin besar sehingga D1/LED
akan menyala.
Rumus rangkaian LDR:
Rumus pada rangkaian diatas:
𝑅𝐿𝐷𝑅
𝑉𝐵 = ( ) 12𝑉
10𝐾Ω + 𝑅𝐿𝐷𝑅
𝑉𝐶 = 12𝑉
𝑉𝐵𝐸 = 0.7𝑉
 Keadaan Terang
1𝐾Ω
𝑉𝐵 = ( ) 12𝑉
10𝐾Ω + 1𝐾Ω
1𝐾Ω
𝑉𝐵 = × 12𝑉
11𝐾Ω
𝑉𝐵 = 1.09𝑉
𝑉𝐸 = 𝑉𝐵 − 𝑉𝐵𝐸 = 1.09 − 0.7 = 0.39𝑉
𝑉𝐸 0.39
𝐼𝐸 = = = 0.82𝑚𝐴
𝑅𝐸 470
 Keadaan Gelap

1𝑀Ω
𝑉𝐵 = ( ) 12𝑉
10𝐾Ω + 1𝑀Ω

1𝑀Ω
𝑉𝐵 = × 12𝑉
101𝑀Ω
𝑉𝐵 = 11.8𝑉
𝑉𝐸 = 𝑉𝐵 − 𝑉𝐵𝐸 = 11.8 − 0.7 = 11.1𝑉
𝑉𝐸 11.1
𝐼𝐸 = = = 23𝑚𝐴
𝑅𝐸 470
Dari perhitungan rumus diatas dapat diketahui bahwa LED akan menyala
apabila keadaan gelap, dan LED akan padam ketika keadaan terang.
T5) LDR

Cara Kerja Rangkaian


Pada rangkaian diatas merupakan rangkaian sensor cahaya dengan
menggunakan LDR. Prinsip kerja dari rangkaian diatas adalah pada saat gelap atau
intensitas cahaya rendah, bahan tersebut menghasilkan elektron bebas dengan
jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya sedikit elektron yang dihasilkan untuk
mengangkut muatan elektrik. Hal ini berarti, pada saat keadaan gelap atau intensitas
cahaya rendah, maka LDR akan menjadi konduktor yang buruk, sehingga LDR
memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau intensitas cahaya rendah. Pada
saat terang atau intensitas cahaya tinggi, bahan tersebut lebih banyak menghasilkan
elektron yang lepas dari atom. Sehingga akan lebih banyak elektron yang dihasilkan
untuk mengangkut muatan elektrik. Hal ini berarti, pada saat terang atau intensitas
cahaya tinggi, maka LDR menjadi konduktor yang baik, sehingga LDR memiliki
resistansi yang kecil pada saat terang atau intensistas cahaya tinggi.
Rumus rangkaian LDR:
Rumus rangkaian diatas:
7𝐾Ω
𝑉𝐵 = ( ) 6𝑉
𝑅𝐿𝐷𝑅 + 7𝐾Ω
𝑉𝐶 = 6𝑉
𝑉𝐵𝐸 = 0.7𝑉
 Keadaan Terang

7𝐾Ω
𝑉𝐵 = ( ) 6𝑉
1𝐾Ω + 7𝐾Ω
7𝐾Ω
𝑉𝐵 = × 6𝑉
8𝐾Ω
𝑉𝐵 = 5.25𝑉
𝑉𝐸 = 𝑉𝐵 − 𝑉𝐵𝐸 = 5.25 − 0.7 = 4.55𝑉
𝑉𝐸 4.55
𝐼𝐸 = = = 9.6𝑚𝐴
𝑅𝐸 470
 Keadaan Gelap
7𝐾Ω
𝑉𝐵 = ( ) 6𝑉
1𝑀Ω + 7𝐾Ω
7𝐾Ω
𝑉𝐵 = × 6𝑉
1.007𝑀Ω
𝑉𝐵 = 0.041𝑉
𝑉𝐸 = 𝑉𝐵 − 𝑉𝐵𝐸 = 0.041 − 0.7 = −0.66𝑉
𝑉𝐸 −0.66
𝐼𝐸 = = = 1.4𝑚𝐴
𝑅𝐸 470

T6) Photodiode

Cara Kerja Rangkaian


Pada rangkaian A diatas, cara kerjanya yaitu pada saat photo dioda menerima
cahaya maka rangkaian akan menghasilkan logika 1 atau HIGH dan jika sebaliknya
saat photodiode tidak menerima cahaya maka rangkaian akan menghasilkan logika
0 atau LOW.
Pada rangkaian B diatas, cara kerjanya yaitu rangkaian akan memberikan logika
LOW pada saat dioda photo menerima pancaran cahaya. Proses tersebut terjadi
pada saat dioda photo menerima cahaya dan dioda photo menjadi konduk (ON)
sehingga basis TR1 mendapat bias tegangan dan transistor ON dimana terminal
output diambil pada terminal kolektor transistor TR1 sehingga terminal output
dihubungkan ke ground oleh TR1 melalui kolektor dan emitornya. Begitu
sebaliknya pada saat dioda photo tidak menerima cahaya maka basis transistor tidak
mendapat bias sehingga transistor TR1 OFF dan terminal output mendapat sumber
tegangan dari VCC melalui RL sehingga berlogika HIGH.
Rumus rangkaian Photodioda:

Vin = 5v

D1= 150kΩ

R= 10kΩ

Vout = D1/(r +D1) x Vin

=150kΩ/(20kΩ+150kΩ)vin

= 4.41 V

T7) Phototransistor

Cara Kerja Rangkaian


Pada rangkaian A diatas, cara kerjanya yaitu photo transistor sudah dapat
memberikan logika HIGH pada saat menerima pancaran cahaya. Pada saat
menerima cahaya maka nilai konduktifitas kaki kolektor – emitor akan naik
sehingga Vout mendapat sumber tegangan dari Vcc melalui kaki emitor photo
transistor sehingga Vout berlogika HIGH dan sebaliknya pada saat tidak menerima
cahaya maka photo transistor OFF dan Vout dihubungkan ke ground melalui RL
sehingga berlogika LOW.
Pada rangkaian B diatas, cara kerjanya yaitu pada saat photo transistor
menerima cahaya maka photo transistor konduk sehingga TR1 tidak mendapat bias
basis sehingga TR1 OFF dan Vout berlogika HIGH. Kemudian pada saat photo
transistor tidak menerima cahaya makan photo transistor OFF dan basis transistor
TR1 mendapat bias maju sehingga TR1 ON dan Vout dihubungkan ke ground
melalui TR1 sehingga Vout berlogika LOW.

T8) Line Follower

Cara Kerja Rangkaian


Pada rangkaian diatas merupakan rangkaian robot line follower analog,
rangkaian line follower analog tidak memerlukan pemrograman secara software.
Cara kerja dari rangkaian diatas yaitu pada bagian sensor, apabila photo dioda tidak
terkena cahaya, maka nilai resistansinya akan besar atau dapat kita asumsikan tak
hingga. Sehingga arus yang mengalir pada komparator sangat kecil atau dapat
diasumsikan dengan logika 0. Apabila photo dioda terkena cahaya, maka photo
dioda akan bersifat sebagai sumber tegangan dan nilai resistansinya akan menjadi
kecil, sehingga akan ada arus yang mengalir ke komparator dan berlogika 1.
Pada bagian komparator cara kerjanya yaitu apabila tidak ada arus yang
mengalir dari rangkaian sensor ke rangkaian ini maka tegangan masukan untuk
rangkaian ini adalah 0 Volt, akibatnya pada IC 1 tegangan di terminal ( + ) > ( – ),
maka LED-A on, sedangkan pada IC 2 sebaliknya LED-B off. Apabila ada arus
yang mengalir dari rangkaian sensor ke rangkaian ini maka tegangan masukan
untuk rangkaian ini mendekati Vcc, akibatnya pada IC 2 tegangan di terminal ( + )
< ( – ), maka LED-B on, sedangkan pada IC 1 sebaliknya maka LED-A off.
Pada bagian driver motor cara kerjanya yaitu, pada saat input A berlogika 1,
maka ada arus yang mengalir pada rangkaian, akibatnya transistor 1 dan 4 on karena
basis terbias, sehingga motor berputar. Sehingga saat input A berlogika 1 maka
input B akan berlogika 0, jadi transistor 2 dan 3 akan off. Pada saat input B berlogika
1, maka ada arus yang mengalir pada rangkaian, akibatnya transistor 2 dan 3 on
karena basis terbias, sehingga motor berputar tapi dengan arah yang berlawanan.
Rumus rangkaian Line Follower:
Rumus rangkaian diatas:
Ketika lampu menyala atau Ketika garis putih:
Vout = Vin x 10kΩ/(10kΩ +33kΩ)
Vout = 1.16V
Maka lampu akan bergerak CW karena ada rangkaian Op Amp inverter
Ketika lampu mati atau Ketika garis hitam :
Vout = Vin x 150kΩ/(150kΩ +33kΩ)
Vout = 4.09
Maka lampu akan bergerak CCW karena ada rangkaian Op Amp non inverter

T9) Line Follower

Cara Kerja Rangkaian


Pada rangkaian diatas merupakan rangkaian robot line follower dengan
menggunakan 2 transistor. Cara kerja rangkaian diatas yaitu difokuskan antara
driver motor kanan dan kiri sama, yaitu pada saat LDR mendapat pantulan cahaya
dari LED maka tahanan LDR akan menurun dan membuat transistor saturasi
kemudian motor mendapat suplay dan berputar sehingga robot bergerak maju. Jadi
pada saat tidak demikian maka motor tidak mendapat supply, misal salah satu
sensor saja terkena line dan membuat LDR tidak menerima pantulan cahaya maka
motr di bagian tersebut diam dan motor yang lain berputar dan membuat LDR
tersebut kembali mendapat pantulan cahaya dan robot kembali bergerak maju.
Rumus rangkaian Line Follower:
Rumus rangkaian diatas:
Ketika jalanan putih atau terang :
Misal ldr MIN= 10kΩ
Vb = Vin x(rLdr/(r + rLdr))
= 4.5V x(10kΩ/10kΩ +10kΩ)
= 2.25v
Ve = Vb-Vbe = 2.25- 0.7 = 1.55V
Ketika jalanan putih atau terang :
Misal ldr MAX = 100kΩ
Vb = Vin x(rLdr/(r + rLdr))
= 4.5V x(100kΩ/10kΩ +100kΩ)
= 4.09
Ve = Vb- Vbe = 4.09 – 0,7 = 3.39.

Anda mungkin juga menyukai