Oleh :
Ni Kadek Ari Apriningsih (19011005)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widi
Wasa karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan pendahuluan ini
Sebagaimana yang disyaratkan untuk dapat mengikuti Praktek Belajar Lapangan.
Penulisan laporan pendahuluan ini bertujuan untuk menjadi acuan dan syarat dalam
mengikuti Praktek Belajar Lapangan yang akan dipergunakan pada saat Pre-conference sebelum
pemberian materi
Dalam penyusunan laporan ini penulis berharap nantinya laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan informasi serta materi yang terdapat di laporkan ini bisa membantu di masa
mendatang
Melalui kata pengantar penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan untuk menyelesaikan laporan ini. Kepada para pembaca penulis
mengharapkan kritik dam saran yang membangun jika dalam laporan ini terdapat kekurangan
agar dapat diperbaiki di masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Bagian Awal
Cover………………………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………..……....ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………...…
...iii
B. Bagian Inti
Kajian Teori Manajemen Sumber Daya Manusia………………………………..1
Mengetahui Pengelolaan Dan Manajemen Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit
A. Tata Cara Analisis Pekerjaan
B. Perencanaan Sumber Daya Manusia
C. Tata Cara Rekrutmen Dan Seleksi Pegawai
D. Proses Pelatihan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
E. Tata Cara Penentuan Kompensasi Dan Pengembangan Karir Pegawai
F. Upaya Dalam Membangun Kerjasama Tim Dan Mengelola Tim Kerja Yang Efektif
(Manajemen Stress Dan Konflik)
G. Konsep Kinerja Pegawai Dan Penilaian Kinerja Pegawai
C. Bagian Akhir
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….13
B. Bagian Inti
Kajian Teori Menejemen Sumber Daya Manusia
Mengetahui Pengelolaan Dan Manajemen Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit
A. Tata Cara Analisis Pekerjaan
Pengertian Analisis Pekerjaan
Menurut Hasibuan (2011:28) analisis pekerjaan (job analysis) adalah
menganalisis dan mendesain pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus dilakukan.
Analisis pekerjaan akan memberikan informasi mengenai uraian
pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan bahkan dapat
memperkirakan pengayaan atau perluasan pekerjaan dan penyederhanaan
pekerjaan pada masa yang akan datang. Analisis pekerjaan memberikan
ringkasan mengenai kewajiban dan tanggung jawab suatu pekerjaan,
hubungannya dengan pekerjaan lainnya, pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan, dan lingkungan kerja dimana pekerjaan tersebut
dijalankan. Mondy (2008:95).
Manfaat analisis pekerjaan akan memberikan informasi tentang
aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan, persyaratan
personalia, perilaku manusia dan alat-alat yang akan dipergunakan.
Hasibuan (2011:29).
F. Upaya Dalam Membangun Kerjasama Tim Dan Mengelola Tim Kerja Yang Efektif
(Manajemen Stress Dan Konflik)
Menejemen Stress adalah kemampuan penggunaan sumber daya manausia secara
efektifuntuk mengetasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul
karena tanggapan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja terdiri dari:
1. Lingkungan fisik yang terlalu menekan (kebisingan, temperature, udara yang
lembab, penerangan dikantor yang kurang terang.
2. Kurang kontrol.
3. Kurangnya hubungan interpersonal.
4. Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja.
Cara mengatasi stress :
Ada dua pendekatan dalam manajemen stres, yaitu:
1. Pendekatan Individual
Penerapan manajemen waktu
Pengaturan waktu yang sangat tepat akan menjamin seseorang tidak akan
menjadi stres. Dikarenaka setiap orang pastinya memiliki rasa lelah yang
sangat besar dan perlukan pembagian waktu untuk istirahat dan
merelaksasikan tubuh dari kepadatan jadwal kerja.
Penambahan waktu olah raga
Dalam tubuh manusia diperluakan olah raga yang dapat mengatur dan
merangsang syaraf motorik dan otot-otot sehingga membuat badan kita
menjadi bugar.
Pelatihan relaksasi
Setelah melakukan kerja yang cukup padat dan banyak, tentunya
membuat tubuh menjadi lelah dan diperlukan relaksasi yang membantu
menenangkan tubuh yang tegang menjadi relaks. Merefres otak yang
sudah di pakai untuk bekerja setiap hari.
2. Pendekatan Organisasional
Menciptakan iklim organisasional yang mendukung.
Banyak organisasi besar saat ini cenderung memformulasi struktur birokratik
yang tinggi yang menyertakan infleksibel. Ini dapat membawa stres kerja yang
sungguh-sungguh.
Adanya penyeleksian personel dan penempatan kerja yang lebih baik.
Pada dasarnya kemampuan ilmun atau skil yang dimiliki oleh seyiap orang
mungkin akan berbede satu dengan yang lainnya.
1. Kualitas Kerja (Quality of work) adalah kualitas kerja yang dicapai berdasarkan
syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya yang tinggi pada gilirannya akan
melahirkan penghargaan dan kemajuan serta perkembangan organisasi melalui
peningkatan pengetahuan dan keterampilan secara sistematis sesuai tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat.
2. Ketetapan Waktu (Pomptnees) yaitu berkaitan dengan sesuai atau tidaknya waktu
penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang direncanakan. Setiap pekerjaan
diusahakan untuk selesai sesuai dengan rencana agar tidak mengganggu pada
pekerjaan yang lain.
3. Inisiatif (Initiative) yaitu mempunyai kesadaran diri untuk melakukan sesuatu
dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab. Bawahan atau pegawai
dapat melaksanakan tugas tanpa harus bergantung terus menerus kepada atasan.
4. Kemampuan (Capability) yaitu diantara beberapa faktor yang mempengaruhi
kinerja seseorang, ternyata yang dapat diintervensi atau diterapi melalui
pendidikan dan latihan adalah faktor kemampuan yang dapat dikembangkan.
5. Komunikasi (Communication) merupakan interaksi yang dilakukan oleh atasan
kepada bawahan untuk mengemukakan saran dan pendapatnya dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.
Penilaian kinerja adalah kegiatan manajer untuk mengevaluasi perilaku prestasi kerja
pegawai serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya. Evaluasi atau penilaian
perilaku meliputi penilaian kesetiaan, kejujuran,kepemimpinan, kerjasama, loyalitas,
dedikasi, dan partsipasi pegawai.
Tujuan Penilaian Kinerja
Tujuan dari Penilaian Kinerja adalah sebagai berikut :
1. Sebagai acuan untuk menentukan kompensasi, struktur upah, kenaikan gaji,
promosi dan lain-lainnya.
2. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan sehingga
manajemen dapat menentukan orang yang tepat pada posisi pekerjaan yang
tepat.
3. Untuk menilai potensi yang ada di dalam diri seorang karyawan sehingga
dapat merencanakan perkembangan karir lebih lanjut bagi karyawan yang
bersangkutan.
4. Untuk memberikan feedback atau umpan balik kepada karyawan tentang
kinerjanya.
5. Sebagai dasar untuk mempengaruhi kebiasaan karyawan.
6. Untuk meninjau dan menyelenggarakan program pelatihan promosi ataupun
program-program pelatihan lainnya.
Tahapan-tahapan Penilaian Kinerja
Pada umumnya, terdapat 6 tahapan untuk penilaian kinerja. Berikut ini adalah 6
Tahapan dalam Penilaian Kinerja.
a. Menetapkan Standar Kinerja
Proses Penilaian Kinerja dimulai dari penetapan Standar Kinerja.
Manajer harus menentukan prestasi, Keterampilan ataupun Output
apa yang akan dievaluasi. Standar-standar kinerja ini harus
dimasukan kedalam Analisis Jabatan (Job Analysis) dan Deskripsi
Jabatan (Job Description). Standar Kinerja juga harus Jelas dan
Obyektif agar mudah dipahami dan dapat diukur. Standar tidak boleh
diungkapkan secara samar-samar seperti “pekerjaan yang baik” atau
“Kualitas kerja yang baik”. Karena Standar yang samar-samar ini
tidak dapat menegaskan standar kinerja dengan jelas.
b. Mengkomunikasikan Standar Kinerja yang diharapkan ke
Karyawan
Setelah standar kinerja ditetapkan, perlu dikomunikasikan kepada
masing-masing karyawan sehingga karyawan-karyawan tersebut
mengetahui apa yang perusahaan harapkan dari mereka. Tidak adanya
komunikasi akan mempersulit penilaian kinerja. Komunikasi harus
bersifat dua arah, artinya manajemen harus mendapatkan feedback
dari karyawannya mengenai standar kinerja yang ditetapkan
untuknya.
c. Mengukur Kinerja yang Nyata
Tahap penilaian kinerja yang ketiga adalah mengukur kinerja nyata
atau aktual kinerja berdasarkan informasi-informasi yang tersedia dari
berbagai sumber seperti pengamatan, laporan statistik, laporan lisan
maupun laporan tertulis. Perlu diingatkan bahwa pengukuran pada
kinerja harus obyektif berdasarkan fakta dan temuan, tidak boleh
memasukan perasaan ke dalam pengukuran kinerja ini.
d. Bandingkan Kinerja Nyata dengan Standar yang ditentukan
Pada tahap ini, kinerja nyata atau kinerja aktual dibandingkan dengan
standar yang ditentukan sebelumnya. Perbandingan ini akan
mengungkapkan penyimpangan antara kinerja aktual dengan standar
kinerja.
e. Diskusikan Hasil Penilaian dengan Karyawan
Langkah kelima adalah mengkomunikasikan dan mendiskusikan hasil
penilaian dengan karyawan yang bersangkutan. Langkah ini
merupakan salah satu tugas yang paling menantang yang harus
dihadapi oleh manajer karena harus menyajikan penilaian yang akurat
sehingga karyawan yang bersangkutan menerima hasil penilaian
tersebut.
Diskusi tentang penilaian ini memungkinkan karyawan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahannya serta dampaknya terhadap
kinerjanya di masa yang akan datang. Dampaknya mungkin Positif
maupun Negatif tergantung pada penilaian yang disajikan.
f. Mengambil Tindakan Korektif (Tindakan Perbaikan)
Langkah terakhir pada proses penilaian adalah mengambil tindakan
korektif (perbaikan) apabila diperlukan. Jika terjadi penyimpangan
antara standar kinerja dengan kinerja aktual karyawan dan telah
dikomunikasikan dengan baik antara kedua pihak, maka pihak
perusahaan maupun karyawan harus mengambil tindakan untuk
memperbaiki kinerjanya.
Daftar Pustaka
http://eprints.polsri.ac.id/5020/3/BAB%20II%20PDF.pdf
https://www.mediaedutama.co.id/perencanaan-sdm-rumah-sakit.html
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20297186-T30155-Proses%20rekrutmen.pdf
https://manajemensumberdayamanusia08.wordpress.com/xi-konflik-stres-kerja/
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-penilaian-kinerja-performance-appraisal-
tahapannya/