Anda di halaman 1dari 1

Agama dan Kekerasan

A. Perspektif Primodialist

Pandangan ini akrab juga dengan sebutan essentialist, mengatakan bahwa (suatu) agama
dengan karakter bawaannya (inherent) memang berpotensi menimbulkan benturan dengan
peradaban atau kepercayaan (agama) lainnya. Mengingat, agama adalah motivator terkuat
seorang individu maupun kelompok untuk melakukan sesuatu.

Adapun karakter bawaan agama yang digadang-gadang menjadi pemicu lahirnya


kekerasan adalah sebagai berikut.

1) Nilai ajaran atau doktrin agama yang kebenarannya saklek, mutlak, atau absolut.
2) Karakter sosiologis agama yang menciptakan kondisi untuk patuh terhadap segala sesuatu
yang dibawa dan diusung agama, termasuk perintah pemuka/pemimpinnya.
3) Doktrin adanya kehidupan bahagia (ideal) bagi mereka yang taat dan patuh terhadap
perintah agama.
4) Keyakinan bahwa dalam rangka mencapai kehidupan bahagia (ideal) tersebut manusia
diperbolehkan melakukan segala hal.
5) Doktrin tentang perang suci, atau perang yang dilakukan atas dasar membela dan
mempertahankan eksistensi suatu agama dan nilai-nilai ajarannya.

B. Perspektif Instrumentalist

Pandangan ini bertolak belakang dengan pandangan primordialist, pandangan ini


menjabarkan bahwa sebetulnya agam tidak memiliki karakter bawaan yang mampu memicu
terjadinya perpecahan dan kerusakan. Pandangan instrumentalist mengindahkan bahwa agama
hanyalah alat atau instrumen yang dipergunakan oknum tertentu untuk mencapai, memuaskan,
dan atau mewujudkan kepentingannya sendiri. Sederhananya, agama hanyalah kambing hitam
atas segala kerusakan dan kekerasan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai