Anda di halaman 1dari 35

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PROGRAM PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG


KEGIATAN KOORDINASI DAN SINKRONISASI PERENCANAAN TATA
RUANG DAERAH KABUPATEN/KOTA
SUB KEGIATAN KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN RRTR
KABUPATEN/KOTA

PEKERJAAN BELANJA JASA KONSULTANSI


PEMUTAKHIRAN BLAD RENCANA TEKNIS RUANG KAWASAN SKALA 1:1000

BIDANG PENATAAN RUANG


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KOTA PAYAKUMBUH
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Payakumbuh
yang telah dijadikan sebagai pedoman dalam pembangunan dan penataan
ruang di Kota Payakumbuh melalui Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW
Kota Payakumbuh Tahun 2010-2030 dan kemudian telah ditindaklanjuti
dengan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Payakumbuh
dengan skala 1:5000 yang digunakan sebagai alat operasionalisasi RTRW
dengan pengesahan melalui Perda No. 2 Tahun 2018 tentang Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Payakumbuh Tahun 2018-2038 serta penetapan
Perda Perubahan RTRW Nomor 5 Tahun 2020 tentang Perubahan Perda No. 1
Tahun 2012 tentang RTRW Kota Payakumbuh Tahun 2010-2030.
Penyusunan Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK) Kota
Payakumbuh merupakan penjabaran secara rinci terhadap Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) ke dalam bentuk rencana garis atau geometric land use
yang menggambarkan rencana tapak atau tata letak, tata bangunan dan
prasarana dan sarana lingkungan serta utilitas umum yang mencakup satu
atau beberapa unit lingkungan perencanaan perkotaan. RTRK Kota
Payakumbuh merupakan rencana yang juga dijadikan pedoman dalam
memberikan Keterangan Rencana Kota (KRK)/Advice Planning dan Izin
Mendirikan Bangunan kepada masyarakat, badan dan/atau perorangan.
Pelayanan Penerbitan Surat Keterangan Rencana Kota/AP merupakan
pelayanan non perizinan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang kota
yang berisi informasi tentang pengaturan yang terkait dengan perencanaan
tata ruang, sekaligus sebagai salah satu instrumen dalam pengendalian
pembangunan untuk mewujudkan tertibnya pemanfaatan ruang. Surat
Keterangan Rencana Kota/AP merupakan salah satu kegiatan yang harus
dilakukan dalam rangka memenuhi pelayanan publik dibidang urusan
penataan ruang dengan mempedomani perencanaan tata ruang yang telah
ditetapkan.
Penyusunan RTRK Kota Payakumbuh telah dimulai sejak tahun 1987
dan secara kontinyu dilakukan pemutakhiran dalam bentuk peta analog dan
belum berupa peta digital berbasis titik koordinat. Pemutakhiran/updating
data dan informasi perencaanaan tata ruang pada dokumen RTRK ini
mengacu kepada Perda RDTR Kota Payakumbuh Nomor 2 Tahun 2018
mencakup 6 Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) dengan proses updating pada
2 Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) yaitu BWP I dan BWP VI, sehingga masih
diperlukan pemutakhiran pada 4 BWP lainnya. Pemutakhiran RTRK ini
dilakukan dengan mempedomani dokumen perencanaan tata ruang yang
secara hirarki meliputi RTRW dan perubahannya, RDTR dan kondisi
eksisting di lapangan.
Sebagai suatu kota yang sedang berkembang, maka mekanisme
pengendalian pemanfaatan ruang melalui pengaturan ruang dengan
kedalaman RTRK skala 1:1000 bagi Kota Payakumbuh merupakan kebutuhan
yang mendesak karena adanya permasalahan yang dijumpai dalam proses
implementasi rencana tata ruang yang disebabkan oleh faktor internal seperti
kebijakan dinamika pembangunan Kota maupun faktor eksternal dari
propinsi maupun nasional.
Isu-isu pokok yang menyebabkan diperlukannya revisi atau perubahan
dokumen dan peta blad RTRK antara lain :
1. Peta blad RTRK saat ini belum mengakomodir perkembangan kebijakan
terkait rencana tata ruang yang terbaru sesuai dengan hirarki rencana tata
ruang yang lebih tinggi seperti RTRW dan RDTR yang telah ditetapkan
sebagai peraturan daerah.
2. Peta blad yang digunakan sebagai acuan dari pelayanan KRK/AP saat ini
masih merupakan peta analog/manual dan belum tersedia dalam bentuk
digital yang dapat diolah menggunakan aplikasi pemetaan/geospasial.
3. Peta blad yang digunakan saat ini belum seluruhnya menampung kondisi
aktual dan eksisting terkait perkembangan pembangunan infrastruktur,
bangunan gedung dan lain sebagainya.
4. Kondisi kualitas peta blad analog yang terdiri dari peta kalkir dan peta
cetak yang sudah tidak layak/rusak sementara peta digitalnya belum
tersedia.
Berdasarkan pertimbangan dan permasalahan tersebut, maka dalam
pelaksanaan pekerjaan Pemutakhiran blad RTRK skala 1:1000 ini diperlukan
inovasi atau pembaharuan antara lain :
1. Sebagai data base/basis data dokumen perencanaan rinsi tata ruang
berbasis GIS/SIG (sistem informasi geografis)
Adalah perlunya informasi data dan peta blad Kota Payakumbuh yang
berbasis GIS (geodetic dan informatik) sehingga pelayanan pembuatan AP
dapat terlaksana dengan baik dan terukur.
2. Sebagai upaya melakukan sinkronisasi basis data pemetaan antara rencana
makro dan rencana rinci tata ruang yang telah terkoreksi geometric dalam
upaya pengambilan keputusan baik untuk perencanaan, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
3. Optimalisasi peran dan tugas Dinas PUPR dalam pelaksanaan pelayanan
di bidang penataan ruang salah satunya pelayanan penerbitan surat
KRK/AP.
4. Alat evaluasi dan monitoring terhadap implementasi rencana tata ruang
sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur tingkat deviasi pemanfaatan
ruang dan sekaligus bahan untuk peninjauan kembali dokumen
perencanaan tata ruang seperti RTRW dan RDTR.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud pekerjaan Pemutakhiran Blad Rencana Teknis Ruang Kawasan


skala 1:1000 ini adalah :
1. Untuk merumuskan rencana pola ruang dan stuktur ruang yang
terintegrasi dan serasi yang mengakomodir kebijakan pembangunan dalam
suatu hirarki perencanaan sesuai spesifikasi kawasan dan secara
operasional berfungsi sebagai pengendali pemanfaatan ruang yang
dilaksanakan oleh pemerintah serta untuk menjadikan modal dasar bagi
daerah dalam rangka menarik minat para investor untuk malakukan
penanaman modal dalam pembangunan sarana dan prasarana kawasan.
2. Untuk meningkatkan ketersediaan kualitas pemetaan rencana tata ruang
dengan skala yang lebih rinci.
3. Untuk mendapatkan gambaran aktual lapangan dengan cara melakukan
pengecekan dan pengukuran kembali terhadap blad-blad yang mengalami
perubahan yang disajikan dalam bentuk data base pemetaan Sistem
Informasi Geografis.
4. Meningkatkan pelayanan publik dalam pelayanan KRK/Advice Planning
dan Perizinan serta sebagai pedoman untuk mengaplikasikan perencanaan
tata ruang kota yang lebih efektif dan terukur.
Tujuan dari pekerjaan Pemutakhiran Blad Rencana Teknis Ruang
Kawasan skala 1:1000 ini adalah untuk menyediakan dokumen perencanaan
dan pemetaan RTRK yang berbasis GIS/SIG dan telah terintegrasi dengan Peta
Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Rinci Tata Ruang Kota Payakumbuh
dengan menggunakan sistem koordinat georeferensing yang sama.
1.3. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan ini adalah:
1. Terlaksananya survey dan pemetaan terkait dengan kondisi eksisting dan
perubahan yang terjadi pada lokasi perencanaan meliputi tutupan lahan,
penggunaan lahan, sebaran bangunan dan jaringan sarana dan prasarana
kota.
2. Terlaksananya penyusunan peta dasar dan peta blad RTRK skala 1:1000
berbasis digital dan dapat diolah dengan aplikasi pemetaan yang relevan
seperti GIS, QGIS, Arc Viw, Autocad dan lainnya.
3. Tersedianya data base RTRK berbasis GIS.

1.4. LOKASI PEKERJAAN

Pekerjaan berlokasi di Kota Payakumbuh dengan ruang lingkup


wilayah perencanaan dalam kegiatan Penyusunan Rencana Teknis Ruang
Kawasan adalah pada 2 BWP yaitu BWP IV dan BWP V sebanyak 149 lembar
peta blad dengan luas ± ± 2.607 hektar mencakup sebagian Kecamatan
Payakumbuh Barat, sebagian Kecamatan Payakumbuh Utara dan Kecamatan
Lamposi Tigo Nagori, dengan batas-batasnya sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kec. Harau Kab. Limapuluh Kota.


 Sebelah Barat : Kec. Payakumbuh Kab. Limapuluh Kota.
 Sebelah Timur : Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) III.
 Sebelah Selatan : Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) I dan BWP VI.
Gambar I.1. Peta Administrasi BWP IV Kota Payakumbuh
Gambar I.2. Peta Administrasi BWP V Kota Payakumbuh
1.5. DASAR HUKUM
Dasar hukum dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4722);
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Negara Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4851);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran
Negara Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4966);
5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-lintas Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5025);
6. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5068);
7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5168);
8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
9. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Lembaran Negara Rebuplik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587, sebagaimana yang telah
diubah beberapa kali terakhir dengan UU Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
11. Undang-Undnag Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4385);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara
Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4655);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4696);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor
15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5097);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5103);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 118,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5160);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 345, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5802);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 6042);
20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Analisis Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam
Penyusunan Tata Ruang;
21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Penataan Ruang Bencana Longsor ;
22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
23. Peraturan Menteri PUPR Nomor 08 Tahun 2015 tentang Penetapan Garis
Sempadan Jaringan Irigasi;
24. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Kota Payakumbuh Tahun 2008;
25. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bangunan;
26. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Payakumbuh Tahun 2010-2030;
27. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 2 Tahun 2018 tentang Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Payakumbuh Tahun 2018-2038.
28. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 3 Tahun 2018 tentang Izin
Mendirikan Bangunan.
29. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 5 Tahun 2020 tentang Perubahan
Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Payakumbuh Tahun 2010-2030.

1.6. SUMBER PENDANAAN


Sumber dana untuk pelaksanaan kegiatan ini, bersumber dari APBD Kota
Payakumbuh Tahun Anggaran 2021 pada instansi Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Payakumbuh, Kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi
Perencanaan Tata Ruang Daerah Kabupaten/Kota Pekerjaan “Belanja Jasa
Konsultansi Pemutakhiran Blad Rencana Teknis Ruang Kawasan skala
1:1000” dengan jumlah pagu anggaran sebesar Rp. 332.791.800,- (Tiga Ratus
Tiga Puluh Dua Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu Delapan Ratus
Rupiah) termasuk PPN.

1.7. NAMA DAN ORGANISASI PPK


Pejabat Pengguna Anggaran (PA) : Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang
PPK : Kabid. Penataan Ruang
OPD : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
BAB II
RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI PEKERJAAN

2.1 DATA DASAR DAN DATA PENUNJANG


Pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan data dasar dari base map
rencana pola ruang dan rencana struktur ruang yang tertuang pada Peta
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan tingkat ketelitian peta skala
1:25.000 dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dengan tingkat ketelitian peta
skala 1:5.000.
Data penunjang yang dapat digunakan untuk melakukan pelaksanaan
pekerjaan meliputi peta rencana teknis ruang kawasan skala 1:1.000 yang
sudah dilakukan pada tahun sebelumnya di BWP I dan BWP VI.

2.2 RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Materi/substansi yang diatur dalam pekerjaan


Pemutakhiran Blad Rencana Teknis Ruang Kawasan skala 1:1000 ini meliputi :
1. Pembuatan peta dasar skala 1:1.000 dan peta tematik lainnya yang
dibutuhkan berdasarkan citra foto udara yang dihasilkan dari perangkat
drone.
2. Pemutakhiran peta blad Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK) skala
1:1000 (2 BWP) dengan proses sinkronisasi antara rencana tata ruang,
berupa hasil digitasi peta dasar untuk mengindentifikasi kondisi eksisting
bangunan dan infrastruktur serta lingkungan pada lokasi kawasan
perencanaan.
3. Pembuatan laporan dokumen rencana dan peta yang menuangkan
peruntukan ruang, ketentuan intensitas bangunan, ketentuan tata
bangunan, rencana sarana dan prasarana pada BWP dimaksud berdasarkan
analisis multisektor sesuai dengan dokumen rencana rinci tata ruang.
4. Pembuatan data base blad RTRK di 2 BWP berbasis GIS yang dapat
dioperasionalisasikan untuk proses penerbitan SKRK/AP.
5. Pembuatan rencana wujud visual tata bangunan pada kawasan sub BWP
prioritas di masing-masing BWP.

2.3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Pendekatan inovasi yang dilakukan dalam pekerjaan Pemutakhiran
Blad Rencana Teknis Ruang Kawasan dengan Skala 1:1000 Kota Payakumbuh
adalah dengan melakukan pendekatan secara mixed scanning planning dimana
kajian sistem yang lebih makro tetap menjadi bagian dari kajian sistem yang
lebih mikro. Pendekatan dalam pelaksanaan pekerjaan dengan menggunaan
sistem informasi geografis melalui pemetaan yang terpadu atrinya, penataan
ruang yang dianalisis dan dirumuskan menjadi satu kesatuan dari berbagai
kegiatan pemanfaatan ruang yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun
masyarakat dalam bidang penataan ruang. Dalam metoda GIS ini pada
prinsipnya adalah mengintegrasikan data spasial dengan atribut atau
deskripsi berkenaan dengan hal tersebut yang dibuat dan disajikan dalam satu
perangkat lunak (software) GIS.
Pelaksanaan penyusunan pekerjaan dilakukan dengan melakukan
pendekatan desk study dan field study dengan pelaksanaan proses penyusunan
dilakukan dengan tahapan utama sebagai berikut :
a. Pembuatan peta dasar skala 1:1.000.
b. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data.
c. Penyusunan dokumen dan peta perencanaan skala 1:1.000
d. Diskusi dan asistensi dengan Tim Teknis dan pengelola kegiatan.
e. Pembahasan untuk setiap laporan yang diminta sebagai output pekerjaan.
Pekerjaan Pemutakhiran Blad Rencana Teknis Ruang Kawasan skala 1:1000 (2
BWP) memuat substansi :
1. Membuat peta dasar skala 1:1.000 yang sesuai dengan standar.
2. Melakukan sinkronisasi antara blad RTRK analog dengan hasil survey
lapangan.
3. Pembuatan blad secara digital dengan sumber data peta dasar, foto udara
dan survey lapangan dan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
kondisi lapangan saat ini.
4. Pembuatan data base berupa peta yang menampilkan infromasi
pemanfaatan lahan/bangunan, jaringan dan sarana prasarana lainnya,
informasi KRK/AP dan perizinan lainnya.

2.4 TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Persiapan Pekerjaan Pemutakhiran Blad RTRK
Kegiatan persiapan meliputi :
1) Persiapan awal pelaksanaan, meliputi: rapat pemahaman terhadap
Kerangka Acuan Kerja (KAK), penegasan terhadap jadwal pelaksanaan
pekerjaan dan mobilisasi personil dan peralatan sesuai dengan yang
dituangkan dalam KAK.
2) Persiapan dasar berupa studi literatur, penelaahan materi dalam RTRW,
RDTR dan peta blad RTRK yang telah ada dan digunakan saat ini sebagai
pedoman di lapangan.
3) Persiapan teknis pelaksanaan yang meliputi:
a) Penyiapan peta Blad RTRK analog yang ada untuk dilakukan proses
scanning dan digitasi;
b) Penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan;
c) Penyiapan rencana kerja rinci; dan
d) Penyiapan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan meliputi
data penggunaan lahan eksisting, tutupan lahan, sosial
kependudukan, ekonomi, fisik dan lingkungan, panduan observasi
dan dokumentasi, dan lain-lain), serta mobilisasi peralatan dan
personil yang dibutuhkan.

2. Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder


a. Kegiatan Pengumpulan Data Primer melalui Survey Lapangan.
Kegiatan pengumpulan data primer merupakan hal yang penting dalam
pelaksanaan pemutakhiran peta blad RTRK skala 1:1000 di 2 BWP yaitu BWP
IV dan BWP V. Data primer yang dikumpulkan merupakan informasi
lapangan terkait dengan kondisi penggunaan lahan, bangunan dan jaringan
infrastruktur yang ada saat ini. Identifikasi tersebut merupakan data dan peta
dasar yang meliputi :
1. Melakukan survey pengambilan citra foto udara dengan perangkat drone
dengan resolusi hasil citra minimal 18 cm dan kemudian dilakukan
pengolahannya dari data mentah menjadi peta citra foto udara yang
sudah terorthokoreksi.
2. Melakukan pengolahan peta citra foto udara tersebut menjadi peta dasar
dan peta tematik lainnya pada lokasi perencanaan melalui proses
interpretasi dan digitasi terhadap vegetasi/tutupan lahan, jaringan
infrastruktur dan bangunan gedung, toponimi, hidrografi, hipsografi,
transportasi dan batas wilayah.
3. Melakukan verifikasi peta hasil digitasi foto udara ke lapangan meliputi :
a) Identifikasi dan verifikasi ke lapangan terhadap tutupan lahan, guna
lahan eksisting dan perpetakan persil tanah dengan
membandingkan antara peta hasil digitasi drone dengan kondisi
lapangan.
b) Identifikasi dan verifikasi ke lapangan terhadap toponimi bangunan
meliputi penggunaan bangunan, fungsi bangunan, bangunan fasum
fasos, dan tata letak bangunan dengan membandingkan antara peta
hasil digitasi drone dengan kondisi lapangan.
c) Identifikasi dan verifikasi ke lapangan terhadap jaringan prasarana
infrastruktur yang meliputi jaringan jalan, sesuai dengan hirarki
jalan, kondisi lebar jalan eksisting, pelengkap jalan, drainase, irigasi
dan lain sebagainya dengan membandingkan antara peta hasil
digitasi drone dengan kondisi lapangan.
b. Kegiatan Pengumpulan Data Sekunder melalui Studi Literatur dan Dokumen
lainnya.
Kegiatan pengumpulan data sekunder dilakukan sebagai data pendukung
dalam pelaksanaan survey primer. Data yang diperlukan antara lain:
1. Data Spasial yaitu peta dasar Kota Payakumbuh di BWP IV dan BWP V,
meliputi peta jaringan jalan, peta toponimi, peta hidrografi, peta blad
analog, peta citra spot atau World View yang berasal dari peta RTRW dan
RDTR Kota Payakumbuh.
2. Data berkas dan dokumen KRK/AP yang telah diterbitkan pada BWP IV
dan BWP V dan data pendukung lainnya dari tahun 2012-2021.
3. Peta blad RTRK analog eksisting skala 1:1000 di BWP IV dan BWP V.
4. Data kependudukan, data ekonomi, data fisik dasar dan lingkungan, data
pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, data sarana dan prasarana, dan
kebijakan.
c. Kegiatan Digitasi Peta Blad RTRK Skala 1:1000 analog di 2 BWP, terdiri atas :
1. Melakukan scanning dan digitasi peta analog blad skala 1:1000 yang
berada di BWP IV dan BWP V.
2. Melakukan analisis komparatif antara data hasil verifikasi terhadap
digitasi citra foto udara dengan data hasil digitasi peta blad analog
dengan metode pertampalan peta, untuk menilai kesesuaian penggunaan
lahan dan rencana jaringan prasarana yang ada.
3. Melakukan verifikasi ke lapangan terkait dengan mengkaji kemungkinan
terhadap perwujudan rencana jaringan jalan di dalam peta blad RTRK
yang sudah ada.
4. Melakukan updating data eksisting berdasarkan hasil verifikasi lapangan
ke dalam peta blad digital skala 1:1.000.
d. Kegiatan Digitasi berkas dan dokumen surat KRK/AP yang telah diterbitkan,
terdiri atas :
1. Melakukan proses scanning terhadap berkas dokumen KRK/AP yang telah
diterbitkan yang terdiri dari lembar SK dan Lampiran Peta.
2. Melakukan digitasi persil tanah pada Lampiran peta KRK/AP untuk
kemudian diolah dan diintegrasikan ke dalam basis data peta blad RTRK.

3. Penyusunan Analisis Data dan Peta


Kegiatan analisis yang minimal meliputi :
1. Melakukan analisis terhadap seluruh data primer maupun sekunder
meliputi kondisi kependudukan, ekonomi, fisik dasar dan lingkungan,
pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, sarana dan prasarana, dan
kebijakan di lokasi perencanaan.
2. Melakukan analisis tumpang tindih peta dan analisis kebutuhan sarana
dan prasarana transportasi melalui perbandingan antara kondisi eksisting
lapangan dengan rencana garis jalan di dalam blad RTRK pada lokasi
kawasan.
3. Melakukan analisis infrastruktur dan perencanaan transportasi meliputi
analisis kebutuhan jaringan jalan, drainase, jaringan irigasi, dan lainnya.
4. Melakukan analisis kawasan terbangun atau built up area dan ketentuan
intensitas dan tata bangunan.
5. Melakukan analisis tingkat konektivitas dengan mempertimbangkan aspek
mobilitas dan aksesibilitas.
6. Melakukan analisis SWOT pada lokasi perencanaan.

4. Penyusunan Peta dan Dokumen Rencana Teknis Ruang Kawasan (RTRK)


skala 1:1.000 di 2 BWP
Kegiatan penyusunan perutakhiran peta blad RTRK skala 1:1000 pada 2 BWP,
berisikan:
1) Penyusunan data hasil pemutakhiran peta blad yang diperoleh dari
pengumpulan data primer dan data sekunder.
2) Penyusunan peta blad dalam bentuk format GIS yang sesuai dengan kaidah
dan standar pemetaan tata ruang.
3) Pembangunan konsep basis data blad RTRK dengan format GIS yang
berisikan seluruh informasi penataan ruang dan informasi surat KRK/AP
dalam bentuk hasil soft file.
4) Penyusunan dokumen Rencana Teknis Ruang Kawasan di 2 BWP sesuai
dengan sistematika yang ditentukan.
5. Penyusunan Data Base RTRK Skala 1:1000 di 2 BWP
a. Kegiatan Perancangan basis data berupa penyusunan strukturisasi data
berupa layer-layer data yang spesifik sesuai dengan tema-tema berdasarkan
hasil verifikasi dari lapangan dan setelah dilakukan overlay dengan peta
digitasi blad analog dan peta citra drone yang telah diverifikasi.
b. Penyusunan tipologi data yang diatur secara grafis dan terklasifikasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
c. Seluruh proses dilakukan secara digital dengan menggunakan aplikasi
software GIS dan/atau aplikasi yang sesuai.
d. Penetapan rencana geometris jalan dan infrastruktur lainnya sesuai dengan
hasil analisis yang dilakukan.
e. Pembuatan data base berbasis peta digital dengan format GIS yang kurang-
kurangnya meliputi informasi guna lahan berdasarkan rencana peruntukan
pola ruang, guna lahan eksisting lapangan, petak bidang persil tanah,
jaringan sarana dan prasarana utilitas (jalan, drianase, irigasi, dsb),
bangunan dan informasi tentang Keterangan Rencana Kota (KRK)/AP yang
telah diterbitkan.
f. Pembuatan format layout peta digital untuk kepentingan pelayanan
penerbitan KRK/AP yang terintegrasi dengan informasi rencana tata ruang
dan perizinan pemanfaatan ruang secara digital.

6. Pembuatan Rencana Wujud Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan


Sub BWP Prioritas pada 2 BWP
Penyusunan gambar rancang visual tata bangunan yang memuat arahan
rencana tapak bangunan dan elemen kawasan lainnya termasuk penggunaan
lahan dan jaringan jalan/sirkulasi (memanfaatkan potensi kawasan, ramah
lingkungan dan berkarakter). Rencana tapak/tata bangunan ini harus
menyesuaikan dengan konsep pengambangan suatu kawasan yang telah diatur
dalam rencana umum dan rencana rinci tata ruang. Pada komponen penataan
bangunan tersebut, diatur pengaturan blok/lingkungan dan kaveling yang
terdiri dari bentuk dan ukuran blok dan kaveling serta ruang terbuka hijau dan
non hijau, letak dan orientasi bangunan, massa bangunan, dan ekspresi
arsitektur bangunan. Selain itu terlihat pengaturan ketinggian/elevasi dari tiap
bangunan yang berbeda-beda dari suatu kawasan yang ada. Disajikan dalam
bentuk 3D dan video animasi kawasan.
7. Pembuatan Draft Ranperwako tentang RTRK BWP IV dan BWP V Kota
Payakumbuh.
Kegiatan ini merupakan perumusan legal drafting terkait dengan ketentuan
dalam RTRK yang diatur dalam bentuk rancangan Peraturan Walikota
Payakumbuh.
Untuk seluruh buku dokumen rencana RTRK masing-masing BWP dibuatkan
dokumen secara terpisah. Berikut ini sistematika penyajian dokumen rencana di
BWP IV yang juga berlaku sama untuk BWP V.

Tabel III.1. Sistematika Penyajian Dokumen Rencana RTRK BWP IV dan BWP V
Bab Uraian Isi Rencana
I Pendahuluan 1. Dasar Hukum Penyusunan RTRK Kota Payakumbuh.
2. Profil wilayah BWP IV, mencakup :
a. Gambaran umum kota yang dilengkapi dengan
peta orientasi dan pembagian wilayah kota;
b. Kondisi eksisting terkait dengan data penggunaan
lahan, bangunan, dan jaringan sarana dan
prasarana berdasarkan hasil survey primer dan
sekunder.
c. Data perizinan dan nonperizinan pemanfaatan
ruang.
3. Peta-peta mencakup sekurang-kurangnya :
a. Peta orientasi kawasan
b. Peta guna lahan eksisting
c. Peta sebaran bangunan
d. Peta intensitas bangunan
e. Peta rawan bencana
f. Peta kepadatan penduduk eksisiting
II Tinjauan Kebijakan 1. Tujuan penataan ruang wilayah kota
2. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota.
3. Tinjauan dalam RDTR Kota Payakumbuh di BWP IV
III RTRK BWP IV dalam 1. Rencana peruntukan sesuai dengan rencana pola ruang
konstelasi rencana tata pada RDTR di BWP IV.
ruang 2. Rencana jaringan utilitas kota (jaringan jalan, drainase,
dan lain sebagainya) di BWP IV.
3. Rencana intensitas bangunan di BWP IV.
4. Rencana tata bangunan di BWP IV.
5. Gambar visual rancang bangun 3D kawasan.
IV Panduan basis data 1. Petunjuk pelaksanaan dan teknis penggunaan basis
RTRK data RTRK skala 1:1000 (BWP IV) untuk kepentingan
perizinan pemanfaatan ruang.
2. Penutup.
Adapun alur dan tahapan pelaksanaan secara garis besar dapat dilihat
pada skema berikut ini :
Gambar 2 ALUR DAN TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Identifikasi

Perencanaan dan
Persiapan Pekerjaan

Pengumpulan data Pengumpulan data


sekunder primer

Foto Udara Drone


dan Verifikasi
Lapangan
Data bangunan, Data KRK/ AP Data Peta Data Peta Blad
jaringan dan yang RTRW dan Analog RTRK
lainnya diterbitkan
Data Hasil Digitasi

Analisis Data dan


Peta

Peta Digital

Tipologi dan
strukturisasi data

Database peta blad RTRK BWP IV dan BWP V

2.5 SISTEM PELAKSANAAN

Dalam rangka mengoptimalkan hasil pekerjaan, sebagai pelaporan dan


pertanggungjawaban hasil pekerjaan, maka dalam pekerjaan ini juga dilakukan
sistem diskusi/pembahasan/konsultasi dengan tim teknis dan pegelola kegiatan
yang meliputi :
a) Diskusi/pembahasan persiapan pekerjaan
Materi yang didiskusikan dalam pembahasan meliputi pemahaman terhadap
KAK, time schedule/jadwal pelaksanaan kegiatan, rencana kerja, manajemen
tenaga ahli, kajian-kajian dan pemahaman dari beberapa studi literatur.
b) Diskusi/Pembahasan data dan analisis.
Meteri terfokus pada tim teknis yang terlibat. Materi yang dibahas adalah
pengumpulan data primer dan sekunder, dan penyusunan pemutakhiran
peta blad RTRK. Serta membicarakan masalah dan persoalan yang timbul
selama pekerjaan dilakukan.
c) Diskusi/Pembahasan dokumen RTRK pada 2 BWP.
Meteri terfokus pada tim teknis yang terlibat. Materi yang dibahas adalah
penyusunan dokumen RTRK pada 2 BWP dan aspek pemetaannya.
d) Diskusi/Pembahasan rancang tata bangunan kawasan pada 2 BWP.
Meteri terfokus pada tim teknis yang terlibat. Materi yang dibahas adalah
penyusunan rancang tata bangunan kawasan dalam bentuk 3D dan video
animasi.
e) Diskusi/Pembahasan rancangan basis data RTRK.
Meteri terfokus pada tim teknis yang terlibat. Materi yang dibahas adalah
penyusunan basis data yang digunakan dalam sistem informasi RTRK pada 2
BWP.
f) Rapat pembahasan Draft Ranperwako RTRK BWP IV dan BWP V.
g) Seluruh kemajuan dan perkembangan pelaksanaan pekerjaan harus
dilaporkan secara rutin setiap bulannya kepada PPK/PPTK.

2.6 LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA

1. Melaksanakan penyusunan dokumen pemutakhiran blad Rencana Teknis Ruang


Kawasan skala 1:1.000 pada 2 BWP sesuai dengan KAK dan arahan dari
pengguna jasa.
2. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh hasil perencanaan pekerjaan
Pemutakhiran Blad RTRK skala 1:1000 pada 2 BWP yang disusun/dibuat
sampai jangka waktu yang ditetapkan sesuai dengan standar dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan konsultan diwajibkan melakukan
konsultasi/diskusi/pembahasan dengan pihak terkait, tim teknis, dan tim
pengarah sesuai dengan kemajuan pekerjaan.
4. Dalam melaksanakan pekerjaan, konsultan wajib menyediakan tenaga ahli
yang diminta sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan selama
pelaksanaan pekerjaaan sesuai dengan waktu kontrak, konsultan harus
berdomisili di Provinsi Sumatera Barat.
5. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan dinyatakan selesai (berakhir) secara
keseluruhan setelah hasil pekerjaan diterima secara utuh, dan diterima oleh
Tim Penerima Hasil Pekerjaan dalam bentuk suatu berita acara.
6. Dalam melaksanakan presentasi dan diskusi, konsultan wajib menyediakan
waktu untuk hadir yang terdiri dari team leader beserta 2/3 dari jumlah tenaga
ahli yang terlibat dalam pekerjaan Pemutakhiran blad RTRK skala 1:1000,
sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
BAB III
RENCANA KERJA PEMUTAKHIRAN PETA

3.1 JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


Jangka waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pemutakhiran Blad Rencana Teknis
Ruang Kawasan skala 1:1000 pada 2 BWP dilaksanakan selama 180 (seratus
delapan puluh) hari kalender atau 6 (enam) bulan, dengan rincian dan jadwal
pekerjaan sebagai berikut sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1 Jadwal Rencana Kerja

Bulan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6
No Tahapan/Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A TAHAPAN KEGIATAN
I. Tahap Persiapan
1. Pemahaman terhadap KAK
Penyusunan metodologi dan teknis
2. survey, dan pembuatan perangkat
survey
Kajian awal data sekunder dari data
3. KRK/AP dan peta blad analog yang
ada
Pembahasan dan pelaporan progress
4.
pekerjaan
Tahap Pengumpulan Data (Survey
II.
Primer dan Sekunder)
Pengumpulan Data Primer (Survey
1.
Lapangan)
Pengambilan citra foto udara dengan
a.
meggunakan perangkat drone
Pengolahan citra foto udara menjadi
peta dasar yang akan digunakan
sebagai basis updating data dan
b.
informasi kondisi guna lahan,
tutupan lahan, bangunan dan
jaringan eksisting pada 2 BWP.
Bulan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6
No Tahapan/Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Melakukan verifikasi ke lapangan
terhadap aspek guna lahan,
c.
bangunan, jaringan infrastruktur
kota.
Penyusunan rekapitulasi data primer
d. dari lapangan dan pengolahan citra
drone
2. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data dan digitasi peta
a.
dan informasi surat KRK/AP
Pengumpulan data rencana tata
b.
ruang terkait
c. Melakukan digitasi peta blad manual
RTRK Skala 1:1.000 pada 2 BWP
Pelaksanaan Verifikasi ke Lapangan
3. (komparasi hasil digitasi peta drone
dan digitasi peta blad manual)
a. Perumusan Kebutuhan Jaringan
Jalan, drainase, trotoar dan lain
sebagainya
b. Perumusan Intensitas dan Tata
Bangunan
III. Tahap Analisis Data dan Peta
Tahap Penyusunan Peta dan
IV.
Dokumen RTRK Skala 1:1.000 pada 2
Bulan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6
No Tahapan/Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
BWP
V. Tahap Penyusunan Data base RTRK
1. Pembuatan Peta dan Data Base RTRK
BWP IV dan BWP V
Tahap Penyusunan Rancang Tata
VI.
Bangunan Kawasan
Tahap Penyusunan Draft
VII.
Ranperwako
1. Penyusunan naskah rancangan
Peraturan Walikota tentang RTRK di
BWP IV dan BWP V Kota
Payakumbuh
B. DISKUSI/PEMBAHASAN
1. Pembahasan Persiapan Pekerjaan
Pembahasan Data dan Analisis
2.
eksisting
Pembahasan Laporan Rencana RTRK
3.
di BWP IV dan BWP V
Pembahasan Aspek Pemetaan dan
4.
Basis Data RTRK
5. Pembahasan Ranperwako
C. PELAPORAN/OUTPUT
Laporan Data dan Analisis BWP IV
1.
dan BWP V
2. Laporan Rencana Teknis Ruang
Bulan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6
No Tahapan/Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kawasan (RTRK) BWP IV dan BWP V
3. Laporan Bulanan
Ranperwako tentang RTRK BWP IV
4.
dan BWP V Kota Payakumbuh
5. Album Peta A3
6. Album Peta A1
7. Softcopy seluruh dokumen dan peta
3.2 TENAGA AHLI DAN TENAGA PENDUKUNG

Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan oleh penyedia Jasa Konsultansi yang


berpengalaman dalam pekerjaan di Bidang Perencanaan Penataan Ruang,
Jasa Perencanaan dan Perancangan Perkotaan. Pelaksana pekerjaan
konsultansi, sebagaimana ditetapkan dalam KAK diharuskan menyediakan
Tenaga-tenaga Ahli yang sesuai jumlah dan kualifikasinya, terutama yang
sudah berpengalaman mengerjakan pekerjaan yang berkaitan dengan ruang
lingkup dan substansi pekerjaan sejenis.

A. Tenaga Ahli
Untuk melaksanakan pekerjaan dibutuhkan tenaga ahli dengan kebutuhan
sebagai berikut :
1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Ketua Tim)
Tenaga Ahli yang disyaratkan dengan Jenjang Pendidikan minimal S2
Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi, lulusan Universitas/perguruan
tinggi negeri atau Swasta yang telah terakreditasi atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah terakreditasi, berpengalaman Ahli Madya minimal 5 (lima)
tahun dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang penataan ruang, yang
dibuktikan dengan ijazah, SKA Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (502)
minimal Madya, CV dan referensi. Jangka waktu penugasan adalah 6 (enam)
bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sebanyak 1 (satu) orang
dengan uraian tugas sebagai berikut :
a) Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan diterima secara
substansi dan selesai.
b) Bertanggung jawab terhadap akurasi, validasi data dan substansi
seluruh hasil pekerjaan Pemutakhiran Peta Blad Skala 1:1000 pada 2
BWP.
c) Mengkoordinir penyiapan list/daftar perangkat survey dan metode
pengumpulan dan pengolahan data primer hasil lapangan, survey
drone pemetaan dan sekunder terkait data peta Blad RTRK Analog dan
surat Keterangan Rencana Kota serta sinkronisasinya dengan rencana
tata ruang lainnya.
d) Melakukan koordinasi dan sosialisasi terkait dengan pelaksanaan
pekerjaan dengan pihak kecamatan, kelurahan, tim teknis dan pihak
terkait lainnya di lokasi pekerjaan.
e) Melaporkan hasil progres pekerjaan secara berkala kepada pengelola
kegiatan/Tim Teknis.
f) Mengkoordinir mobilisasi alat dan personil di lapangan.
g) Melaporkan seluruh kegiatan pekerjaan baik secara tertulis maupun
melalui forum diskusi/pembahasan sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan dan mengakomodir seluruh masukan dan saran yang
diberikan oleh Tim Teknis.
h) Melakukan survey lapangan dan pengumpulan data terkait dengan
pekerjaan.
i) Melakukan pengolahan dan kompilasi data.
j) Melakukan analisis terkait kondisi kependudukan, ekonomi, fisik dasar
dan lingkungan, pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah dan
kebijakan di kawasan perencanaan.
k) Melakukan perumusan masalah perencanaan, melakukan analisis
SWOT, analisis gap penyediaan dan kebutuhan sarana dan prasarana
jaringan infrastruktur kota pada kawasan perencanaan dan analisis
lainnya.
l) Melaporkan tindak lanjut yang telah dilakukan terhadap permasalahan
yang muncul di lapangan.
m) Menyusun seluruh laporan yang diminta sesuai KAK, mengkoordinir
penyusunan rancang 3D tata bangunan kawasan, dan penyusunan peta
yang diminta sebagai hasil dari pelaksanaan pekerjaan.
n) Menyusun draft peraturan walikota beserta lampirannya tentang RTRK
BWP yang menjadi lokasi pekerjaan.

2. Ahli Pemetaan
Tenaga Ahli yang disyaratkan dengan Jenjang pendidikan minimal S1 Teknik
Geodesi/Geografi, lulusan Universitas/ perguruan tinggi negeri atau Swasta
yang telah terakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
terakreditasi dan berpengalaman Ahli Muda minimal 8 (delapan) tahun
dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang pemetaan/mapping, utamanya
pemetaan rencana tata ruang, yang dibuktikan dengan ijazah, SKA Ahli
Geodesi (217) dan/atau sertifikat kompetensi Ahli GIS/SIG minimal Muda,
CV dan referensi. Tenaga ahli ini bertanggung jawab pada materi yang
menyangkut bidang keahliannya. Jangka waktu penugasan adalah 6 (enam)
bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sebanyak 1 (satu) orang
dengan uraian tugas sebagai berikut :
a) Sebagai Ahli Pemetaan, tugas utamanya adalah melakukan penyusunan
dan pembuatan peta blad RTRK berbasis GIS.
b) Bertanggung jawab terhadap akurasi dan validasi hasil pemetaan
rencana teknik ruang kota.
c) Menyiapkan perangkat dan peralatan serta personil untuk melakukan
survey lapangan.
d) Melakukan survey lapangan dengan menggunakan peralatan pemetaan
seperti drone, GPS dan lainnya.
e) Melakukan kompilasi dan pengolahan data survey lapangan, citra foto
udara dan data sekunder yang diperoleh ke dalam bentuk peta.
f) Melakukan pengolahan dan analisis terhadap kondisi fisik dan
lingkungan berdasarkan data peta foto citra hasil pengambilan lapangan
dan digitasi peta blad analog skala 1:1000 dengan dokumen keterangan
rencana kota dan data sekunder lainnya.
g) Menginput seluruh data keterangan rencana kota yang telah diterbitkan
yang terintegrasi dengan peta blad RTRK yang disusun.
h) Menyusun peta blad RTRK skala 1:1000 berbasis GIS dan terkoneksi
dengan BWP yang telah disusun sebelumnya.
i) Menyusun basis data/data base RTRK pada kawasan yang menjadi lokasi
pekerjaan.
j) Menyusun mekanisme pelaksanaan pelayanan penerbitan KRK/AP
berbasis peta digital meliputi format peta KRK/AP yang terintegrasi
secara geospasial dengan menggunakan aplikasi GIS.
k) Melaporkan hasil progress pekerjaan secara berkala kepada Tim Teknis
dan pengelola kegiatan.

3. Ahli Infrastruktur
Tenaga Ahli yang disyaratkan dengan Jenjang pendidikan minimal S2 Teknik
Sipil/Manajemen Transportasi, lulusan Universitas/perguruan tinggi negeri
atau Swasta yang telah terakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah terakreditasi, berpengalaman melaksanakan pekerjaan dibidang
pembangunan wilayah dan kajian transportasi dan infrastruktur perkotaan
selama minimal 7 (tujuh) tahun yang dibuktikan dengan ijazah, SKA Ahli
Teknik Jalan minimal Muda, CV dan referensi. Tenaga ahli ini bertanggung
jawab pada materi yang menyangkut bidang keahliannya. Jangka waktu
penugasan adalah 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender sebanyak 1 (satu) orang dengan uraian tugas sebagai berikut :
a) Sebagai Ahli Infrastruktur, tugas utamanya adalah melakukan kajian
teknis rencana jaringan prasarana dan infrastruktur kota.
b) Bertanggung jawab terhadap hasil kajian kebutuhan pembangunan
infrastruktur yang tergambar dalam data, analisis dan rencana jaringan
prasarana kota seperti jalan, drainase, trotoar, irigasi dan lainnya.
c) Melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi pekerjaan sesuai
dengan bidang keahliannya.
d) Melakukan penelaahan dan analisis materi kebutuhan rencana jaringan
jalan dan transportasi kota dalam rencana teknis ruang kawasan kota.
e) Melakukan survey lapangan untuk mengidentifikasi pola dan kualitas
jaringan jalan meliputi panjang dan lebar jalan menurut fungsinya, Janis
dan kondisi, perkerasan jalan, garis sempadan dan bangunan untuk
koridor jalan utama, arus lalu lintas, parkir dan sebagainya.
f) Melakukan analisis kebutuhan sarana dan prasarana jariang jalan sesuai
hirarki dan dimensi jalan, drainase dan jaringan lainnya yang
didasarkan pada fungsi dan daya tampung kawasan.
g) Melakukan analisis SWOT pada kawasan perencanaan dan melakukan
analisis kondisi eksisting jaringan prasarana perkotaan.
h) Merumuskan rencana sistem pergerakan/sirkuasi kendaraan dan
pejalan kaki serta masalah parkir.
i) Merumuskan kebutuhan rencana jaringan jalan baru dan kebutuhan
pengembangannya/peningkatannya sesuai dengan hirarki jalan dan
dimensi jalan yang ditetapkan dalam rencana tata ruang.

4. Ahli Arsitektur
Tenaga Ahli yang disyaratkan dengan jenjang pendidikan minimal S1 Teknik
Arsitektur, lulusan Universitas/perguruan tinggi negeri atau Swasta yang
telah terakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah terakreditasi
dan berpengalaman minimal 8 (delapan) tahun dalam pelaksanaan pekerjaan
di bidang tata bangunan dan lingkungan, perencanaan kota dan wilayah atau
perancangan kota, yang dibuktikan dengan ijazah, SKA Arsitek (101) minimal
Muda, CV dan referensi. Tenaga ahli ini bertanggung jawab pada materi yang
menyangkut bidang keahliannya. Jangka waktu penugasan adalah 2 (dua)
bulan atau 60 (enam puluh) hari kalender sebanyak 1 (satu) orang dengan
uraian tugas sebagai berikut :
a) Sebagai Ahli Arsitektur, tugas utamanya adalah melakukan pembuatan
desain 3D rancang tata bangunan pada kawasan strategis BWP yang
menjadi lokasi pekerjaan.
b) Bertanggung jawab terhadap hasil rancangan wujud 3D arsitektural dan
tata bangunan yang mempedomani ketentuan tata bangunan dan
intensitas bangunan yang tercantum pada dokumen RTRW atau RDTR.
c) Melakukan survey dan pengumpulan data yang dibutuhkan.
d) Melakukan analisis tata bangunan di kawasan perencaanan.
e) Membuat rancang tata bangunan dengan bentuk gambar 3D dan animasi
yang menjadi tujuan dari penataan kota di BWP yang menjadi lokasi
pekerjaan.

B. Tenaga Pendukung
Asisten Ahli yang disyaratkan adalah :
a. Asisten Ahli Perencanaan Wilayah dan kota kualifikasi pendidikan
minimal Sarjana (S-1) Perencanaan Wilayah dan Kota lulusan
Universitas/Perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
dan dapat mengoperasikan aplikasi Arc GIS, berpengalaman
melaksanakan pekerjaan di bidang penyusunan rencana tata ruang
minimal dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun, disertai dengan CV.
Jangka waktu penugasan adalah 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan
puluh) hari kalender sebanyak 1 (satu) orang.
b. Asisten Ahli Pemetaan dengan kualifikasi pendidikan minimal Sarjana (S-
1) Teknik Geodesi/Geografi lulusan Universitas/Perguruan tinggi negeri
atau swasta yang telah terakreditasi dan dapat mengoperasikan aplikasi
Arc GIS, pengolahan dan analisis data geospasial, berpengalaman
melaksanakan pekerjaan di survey dan pemetaan tata ruang, mampu
mengoperasikan dan menggunakan drone dan pengolahan data hasil
pengambilan drone minimal dengan pengalaman 5 (lima) tahun,
diutamakan mempunyai Sertifikat Kompetensi sebagai Analis dari
Lembaga yang berwenang dan disertai dengan CV. Jangka waktu
penugasan adalah 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender sebanyak 1 (satu) orang.
c. Tenaga Surveyor minimal (D3) jurusan (Geodesi/Geografi/Perencanaan
Wilayah dan Kota) diutamakan berpengalaman dalam pekerjaan survey
data bangunan dan lapangan dan pemetaan geospasial dengan
menggunakan peralatan pengukuran minimal 4 (empat) tahun,
diutamakan mempunyai Sertifikat Kompetensi Sebagai Surveyor dari
Lembaga yang berwenang dan disertai dengan CV. Jangka waktu
penugasan adalah 2 (dua) bulan atau 60 (enam puluh) hari kalender
sebanyak 6 (enam) orang.

3.3 PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PPK


1. Tim Teknis yang ditetapkan melalui Keputusan Walikota dan Tim
Penerima Hasil Pekerjaan yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang selaku Pengguna Anggaran.
2. Data dan Peta yang terkait dengan penyusunan pemutakhiran blad
Rencana Teknis Ruang Kawasan Skala 1:1.000 meliputi data RTRW dan
RDTR.

3.4 PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI


PENYEDIA JASA KONSULTANSI
Peralatan minimal yang diperlukan dalam pekerjaan ini dengan status
kepemilikan dibuktikan dengan tanda bukti kepemilikan atau surat perjanjian
sewa dan atas nama Penyedia Jasa, yaitu sebagai berikut :
1. Perangkat komputer/laptop minimal 4 unit, dengan spesifikasi sebagai
berikut :
a. Komputer/laptop processor 8th generation intel@ Core Tm i7
Processors, NVidia/AMD Radeon, RAM 8 GB DDR4, Operating System
Windows Pro 10 64-bit.
b. Program Aplikasi GIS versi 10.2 (asli) pada komputer dengan spek
minimum CPU Speed 2,2 Ghz minimum; Hyper-threading (HHT) or
Multi-core recommended, processor Intel Core Duo minimum,
Operating system Windows 7 Ultimate, Enterprise, Professional, Home
Premium (64-bit (EM64T) minimum, RAM 6 GB minimum, Disk space
43 GB NTFS for complete software and data.
c. Program Agisoft Photoscan pada komputer dengan spek up to 64 GB
RAM, CPU intel core i7, GPU Nvidia GeForce GTX 980 atau 1080.
2. Printer/Plotter minimal 1 unit dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Maksimal besaran kertas ukuran A1 dan minimum A4.
b. Memori standar 1 GB
c. Maks Resolusi 2400x1200 dpi
d. Memori standar 1 GB
e. Jumlah Warna Tinta 4 (Cyan, Magenta, Yellow, Black)
3. GPS handheld untuk pemetaan minimal 4 unit dengan spesifikasi minimum
dilengkapi dengan altimeter barometric dan akses kedua satelit GPS dan
GLONASS, memiliki built in 3 axis kompas elektronik tilt kompensasi, high-
sensitivity GPS receiver supporting 2-5 m positional accuracy.
4. Perangkat drone pemetaan minimal 2 unit dengan spesifikasi minimum
antara lain :
camera sensor 1” CMOS effective pixels resolusi 20 M, gimbal tabilized
4K60/20 MP imaging, lens : FOV 84° 8.8 mm/24 mm, supported system : FAT
32 atau exFAT, Hovering accuracy range (vertical ±0,1 - 0,5 m) (horizontal
±0,3 - 1,5 m), internal storage 8 GB, supported SD cards : Micro SD, sensing
system Omnidirectional Obstacle Sensing, GNSS : GPS + GLONASS, flight
autonomy, jarak terbang minimal 4,3 miles (7 km), waktu terbang hingga 30
menit.
5. Camera digital minimal 2 unit selain peralatan dasar lainnya.
BAB IV
LAPORAN

Hasil pekerjaan “Pemutakhiran Blad Rencana Teknis Ruang Kawasan skala 1:


1.000 pada 2 BWP disampaikan dalam beberapa jenis produk laporan sebagai
berikut.

4.1 LAPORAN DOKUMEN DATA DAN ANALISIS


Merupakan laporan yang minimal harus memuat substansi antara lain :
1. Hasil Pengumpulan dan kompilasi data berdasarkan survey
primer/lapangan dan survey sekunder.
2. Hasil pengolahan dan analisis data yang dilakukan.
3. Dilengkapi dengan peta dan gambar/dokumentasi di lapangan.
Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar yang terdiri dari 5 (lima)
eksemplar laporan untuk BWP IV dan 5 (lima) eksemplar laporan untuk BWP V.
Laporan disajikan/dicetak dalam format kertas A4, untuk seluruh gambar, diagram,
peta dan tabel dicetak berwarna (colour) dan diberi judul “Laporan Data dan
Analisis RTRK BWP IV” dan “Laporan Data dan Analisis RTRK BWP V”. Seluruh
Peta dicetak dalam kertas ukuran A3. Laporan harus diserahkan selambat-
lambatnya 3 bulan setelah SPMK diterbitkan.

4.2 LAPORAN DOKUMEN PEMUTAKHIRAN BLAD RTRK BWP IV DAN


BWP V
Dokumen laporan ini disajikan dalam format A4, sesuai dengan sistematika
laporan yang telah diatur pada bab sebelumnya yang minimal terdiri atas:
a) Pendahuluan.
b) Tinjauan Kebijakan.
c) RTRK dalam konstelasi rencana tata ruang.
d) Panduan basis data RTRK.
Laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar yang terdiri dari 5 (lima)
eksemplar laporan untuk BWP IV dan 5 (lima) eksemplar laporan untuk BWP V.
Laporan disajikan/dicetak dalam format kertas A4, untuk seluruh gambar, diagram,
peta dan tabel dicetak berwarna (colour) dan diberi judul “Laporan RTRK BWP IV”
dan “Laporan RTRK BWP V”. Seluruh Peta dicetak dalam kertas ukuran A3.

4.3 LAPORAN BULANAN


Dokumen laporan ini disajikan dalam format A4, diserahkan setiap bulannya
sesuai jadwal pada KAK sebanyak 1 (satu) eksemplar selama 6 (enam) bulan dengan
muatan minimal yakni pendahuluan, uraian progress dan hasil pekerjaan, bobot
kemajuan pekerjaan, kendala yang dihadapi dan pemecahan masalah yang sudah
dilakukan, hasil asistensi/pembahasan dengan pengelola kegiatan/Tim Teknis,
dokumentasi dan lampiran lainnya yang diperlukan berupa data atau peta. Seluruh
peta disajikan dalam format A3.

4.4 ALBUM PETA


Album Peta yang terdiri dari peta-peta kondisi eksisting dan peta hasil
pemutakhiran blad RTRK skala 1: 1000 yang terdiri dari Album Peta ukuran A3 dan
Album Peta ukuran A1.
a. Untuk album peta ukuran cetak A1 skala 1:1000 sebanyak 6 (enam)
eksemplar yang terdiri dari 3 (tiga) eksemplar BWP IV dan 3 (tiga)
eksemplar BWP V.
b. Untuk album peta ukuran cetak kertas A3 sebanyak 6 (enam)
eksemplar yang terdiri dari 3 (tiga) eksemplar BWP IV dan 3 (tiga)
eksemplar BWP V.
Seluruh Album peta diberi judul “ALBUM PETA BWP IV” dan “ALBUM
PETA BWP V” yang dilengkapi dengan keterangan mengenai rencana pola
ruang, rencana intensitas bangunan, bangunan, jaringan jalan, drainase, irigasi
dan lain sebagainya. Seluruh peta tersebut dicetak berwarna.

4.5 DOKUMEN DRAFT RANCANGAN PERWAKO TENTANG RTRK BWP IV


DAN BWP V.
Ranperwalikota tentang RTRK BWP IV dan BWP V, disajikan dalam format
kertas F4, dan untuk peta yang dijadikan lampiran ranperwako dicetak warna
pada kertas A3. Ranperwako beserta lampirannya dicetak sebanyak 6 (enam)
eksemplar, masing-masing BWP sebanyak 3 (tiga) eksemplar.

4.6 SOFTCOPY
Eksternal Disk 4 TB yang berisi soft copy seluruh produk pekerjaan, peta dan
laporan meliputi :
1. Data raster foto udara dan data vektor seluruh has il pengolahan citra foto
udara.
2. Seluruh laporan dan ranperwako yang disajikan dalam format word dan pdf.
3. Seluruh gambar desain 3D rancang tata bangunan dan animasi 3D dalam
format jpg, sketchup, avi, mp4, dan/atau format lain yang sesuai.
4. Seluruh Peta dan lampiran peta sesuai format penyajian peta dalam bentuk
shp, cad, jpg, tif, ecw dan lain sebagainya).
BAB V
HAL-HAL LAIN

Seluruh kepemilikan data dan hasil kegiatan sebagaimana dicantumkan


dalam KAK ini diserahkan kepada organisasi pengguna jasa, yakni Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Payakumbuh, setelah mendapat persetujuan
kelengkapan dari Tim Teknis dan PPK yang ditunjuk dalam pekerjaan ini.
Ketentuan lain yang diatur sesuai dengan peraturan yang berlaku adalah
sebagai berikut :
1. Harus dilaksanakan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Tidak boleh disubkontrakkan tanpa seizin Pemberi Kerja.
3. Mengikuti Pedoman Umum dan Peraturan tentang Pengumpulan Data Primer
dan Data Sekunder. Data pengukuran lapangan harus sesuai dengan kondisi riil
di lapangan dan seluruh data harus dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan dan teknis oleh konsultan sesuai dengan aturan perundang-undangan.
4. Penyedia jasa wajib melakukan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil satuan kerja PPK.
5. Setiap laporan harus dipresentasikan dan dibahas dengan Tim Teknis.
Demikianlah kerangka acuan kerja ini dibuat, sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan Pemutakhiran Blad RTRK skala 1:1000 pada 2 BWP.

Payakumbuh, 22 Maret 2021


Pejabat Pembuat Komitmen

ttd

EKA DIANA RILVA, ST, M.Eng


NIP. 19860708 200901 2 002
Payakumbuh, 10 Maret 2021
Pejabat Pembuat Komitmen

EKA DIANA RILVA, ST, M.Eng


NIP. 19860708 200901 2 002

Anda mungkin juga menyukai