Anda di halaman 1dari 45

HUKUM THERMODINAMIKA I PERTEMUAN 4-5

MATERI
1. Konservasi Energi
2. Persamaan Bukan Aliran (Non Flow Equation)
3. Persamaan Aliran (Flow Equation)
KONSERVASI ENERGI
Hukum konservasi energi (awal abad ke-19) : Energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan,
tapi dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk
yang lainnya.  Jumlah energi total adalah konstan
HUKUM TERMODINAMIKA I DAPAT
DINYATAKAN SEBAGAI BERIKUT:
Bilamana suatu sistem menjalani suatu siklus termodinamika maka
panas bersih yang disediakan untuk sistem dari lingkungannya
adalah sama dengan kerja bersih yang dilakukan oleh sistem
terhadap lingkungannya.
∑dQ = ∑dW

dimana ∑ menunjukkan jumlah dari seluruh siklus


CONTOH 1: STEAM POWER PLANT

Sebuah turbine uap menghasilkan kerja sebesar


1000 kW. Panas yang disediakan untuk boiler
sebesar 2800 kJ/kg. Panas yang dibuang ke air
pendingin di dalam condenser sebesar 2100 kJ/kg.
Kerja yang diperlukan pompa untuk memompa
kondensat menuju boiler sebesar 5 kW. Hitung
kukus (steam) yang mengalir dalam siklus tersebut
(dalam kg/detik)!
PENYELESAIAN CONTOH 1
Panas bersih: ∑dQ = 2800 – 2100 = 700 kJ/kg
Anggap: steam yang mengalir adalah m kg/detik

Kerja bersih: ∑dW = 1000 – 5 = 995 kW = 995 kJ/detik


Hk TD-I: ∑dQ = ∑dW

Jadi dalam siklus diperlukan steam 1,421 kg/detik


PERSAMAAN BUKAN ALIRAN
(NON FLOW EQUATION)
Untuk siklus lengkap, panas yang disediakan sama dengan kerja yang dihasilkan, sehingga energi
intrinsic akhir sama dengan energi intrinsik awal.
Sekarang pertimbangkan sebuah proses dimana energi intrinsik akhir sistem lebih besar dari pada
energi intrinsic awal. Perbedaan antara panas bersih yang disediakan dan kerja bersih yang
dihasilkan akan menambah energy intrinsik sistem.

* Bila efeknya memindahkan energi dari sistem, maka sistem akan kehilangan energi intrinsik.
* Bila fluida tidak bergerak, maka energi intrinsik dikenal sebagai energi dalam, u. Energi dalam
suatu fluida tergantung pada tekanan, suhu, dan sifat (property) sistem.
Energi dalam suatu massa tertentu
U = m.u kJ
Perubahan energi dari keadaan 1 ke keadaan 2, ditulis sebagai:
U2 – U1, maka penambahan energi adalah:

Persamaan ini berlaku untuk proses atau proses bukan aliran dari state-1 ke state-2: menuju atau keluar sistem.
Untuk non-flow process, hanya ada panas yang disediakan atau panas yang dibuang, tidak keduanya, demikian
juga untuk kerja.
Maka dibuat kesepakatan:

Panas yang disediakan untuk sistem  Q (+)


Kerja yang dihasilkan oleh sistem  W(+)
Persamaan non-flow:
U2 – U1 = Q-W atau Q = (U2 – U1) + W
Untuk unit 1 kg:
Q = (u2 - u1) + W
Untuk perubahan sistem:
dQ = du + dW
Persamaan tsb berlaku untuk proses reversible atau irreversible
CONTOH 2
Pada langkah kompresi sebuah internal combustion engine, panas yang terbuang (Qout) ke air pendingin
sebesar 45 kJ/kg dan kerja yang diperlukan (Win) sebesar 90 kJ/kg. Hitung perubahan energi internal
dari fluida, dan nyatakan apakah bertambah atau berkurang!
Diketahui: Qout = –45 kJ/kg  membuang panas
Win = –90 kJ/kg  memerlukan kerja
Maka:
Q = (u2 - u1) + W
(u2 - u1) = Q – W
(u2 - u1) = (–45) – (–90)
= –45 + 90
= 45 kJ/kg
Jadi PENAMBAHAN Energi Internal = 45 kJ/kg
CONTOH 3
Dalam silinder sebuah motor udara, udara bertekanan (compressed air) mempunyai energi
internal sebesar 420 Kj/kg pada permulaan ekspansi dan 200 kJ/kg
setelah ekspansi. Hitung aliran panas menuju atau dari silinder bila kerja yang dihasilkan oleh
udara selama ekspansi adalah 100 kJ/kg.

Diketahui: u2 = 200 kJ/kg


u1 = 420 kJ/kg
Wout = 100 kJ.kg  menghasilkan kerja

maka
Q = (u2 – u1) + W = (200 – 420) + 100 = –120 kJ/kg
Jadi Panas yang DIBUANG oleh udara adalah 120 kJ/kg

Tanda minus ( – ) pada Q, artinya sistem membuang/melepas panas


Untuk reversible non flow process
2
W = ‫׬‬1 𝑝 𝑑𝑣 atau dW = p dv

Jadi untuk setiap proses reversibel bukan aliran


dQ = du +dW = du + p dv
2
Q = (u2 - u1) + ‫׬‬1 𝑝 𝑑𝑣
PERSAMAAN ALIRAN (FLOW EQUATION)
Energi internal fluida dikatakan sebagai energi intrinsic karena sifat termodinamika
yang dimilikinya.
Bila 1 kg fluida dengan energi internal u, bergerak dengan kecepatan C dan dengan
ketinggian Z di atas datum level, maka ia akan memiliki energi total sebesar:
Pada sebagian besar masalah-masalah nyata, laju aliran fluida dalam sebuah mesin atau
peralatan adalah konstan; Aliran ini disebut aliran tunak (steady flow).
Pertimbangkan, 1 kg fluida mengalir dalam kondisi tunak (steady) melalui sebuah
peralatan (lihat gambar). Sistem ini adalah sistem terbuka dengan inlet pada seksi 1 dan
outlet pada seksi 2. Batas sistem ini disebut sebagai sebuah permukaan atur (control
surface) dan sistem terbuka ini disebut sebagai volume atur (control volume) .

Panas masuk ke sistem sebesar Q,


dan sistem menghasilkan kerja W
Energi untuk mendorong 1 kg fluida
masuk ke inlet (1) adalah:

P1 A1 L1 = P1 Vol. Elemen Fluida pada (1)


= P1 v1

P1 = Tekanan pada inlet


A1 = Luas penampang inlet
L = Panjang elemen

Pada outlet, energi yang dibutuhkan adalah:

P2 A2 L2 = P2 . Volume Elemen Fluida pada outlet (2)


= P2 v2
Jadi kesetimbangan energi pada volume atur:

….. (1)
Entalpi (h) = jumlah dari energi internal dan pv
Entalpi, h = u + pv
….. (2)

Substisusi pers. (2) ke pers. (1)

Persamaan energi pada aliran tunak (steady-flow energy equation)


Pertimbangkan untuk setiap luas penampang A, dengan kecepatan
C, Laju alir volume = C .

….. (3)

Pers. (3): pers. kontinyuitas (Continuity of mass equation):


laju aliran massa selalu konstan dalam satu unit aliran.
CONTOH 4
Dalam sebuah turbin gas, gas mengalir melalui turbin sebesar 17 kg/s dan tenaga yang
dikembangkan oleh turbin sebesar 14000 kW. Entalpi gas pada inlet sebesar 1200 kJ/kg
dan pada outlet sebesar 360 kJ/kg. Kecepatan gas inlet dan outlet berturut-turut sebesar
60 m/s dan 150 m/s. Hitung panas yang dibuang dari turbin, dan luas penampang pipa
inlet jika diketahui volume spesifik gas 0,5 m3/kg!
ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE)
Zat Murni : zat yang selalu mempunyai komposisi kimia yang sama pada semua tingkat
keaadaan, tetapi dapat mempunyai beberapa fase yang berbeda.
Fasa : Sejumlah zat yang mempunyai komposisi kimia dan struktur fisiknya homogen
Homogen : Sistem yang mempunyai hanya satu fasa
Heterogen : Sistem yang berisi lebih dari satu fasa

Zat murni dapat berupa campuran asalkan komposisinya dalam kondisi


homogen

 Nitrogen & udara, keduanya mrp zat murni


 Udara mrp campuran beberapa gas (terutama
N2 dan O2)
 Campuran minyak & air: BUKAN zat murni
 minyak tidak larut dalam air
 membentuk 2 lapisan (fasa), masing-masing komposisinya berbeda\
 Campuran antara dua fasa atau lebih mrp suatu zat murni, jika
komposisi tiap fasa sama
• Campuran air dan es: Zat murni, krn komposisi kimia sama
• Campuran cairan air dan uap air: Zat murni
• Campuran udara cair dan udara : BUKAN zat murni, karena
komposisi udara cair berbeda dengan komposisi udara (gas)
PROSES PERUBAHAN FASA
Fasa : padat, cair, gas, minyak
Biasanya zat murni dapat berbentuk dua fasa dalam kesetimbangan; misalnya air
dan uap air dalam boiler atau condenser

Contoh perubahan fase: air dalam ruang piston-silinder


CONTOH 5
CONTOH 6
CAMPURAN UAP-CAIR JENUH
Jika diketahui suatu zat terletak pada suhu T2 dan tekanan PQ, Apakah anda dapat
mendefinisikan keadaan dari zat tersebut?
 cair? ... cair jenuh? ….. uap basah? … uap jenuh?

 Pada (P-P′, Q-Q′, R-R′), suhu dan tekanan bukan variable bebas, karena mereka konstan
pada rentang volume spesifik v.
 Keadaan dapat didefinisikan jika salah satu sifat (misalnya v) diketahui.
CONTOH 7
CONTOH 8
CONTOH 8

Anda mungkin juga menyukai