Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NURUL RAHMADANI RAHIM

NIM : 196602079

MATA KULIAH : AUDITING

RESUME MENGENAI MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT.

MATERIALITAS

Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi
yang  dapat dilihat dari keadaan yang melingkupinya. Materialitas  dapat mengakibatkan
perubahan atau pengaruh terhadap pertimbangan orang-orang yang berkepentingan yang
meletakan kepercayaan terhadap informasi akuntansi.

Materialitas menyebabkan adanya penghilangan atau dihilangkan dari salah saji


informasi akuntansi. maka auditor perlu menilai materialitas pada tahap perencanaan
materialitas. Hal ini biasanya berkaitan dengan audit sampel yang dilakukan auditor.

Perencanaan Materialitas

Auditor melakukan pertimbangan awal untuk menentukan tingkat materialitas


perencanaan. Perencanaan materialitas pada perusahaan klien setiap auditor dapat berbeda
dengan tingkat materialitas pada saat pengambilan kesimpulan audit, juga pada saat 
mengevaluasi temuan audit. Hal ini disebabkan karena keadaan yang melingkupi berubah,
informasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama berlangsungnya audit.

Pertimbangan dalam perencanaan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan


kualitatif. Pertimbangan kuantitatif berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah tertentu
dalam laporan keuangan. Pertimbangan kualitatif berkaitan dengan penyebab salah saji yang
material dalam perencanaan material. Pertimbangan kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan
oleh auditor dalam mempertimbangkan  rencana materialitas pada tahap pelaksanaan audit
perusahaan klien.

Hubungan salah saji kuantitatif dengan jumlah tertentu dalam laporan keuangan :

 Laba bersih sebelum pajak dalam laporan keuangan


 Jumlah aktiva dalam neraca
 Jumlah aktiva lancar dalam neraca, dan
 Jumlah ekuitas pemegang saham dalam neraca
Faktor kualitatif yang menyebabkan materialitas :

 Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hokum


 Kemungkinan terjadinya kecurangan/Fraud dalam perusahaan klien
 Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari bank yang mengharuskan
klien untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan pada tingkat minimum
 Adanya gangguan dalam tren laba, sperti perubahan harga dipasar, dan
 Sikap manajemen terhadap integritas laporan keuangan perusahaan

Materi terkait materialitas selanjutnya yaitu resiko audit. Untuk mendeteksi resiko-resiko apa
saja yang akan dihadapi auditor jika mengaudit perusahaan klien. tidak semua klien yang
meminta jasa audit di kantor akuntan publik disetujui, karena adanya resiko audit dalam
pekerjaan yang kesemuanya tertuang dalam SPAP (Standar Praktik Akuntan Publik Profesional).

RESIKO AUDIT

Sebelum melakukan audit diperusahaan klien, maka auditor perlu melakukan tahap
perencanaan audit untuk menemukan resiko-resiko audit yang terdapat dalam perusahaan klien,
hal ini dilakukan untuk mempermudah pekerjaan auditor dalam menilai materialitas instansi
dalam resiko auditnya. Ada tiga macam resiko audit sebelum auditor melaksanakan audit di
instansi.

Secara umum, resiko audit bisa dipengaruhi oleh hal-hal berikut :

1) Resiko Bawaan atau Risiko Melekat (Inherent Risk)


Kemungkinan adanya kekeliruan atau salah saji dalam segmen audit yang
melampaui batas toleransi, sebelum memperhitungkan faktor efektivitas pengendalian
intern. Resiko bawaan menunjukkan faktor-faktor kerentanan laporan keuangan terhadap
kekeliruan yang material dengan asumsi tidak ada pengendalian intern.
Bila auditor berkesimpulan bahwa akan banyak kemungkinan terjadi kekeliruan
tanpa pengendalian intern, berarti risiko bawaannya tinggi. Faktor pengendalian intern
tidak diperhitungkan dalam menetapkan inherent risk (risiko bawaan) karena dalam
model risiko audit hal itu akan diperhitungkan tersendiri sebagai risiko pengendalian.
Hubungan antara risiko bawaan (inherent risk) dengan risiko penemuan (planned
detection risk) serta rencana pengumpulan bukti adalah bahwa inherent risk sifatnya
berbanding terbalik dengan planned detection risk rendah, maka planned detection risk
tinggi dan bukti yang harus dikumpulkan sedikit.
Contohnya sebagai berikut :
 Akun kas, memiliki resiko bawaan atau resiko melekat dari pada aktiva tetap
 Dikarenakan kas tidak mempunyai bukti kepemilikan (sifat : inherent risk)

2) Risiko Pengendalian (Control Risk)


Penetapan auditor memungkinan adanya kekeliruan (salah saji) dalam segmentas
audit yang melampaui batas toleransi yang tidak terdeteksi atau tercegah oleh struktur
pengendalian internal klien. Pengendalian manajemen perusahaan klien buruk/kurang
baik dalam pengendalian, sehingga tidak bisa dikendalikan auditor.
Risiko pengendalian (control risk) mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
 Apakah struktur pengendalian internal perusahaan klien sudah efektif untuk
mendeteksi atau mencegah kekeliruan dalam perusahaan.
 Auditor dapat membuat penetapan resiko pengendalian dibawah nilai maksimum
(100%) dalam rencana audit.

3) Penemuan Resiko (Detection Risk)


Penemuan resiko menunjukan bahwa bukti yang dikumpulkan auditor dalam
perusahaan klien menemukan kekeliruan yang melampaui jumlah yang dapat ditoleransi.
Resiko bukti fisik dapat dikendalikan oleh auditor. Karna biasanya disebabkan akuntan
perusahaan hanya mengamati bukti fisik, atau akuntan salah dalam memilih sample bukti.
Ada dua hal penting yang harus diperhatikan auditor dalam penemuan resiko :
 Penemuan risiko yang direncanakan hanya akan berubah jika auditor mengubah
salah satu unsur lainnya dalam penemuan resiko.
 Penemuan resiko menentukan besarnya bukti yang akan dikumpulkan. Hubungan
antara penemuan resiko dengan bukti berbanding terbalik. Jika nilai risiko
penemuan yang direncanakan diperkecil, berarti jumlah bukti yang harus
dikumpulkan auditor dalam audit perusahaan klien lebih banyak.
Tujuan auditor dalam melakukan audit risk (Risiko Audit) untuk mempermudah auditor
dalam melaksanakan tugas audit laporan keuangan diperusahaan klien.

Anda mungkin juga menyukai