49ed0 8 - Modul K3L
49ed0 8 - Modul K3L
MODUL 8
A. Deskripsi
Dalam perencanaan teknis pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
rusunawa sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.: 09/PER/M/2008
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, harus menyertakan pula persyaratan yang
terkait dengan:
1. K3-L (keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan).
2. Keselamatan bangunan gedung.
3. Ada kemungkinan dalam perawatan dan pemeliharaan, harus
memperbaiki atau mengganti komponen-komponen struktur, yang
kemungkinan ada pengaruh ke kekuatan struktur di bagian lain.
4. Kenyamanan didalam bangunan gedung.
5. Karena pemeliharaan dan perawatan bangunan rusunawa biasanya
merupakan bangunan yang sudah ada penghuninya
6. Kemudahan untuk operasional dari penghuni dan/atau penyewa gedung
tidak boleh terganggu
7. Dalam perencanaan dan selama pelaksanaan pemeliharaan dan
perawatan bangunan gedung rusunawa, harus mengikuti ketentuan-
ketentuan hukum seperti tersebut dibawah ini:
a. Undang Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 01/Men/1980 Tentang K3
Konstruksi Bangunan;
d. Surat Keputusan Bersama Menaker Dan Menteri Pu No.
174/Men/1986 Dan No. 104/Kpts/1986 Tentang K3 Pada Tempat
Kegiatan Konstruksi Beserta Pedoman Pelaksanaan K3 Pada Tempat
Kegiatan Konstruksi.
B. Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini peserta diklat dilengkapi dengan peraturan
perundangan dan pedoman yang terkait dengan materi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja – Lingkungan.
C. Metode
Dalam melaksanakan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber).
Dalam kegiatan pembelajaran juga diberikan kesempatan tanya jawab, curah
pendapat, bahkan diskusi.
A. Latar belakang
Penulisan modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Lingkungan merupakan
bagian yang perlu diketahui oleh para peserta diklat, untuk memberikan
wawasan dalam memahami modul-modul diklat yang terkait dalam pelatihan ini.
Dalam modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Lingkungan ini diuraikan
masalah semua ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi oleh semua para
petugas yang sesuai dengan Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan yang
berlaku, sehingga para peserta diklat dalam menjalankan pengawasan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.
Uraian dalam modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Lingkungan ini sudah
barang tentu akan terkait dengan diklat modul yang lain, yaitu
1. Modul Diklat Pemanfaatan Rusunawa
2. Modul Diklat Pengelolaan Rusunawa
3. Modul Diklat Perencanaan Pemeliharaan Dan Perawatan Rusunawa
4. Modul Diklat Pemeliharaan Rusunawa
5. Modul Diklat Perawatan Rusunawa
6. Modul Diklat Kunjungan Lapangan Rusunawa
7. Modul Diklat Seminar Rusunawa
B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat ini membekali Peserta Latih untuk mengenal K3 –L tentang
penerapan dan pelaksanaaan, dalam kegiatan operasional pemeliharaaan dan
perawataan rusunawa.
1. Hasil Belajar
Pada akhir pembelajaran, peserta diklat diharapkan dapat memahami
tentang identifikasi bahaya dan Risiko kecelakaan kerja, antisipasi bahaya
dan Risiko kecelakaan kerja, pengendalian bahaya dan Risiko kecelakaan
kerja, dan ketentuan-ketentuan terkait dengan K3-L dalam pemeliharaan dan
perawatan rusunawa.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti mata diklat Keselamatan dan Kesehatan Kerja –
Lingkungan ini:
a. Menjelaskan tentang identifikasi bahaya dan risiko kecelakaaan kerja
serta masalah lingkungan
b. Menjelaskan tentang antisipasi bahaya dan risiko kecelakaan kerja serta
dampak lingkungan
c. Menjelaskan tentang pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja
serta pencemaran lingkungan
E. Estimasi Waktu
Untuk mempelajari mata Diklat Keselamatan dan Kesehatan Kerja – Lingkungan
dalam Diklat Pemeliharaan dan Perawatan Rusunawa, dialokasikan waktu
sebesar 4 (empat) jam pelajaran.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan tentang
identifikasi bahaya dan risiko kecelakaaan kerja serta masalah lingkungan.
2. Berdasarkan peraturan K3
a) Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Tujuan dan sasaran dari pada Undang-undang Keselamatan seperti pada
pokok-pokok pertimbangan dikeluarkannya Undang-undang Nomor. 1
tahun 1970, maka dapat diketahui antara lain:
(1) Agar tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada dalam
tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
(2) Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara
efisien.
(3) Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan
apapun.
Kondisi tersebut dapat dicapai antara lain apabila kecelakaan termasuk
kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan
ditanggulangi.
Oleh karena itu setiap usaha keselamatan dan kesehatan kerja tidak lain
adalah pencegahan dan penanggulangan kecelakaan di tempat kerja
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional.
Dalam Undang undang tersebut dicantumkan antara lain kewajiban dan
hak tenaga kerja:
(1) Memberikan keterangan apabila diminta oleh Pegawai
Pengawas/Ahli K3;
(2) Memakai alat-alat pelindung diri;
(3) Mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
(4) Meminta pengurus untuk melaksanakan syarat-syarat K3 yang
diwajibkan;
(5) Menyatakan keberatan terhadap pekerjaan di mana syarat-syarat K3
dan alat-alat pelindung diri tidak menjamin keselamatannya.
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari bab Antisipasi Bahaya dan Risiko Kecelakaan Kerja serta
Dampak Lingkungan ini, peserta diharapkan mampu Menjelaskan tentang
antisipasi bahaya dan risiko kecelakaan kerja serta dampak lingkungan.
1. Buat daftar kebutuhan APD sesuai dengan kondisi kerja, antara lain:
a. Pelindung tubuh (baju kerja/ protective overall);
b. Pelindung kaki (sepatu keselamatan/safety shoes);
c. Pelindung kepala (helm keseselamatan/safety helmet);
d. Pelindung mata (kaca mata keselamatan/safety glasses);
e. Pelindung tangan (sarung tangan/safety gloves);
f. Pelindung pernafasan (masker/dust mask);
g. Pelindung telinga (tutup telinga/ear protection atau ear plug).
2. Buat kebutuhan alat pengaman kerja (APK) sesuai dengan kondisi kerja,
antara lain:
a. Alat pemadam kebakaran ringan (APAR);
b. Rambu-rambu kerja;
c. Obat P3K.
Gambar-gambar APK :
a) Alat pemadam kebakaran ringan (APAR);
d) Obat P3K.
Obat yang tersedia dalam kotak P3K terbatas pada obat yang diperlukan
dalam kondisi mendesak untuk pertolongan pertama.
Gambar 21. Obat Luar untuk Anti Infeksi Pada Luka–Luka Tidak Dalam
1. Jenis Risiko Kecelakaan Kerja Akibat Kondisi Medan yang Tidak Memenuhi
Persyaratan Kerja
Sering ditemui terjadinya kecelakaan kerja karena kondisi medan yang tidak
memenuhi persyaratan kerja yang dapat menimpa manusia atau alat (mesin
genset, mesin potong keramic, mesin gergaji dan lain sebagainya), misalnya:
1) Terkena sengatan arus listrik akibat drainase yang kurang baik, sehingga
banyak. genangan air, yang pada pemeriksaan atau perbaikan instalasi
listrik di luar dapat terjadi tersengat arus listrik.
2) Kecelakaan lalu lintas di lokasi kerja akibat debu tebal yang dapat
mengurangi jarak pandang atau karena tidak cukup rambu-rambu
kerja/lalu lintas yang di pasang di medan kerja;
3) Luka bakar, akibat ceceran minyak/oli atau bahan bakar yang tidak
segera dibersihkan dan menimbulkan kebakaran yang menimpa petugas
di lapangan.
K. Latihan
1. Semua komponen atau suku cadang akan mengalami kerusakan
(penurunan kondisi) karena pemakaian, ada batas kerusakan yang tidak
boleh dilampui. Jelaskan masalah ini !
2. Apa saja yang perlu diketahui (melalui identifikasi) dengan batas
kerusakan komponen yang masih cukup aman untuk sistem ?
L. Rangkuman
Pada setiap bangunan gedung harus memberikan informasi untuk mengatasi
atau setidaknya mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. Agar dalam
pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan aman dimulai dengan identifikasi
kegiatan yang memiliki potensi bahaya dan kecelakaan kerja.
Perlunya mengendalikan bahaya dan risiko kecelakaan kerja dengan cara
mencegahnya.Pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja tersebut hanya
dapat dilaksanakan bila semua orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut
telah diberi informasi untuk memahami adanya potensi kecelakaan kerja di
lingkungan kerjanya. Dalam setiap pekerjaan pemeliharaan dan perawatan
bangunan gedung selalu memilki potensi menimbulkan pencemaran lingkungan
baik pencemaran udara, limbah cair maupun pencemaran suara (bising).
Untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan dilakukan dengan
menghilangkan atau setidaknya membatasi timbulnya pencemaran pada sumber
atau penyebab timbulnya pencemaran.
A. Indikator Kerberhasilan
Dengan mempelajari bab ini, peserta diharapkan akan mampu menjelaskan
tentang pengendalian bahaya dan resiko kecelakaan kerja.
1. Pemasangan Rambu-Rambu K3
a. Jenis rambu-rambu K3 yang harus dipasang:
Rambu-rambu K3 yang dipasang pada lokasi pekerjaan
menginformasikan kepada setiap petugas di lapangan untuk
memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu tersebut karena di lokasi
tersebut terdapat potensi bahaya/kecelakaan kerja.
Rambu-rambu K3 tersebut terpasang pada lokasi yang memiliki potensi
bahaya dan kecelakaan kerja, sedangkan pada alat/mesin telah dipasang
rambu-rambu K3 oleh pabrik pembuatnya sesuai dengan potensi bahaya
dan kecelakaan kerja pada komponen tersebut. Alat kerja misalnya
mesin gegaji kayu, mesin genset dan sebagainya
b. Pemasangan rambu-rambu K3 selama melakukan pelaksanaan
pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung
1) Bersama dengan petugas K3, pada setiap pekerjaan harus dipasang
rambu-rambu K3 yang menginformasikan kepada setiap petugas di
lapangan untuk memperhatikan dan mentaati rambu-rambu tersebut
karena di lokasi tersebut terdapat potensi bahaya/kecelakaan kerja.
2) Rambu-rambu K3 yang dipasang harus sesuai dengan kondisi kerja
dan potensi kecelakaan kerja di lokasi tersebut, misalnya “Dilarang
Masuk Area Pekerjaan Kecuali yang Berkepentingan” mengandung
arti bahwa di lokasi pekerjaan tersebut kemungkinan terjadi
kecelakaan bagi orang yang tidak memahami situasi dan kondisi
pekerjaan di lokasi tersebut.
2) Rambu-rambu kerja;
a) Safety Cone
Pengaman kerja untuk memberi batas daerah kerja sehingga
yang tidak berkepentingan tidak dapat melewati rambu
tersebut.
Tersedia dalam beberapa jenis ukuran, yang
penggunaannya tergantung pada kondisi tempat kerja
3) Label peringatan
Label “YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK”
mengandung arti bahwa adanya orang lain di dalam ruang atau
tempat kerja akan mengganggu petugas yang sedang bekerja di
tempat kerja tersebut.
4) Obat P3K.
Obat yang tersedia dalam kotak P3K terbatas pada obat yang
diperlukan dalam kondisi mendesak untuk pertolongan pertama,
misalnya obat luka dan pembalutnya
LAPORAN KECELAKAAN
(Diisi oleh pimpinan institusi)
Nama institusi: …………………………… No. Akte Pemeriksaan
………………………………………………….. Bentuk 4
………………………………………………….. Kabupaten : ………………………
Alamat pos: …………………………………… Kotamadya : ………………………
………………………………………………….. Propinsi : ………………………
Daerah Istimewa: …………………
Korban-korban kecelakaan
Nama
Laki-laki/perempuan
Umur
Jabatan
Lamanya bekerja pada institusi
Jenis pekerjaan:
1) Sewaktu mendapat kecelakaan
2) Dimulai pada jam berapa
3) Telah berjalan berapa jam lamanya
Apakah ada tanda-tanda pengaruh lain
yang dapat mempermudah mendapat
Pimpinan si korban
Nama
Pada waktu terjadi kecelakaan,
pimpinan berada di mana?
Petunjuk-petunjuk apakah yang
diberikan dalam bidang keselamatan
kerja?
Saksi-saksi
Apakah ada saksi-saksi sewaktu
kecelakaan terjadi?
Sebutkan nama-namanya
(Diisi oleh pimpinan institusi)
Kecelakaan
Tanggal dan jam kecelakaan
Tempat terjadinya kecelakaan (di
tempat bekerja, di luar tempat bekerja)
Pada mesin, alat kerja, bahan atau
tindakan apakah kecelakaan terjadi?
Bagaimanakah keadaan syarat-syarat
pencegahan keselamatan kerja?
Penjelasan tentang terjadinya
kecelakaan
Pendapat mengenai sebab-sebab
terjadinya kecelakaan
Usul-usul persyaratan pencegahan
keselamatan kerja, agar kejadian
kecelakaan tersebut tidak terulang lagi
Apakah kecelakaan telah diberitahukan
kepada Pengawas Keselamatan Kerja
Nama jelas
Tanggal, …………………………
Mengetahui, Pengawas,
Kepala,
D. Sosialisasi K3-L
F. Latihan
1. Untuk mengurangi atau memperkecil, bahkan bila mungkin
menghilangkan bahaya dan risiko kecelakaan kerja di tempat kerja
beserta lingkungannya, maka hal-hal apa saja yang perlu dilakukan?
2. Apa hak dan kewajiban tenaga kerja, terkait dengan K3?
3. Apa kewajiban Pengurus K3 (termasuk Pengusaha)?
4. Apa yang dimaksud dengan pengangkatan manual?
5. Tindakan apa saja untuk mengangkat beban tanpa alat angkat secara
benar, untuk menghindari terjadinya cedera?
6. Apa maksud dan tujuan P3K? Jelaskan!
7. Apa fungsi dari APD (alat pelindung diri)? Jelaskan!
8. Apa fungsi dari APK (alat pengaman kerja)? Jelaskan1
9. Sebutkan beberapa contoh pencemaran lingkungan pada pekerjaan
hidrolik!
10. Secara umum minyak pelumas/hidrolik bekas harus dibuang ke………..
11. Secara umum bahan dan suku cadang bekas harus dibuang ke……………..
A. Simpulan
Masalah keselamatan kerja dan lingkungan tidak menyangkut terhadap diri
pribadi semua petugas, tetapi menyangkut sampai ke institusi di mana pekerjaan
pemeliharaan dan perawatan sedang dilakasnakan, bahkan sampai kerugiannya
dirasakan oleh Pemerintah setempat.
Masalah keselamatan kerja dan lingkungan sudah diatur dalam Undang-Undang,
PP, dan Kepmen, sehingga bagi setiap kepala unit kerja dan setiap petugas yang
melanggar dan atau tidak mempedulikan masalah keselamatan kerja dan
lingkungan akan terkena pasal pidana.
B. Tindak Lanjut
1. Pengawas/Supervisor mempunyai kewajiban untuk mengawasi dan
menegur bagi petugas yang melanggar masalah ketentuan keselamatan
kerja dan lingkungan
2. Pihak pengelola bangunan rusunawa harus selalu siap dan tersedia APD,
APK, dan rambu-rambu kecelakaan kerja untuk pekerjaan yang sifatnya
pemeliharaan rutin
3. Karena selama pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan/atau
perawatan, bangunan rusunawa dalam kondisi berpenghuni, pihak
pengelola wajib untuk minta kepada penyedia jasa untuk menyediakan
rambu-rambu atau penghalang yang rapat pada lokasi yang
membahayakan bagi orang yang tidak berwenang masuk lokasi tersebut