Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PENYIMPANGAN NILAI-NILAI PANCASILA;


PENYEBARAN HOAX DAN CHIBER CRIME

DOSEN PENGAMPU: Dr. AMIR MACHPUDIN SE, MM.

DISUSUN OLEH KELOMPOK III :


1. GUSTIN ENDRIYANI (C1F021005)
2. MILA SUKMAWATI (C1F021006)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISALAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah,taufik, dan hinayahnya sehinggga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana dan
juga tidak sepenuhnya hasil pemikiran saya sendiri. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan. petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehinggga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.
Makalah ini masih saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1...............................................................................................................................
Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2...............................................................................................................................
Rumusan Masalah ..............................................................................................1
1.3...............................................................................................................................
Tujuan ..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1..............................................................................................................................
Pengertian pancasila ........................................................................................2
2.2...............................................................................................................................
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi .........................................3
2.3...............................................................................................................................
Permasalahan yang muncul bagi masyarakat ................................................ 3
BAB III PENUTUP............................................................................................... 6
3.1.Kesimpulan dan saran ..................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perkembangan teknologi informasi telah menjadikan masyarakat lebih
cendrung terjadi perubahan yang cepat di masyarakat. Berkenaan dengan
penggunaan teknologi, kemajuan dan perkembangan teknologi informasi melalui
internet, peradaban manusia dihadapkan pada fenomena-fenomena baru yang
manpu mengubah hampir setiap aspek kehidupan manusia.perkembangan pesat
internet telah menimbulkan berbagai sangketa dan konflik hukum yang cukup
serius bagi pemakainya, banyak berbagai persoalan yang tidak terduga
sebelumnya makin bermunculan. Maraknya penggunann internet diberbagai
bidang kehidupan sering menimbulkan persoalan-persoalan hukum.
Pemanfaatan teknologi informasi, media dan komunikasi telah mengubah
baik prilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa
batas dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan
berlangsung dengan demikian cepat. Teknologi informasi saat ini menjadi pedang
bermata dua, karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif
perbuatan melawan hukum. Di satu sisi kemajuan teknologi membawa dampak
positif, namun juga membawa dampak negatif, perspektif hukum pidana, upaya
penanggulangan cyber crime, khususnya di Indonesia dapat dilihat dari berbagai
aspek, antara lain aspek kebijakan kriminalisasi (formulasi tindak pidana), aspek
pertanggungjawaban pidana atau pemidanaan, dan aspek jurisdiksi, juga patut
mendapat perhatian adalah tindakan penyidikan terhadap cyber crime dalam
upaya mengungkap dan memberikan sanksi bagi setiap pelaku cyber crime.
1.2 Rumusan masalah
1. Pengertian Pancasila
2. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi
3. Permasalahan yang muncul bagi masyarakat
1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui apa itu Pancasila
2. untuk mengetahui apa saja perkembangan dan kemajuan teknologi
informasi
3. untuk mengetahui apa saja permasalahan yang muncul akibat tidak
sesuainya harapan kemajuan teknologi bagi masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila
Pancasila adalah suatu dasar negara dan ideologi negara Indonesia sejak
18 Agustus 1945. Mulai sejak itu kita menjadi warga negara yang dimana segala
penyelenggaraan negara didasarkan atas Pancasila. Dalam perumusan Pancasila
terjadi berbagai perdebatan yang akhirnya diputuskan suatu dasar negara yaitu
Pancasila. Dengan itu, kita sebagai warga negara Indonesia harus menghargai
segala jasa para pahlawan yang telah membentuk suatu falsafah yang dapat
menyatukan Indonesia. Indonesia adalah negara yang berbentuk kepulauan yang
terdiri dari suku, agama, ras, adat istiadat yang beragam. Hal ini membuat
berbagai tantangan muncul didalam negara ini. Semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi juga merupakan bentuk berkembangnya peradaban
dunia ini. Setiap perkembangan yang ada menimbulkan suatu dampak positif dan
negatif . Degradasi moral bangsa Indonesia adalah dampak dari berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyaknya pengaruh-pengaruh dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini salah satunya yaitu beredarnya
isu SARA dan hoax. Dengan adanya kedua hal tersebut tentu dapat membuat
persatuan yang dibentuk dari awal dengan adanya Pancasila akan memudar dan
perlahan jauh dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Pengimplementasian Nilai-Nilai Pancasila untuk mencegah Isu SARA dan
Hoax
1) Nilai Pancasila di sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) yaitu
mengutamakan aspek spiritualisme tetapi bukan aspek materialisme, yang
berarti bahwa setiap warga negara Indonesia wajib memiliki agama dan
lebih mengedepankan sikap religius karena hidup ini bukan hanya mencari
kekayaan dan kesenangan tapi ada tanggung jawab terhadap Tuhan, segala
sesuatu yang dilakukan hendaknya berpikir dahulu apakah sesuai dengan
kaidah agama. Memperkuat keimanan salah satu contoh upaya
membentengi diri dari tindakan tercela seperti menyebarkan berita yang
belum pasti kebenarannya/hoax.
2) Sila kedua (kemanusiaan yang adil dan beradab) yaitu: mengandung
tentang pemberdayaan manusia agar tidak semena-mena terhadap alam
dan makhluk hidup lainnya. Dalam hal ini berarti setiap manusia harus
memiliki keadaban dalam setiap bertingkah laku didalam kehidupan sosial
yang didalamnya terdapat manusia dan makhluk hidup lain. Nilai
kemanusiaan didalam sila ini menunjukan kesadaran sikap penghargaan
atas nilai-nilai kemanusiaan tanpa memandang suku, agama, ras. Nilai ini
diterapkan dalam bentuk meningkatkan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi.
3) Sila ketiga (Persatuan Indonesia) yaitu mengandung makna persatuan yang
bertujuan mempersatukan suku, agama, ras, dan adat istiadat yang
beragam di Indonesia. Yang dimaksud dalam sila ini yaitu kita sebagai
bangsa yang majemuk harus mengedepankan rasa toleransi yang
didasarkan persatuan/ wujud Bhinneka Tunggal Ika.
4) Sila keempat (Kerakyatan Yang Dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/ perwakilan) yaitu mengandung makna untuk
mencegah adanya kesalah pahaman dan kecenderungan individualis yang
dapat memicu adanya konflik isu SARA dan hoax. Dalam sila ini kita
dapat membina diri kita dan orang lain dengan bergotong- royong agar
mampu mewujudkan suatu ketentraman dan kesejahteraan bangsa. Selain
itu Indonesia menganut sistem demokrasi yang berrti proses musyawarah
yang demokrasi tidak sekedar mengutamakan suarah rakyat tetapi juga
mengedepankan aturan hukum. Jadi segala sesuatu yang dianggap dapat
merugikan orang lain akan diproses pihak hukum.
5) Sila kelima yaitu mengandung makna tentang mengupayakan suatu
kebijakan yang dapat dinikmati dan dihargai oleh semua masyarakat
Indonesia. Dalam hal ini diupayakan agar setiap manusia mampu membuat
keputusan yang seadil-adilnya bagi setiap warga negara tanpa adanya
diskriminasi.
2.2 Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi menjadi fenomena
aktual yang harus dihadapi bangsa Indonesia. Karakteristik kemajuan yang tidak
mengenal ruang dan waktu sehingga, mampu mengubah karakter masyarakat
dalam kehidupan bermedia serta berimplikasi terhadap kehidupan manusia
modren baik secara sosiologis ataupun secara individual psikologis. Kehadiran
media baru atau sering disebut new media, implementasinya sangat cepat di
berbagai bidang aktivitas manusia karena memiliki kecenderungan yang tidak
mudah dikendalikan. media baru dapat dikelompokkan mejadi tiga besar yaitu,
pertama media baru diarahkan pada objek mengenai internet, muncul sebagai
media yang memiliki karakter tidak mengenal batas. Kedua, media baru akan
dikaitkan dengan proses digitalisasi yang sedang melanda konvensional seperti
surat kabar, majalah, televisi, dan radio. Ketiga, media internet dan digitalisasi
akan dikaitkan dengan area media telekomunikasi lebih spesifik yaitu mengenai
pengaturan media ponsel yang biasa disebut hand phone.
2.3 Permasalahan yang muncul bagi masyarakat
Berbagai permasalahan mulai muncul akibat tidak sesuainya harapan
kemajuan teknologi bagi masyarakat sehingga perlu adanya kebijakan atau
regulasi pemerintah Indonesia mengenai media yaitu Undang-Undang penyiaran
sebagai langkah perbaikan situasi politik sejak pascareformasi hingga sekarang,
Undang-Undang telekomunikasi yang mengatur mengenai penyelenggara
konsumen jaringan dan jasa telekomunikasi, dan pesatnya perkembangan
teknologi komunikasi elektornik berupa internet yang menimbulkan bentuk
kejahatan dunia maya (cyber crime) sebagai dasar munculnya Undang – Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Beberapa
larangan terkait dengan internet yang bernuansa asusila, perjudian, pencemaran
nama baik, serta pemerasan dan pengancaman. Larangan berikutnya adalah
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk penyebaran berita bohong
yang merugikan dan memicu permusuhan SARA ditunjukkan Undang - Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. pada pasal 28
dan pasal 29.
Hadirnya internet dengan media ponsel pada kehidupan manusia,
mendorong terjadi perubahan sosial yang diikuti pola pikir atau perilaku warga
negara (citizen) menjadi warga internet (nitizen). Dapat kita amati dalam
lingkungan sekitar kita banyak hal yang berubah, mulai dari cara berkomunikasi,
mencari informasi, hingga mencari hiburan. Jaringan media sosial seperti
friendster, facebook, my space, twitter, you tube, instagram, BBM, Line, path,
ternyata memiliki posisi yang sangat penting yaitu dapat menjadi mekanisme
menghimpun aksi, protes, dan gerakan sosial masyarakat atau publik dapat
berpartisipasi langsung dan sharinginformasi dengan pihak-pihak yang dipercaya
seperti teman dan keluarga.
Internet memberikan banyak kemudahan kepada penggunanya (user).
Beragam akses terhadap informasi dan hiburan dari berbagai penjuru dunia dapat
di lihat melalui internet. Waktu dan ruang bukan menjadi alasan untuk tidak dapat
diakses oleh pengguna(user) siapa pun, kapan pun, dan dimana pun.Secara tidak
langsung internet telah menciptakan budaya baru pada masyarakat modren yaitu
budaya massa dan budaya digital yang interaktif. Akibat Ketidakterbatasan
internet di era serba digital mampu memperjelas, mengaburkan identitas pengguna
itu sendiri, menggandakan, ataupun menciptakan identitasidentitas yang baru.
Internet pada hakikatnya memberikan kebebasaan kepada penggunanya
untuk berbicara dengan pengguna yang lainnya. Hak untuk mendapatkan
informasi dan mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan yang
bertujuan untuk memberikan atau menerima informasi merupakan hak asasi setiap
manusia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak
Asasi Manusiaternyata pada kenyataannya kebebasan ini tidak berlaku secara luas
karena adanya berbagai hambatan yaitu, persoalan informasi yang disajikan tidak
semua memberikan manfaat positif sehingga mengecewakan pengguna (user).
Warga internet (netizen)pada saat ini sedangkhawatir disebabkan maraknya berita
bohong(hoax) merupakan fenomena internetakibat banyaknya media yang
dikelola tidak jelas, tidak berbadan hukum, membuat berita hoaxmudah
disebarkan kepada netizenyang kurang bijak menyaring informasi dengan benar.
Menjadi masalah sekarang adalah dampak sosial yang timbul sehubungan dengan
hadirnya berita hoax di media sosial.
Dapat kita lihat, Media sosial dewasa ini sangat digemari masyarakat.
Munculnya pihak-pihak yang mengacaukan ketentraman masyarakat merupakan
efek samping dari internet tekhusus dunia maya facebook sebagai wadah gosip
dan media sosial lainnya menjadi alat komunikasi politik kotor. Misalnya, untuk
mendapatkan dukungan politik berbagai kampanye hoax bernuansa Suku,Agama,
Ras, Antar Golongan (SARA) mulai muncul di media sosial. Hal ini pengguna
media sosial semakin terperdaya, terprovokasi, bahkan terjadinya konflik di media
sosial seperti fitnah, ujaran kebencian, pencemaran nama baik, dan berbagai
masalah media sosial yang menghancurkan tatanan demokrasi .Pentingnya
penegakan hukum terhadap penyalahgunaan media sosial untuk menyebar
kebencian dan fitnah menjadi kebutuhan utama karena, kejahatan ini sudah
tergolong parah jika dilihat dari perspektif hukum, sosial-budaya, politik,
pembangunan ekonomi, Hak Asasi Manusia, dan keamanan cyber.
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) telah resmi
direvisi berlaku sejak disahkan pada tanggal 27 oktober 2016 kepala biro humas
Kemenkoinfo mengatakan ada beberapa poin perubahanUU ITE yaitu pertama,
untuk menghindari multitafsir terhadap ketentuan penghinaan/pencemaran nama
baik pada pasal 27 ayat (3) menurunkan ancaman pidana pencemaran nama baik
dari paling lama 6 tahun menjadi 4 tahun dan denda dari 1 miliar menjadi 750
juta. Kedua, menurunkan ancaman pidana kekerasan pasal 29 dari paling lama 12
tahun penjara menjadi 4 tahun dan denda dari RP 2 miliar menjadi Rp 750 juta.
Ketiga, menambahkan penjelasan pasal 5 terkait keberadaan informasi elektronik
sebagai alat bukti. Keempat, sinkronisasi hukum acara pengeledahan,
penyitaan,penangkapan dan penahan dengan hukum acara KUHP. Kelima,
memperkuat peran PPNS UU ITE untuk memutuskan akses terkait tindak pidana
TIK.Keenam, kewajiban menghapus konten yang tidak relevan bagi 5
penyelenggara sistem elektronik dan memperkuat peran pemerintah untuk
mencegahpenyebarluasan konten negatif.
Pada pasal revisi UU ITE masih terdapat ancaman hukuman yang
meringankan para pelaku kejahatan teknologi dan informasi elektronik terutama
pelaku penyebar hoax jika dibandingkan dengan negara jerman yang mejatuhkan
denda Rp 7 miliar bagi pengunggah hoax.Indonesia masih jauh ketinggalan pada
ketegasan hukum. Pengelolaan semua aktivitas internet di Indonesia melibatkan
pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, akademisi (mahasiswa) dan paling
ditekankan adalah tanggung jawab perusahaan penyedia aplikasiterutamafacebook
yang digunakan olehnetizen lebih dari 1,75 miliar di dunia yang identik wadah
penyebaran berita hoax.
Pada kelompok terdidik dan intelektual yang seharusnya lebih kritis
menyaring infomasi di media sosial masihdapat menjadi sasaran berita hoaxsalah
satunya adalah mahasiswa sebagai generasi muda yang memiliki tingkat
emosional tinggi.Di Universitas Negeri Medan menerapkan the character building
university dengan enam pilar karakter bukan hanya yang digunakan untuk
membangunmoral dan integritas mahasiswa. Ke enam pilar tersebut dapat juga
digunakan mahasiswa sebagai pedoman dan etika menggunakan media sosial.
Tetapi dalam pelaksanaanya seringkali mahasiswa menggunakan media 6 sosial
tanpa etika, menerima dan menyebarkan informasi bohong di media sosial ujaran
kebencian dan fitnah terhadap seseorang misalnya, mahasiswa memposting status
di media sosial mencaci maki dengan bahasa-bahasa kasar, bahkan dapat
mengakibatkan tindak pidana kejahatan media sosial (cyber crime) yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Era globalisasi dan teknologi informasi membawa pengaruh terhadap
munculnya berbagai bentuk kejahatan yang sifatnya baru (chiber crime).
merupakan suatu fenomena yang memerlukan pengulangan secara cepat dan
akurat. berita hoax akan mengakibatkan dampak yang sangat miris bahkan sampai
memecah belah suatu bangsa. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa yang majemuk
akan suku, agama, ras, dan adat istiadat perlu sebuah pedoman agar tidak sampai
muncul suatu degradasi moral yaitu dengan Pancasila. Pancasila adalah suatu
dasar negara dan ideologi negara yang didalamnya mengandung nilai-nilai
kehidupan seperti nilai ketuhanan, nilaikemanusian, sosial, keadilan, moral dan
etika, serta nilai persatuan yang digunakan sebagai upaya untuk membentuk suatu
bangsa dan negara yang terbebas dari isu SARA dan hoax. Karena, hal itu
dikhawatirkan akan membuat bangsa Indonesia yang sudah menjadi bangsa yang
bersatu kita teguh bercerai kita runtuh malah menjadi terpecah belah. Untuk itu,
kita sebagai warga negara yang peduli dan bangga dengan adanya Pancasila
sebagai falsafah bangsa harus mampu mewujudkan tujuan bangsa yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimed.ac.id
https://jurnal.stkippgritulungagung.ac.id
https://media.neliti.com
https://pa-sidoarjo.go.id
https://news.detik.com/berita/d-3330752/
http://tekno.liputan6.com/read/2685577/

Anda mungkin juga menyukai