Oleh :
OKTA JULIANSA
Nim : 025012.21405.19.008
REZA SYAPUTRA
Nim : 025012.21405.19.010
TANTAMIN HAIZIR
Nim : 025012.21405.19.013
Disusun Oleh :
Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini disetujui untuk dipresentasikan pada Seminar
Laporan Kuliah Kerja Lapangan
pada tanggal : Maret 2021
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
DI DESA LINGGO SARI KECAMATAN SUNGAI LILIN
Telah dipresentasikan dan diterima oleh tim penguji Kuliah Kerja Lapangan
Politeknik Sekayu pada :
Hari, Tanggal :
Tempat :
Sekayu, 330 Februari 20900
Mengetahui,
Wakil Direktur 1
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia –Nya, sehingga laporan kuliah kerja lapangan yang
dilaksanakan di desa linggo sari kecamatan sungai lilin dapat terselesaikan. Laporan
Kuliah kerja lapangan ini dapat disusun dengan baik berkat bantuan dari berbagai
pihak
Dan dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Atas dasar itulah penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu memberikan bimbingan dan arahan dalam
pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan kerja praktek ini.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada yang terhormat :
1. Bapak H. Hairad Sudarso selaku Ketua Yayasan Muba Sejahterah Politeknik
Sekayu.
2. Ibu Mardiana, S.E.,M.M.,CADE selaku Direktur Politeknik Sekayu.
3. Bapak Sunanto, S.E., M.M., AK., CA., CADE selaku Wakil Direktur I
Politeknik Sekayu.
4. Bapak Ferry Irawan, ST.,MT selaku ketua Program Studi Teknik Pendingin
dan Tata Udara Politeknik Sekayu.
5. Ibu Baiti Hidayati., ST., MT selaku Pembimbing kegiatan kuliah kerja
lapangan.
6. Bapak Siswadi, selaku kepala desa Desa Linggo Sari Kecamatan Sungai Lilin
yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan Kulia Kerja Lapangan ini.
7. Perangkat desa Linggo Sari yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan
Kuliah Kerja Lapangan ini.
8. Kepada orang tua dan keluarga tercinta yang tiada henti memberikan kasih
sayang dan motivasi serta dukunganya.
9. Semua pihak yang membantu demi kelancaran kegiatan Kuliah Kerja Lapangan
Tahun 2021 ini.
Penulis menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang dalam proses
pembelajaran,dimana penulisan laporan Kuliah kerja lapangan ini masih
iii
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun, Agar laporan ini dapat menjadi lebih
baik lagi di kemudian hari serta memberikan manfaat bagi para pembaca.
KELOMPOK 2
iv
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vi
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan Kuliah Kerja Lapangan.......................................................1
1.3 Manfaat Kuliah Kerja Lapangan.....................................................2
BAB II TINJAUAN UMUM..........................................................................3
2.1 Sejarah Desa....................................................................................3
2.2 Susunan Organisasi Pemerintah Desa.............................................4
2.3 Ruang Lingkup Desa.......................................................................4
2.3.1 Letak Geografis...................................................................5
2.3.2 Aset atau Kekayaan Desa....................................................6
2.3.3 Sumber Daya Alam.............................................................8
2.3.4 Sumber Daya Manusia........................................................8
2.3.5 Sumber Daya Pembangunan...............................................10
2.3.6 Sumber Daya Sosial Budaya...............................................11
2.3.7 Visi dan Misi.......................................................................12
BAB III TINJAUAN KHUSUS.....................................................................14
3.1 Pupuk Kompos dan Budidaya Tanaman Porang............................14
3.1.1 Pengertian Pupuk Kompos.................................................14
3.1.2 Pengertian Tanaman Porang..............................................16
3.2 Hasil Pengamatan............................................................................19
3.2.1 Hasil Pengamatan Reza Syaputra...........................................19
3.2.2 Hasil Pengamatan Okta Juliansa............................................20
3.2.3 Hasil Pengamatan Tantamin Haizir.......................................22
v
BAB IV PENUTUP.........................................................................................24
4.1 Kesimpulan.....................................................................................24
4.2 Saran...............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................26
LAMPIRAN....................................................................................................27
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja Lapangan adalah bentuk belajar praktik yang merupakan agenda rutin
yang dilakukan oleh Program Studi D III Teknik Pendingin Dan Tata Udara
Politeknik Sekayu. Kegiatan tersebut diikuti oleh mahasiswa/mahasiswi semester 3
dan beberapa dosen yang mendampingi. KKL dilakukan bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman mengenai dunia kerja sehingga mahasiswa dapat
menyelaraskan dengan teori yang sudah didapat ditiap kunjungan yang dilakukan,
selain itu para mahasiswa selanjutnya diberikan tugas untuk melaporkan hasil
kunjungan tersebut dalam bentuk laporan.
KKL merupakan kegiatan akademik yang pelaksanaannya dilakukan di
lapangan. Melalui kegiatan ini diharapkan para mahasiswa dapat menggali serta
memperoleh pengalaman langsung di lapangan yang berkaitan dengan teori-teori
yang pernah diperoleh mahasiswa. Mata kuliah ini, merupakan mata kuliah fakultas
dan teknis pelaksanaan yang berkaitan dengan waktu, tempat, dan objek/sasaran
dilakukan oleh program studi. Program KKL berupa kegiatan yang dapat menambah
wawasan mahasiswa dan memberi pengalaman nyata mengenai dunia kerja, instansi
pemerintahan, perusahaan pengembang media pembelajaran berbasis teknologi dan
tempat-tempat yang memiliki unsur yang mendukung perkembangan teknik
pendingin dan tata udara yang terkait dengan kompetensi Program Studi Teknik
Pendingin dan Tata Udara.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan kuliah kerja lapangan ini ialah sebagai berikut :
a) Untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman yang ada di dunia kerja.
b) Mengidentifikasi persoalan dan memahami tentang penanaman tanaman
porang.
1
c) Memahami sistem pembuatan pupuk kompos.
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
3
7. 5 April 1981 OKI 9 21
2.224
Jumlah 616 KK
Jiwa
Pada tahun 1981 sampai dengan tahun 1983 pelayanan pemerintahan masih
dibawah binaan UPT 2 SPB 3 dan ditahun 1983 baru ada PJS Pemerintahan dan
berikut ini periode pemerintahan desa.
1983 Pilkades
4
1994-1998 Masa Kades Fakhrudin pergi Kades Pergi Tanpa Pesan
KEPALA DESA
SEKRETARIAT
DESA
KEPALA KEPALA
URUSAN URUSAN
Tt Usaha & Keuangan
Umum
5
KEPALA KEPALA KEPALA
SEKSI SEKSI URUSAN
Pemerint Kesejeteraan Perencanaan
ahan
KEPALA SEKSI
Pelayanan
6
Sumber:Data yang diolah, oleh Desa, tahun 2021
Luas wilayah Desa Linggosari menurut penggunannya adalah ± 1.600 yang
terdiri dari :
Tambel 4. Batas luas wilaya Desa Linggo Sari
Dilihat secara umum keadaannya merupakan daerah dataran rendah dan tidak
berbukit - bukit yang dialiri oleh sungai dan rawa-rawa, beriklim tropis hal tersebut
mempengaruhi pola perekonomian penduduk setempat.
7
Uraian Keterangan
Kekayaan Desa Linggosari yaitu barang milik Desa yang berasal dari
kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa atau diperoleh hak lainnya yang sah. beberapa Aset Desa Linggosari
yaitu :
1 2 3 5
8
3 Tanah Pekarangan Masjid Attaqwa Hibah dari Bpk. 5.000 M2 Dusun II
Eman Sulaiman/Desa
9
16 Tanah SD Negri 01 7.500 M2 Dusun II
10
28 Papan merk data-data desa 9 Keping Terpasang di
dinding kantor
desa
Desa Linggosari memiliki beberapa potensi sumber daya alam, sampai saat
ini potensi sumber daya belum benar-benar optimal diberdayakan. hal ini terjadi
11
dikarenakan belum teratasinya hambatan-hambatan yang ada. Berikut beberapa
potensi sumber daya alam Desa Linggosari:
Desa : Linggosari
Kecamatan : Linggosari
2 Lahan Persawahan - Ha
3 Lahan Hutan - Ha
4 Sungai 5 Km
12
mampu menjadi pendorong dalam pembangunan, khususnya pembanguna Desa
Linggosari berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting antara lain
perkembangan jumlah penduduk, kepadatan dan persebaran serta strukturnya.
13
pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat
kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan pada
gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan
membantu program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna
mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistimatika
pikir atau pola pikir individu, selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju.
Dibawah ini tabel yang menunjukan tingkat rata-rata Sumber Daya Manusia Desa
Linggosari yaitu :
14
a. Pertanian, perikanan, perkebunan dan Perternakan 782 Jiwa
c. PNS/TNI/POLRI 11 Jiwa
e. Sopir 79 Jiwa
f. Bengkel 19 Jiwa
15
g. Tidak Sekolah 144 Jiwa
Desa : Linggosari
a. Jalan Utama 5 KM
b. Jembatan 12 Unit
16
2 Aset Prasarana pendidikan :
a. Gedung SD 4 Unit
a. Posyandu 1 Unit
b. Polindes 1 Unit
17
Berikut tabel data sumber Daya Sosial Budaya Desa Linggosari adalah :
Daftar Sumber Daya Sosial Budaya
Desa : Linggosari
Kecamatan : Sungai Lilin
Kabupaten : Musi Banyuasin
Provinsi : Sumatera Selatan
Tabel 10. Sumber daya sosial manusia
No Uraian Sumber Daya Sosial Budaya Jumlah Satuan
1 Gotong Royong 1 Kali 1 Bulan
2 Panen raya 2 Kali 1 Tahun
3 Pengajian Rutin Ibu-Ibu 1 Kali 1 Minggu
4 Pengajian Muslimat Desa 1 Kali 1 Bulan
Sumber: Data yang diolah, oleh Desa, tahun 2021
18
“Terwujudnya Linggosari sebagai Desa yang mandiri, untuk mencapai
masyarakat yang sehat, cerdas dan sejahtera.”
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan pembangunan ekonomi dengan mendorong semakin tumbuh
dan berkembangnya pembangunan di bidang perkebunan dalam arti luas,
industri, perdagangan dan pariwisata.
2. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
berdasarkan demokratisasi, transparansi, penegakan hukum, berkeadilan,
kesetaraan gender dan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.
3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur, pengupayaan pertanian sumber
daya alam untuk memenuhi kebutuhan dan pemerataan pembangunan guna
meningkatkan perekonomian.
19
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Pupuk Kompos dan Budidaya Tanaman Porang di Desa Linggo Sari
3.1.1 Pengertian Pupuk Kompos dan Cara Pembuatannya
Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada sejak
lama. Pengertian kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses
pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk
yang bekerja di dalam bahan organik tersebut.
Bahan organik yang dimaksud pada pengertian kompos adalah rumput, jerami, sisa
ranting dan dahan, kotoran hewan, bunga yang rontok, air kencing hewan ternak,
serta bahan organik lainnya. Semua bahan organik tersebut akan mengalami
pelapukan yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang tumbuh subur pada
lingkungan lembap dan basah.
Pada dasarnya, proses pelapukan ini merupakan proses alamiah yang biasa
terjadi di alam. Namun, proses pelapukan secara alami ini berlangsung dalam jangka
waktu yang sangat lama, bahkan bisa mencapai puluhan tahun. Untuk
mempersingkat proses pelapukan, diperlukan adanya bantuan dari manusia. Jika
proses pengomposan dilakukan dengan benar, proses hanya berlangsung selama 1—
3 bulan saja, tidak sampai bertahun-tahun. Penggunaan kompos sangat baik untuk
tanah dan tanaman. Kompos dapat menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman.
Penggunaannya bisa sekaligus menggemburkan tanah yang tandus, meningkatkan
porositas, aerasi, dan komposisi mikroorganisme di dalam tanah.
Kompos juga berguna untuk meningkatkan daya ikat tanah terhadap air
sehingga dapat menyimpan air tanah lebih lama. Ketersediaan air di dalam tanah
dapat mencegah lapisan kering pada tanah. Penggunaan kompos bermanfaat untuk
menjaga kesehatan akar serta membuat akar tanaman mudah tumbuh.
Kandungan hara pada kompos memang terbilang lebih sedikit dibandingkan pupuk
anorganik. Oleh karena itu, penggunaannya harus dilakukan dengan volume yang
sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Namun, dilihat dari
20
keuntungan yang bisa diberikan kompos untuk tanah dan tanaman, rasanya tidak rugi
harus menggunakannya meskipun harus dalam volume yang besar.
Keuntungan yang diberikan kompos tidak hanya untuk saat ini, tetapi untuk
jangka panjang hingga berpuluh-puluh tahun kemudian. Saat ini sudah banyak
masyarakat yang mulai beralih untuk menggunakan pupuk organik, salah satunya
adalah kompos. Karena menggunakan bahan organik yang sudah dianggap sampah,
harga pupuk kompos pun relatif murah.
21
Alat yang diperlukan :
1. Cangkul 2 buah dan sekop 2 buah untuk mengaduk bahan kompos dan
melakukan pembalikan.
2. Terpal untuk menutup adukan kompos
3. Tempat teduh dari sinar matahari dan hujan untuk proses pembuatan kompos
dibagi menjadi 4 bagian. Bagian I proses pengadukan, bagian II adukan umur
1 minggu, bagian III adukan umur 2 minggu dan bagian IV kompos sudah
jadi dan pengemasan kompos.
4. Gudang untuk menyimpan kompos.
5. Ember 2 buah untuk mengambil air dan mengencerkan molases.
6. Karung untuk mengemas kompos.
Cara pembuatan :
1. Bahan kompos disiapkan kotoran sapi dibawah dan sekam padi di atasnya.
2. Taburkan stardec secara merata.
3. Molasses diencerkan dan disiramkan merata di atas adukan.
4. Aduk bahan kompos sampai rata.
5. Atur kelembaban 60% dengan ciri bila digenggam tidak pecah, tidak ada
tetesan air dan tangan tidak basah.
6. Apabila kurang lembab ditambah air secukupnya.
7. Bahan yang sudah diaduk ditutup dengan terpal.
8. Pembalikan dilakukan setiap minggu.
9. Pengecekan proses pengomposan dilakukan pada hari ketiga, apabila terasa
panas, maka terjadi proses pengomposan.
10. Proses pengomposan berlangsung selama 3 minggu.
11. Setelah 3 minggu kompos sudah jadi ditandai dengan bahan kompos tidak
panas dan tidak bau.
22
Bisa dikatakan bahwa porang adalah salah satu tanaman lokal di Indonesia
yang banyak tersebar di Pulau Jawa. Ini didukung oleh kontur tanah dan iklim di
wilayah Jawa yang paling cocok untuk pertumbuhannya, tetapi tidak kemungkinan di
wilayah Kita Musi Banyuasin tepatnya di desa Linggo Sari kecamatan Sungai Lilin
juga terdapat budidaya tanaman porang.
Untuk tumbuh, tanaman porang membutuhkan naungan sehingga dapat
dibudidayakan sebagai tanaman sela pada hutan rakyat atau hutan tanaman.
Umbi dari tanaman porang dapat diolah menjadi bahan pangan. Dalam kata
lain, dengan memanfaatkan umbi dari tanaman porang menjadi salah satu
diversifikasi pangan--agar masyarakat tidak terpaku dengan satu tanaman saja untuk
dikonsumsi.
Porang bisa menjadi makanan alternatif selain nasi. Selain itu, umbi porang
juga telah terbukti dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik, obat-obatan, dan
bahan baku industri.
Batang pada tanaman porang memiliki bentuk tegak, lunak, halus, berwarna
hijau atau hitam dengan bercak putih. Satu batang tegak lurus, biasanya akan pecah
jadi tiga batang sekunder dan menjadi beberapa tangkai daun.
Perkembangan morfologinya berupa daun tunggal menjari dengan ditopang oleh satu
tangkai daun yang bulat. Pada tangkai daun akan keluar beberapa umbi batang sesuai
musim tumbuh.
Helai daun dapat memanjang dengan ukuran 60-200 sentimeter dengan
tulang-tulang daun yang kecil terlihat jelas pada permukaan bawah daun. Sementara
23
itu, panjang tangkai daun antara 40-180 sentimeter, dengan daun-daun yang lebih tua
biasanya biasanya berada di pucuk.
Lalu, tanaman berakar primer ini dapat tumbuh kurang lebih setinggi 1,5
meter tergantung. Ketinggian tanaman porang juga dipengaruhi oleh umur dan
kesuburan tanah.
Umbi porang terdiri atas dua macam, yaitu umbi batang yang berada di dalam
tanah dan umbi katak (bulbil) yang terdapat pada setiap pangkal cabang atau tangkai
daun.
24
Gambar 4. Umbi porang
25
Mayoritas masyarakat di desa Linggo Sari bekerja sebagai petani karet dan
sawit. Disana terdapat juga pembuatan pupuk kompos dan budidaya tanaman porang.
Pembuatan pupuk kompos di desa Linggo Sari menggunakan kotoran sapi. Kotoran
sapi merupakan salah satu bahan yang mempunyai potensi untuk dijadikan kompos.
Kotoran sapi mengandung unsur hara antara lain nitrogen 0,33%, fosfor 0,11%,
kalium 0,13%, kalsium 0,26%. Pupuk kompos merupakan bahan pembenah tanah
yang paling baik dan alami daripada bahan pembenah buatan/sintetis. Pada umumnya
pupuk organik mengandung hara makro N,P,K rendah, tetapi mengandung hara
mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Manfaat yang dirasakan oleh petani adalah meningkatnya produktivitas lahan
pertanian. Karena dengan meningkatnya kadar kandungan bahan organik dan unsur
hara yang ada dalam tanah, maka dengan sendirinya akan memperbaiki sifat kimia
dan biologi dari tanah atau lahan pertanian. Manfaat lain yang dirasakan petani
adalah semakin mudahnya melakukan pengolahan lahan karena kondisi tanahnya
yang baik.
Kelebihan menggunakan pupuk kompos adalah mampu menjaga kelembaban
dari tanah, sehingga mengurangi tekanan struktur tanah pada tanaman. Selain itu,
mampu menjaga dan merawat tingkat kesuburan tanah.
Kekurangan menggunakan pupuk kompos adalah kandungan unsur haranya
tidak diketahui dengan pasti, kandungan unsur haranya juga rendah, dan tidak bisa
diserap tanah dengan cepat.
Di desa Linggo Sari juga terdapat budidaya tanaman porang. Tanaman
porang adalah tanaman umbi-umbian dan masuk dalam spesies Amorphophallus
Muelleri Blume. Tanaman porang banyak tersebar di pulau Jawa ini didukung oleh
kondisi tanah dan iklimnya yang paling cocok untuk pertumbuhannya.
Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan terlebih dulu sebelum mulai
mencoba mengembangbiakkan tanaman porang, yaitu jenis dan kadar keasaman
tanah, kondisi lingkungan, serta iklim.
Hakekatnya tanaman porang akan tumbuh lebih baik bila diletakkan di tanah
yang gembur dan tidak tergenang air. Selain itu dengan kadar keasaman tanah atau
pH tanah berada di rentang 6-7.
26
Karena tanaman porang membutuhkan tanaman lain untuk tumbuh, Anda
perlu perhatikan tingkat kerapatan tanaman yang menjadi inang atau tempat tanaman
porang bernaung.
Jenis tanaman yang baik menaungi tanaman porang adalah mahoni, jati, dan
sono. Yang terakhir, tanaman porang akan lebih baik jika ditanam pada tanah dengan
ketinggian 100-600 meter di atas permukaan laut.
Tanaman porang sangat baik bila ditanam pada musim hujan. Awalnya, cara
menanam porang adalah masukkan bibit porang yang telah disiapkan ke dalam
lubang tanaman yang sudah disiapkan.
Perlu diperhatikan bahwa letak bakal tunas tanaman porang harus menghadap
ke atas. Kemudian pada setiap lubang tanah yang telah disiapkan tersebut harus diisi
1 bibit porang dengan jarak tanam antara 1 kali 1 meter. Setelah selesai tutup
kembali lubang dengan tanah setebal 3 sentimeter.
Itulah cara budidaya tanaman porang. Langkah selanjutnya adalah perawatan
tanaman tersebut. Anda bisa melakukan pemupukan satu tahun sekali saat masuk
musim hujan dengan pupuk urea 10 gram dan 5 gram SP 36.
Selain digunakan sebagai bahan pangan, tanaman porang juga banyak
digunakan sebagai bahan baku pelapis anti air, cat, pengental, negatif film, bahan
baku lem, kosmetika, hingga pita seluloid. Tanaman porang memiliki nilai strategis
untuk dikembangkan, karena punya peluang yang cukup besar untuk diekspor.
Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada tahun 2018
tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar ke
negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya.
Adanya budidaya tanaman porang di desa Linggo Sari ini dapat membantu
perekonomian masyarakat.
27
desa Linggo Sari, sehingga sangat dibutuhkan masyarakat desa Linggo Sari yang
mayoritasnya bekerja sebagai petani.
Ada beberapa ciri pupuk kompos yang baik. Ciri-ciri ini dapat dikenali
dengan sangat mudah, yaitu:
1. Pertama, pupuk kompos tersebut memiliki bau yang sama dengan tanah.
Pupuk tersebut tidak berbau busuk sebab proses pembusukan dan fermentasi
sudah terjadi. Tidak ada sisa limbah dan sisa bahan baku pupuk yang belum
terurai oleh mikroorganisme atau makroorganisme dekomposer pupuk.
2. Ciri kedua dapat dikenali dari warnanya yang berwarna cokelat kehitaman.
Warna ini hampir mirip dengan warna tanah humus. Begitu pun dari
bentuknya. Pupuk kompos yang baik memiliki bentuk butiran gembur yang
tampak seperti tanah.
3. Cara pengujian pupuk kompos yang baik bisa dilakukan dengan memasukkan
pupuk kompos ke air. Bila seluruh komponen pupuk tersebut tenggelam,
pupuk dapat dikategorikan ke dalam jenis pupuk kompos berkualitas. Selain
itu, air yang digunakan pun tidak akan berubah warna menjadi lebih keruh.
4. Terakhir, ciri pupuk kompos yang baik dapat pula terlihat pada gulma yang
tumbuh. Pupuk ini tidak akan memicu tumbuhnya gulma di dekat tanaman
yang Anda budidayakan.
Selain pupuk kompos di desa Linggo Sari juga terdapat budidaya tanaman
porang. Tanaman ini dulunya dikenal sebagai tanaman liar yang tumbuh di hutan-
hutan.Kapan tanaman ini mulai dilirik untuk dibudidayakan tak ada yang tahu
pasti,tapi semenjak warga madiun yang bernama mas Paidi mulai membudidayakan
dan akhirnya sukses stelah menanam porang,tanaman inipun mulai dikenal luas oleh
para petani.Dan atas keberhasilannya belaiu mempunyai nama panggilan baru yaitu
“Paidi Porang”.
28
Kelebihan menanam porang adalah mempunyai harga yang tinggi, sebagai
bahan industri, memiliki pangsa pasar yang luas, bernilai ekspor, dapat di tanam
bersama tanaman lain (tumpang sari), dapat di panen tanpa perlu menanam lagi
untuk musim berikutnya, bisa dimanfaatkan sebagai tanaman obat, harga yang stabil,
dan dapat dijadikan sebagai pengganti nasi.
Kekurangan tanaman porang adalah tidak bisa ditanam secara mandiri, rawan
hama dan penyakit, tidak bisa ditanam dilahan kering, kurangnya penyuluhan dari
pemerintah, waktu panen yang lama.
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
KKL merupakan kegiatan akademik yang pelaksanaannya dilakukan di
lapangan. Melalui kegiatan ini mahasiswa dapat menggali serta memperoleh
pengalaman langsung di lapangan yang berkaitan dengan teori-teori yang pernah
diperoleh mahasiswa.
Manfaat dilaksanakannya kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini ialah
Meningkatnya wawasan mahasiswa dalam dunia kerja sesuai bidang ilmu,
Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang hubungan antara teori dan
penerapanya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, Mampu mempraktikan ilmu
yang telah didapat pada saat memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan tentang pembuatan pupuk dan
budidaya tanaman porang di desa Linggosari kami dapat menyimpulkan bahwa
manfaat yang dirasakan petani dengan adanya pupuk kompos adalah meningkatnya
produktivitas lahan pertanian, serta mudahnya pengolahan lahan karena kondisi
tanahnya yang subur. Pupuk kompos mampu menjaga kelembaban tanah, dan
menjaga tingkat kesuburan tanah.
Dan juga dengan adanya budidaya dari tanaman porang yang mudah untuk
dikembang biakan berdasarkan iklim dan daerah pedesaan yang rata-rata memiliki
banyak hutan dengan pepohonan besar,dari hasil panen umbi porang ini dapat
menambah pendapatan sampingan warga desa linggo sari.
4.2 Saran
Adapun saran dari hasil lanjutan pengamatan dari desa Linggo sari yaitu
tentang sistem pertanian yang terbilang cukup baik dan telah memberikan dampak
positif kepada warga desa linggo sari, maka dari itu kepala desa harus tetap
mempertahankan kegiatan pertanian ini.
Selanjutnya yang kedua umumnya pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan
merupakan jembatan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Sehingga
30
Mahaiswa/i mampu menyesuaikaan dan mengetahui perbandingan dari setiap ilmu
yang didapatkan di bangku kuliah dengan yang ada di lapangan.
Mengenai kegiatan Kuliah Kerja Lapangan agar kedepannya lebih baik dan
bermanfaat. Izinkan kami memberikan sedikit saran, adapun beberapa saran yang
disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut. Diharapkan untuk kegiatan Kuliah
Kerja Lapangan yang sudah menjadi program tahunan ini tetap berjalan setiap
tahunnya.
31
DAFTAR PUSTAKA
http://pertanian.magelangkota.go.id/informasi/teknologi-pertanian/359-teknis-
budidaya-tanaman-porang
https://disnak.lebakkab.go.id/kompos-dari-kotoran-sapi/
32
LAMPIRAN
33
34