PAPER
HIDROLOGI TEKNIK
Aliran Permukaan: Pengukuran Debit Sungai (Hidrometri)
Oleh:
Kelompok/Kelas : 4/Kelas B2
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 25 September 2019
Nama (NPM) : Anysa Haryuningsari D (240110180084)
Asisten Praktikum : 1. Silvia Santika
2. Hilimatussa’diyah
3. Jeremy Lion D. Mamora
4. Fauzan Qolby
5. Riza Anwarr Fauzi
2.2 Debit
Pengertian debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran
Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan dalam system satuan SI adalah meter
kubik per detik (m3/detik). Menurut Asdak (2002), debit aliran adalah laju aliran
air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai
persatuan waktu. Dalam sistem SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter
kubik. Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan :
Q= Axv …..(1)
Dimana:
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan aliran (m/detik).
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu
(sungai/saluran/mata air) per satuan waktu (L/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Dengan
mengetahui debit air suatu perairan kita dapat mengetahui jenis organisme apa
saja yang hidup di suatu perairan tersebut. Jika debit air disuatu perairan tinggi
maka dapat dipastikan bahwa organisme yang hidup di perairan tersebut adalah
organisme perenang kuat dan apabila debit suatu perairan tersebut rendah maka
organisme yang hidup di perairan tersebut adalah organisme yang membenamkan
dirinya (Sulfano, 2009).
Debit adalah besaran yang menyatakan banyaknya air yang mengalir per
satuan waktu yang melewati suatu penampang luas. Debit juga dapat dinyatakan
dalam debit massa yaitu besarnya massa fluida yang mengalir per satuan waktu,
sehingga debit ini biasanya menyatakan besaran suatu fluida yang mengalir per
satuan waktu tertentu. Untuk debit aliran atau debit volume, besaran SI dari debit
ini adalah meter kubik per detik sementara untuk debit massa yaitu kilogram per
detik (Mahardika, 2008).
Kedalaman Kecepatan
Tempat Posisi Jarak (m)
(m) (m/s)
Titik 1 Atas 0
Bawah 0,28
Titik 2 Atas 0
Bawah 0,34
Titik 3 Atas 0
Bawah 0,24
Titik 1 Atas 0
Bawah 0,28
Titik 2 Atas 0
Bawah 0,34
Titik 3 Atas 0
Bawah 0,24
S 3 m
V2 = = =0,2
t 15 s
S 3,5 m
V1 = = =0,23
t 15 s
b. Mencari nilai Q (Debit)
m m3
Q 1 = A × V 1 = 2,9 ×0,26 =0,754
s s
m m3
Q 2 = A × V 1 = 2,9 ×0,2 =0,58
s s
m m3
Q 3 = A × V 1 = 2,9 ×0,23=0,667
s s
2. Metode Current Meter dan Metode Apung
a. Menentukan luas
(0,24+0,28)
L1 = ×2,75 = 0,7150 m 2
2
(0,28+0,34)
L2 = ×2,75 = 0,8525 m 2
2
(0,34 + 0,24)
L3 = ×2,75 = 0,7975 m 2
2
(0,24 + 0,15)
L4 = ×2,75 = 0,53625 m 2
2
Ltotal = L1 +L2+ L3+ L4
¿ 0,7150 + 0,852 + 0,797 + 0,53625
= 2 ,9 m 2
b. Menghitung Q (Debit)
m m3
Q 1 = Ltotal × V 1 = 2,9 ×0.1 = 0,29
s s
m m3
Q 2 = Ltotal × V 1 = 2,9 ×0.1 = 0,29
s s
m m3
Q 3 = Ltotal × V 1 = 2,9 ×0.1 = 0,29
s s
4.2.1 Hasil Perhitungan Shift B
Lebar total = 1,01 m
Panjang sungai = 11,50 m
A total
1. Metode Apung
a. Mencari nilai V (Kecepatan)
S 3,19 m
V1 = = =0,26
t 15 s
S 3 m
V2 = = =0,2
t 15 s
S 3,5 m
V1 = = =0,23
t 15 s
b. Mencari nilai Q (Debit)
m m3
Q 1 = A × V 1 = 2,9 ×0,26 = 0,754
s s
m m3
Q 2 = A × V 1 = 2,9 ×0,2 = 0,58 025
s s
m m3
Q 3 = A × V 1 = 2,9 ×0,23 = 0,667 29
s s
2. Metode Current Meter dan Metode Apung
c. Menentukan luas
(0,24+0,28)
L1 = ×2,75 = 0,7150 m 2
2
(0,28+0,34)
L2 = ×2,75 = 0,8525 m 2
2
(0,34 + 0,24)
L3 = ×2,75 = 0,7975 m 2
2
(0,24 + 0,15)
L4 = ×2,75 = 0,53625 m 2
2
Ltotal = L1 +L2+ L3+ L4
¿ 0,7150 + 0,852 + 0,797 + 0,53625
= 2 ,9 m 2
d. Menghitung Q (Debit)
m m3
Q 1 = Ltotal × V 1 = 2,9 ×0.1 = 0,29
s s
m m3
Q 2 = Ltotal × V 1 = 2,9 ×0.1 = 0,29
s s
m m3
Q 3 = Ltotal × V 1 = 2,9 ×0.1 = 0,29
s s
11
m3 m3 m3
0,75 4 , 0,58 025 , dan 0,667 29 .
s s s
Pengukuran dengan metode current meter harus menentukan besarnya lebar
sungai. Lebar Sungai Cikapundung yang diperoleh sebesar 11 meter. Pengukuran
kecepatan aliran pada bagian permukaan, tengah serta dasar sungai. Pengukuran
kecepatan aliran dilakukan dengan membagi 3 titik yang setiap titiknya berjarak
2,75m, 5,5 m, dan 8,25 m. Kecepatan aliran pada titik 1 diperoleh kecepatan aliran
dari permukaan, tengah dan dasar sebesar 0,1 m/s. Titik 2 memiliki kecepatan
aliran pada permukaan, tengah dan dasar air sebesar 0,1 m/s sama halnya dengan
titik 3. Data tersebut dapat diketahui bahwa kecepatan pada bagian atas, tengah
dan bawah sungai memiliki kecepatan yang sama karena kondisi sungai sedang
mengalami surut.
Menurut literatur pada bagian tengah sungai minim adanya hambatan yang
dapat menghambat aliran sungai, sedangkn pada bagian tepian sungai banyak
hambatan yang menghambat aliran sungai antara lain batuan, dan pepohonan
sehingga kecepatan yang dihasilkan seharusnya berbeda-beda. Pengukuran
selanjutnya yaitu pengukuran untuk menentukan luas arena, namun karena sketsa
sungai terdapat bentuk yang beragam, maka untuk mengukur luas perlu dilakukan
dengan rumus bangun datar seperti segitiga, persegi dan trapesium sehingga dapat
memperoleh luas total penampang basah sebesar kurang lebih 2,9 m2 dengan
rinciam sebagai berikut 0,7150 m2, 0,8525 m2 dan 0,53675 m2. Berdasarkan data
tersebut debit yang diperoleh sebesar 0,290125 m3/s dan hal tersebut tidak berbeda
jauh dengah hasil yang didapatkan dari Shift A.
Metode current meter menampilkan hasil pengukuran pada permukaan,
tengah serta dasar sungai memiliki nilai yang hampir seragam. Hal ini dipengaruhi
oleh kecepatan aliran dari masing-masing titik relatif sama. Berdasarkan data yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa kecepatan aliran paling tinggi terjadi pada
permukaan sungai. Semakin dalam kedalamannya aliran sungai akan semakin
kecil. Pengukuran debit aliran yang dilakukan dengan kedua metode tersebut
memiliki nilai yang berbeda. Debit pada metode current meter memiliki nilai
setengah dari 1 m3/s sedangkan debit pada metode apung dapat menghasilkan nilai
lebih dari nilai dengan metode current meter. Kedua metode ini memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Metode apung meskipun dinilai
kurang akurat namun pelaksanaannya lebih mudah dan sederhana. Metode
current meter cenderung lebih rumit namun hasil yang diperoleh lebih akurat
dengan ditunjangnya alat ukur yang keakuratannya lebin tinggi.
Faktor-faktor yang dapat mengurangi keakuratan data hasil pengamatan
adalah terbatasnya peralatan yang tersedia sehingga dalam penentuan titik
pengamatan terhambat oleh arus yang besar, permukaan dasar sungai yang tidak
beraturan menyebabkan ketidaktelitian dalam perhitungan kedalaman air.
Penggunaan alat yang cukup baik dapat menghindari atau meminimalisit berbagai
kesalahan dalam pengukutan. Debit aliran sungai yang telah di hasilkan dapat
dijadikan sebagai informasi yang sangat penting dalam perancangan bangunan air.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Metode current meter diperoleh debit sungai keseluruhan adalah 0,290125
m3/s;
2. Metode apung diperoleh debit sungai keseluruhan 0,66718 m3/s;
3. Semakin dalam maka kecepatan aliran sungai akan semakin kecil;
4. Metode current meter lebih akurat dibandingkan dengan metode apung
karena pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat sehingga hasil yang
diperoleh lebih akurat;
5. Pengukuran debit dilakukan untuk praduga banjir; dan
6. Nilai kecepatan aliran menggunakan metode current meter dengan tiga
bagian kedalamaan yang berbeda diperoleh kecepatan rata-rata total sebesar
0,1 m/s.
6.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Alat yang digunakan sebaiknya lebih dari satu agar praktikan dapat waktu
yang digunakan lebih efisien;
2. Lebih memahami prosedur praktikum agar saat dilakukannya praktikum
tidak memakan waktu yang cukup banyak; dan
3. Penempatan pengukuran pada posisi yang seharusnya agar keakuratan data
mendekati sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak,Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mahardika, Fajar Muhammad. 2008. Laju Aliran Permukaan dan Limpasan Air
Tanah. Terdapat di: http://unhas.ac.id. (Diakses pada tanggal 15 Desember
2019 pukul 20.45 WIB)