Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
EVANDA AKBAR OCTORA
Nip. 199810062020121003
NIP : 199810062020121003
RANCANGAN AKTUALISASI
PENERAPAN NILAI – NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI…………………………………
Manokwari, ………2021
Menyetujui,
Coach Mentor
JU LOTJE OLGA
NIP.19641020 198503 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NIP : 199810062020121003
TELAH DISEMINARKAN
PADA SEMINAR
RANCANGAN AKTUALISASI
PENERAPAN NILAI – NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI…………………………………
Manokwari, ………2021
Menyetujui,
Coach Mentor
JU LOTJE OLGA
NIP.19641020 198503 2 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Ridho
dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Rancangan Aktualisasi dengan
judul “Mengimplementasikan Pengamanan Petugas Pos Blok di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIB Manokwari Sesuai Permenkumham No.33 Tahun 2015 tentang Pengamanan
Pada LAPAS DAN RUTAN” dapat terselesaikan dengan baik dan lancar sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan guna memenuhi salah satu tugas peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil tahun 2021 yang di selenggarakan oleh Balai Pendidikan dan
Pelatihan Hukum dan Ham Sulawesi Utara dan bekerjasama dengan Balai Diklat Keagamaan
Manado.
Penulis menyampaikan terima kasih pertama-tama kepada Bapak Rachmat Domu dan
Bapak Yulius Paath selaku Coach dan Mentor bagi penulis atas segala perhatian, kesabaran,
nasehat, serta petunjuk dalam memberikan bimbingan hingga selesainya penulisan rancangan
aktualisasi ini.
Penyusunan rancangan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini
dengan hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Slamet Prihantara, Bc.IP., S.H., M.Si selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Ham Provinsi Papua Barat.
2. Bapak Drs. Eduart Nunaki, M.Si Selaku Kepala Lembaga Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Papua Barat.
3. Ibu Ju Lotje Olga selaku Kepala Badiklat Hukum dan Ham Sulawesi Utara.
4. Bapak Masjuno, Amd.IP., SH., MH selaku Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Provinsi Papua Barat.
5. Bapak Yulius Paath, S.I.P., D.E.A selaku Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB
Manokwari.
6. Seluruh pejabat struktural dan pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Manokwari
yang telah memberikan saran, pengarahan, dan motivasi dalam penyusunan rancangan
aktualisasi.
7. Para Widyaiswara yang telah berbagi pengetahuan dan informasi kepada peserta.
8. Bapak Rachmad Domu, S.Pd.,M.Si selaku coach dari penulis.
9. Bapak Yulius Paath, S.I.P., D.E.A selaku mentor dari penulis.
10. Orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis dalam mengikuti
segala kegiatan LATSAR.
11. Teman-teman seperjuangan penulis yang telah memberikan dukungan dalam suka
maupun duka bersama dalam LATSAR CPNS Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa rancangan aktualisasi ini jauh dari sempurna.
Untuk itu dengan segenap kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak guna menyempurnakan penulisan aktualisasi di kemudian hari.
Penulis berharap bahwa rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat untuk
memperkaya ilmu pengetahuan sehingga nilai-nilai dasar ANEKA dapat diterapkan
dengan baik dalam pelaksanaan tugas sebagai ASN yang berintegritas.
Penulis
COVER…………………………………………………………………….....................................i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………….....................................ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….....................................iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….....................................iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………....................................v
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………………………..1
1.2 TUJUAN AKTUALISASI…………………………………………………………………...3
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dalam Pasal 10
mengatur tentang fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan
perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi tersebut harus dilakukan dengan penuh tanggung
jawab dan dapat di pertanggung jawabkan kepada publik. Untuk mewujudkan berbagai
fungsi itu, ASN dituntut memiliki sikap professional, yaitu ASN yang mampu memenuhi
standar kompetensi sesuai dengan peraturan sehingga tugas mampu dilaksanakan secara
efektif dan efisien.
Dalam membentuk Aparatur Sipil Negara pasal 65 UU ASN mengamanatkan CPNS
untuk lulus dalam pendidikan dan pelatihan. Dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara
(PERLAN) nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III, mengamanatkan bahwa salah satu jenis pelatihan strategis untuk mewujudkan
ASN yang professional adalah Pelatihan Dasar. Untuk mengikuti pelatihan dasar ini, ASN
harus sudah ditetapkan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). CPNS harus mengikuti
Pelatihan Dasar yang dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS.
Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu
PNS yang mampu bersikap dan bertindak professional dalam melayani masyarakat secara
berkesinambungan ( continuous ) dan menerapkan nilai-nilai ANEKA ( Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi ). PNS juga dituntut untuk
meningkatkan profesionalitasnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta bersih dan
bebas dari praktek KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ). Kualitas pelayanan publik yang
diberikan oleh PNS menjadi perhatian dari berbagai pihak. Banyaknya masalah dan
inkonsistensi yang terjadi, salah satunya disebabkan oleh rendahnya kesadaran dan
kepedulian PNS dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dengan kemajuan teknologi dan
informasi, masyarakat mudah untuk menilai dan mengawasi setiap kinerja PNS. Reformasi
birokrasi menjadi keniscayaan ketika paradigma PNS menjadi bagian dari ASN sesuai
dengan amanat Undang-Undang. Salah satu perhatian masyarakat dalam pelayanan publik
yang diberikan oleh PNS pada bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia ( HAM ).
Reformasi birokrasi dibidang Hukum dan HAM dilakukan untuk meningkatkkan
pelayanan secara efisien, efektif serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial dalam masyarakat, maka
meningkat pula kesadaran akan fungsi hukum menyebabkan perhatian masyarakat akan
pelayanan hokum yang Profesional, Akuntabel, Sinergis, Transparan dan Inovatif sesuai
1
dengan semboyan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menjadi keniscayaan.
Proses pelayanan Hukum dan HAM dalam Kementerian Hukum dan HAM terdiri atas
berbagai aspek, salah satunya adalah Pemasyarakatan. Menurut UU Nomor 12 Tahun 1995
tentang Pemasyarakatan, dalam pasal 1 Nomor 1 menjelaskan Pemasyarakatan adalah
kegiatan untuk melakukan pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan sistem,
kelembagaan, dan cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan
dalam tata peradilan pidana. Dalam praktiknya, pelayanan Pemasyarakatan dilakukan di
bawah unit pelaksana teknis Lembaga Pemasyarakatan ( LAPAS ) dan Balai Pemasyarakatan
( BAPAS ).
LAPAS sebagai pranata untuk melaksanakan Pembinaan kepada Warga Binaan
Pemasyarakatan dalam memiliki peran yang sangat strategis dalam sistem peradilan pidana
terintegrasi ( Integrated Criminal Justice System ). Pejabat fungsional yang melaksanakan
tugas fungsinya di LAPAS adalah Lembaga Pemasyarakatan.
LAPAS sebagai unit pelaksana teknis yang memberikan Pembinaan dan Pelayanan
terhadap WBP adalah salah satu dari sekian banyak tempat pelayanan publik disoroti
masyarakat. Terdapat berbagai masalah yang disebabkan oleh rendahnya kesadaran dan
kepedulian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Selain itu, kualifikasi dan kompetensi
pegawai yang belum sinergis dengan konsep sistem Merit menambah daftar masalah dan
tantangan yang harus dihadapi LAPAS.
Latar belakang penulisan rancangan aktualisasi ini agar peserta Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan II Kementerian Hukum dan HAM Papua Barat dapat
memahami nilai-nilai dasar dari ANEKA dan dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
tersebut sesuai dengan indikatornya, serta dapat menerapkan nilai-nilai ANEKA di tempat
tugas masing-masing.
Dalam menjalankan fungsi sebagai seorang ASN khusunya di Lembaga Pemasyaraktan
( LAPAS ) tidak terlepas dari kegiatan untuk menjaga Keamanan dan Ketertiban di dalam
LAPAS. Gangguan keamanan dan ketertiban adalah suatu situasi kondisi yang menimbulkan
keresahan, ketidakamanan, serta ketidaktertiban kehidupan di dalam Lapas dan Rutan, agar
situasi aman dan kondusif bisa tercapai, dengan tidak mengesampingkan terhadap kualitas
pelayanan, baik itu terhadap warga binaan maupun masyarakat, namun tidak dapat dipungkiri
bahwa masih terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki baik dari segi sumber daya
manusia, pelayanan, maupun sarana prasarana. Oleh sebab itu penulis akan mengangkat
aktualisasi yang berjudul “ Mengimplementasikan Pengamanan Petugas Pos Blok Sesuai
Permenkumham No.33 Tahun 2015 Tentang Pengamanan pada LAPAS DAN RUTAN”
2
1.2 TUJUAN AKTUALISASI
Mampu mengaktualisasikan Nilai Dasar Profesi PNS yang akan dilaksanakan pada “
Mengimplementasikan Pengamanan Petugas Pos Blok” yaitu :
1. Mampu mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas sehingga PNS memiliki tanggung
jawab dan integritas terhadap apa yang dikerjakan.
2. Mampu mengaktualisasikan nilai Nasionalisme sehingga PNS bekerja dengan nilai-
nilai Pancasila.
3. Mampu mengaktualisasikan nilai Etika Publik sehingga menciptakan lingkungan
pelayanan publik yang baik.
4. Mampu mengaktualisasikan nilai Komitmen Mutu sehingga mewujudkan pelayanan
yang prima dan berkualitas.
5. Mampu mengaktualisasikan nilai Anti Korupsi sehingga mampu mewujudkan sikap
disiplin.
1.2.1Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan analisis dampak terhadap setiap kegiatan yang dilaksanakan guna
menyelesaikan isu yang disertai dengan penerapan nilai dasar PNS yang mata pelatihannya di
akronimkan ANEKA.
3
1.4 DESKRIPSI ORGANISASI
1.4.1 Struktur Organisasi
4
b. Fungsi Lembaga pemasyarakatan
Fungsi Lembaga Pemasyarakatan mengacu pada KepMen nomor
M.01.PR.07.03 tahun 1985 tentang organisasi dan tata kerja lembaga
pemasyarakatan meliputi:
1. Melakukan pembinaan narapidana/anak didik.
2. Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan mengelola hasil kerja.
3. Melakukan bimbingan social/kerohanian narapidana/anak didik.
4. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib LAPAS.
5. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
5
BAB II
NILAI DASAR
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas. Namun kedua konsep tersebut
memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya dengan tujuan menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik
INDIKATOR
A. Kepemimpinan adalah suatu seni yang membentuk individu yang kuat dan tangguh untuk
memotivasi sekelompok orang agar mau bertindak dan bekerja bersama demi meraih tujuan
bersama.
B. Transparansi adalah prinsip yang menjamin hak masyarakat untuk memperoleh akses
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan sebuah
organisasi dengan memperhatikan perlindungan hak atas pribadi, golongan dan rahasia
Negara.
C. Integritas adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu, “integer” yang artinya utuh dan
lengkap. Oleh karena itu, integritas memerlukan perasaan batin yang menunjukan keutuhan
dan konsistensi karakter. Dalam pengertian singkat, integritas artinya konsep konsistensi
tindakan, metode, ukuran, prinsip, harapan dan hasil.
D. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja
atau tidak. Tanggung jawab bisa menjadi perwujudan kesadaran dan kewajiban bagi
manusia.
E. Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat
kepentingan yang besar.
F. Kepercayaan adalah mengakui akan kejujuran dan kemampuan seseorang benar-benar dapat
memenuhi harapan. Dengan demikian, kepercayaan adalah keyakinan pada seseorang untuk
menduduki jabatan tertentu karena diakui dia memiliki kemampuan dan kejujuran memikul
jabatan tersebut sehingga benar-benar dapat memenuhi harapan.
G. Keseimbangan adalah keselarasan dalam sebuah tindakan.
H. Kejelasan adalah keadaan jelas; kejernihan; kegamblangan: untuk menyusun perencanaan
suatu proyek, diperlukan adanya suatu kejelasan tujuan lebih dulu.
I. Konsistensi adalah ketetapan dan kemantapan dalam bertindak.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai Bangsa dan Negara. Artinya,
setiap warga Indonesia haruslah memiliki kesamaan cita-cita dan tujuan.
Nasionalisme diperlukan sebagai jati diri setiap warga bangsa dan ideologi berbangsa
serta bernegara. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa
rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa.
INDIKATOR
A. Religius adalah nilai-nilai kerohanian yang tertinggi, sifatnya mutlak dan abadi serta
bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia.
B. Hormat menghormati adalah perbuatan yang menandakan kita menghargai atau
menaruh hormat kepada seseorang atau orang lain disekitar kita.
C. Kerjasama adalah suatu usaha bersama antara individu atau kelompok sosial untuk
mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilakukan sejak manusia berinteraksi dengan
sesamanya.
D. Tidak memaksakan kehendak adalah Anda tidak egois. Belajar juga menghargai
perbedaan antar individu. Dalam kegiatan musyawarah, pelajar bisa menerapkan rasa
toleransi. Mereka juga belajar ikhlas saat menerima hasil keputusan musyawarah.
E. Jujur adalah sifat yang membutuhkan kesesuaian sikap antara perkataan yang
diucapkan dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
F. Amanah adalah sesuatu yang dapat dipercaya. Dengan begitu, amanah bisa dikaitkan
dengan sifat seseorang yang dapat dipercaya atau sesuatu yang dipercayakan.
G. Persamaan derajat adalah persamaan yang dimiliki oleh diri pribadi kepada diri
orang lain ataupun masyarakat.
H. Tenggang rasa adalah suatu sikap hidup dalam ucapan, perbuatan, dan tingkah laku
yang mencerminkan sikap menghargai dan menghormati orang lain. Artinya
tenggang rasa merupakan sikap yang menghormati dan menghargai orang lain
melalui ucapan, perbuatan, dan tingkah laku.
I. Membela kebenaran adalah orang tersebut berani membela apa yang menurutnya
benar dan merupakan fakta, dengan alasan yang tepat.
J. Persatuan adalah gabungan ( ikatan, kumpulan, dan sebagainya ) beberapa bagian
yang sudah bersatu, perserikatan, serikat. Sementara pengertian kesatuan berarti
perihal satu, keesaan, sifat tunggal, satuan.
K. Rela berkorban adalah sikap kesediaan seseorang yang dengan ikhlas mau
memberikan segala sesuatu yang dimilikinya untuk kepentingan orang lain.
L. Cinta Tanah Air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa
menghormati dan loyalitas yang tinggi yang dimiliki oleh setiap individu pada
Negara tempat ia tinggal yang dapat tercermin dari perilaku membela tanah airnya,
menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban untuk kepentingan Bangsa dan
Negara.
M. Musyawarah adalah pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan atas
penyelesaian masalah, perundingan, perembukan musyawarah.
N. Kekeluargaan adalah interaksi antar manusia yang membentuk rasa saling memiliki
dan terhubung satu sama lain.
O. Menghormati keputusan adalah menghargai setiap keputusan yang sudah di ambil
dan menjalankan seluruh perbuatan yang sudah ditetapkan dengan tulus dan
bijaksana.
P. Tanggung Jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang
di sengaja atau tidak. Tanggung jawab bisa menjadi perwujudan kesadaran dan
kewajiban bagi manusia.
Q. Kerja Keras adalah pekerjaan dikerjakan dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal
lelah atau berhenti sebelum target tercapai.
R. Menghargai Karya Orang Lain adalah Bersikap menghormati dan menghargai segala
sesuatu yang dihasilkan oleh orang lain, baik berupa pikiran, tulisan ataupun lainnya.
3. Etika Publik
Etika Publik adalah pencerminan tentang norma yang menentukan benar atau salah,
baik atau buruk perilaku, tindakan dan keputusan dalam merumuskan kebijakan publik
dengan tujuan menjalankan tanggung jawab sebagai pelayan publik. Etika Publik
merupakan gabungan dari kata Etika dan Publik.
INDIKATOR
A. Jujur dalam memberikan informasi adalah mengakui, berkata, ataupun memberi
suatu informasi yang sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi/kenyataan.
B. Terbuka adalah sikap dimana kita mau mendengarkan dan menerima masukan-
masukan dari orang lain.
C. Bersifat Ramah dan Sopan adalah sikap yang diperlihatkan pada beberapa orang
dihadapannya dengan maksud untuk menghormati serta menghormati orang itu,
hingga membuat kondisi yang nyaman serta penuh keharmonisan.
D. Bisa Menjaga Rahasia adalah sikap integritas dalam mencakup kepercayaan kepada
seseorang dalam memegang jabatan, informasi, dan tanggung jawab penting, yang
bersifat tertutup.
E. Bersikap Hormat adalah suatu perilaku dan sifat masyarakat yang akrab dengan
pergaulan seperti suka senyum, sopan serta hormat dalam berkomunikasi, ringan
tangan, suka menyapa, suka membantu tanpa pamrih dan lain sebagainya yang
dilakukan dengan ketulusan berprasangka baik terhadap orang lain.
F. Tidak Diskriminatif adalah sikap netralitas yang merujuk kepada tidak membedakan
kepentingan terhadap golongan, jabatan, agama, suku tertentu.
4. Komitmen Mutu
Aktualisasi nilai-nilai dasar komitmen mutu dalam pelaksanaan tugas aparatur akan
mendorong terciptanya iklim atau budaya kerja unggul yang dapat menumbuhkan
keberanian untuk menampilkan kreativitas dan inovasi. Dengan demikian, pergeseran
orientasi kerja diharapkan dapat memotivasi aparatur untuk mengubah perilaku dan
memunculkan mindset baru. Orientasi kerja bukan pada kewajiban menjalankan rutinitas
kegiatan, melainkan pada semangat pengabdian untuk memberikan layanan yang terbaik
bagi masyarakat walaupun harus menghadapi banyak kendala (constrain).
INDIKATOR
A. Efektivitas adalah tingkat ketercapaiannya target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu kerja.
B. Efisiensi adalah tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya.
C. Inovatif adalah sebuah cara berfikir untuk mendapatkan solusi-solusi yang baru dan
kreatif.
D. Mutu adalah kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia dan
lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan pengguna.
E. Adaptif adalah suatu sifat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
Sedangkan sistem informasi yang Adaptif adalah suatu sistem informasi yang dapat
dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan dari penggunanya.
F. Responsif adalah perilaku cepat tanggap, selalu aktif dan proaktif dalam mecari
solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi.
G. Perbaikan berkelanjutan merupakan prinsip yang meningkatkan efektifitas kerja
manajemen risiko. Perbaikan yang dilakukan secara konsisten adalah suatu siklus
berkesinambungan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruption yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi merupakan kejahatan luar biasa, salah satu
alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik
dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. Tindak pidana korupsi berdasarkan KUHP Pasa 1
ayat 1 Sub C UU No 3 tahun 1971, yaitu sbb; Kerugian keuangan Negara; Suap
menyuap; Pemerasan; Perbuatan curang; Penggelapan dalam jabatan; Benturan
kepentingan dalam pengadaan; Gratifikasi.
INDIKATOR
A. Jujur merupakan sebuah sifat yang membutuhkan kesesuaian sikap antara perkataan
yang di ucapkan dan perbuatan yang di lakukan oleh seseorang. Artinya, seseorang
dapat di katakan jujur jika ia mengucapkan sesuatu yang sesuai dengan sebenarnya,
disertai tindakan yang seharusnya.
B. Peduli adalah sikap simpati dan empati kita terhadap permasalahan yang terjadi.
Dalam masa pandemic ini, kepedulian kita sebagai manusia tengah diuji.
C. Kemandirian diartikan dengan hal atau keadaan seseorang dapat berdiri sendiri atau
tidak bergantung kepada orang lain. Artinya kemandirian adalah kesiapan dan
kemampuan individu untuk berdiri sendiri yang ditandai dengan mengambil inisiatif.
D. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya
merupakan tanggung jawabnya.
E. Tanggung jawab adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu sehingga
kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatu yang menjadi
akibat.
F. Kerja Keras adalah pekerjaan dikerjakan dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal
lelah atau berhenti sebelum target tercapai.
2.2 Sikap Perilaku Disiplin PNS (Menjabarkan Kode Etik dan Perilaku ASN)
Secara etiomologi, etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos (tunggal) yang berarti
kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir sedangkan etha (jamak) yang berarti
adat istiadat. Jadi etika adalah tata nilai, perilaku yang dianggap baik, lazim dan patut dilakukan.
Etika menurut K.Bertens (1999:6) adalah nilai-nilai atau norma-norma (moral) yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
12
Kode etik dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara , tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau cara
sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan
tata cara atau aturan yang menjadi standar kegiatan yang dipegang oleh seorang anggota
suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai profesional suatu profesi yang
dapat diartikan sebagai standar perilaku anggotanya. Nilai profesional paling utama adalah
keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat. Chung (1981)
mengemukakan bahwa nilai profesional atau asas etis terdiri empat asas etis, antara lain:
Menghargai harkat dan martabat
Peduli dan bertanggung jawab
Integritas dalam hubungan
Tanggungjawab terhadap masyarakat
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, kode
etik adalah serangkaian norma-norma yang memuat hak dan kewajiban yang bersumber
pada nilai-nilai etik yang dijadikan sebagai pedoman berfikir, bersikap, dan bertindak dalam
aktivitas sehari-hari yang menuntut tanggung jawab suatu profesi. Tujuan kode etik yaitu
mendorong pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, meningkatkan disiplin pegawai, menjamin
kelancaran dalam pelaksanaan tugas, meningkatkan etos kerja, kualitas kerja dan perilaku
PNS yang professional, serta meningkatkan citra dan kinerja PNS di lingkungan
Kementerian/Lembaga Pemda. Prinsip Dasar Kode Etik yaitu: ketaqwaan, kesetiaan,
ketaatan, semangat nasionalisme, mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan
pribadi dan golongan, penghormatan, tidak diskriminatif, profesionalisme, netralitas,
bermoral dan semangat jiwa korps.
Kode etik PNS diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 42 Tahun 2004.
Menurut Pasal 1 ayat 2 Peraturan Pemerintah tersebut, kode etik Pegawai Negeri Sipil
adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil dalam
melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari. Kode etik PNS wajib dilaksanakan
oleh seluruh PNS di Indonesia. Dalam pasal 7 Peraturan Pemerintah (PP) No. 42 Tahun
2004 ditegaskan bahwa dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari,
Pegawai Negeri Sipil wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam
penyelenggaraan Pemerintahan, dalam berorganisasi, terhadap diri sendiri dan terhadap
sesama Pegawai Negeri Sipil.
Kode Etik dan Kode Perilaku ASN sebagaimana yang di maksud dalam UNDANG-
UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR
SIPIL NEGARA, berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN .
- Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.
- Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
- Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
- Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.
- Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif dan
efisien.
- Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
- Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
- Tidak menyalahgunkan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
orang lain.
- Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN, dan
- Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai
ASN.
14
WoG ini juga memilki beberapa karakteristik inti yaitu kolaborasi, kebersamaan, kesatuan,
tujuan bersama dan tujuan keseluruhan.
15