Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI KEUANGAN II

PENDAPATA

Oleh:

Kelompok 7

Ida Ayu Trisasti Putri 1933121128


I Gusti Ayu Dwi Mahayani 1933121133
I Putu Parentya Wahyu Putra 1933121305
I Kadek Agus Krisnadinata 1933121324

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
penulis dapat menyusun paper tentang “pendapatam” sehingga paper ini dapat tersusun
hingga selesai tepat pada waktunya.

Paper ini memuat tentang “definisi pendapatan, pengukuran dan pendapatan,


pendapatan penjualan barang, pendapatan jasa, pendapatan bunga, royalti, dan dividen,
program loyalitas penlanggan, pengungkapan, kontrak kontruksi jangka panjang, dan analisis
laporan keungan ” yang sangat berguna bagi pembaca. Walaupun paper ini kurang sempurna
tapi harapan kami, semoga paper ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi paper agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam Paper ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Paper ini.

Denpasar, 25 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
2.1.Definisi Pendapatan ................................................................................. 3
2.2.Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan ................................................. 3
2.3.Pendapatan Penjualan Barang ................................................................. 4
2.4.Pendapatan Jasa ....................................................................................... 6
2.5.Pendapatan Bunga, Royalti, dan Dividen ................................................ 7
2.6.Program Loyalitas Pelanggan .................................................................. 7
2.7.Pengungkapan .......................................................................................... 7
2.8.Kontrak Konstruksi Jangka Panjang........................................................ 8
2.9.Analisis Laporan Keuangan..................................................................... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 11
3.1.Kesimpulan .............................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan
Akuntansi kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita
jalani, apakah memperoleh laba atau menderita kerugian. Dengan akuntansi kitapun
dapat memperoleh informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya, baik itu pihak
ekstern maupun intern. Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak
kepada pemerintah demi kesejahteraan sosial. Semua informasi di atas terkait halnya
dengan seberapa banyak pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita,
karena pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan.Tanpa
ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atau earnings. Pendapatan adalah
penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut
penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa. Menurut PSAK
nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode
bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari usaha perusahaan yang
biasadisebut penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti, dan
sewa.Perusahaandapat dikatakan memperoleh untung apabila perusahaan memperoleh
pendapatanlebih besar daripada beban yang harus dibayarkan. Sedangkan beban adalah
biaya yang timbul untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Ini harus diakui pada saat
yang sama dengan pendapatan. Hubungan antara keduanya seringkali sulit
untukditentukan. Pendapatan adalah darah kehidupan suatu perusahaan.
Apa yang benar untuk pendapatan adalah benar untuk beban, yang sama sulitnya untuk
didefinisikan dan diakui. Pada makalah ini dimulai dengan pembahasan pendapatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pendapatan?
2. Apa saja yang termasuk dalam pengukuran dan pengakuan pendapatan?
3. Apa saja instrumen dalam pendapatan penjualan barang?

1
4. Apa yang dimaksud dengan pendapatan jasa?
5. Apa yang dimaksud pendapatan bunga, royalti, dan dividen?
6. Apa yang dimaksud program loyalitas pelanggan?
7. Bagaimana cara pengungkapan dalam pendapatan?
8. Apa yang dimaksud kontruksi jangka panjang dan bagian di daalamnya?
9. Bagaimana penjelasan dalam analisis laporan keuangan?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi apa saja yang termasuk ke dalam pendapatan.
2. Menjelaskan apa saja yang dimaksud dalam pengukuran dan pengakuan
pendapatan.
3. Menjelaskan apa saja bagian dari pendapatan penjualan barang.
4. Menjelaskan mengenai pendapatan jasa.
5. Menjelaskan apa itu pendapatan bunga, royalti, dan dividen.
6. Menjelaskan apa itu program loyalitas pelanggan.
7. Menjelaskan bagaimana cara pengungkapan dalam pendapatan.
8. Menjelaskan mengenai kontruksi jangka panjang dan bagian di dalamnya.
9. Menjelaskan kaitannya dalam analisis laporan keuangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Definisi Pendapatan
Sesuai definisi di PSAK23 (revisi 2010) pendapatan, pendapatan adalah arus masuk
kotor dari mnfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu
periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanaman modal. Terkadang mucul pertanyaan apa perbedaan
penghasilan (income) dengan pendapatan (revenue) dan bagaimana hubungan antara
pendapatan dan penghasilan, penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau
penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.
2.2.Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan
2.2.1 Pengukuran
Pendapatan diukur dalam nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga
yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur
antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 68 Pengukuran Nilai
Wajar).
2.2.2 Pengakuan Pendapatan
Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah menentukan saat
kapan pendapatan diakui. Mengacu kepada prinsip pengakuan unsur laporan
keuangan di kerangka dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDP2LK), dengan demikian pendapatan diakui ketika besar kemungkinan
bahwa manfaat ekonomi akan mengalir ke dalam perusahaan dan nilai manfaat
tersebut dapat diukur dengan andal, berikut adalah penjelasan mengenai saat
kapan umumnya kedua kondisi tersebut terpenuhi untuk dapat diakui sebagai
pendapatan.
1. Penjualan barang: umumnya pendapatan diakui pada saat penjualan aitu saat
penyerahan barang.

3
2. Pendapatan jasa: umumnya pendapatan diakui pada saat penyerahan jasa
yang dapat ditagihan.
3. Pendapatan yang berasal dari penggunaan aset, misalnya pendapatan bunga,
sewa atau royaliti: umumnya pendapatan dapat diakui pada saat berlalunya
waktu atau pada saat aset digunakan.
4. Pendapatan yang berasal dari penjualan aset selain persediaan: umumnya
pendapatan (keuntungan dari pelepasan aset) diakui pada saat penjualan
atau pertukaran.
2.2.3 Pengakuan Pendapatan Sebelum Penyerahan Barang/Jasa
Walaupun pada umumnya pendapatan diakui pada saat penyerahan barang atau
jasa, namun mungkin saja pendapatan dakui pada waktu lain. Berikut contoh
pengakuan pendapatan selain saat penyerahan adalah sebagai berikut:
1. Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan barang/jasa
Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan, umum terjadi pada kontrak
kontruksi gedung.
2. Pengakuan pendapatan pada saat barang/jasa selesai, sebelum diserahkan
kepada pembeli
Pengakuan pendapatan pada saat barang sudah siap diantar namun belum
sampai ketangan pembeli, banyak terjadi pada pengakuan pendapatan dari
penjualan pruduk hasil pertanian.
3. Pengakuan pendapatan setelah penyerahan barang/jasa
Pengakuan pendapatan baru dapat dilakukan setelah penyerahan barang,
misalnya terjadi pada saat penyerahan barang tersebut memerlukan proses
pemasangan atau instalasi ditempat pembeli.
2.3.Pendapatan Penjualan Barang
Menurut PSAK 23 (Revisi 2010) Pendapatan, entitas mengakui pendapatan dari
penjualan barang ketika kondisi berikut terpenuhi.
1. Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan
kepada pembeli.
2. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang terkait dengan kepemilikan barang
tersebut atau sudsh tidak lagi memiliki kendali atau kontrol yang efektif atau barang
yang dijual.
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

4
4. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait transaksi tersebut akan mengalir
ke entitas.
5. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubung dengan transaksi penjualan tersebut
dapat diukur dengan andal.
2.3.1 Penjualan Bill and Hold
Yang dimaksud dengan Bill and Hold adalah penjualah barang dengan
penundaan pengiriman barang. Penundaan pengiriman barang ini memang
diminta oleh pembeli tanpa memengaruhi waktu penagih dan kesepakatan
harga.
2.3.2 Penjualan Barang dengan Instalasi
Penjualan barang ketika barang diantar ke tempat pembeli, barang tersebut
masih memerlukan proses atau instalasi terlebih dahulu, sebelum akhirnya
barang tersebut dapat digunakan pembeli. misalnya penjualan seperti barang
barang teknologi yang memerlukan proses pemasangan/instalasi pada pabrik
atau di gedung pembeli.
2.3.3 Penjualan dengan Pembayaran di Muka
Pembayaran yang di terima di muka sebelum barang di serahkan tidak dapat
diakui sebagai pendapatan. Peneriman kas diakui sebagai peningkatan liabilitas.
2.3.4 Penjualan dengan Retur
Beberapa kontrak penjualan memberi hak kepada konsumennya untuk meretur
barang yangtelah dibeli dan memperleh pengembalian uang atau pengurangan
tagihan, hak ini biasanya diberikan kepada penjual eceran. Hak retur ini bisa
bersifat implisit atau eksplisit dan dapat diestimasi dengan andal.
2.3.5 Penjualan dengan Perjanjian Membeli Kembali (Buyback Agreement)
Kesepakatan penjualan semacam ini memerlukan analisis apakah risiko dan
manfaat yang signifiksn telah berpindah dari penjual kepada pembeli.
2.3.6 Penjualan Menggunakan Agen
Banyak perusahaan yang menjual produknya melalui perantara agen atau
perantara atau distributor. Agen bertugas memasarkan dan menyerahkan barang
kepada konsumen akhir. Biasanya agen menerima komisi dari penjualan
tersebut. Dalam hal ini agen hanya mengakui pendapatan sebesar komisi, bukan
harga jual penuh, karena agen tidak menanggung risiko dan manfaat terkait
penjualan tersebut. Walaupun agen menerima atau menagih pembayaran dari
pelanggan, namun setelah itu harus diserahkan kepada prinsipal setelah

5
dikurangi jumlah komisi yang menjadi bagian agen. Menurut PSAK 23 (revisi
2010) Pendapatan, perusahaan bertindak sebagai prinsipa jika menanggung
dampak manfaat dan risiko signifikan terkait dengan penjualan barang.
2.3.7 Penjualan Barang Konsinyasi
Jenis kesepakatan penjualan yang melibatkan hubungan antara principal dana
gen juga biasa dilakukan dalam bentuk penjualan konsinyasi. Dalam
kesepakatan penjualan konsinyasi, consignor (produsen atau wholesaler)
mengirimkan barang kepada consignee, yang bertindak sebagai agen dalam
menjual produk yang dimiliki oleh consignor. Consignor mengakui
pendapatan penjualan sedangkan agen mengakui komisi penjualan.
2.4.Pendapatan Jasa
Menurut PSAK 23 (revisi 2010) pendapatan, pendapatan jasa dapat diakui berdasarkan
tahap penyelesaian dengan syarat bahwa hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal.
Hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal ketika semua kondisi berikut ini
terpenuhi:
1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
2. Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entilas.
3. Tangkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat
diukur secara andal.
4. Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut dapat
diukur dengan andal.
Jika hasil transaksi tidak dapat diestimasi dengan andal dan kemungkinan kecil biaya
yang terjadi dapat dipulihkan, maka pendapatan jasa tidak dapat diakui dan biaya yang
timbul diakui sebagai beban. Contoh pengakuan pendapatan jasa adalah sebagai
berikut:
1. Jasa instalasi diakui selama periode instalasi dengan mengacu kepada tahap
penyelesaian.
2. Pendapatan langganan majalah diakui dengan basis garis lurus selama periode
berlangganan.
3. Komisi agen asuramsi diakui pada awal periode asuransi dimulai.
4. Jasa pengembangan perangkat lunat (software) diakui selama periode instalasi
dengan mengacu kepada tahap penyelesaian.
5. Pendapatan penjualan tiket suatu pertunjukan diakui pada saat pertunjukan terjadi.

6
6. Pendapatan biaya pendidikan per semester diakui selama periode semester tersebut.
2.5.Pendapatan Bunga, Royalti, dan Dividen
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, atau dividen, diakui sebagai berikut:
1. Pengakuan pendapatan bunga mengikuti konsep akuntasi akrual. Pendapatan bunga
diakui menggunakan metode suku bunga efektif.
2. Pendapatan royalti diterima dari penggunaan aset perusahaan seperti paten, hak
cipta musik dan film, akan diakui berdasarkan garis lurus selama periode waktu
perjanjian royalti.
3. Pendapatan dividen diakui ketika muncul hak pemegang saham untuk menerima
pembayara dividen, yaitu tanggal pengumuman dividen.
2.6.Program Loyalitas Pelanggan
Program loyalitas pelanggan digunakan entitas untuk memberikan insentif kepada
pelanggan untuk membeli barang atau jasa yang mereka jual. Ketika pelanggan
membeli barang atau jasa, entitas kemudian memberikan poin penghargaan kepada
pelanggan yang dapat ditukar dengan barang atau jasa secara gratis atau dengan
ptongan harga. Perlakuan akuntansi untuk pengakuan pendapatan yang terkait dengan
program loyalitas pelanggan diatur dalam PSAK 23 pendapatan paragraph 12 dan
dibahas dalam ISAK 10 program loyalitas pelanggan. Pada saat diberikan (penjualan
awal), poin penghargaan diidentifikasikan secara terpisah dari transaksi penjualan.
Nilai wajar imbalan yang diterima atau ditagihkan sehubungan dengan penjualan awal
harus dialokasikan antara poin penghargaan dengan komponen lainnya dari penjualan.
2.7.Pengungkapan
Terkait pendapatan yang disajikan di laporan keuangan, entitas mengungkapkan hal
berikut ini di catatan atas laporan keuangan.
1. Kebijakan akuntasi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan.
2. Jumlah pos yang signifikan dari total pendapatan periode tersebut, termasuk
pendapatan yang berasal dari:
a. Penjualan barang.
b. Penjualan jasa.
c. Bunga.
d. Royalti.
e. Dividen.

7
3. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang dan jasa untuk setiap pos
pendapatan yang signifikan.
2.8.Kontrak Konstruksi Jangka Panjang
Kontrak konstruksi merupakan kontrak yang neraca kusus dinegosiasikan untuk
konstruksi suatu asset tunggal, seperti bangunan, jembatan, jalan, atau beberapa asset
yang berhubungan satu sama lain atau beberapa asset yang saling tergantung dalam
rancangannya, teknologi, fungsi, atau tujuan pengguanaannya seperti konstruksi kilang
minyak. Periode dimulainya pengerjaan dengan penyelesaian aktivitas kontruksi
biasanya berada dalam periode akuntansi yang berbeda. Dalam hal ini, isu utamanya
adalah bagaimana mengalokasikan pendapatan kontrak dan beban kontrak ke dalam
periode akuntansi ketika pekerjaan kontruksi dilakukan. Kontrak konstruksi yang
bersifat jangka panjang dalam perjanjiannya seringkali mengatur agar penjual dapat
menagih berdasarkan interval waktu tertentu, yang sering kali dikenal dengan istilah
“Termin”.
Perlakuan akuntansi untuk kontrak konstruksi diatur dalam PSAK 34 ( Revisi 2010
) “Kontrak Konstruksi”. Kontrak kontruksi biasanya terdiri dari dua jenis, yaitu kontrak
harga tetap dan kontrak biaya plus. Kontrak harga tetap adalah kontrak konstruksi di
mana kontraktor menyepakati nilai kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap yang
telah ditentukan perunit out put, yang beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan
kenaikan biaya. Sedangkan kontrak biaya plus adalah kontrak kontruksi yang
menyepakati bahwa kontraktor mendapat pergantian untuk biaya-biaya yang telah
diizinkan atau telah ditentukan, ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya
atau imbalan tetap.
Pendapatan kontrak terdiri dari jumlah pendapatan yang disetujui dalam kontrak
dan juga termasuk penyimpangan dalam pekerjaan kontrak,klaim, atau insentif.
Pentyimpangan merupakan instruksi dari pelanggan untuk mengubah lingkup
pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan kontrak. Penyimpangan dapat
menimbulkan kenaikan atau penurunan dalam pendapatan kontrak.
2.8.1 Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak
Pengakuan pendapatan dan beban kontrak dapat dilakukan dengan
memperhatikan hasil dari kontrak kontruksi dapat diestimasi secara andal.
Berdasarkan hal tersebut, pengakuan pendapatan dan beban kontrak dapat
dibedakan menjadi dua metode yaitu:
1. Metode Persentase Penyelesaian

8
Pendapatan,beban, dan laba yang dilaporkan dapat didistribusikan menurut
penyelesaian pekerjaan secara proporsional. Metode ini memberi informasi
yang berguna mengenai cakupan aktivitas kontrak dan kinerja selama satu
periode.
2. Metode Biaya Terpulihkan
Menurut metode ini pendapatan hanya diakui sebesar biaya yang telah
terjadi sepanjang biaya tersebut diperkirakan terpulihkan. Ketika semua
biaya telah diakui maka laba baru dapat diakui.
2.8.2 Metode Persentase Penyelesaian
Perusahaan menggunakan dasar yang andal dalam mengukur pekerjaan yang
dilakukan Tergantung dari sifat kontraknya, dasar yang dapat digunakan, yaitu:
1. Proporsi biaya kontrak yang terjadi dibandingkan estimasi total biaya
kontrak.
2. Hasil survey pekerjaan yang telah dilakukan.
3. Penyelesaian berdasarkan proporsi fisik dari pekerjaan kontrak.
Progress pembayaran dan uang muka yang diterima dari pelanggan umumnya
tidak dapat mencerminkan progress pekerjaan yang telah dilaksanakan. Salah
satu dasar penentuan yang paling popular digunakan yaitu berdasarkan proporsi
biaya yang timbul atau cost to cost basis. Caranya adalah persentase
penyelessaian pekerjaan kontrak dihitung berdasarkan rasio antara akumulasi
biaya yang terjadi dengan total estimasi biaya terakhir untuk penyelesaian
kontrak.
2.8.3 Pengukuran Pendapatan
Untuk menghitung berapa pendapatan dan laba yang diakui setiap periode,
maka perusahaan dapat mengurangkannya dengan total pendapatan atau laba
yang sudah diakui sampai periode sebelumnya, seperti ditunjukkan pada
formula berikut ini:
Pendapatan Periode = akumulasi pendapatan - Estimasi Total P
Berjalan (atau laba) (atau laba) yang diakui (atau laba) yang Sudah
Sampai Akhir periode Diakui Sampai PS
2.9.Analisis Laporan Keuangan
Rasio keuangan yang biasa digunakan untuk menganalisis penjualan adalah Return On
Sales (ROS), biasa dikenal dengan istilah Operating Profit Margin. Rasio ini
mengevaluasi efisiensi operasional perusahaan yang menunjukkan berapa laba yang

9
dihasilkan dari tiap rupiah penjualan.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Operating Profit Margin = Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan

10
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Sesuai definisi di PSAK23 (revisi 2010) pendapatan, pendapatan adalah arus
masuk kotor dari mnfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama
suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal. Pada umumnya vanyak perusahaan yang
menjual produknya melalui perantara agen atau perantara atau distributor. Agen
bertugas memasarkan dan menyerahkan barang kepada konsumen akhir. Jenis
kesepakatan penjualan yang melibatkan hubungan antara principal dana gen juga biasa
dilakukan dalam bentuk penjualan konsinyasi. Menurut PSAK 23 (revisi 2010)
pendapatan, pendapatan jasa dapat diakui berdasarkan tahap penyelesaian dengan
syarat bahwa hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal. Program loyalitas
pelanggan digunakan entitas untuk memberikan insentif kepada pelanggan untuk
membeli barang atau jasa yang mereka jual. Disisi lain kontrak konstruksi merupakan
kontrak yang neraca kusus dinegosiasikan untuk konstruksi suatu asset tunggal, seperti
bangunan, jembatan, jalan, atau beberapa asset yang berhubungan satu sama lain atau
beberapa asset yang saling tergantung dalam rancangannya, teknologi, fungsi, atau
tujuan pengguanaannya seperti konstruksi kilang minyak. Perlakuan akuntansi untuk
kontrak konstruksi diatur dalam PSAK 34 (Revisi 2010) “Kontrak Konstruksi”.
Kontrak kontruksi biasanya terdiri dari dua jenis, yaitu kontrak harga tetap dan kontrak
biaya plus. Pendapatan kontrak terdiri dari jumlah pendapatan yang disetujui dalam
kontrak dan juga termasuk penyimpangan dalam pekerjaan kontrak,klaim, atau insentif.
Pengakuan pendapatan dan beban kontrak dapat dilakukan dengan memperhatikan
hasil dari kontrak kontruksi dapat diestimasi secara andal. Rasio keuangan yang biasa
digunakan untuk menganalisis penjualan adalah Return On Sales (ROS), biasa dikenal
dengan istilah Operating Profit Margin.

11
12

Anda mungkin juga menyukai