Anda di halaman 1dari 2

Cerita ini nyata dari pengalamanku bersama teman-temanku.

Waktu itu, sekolah mengadakan


kemah. Saat itu aku dan teman-temanku sangatlah senang. Lokasinya yang di pantai membuat
aku dan temanku ini tanpa ragu menyetujui untuk mengikuti kegiatan tersebut. Aku termasuk
orang yang engga suka mengikuti acara sekolah, tapi kalau ini bisa dibicarakan baik-baik lah yaa.
Di perjalanan aman-aman aja, sampai di lokasi pun kita tidak ada berpikir yang aneh-aneh. Kita
nyampe lokasi itu sudah siang dan langsung pasang tenda. Aku ini termasuk orang yang
tidurnya cepat, jam 7 atau jam 8 aku biasanya tidur. Waktu itu didekat area kemah kita, ada
juga yang ikutan kemah tapi jaraknya agak jauh. Di daerahnya menyetel lagu nyaring banget,
kayanya pake speaker deh. Disitu aku ngomong “jangan ribut, nanti penunggunya marah” disitu
aku sadar ga sadar ngomong gitu. Tapi, kaya bukan suaraku. Keesokan harinya seperti biasa aku
mandi duluan agar tidak mengantri. Itulah alasanku kenapa aku engga suka ikut acara sekolah
atau semacamnya, yaa karena susah buat mau ke kamar mandi. Makan di pinggir pantai waktu
pagi memang best part banget sih. Dengan teh hangat pelengkapnya yang menjadikan
kenikmatan sesaat. Siang hari ke dua sudah datang, saatnya ibadah. Masjid disitu engga begitu
jauh, paling cuma sampai sekitar 5 menit. Dalam perjalanan ke masjid, didaerah situ memang
banyak seklai pohon pinus yang membuat suasananya adem. Ibadah siang saat itu aman-aman
aja ga ada masalah sedikitpun. Menjelang sore sekitar jam 6 aku sama teman-temanku dan
campur kakak kelasku, mau menuju ke masjid lagi. Waktu itu kita pergi jam 6 dengan keadaan
masih ada sunset. Diperjalanan nih, kita ngerasa lama banget, literally benar-benar lama kaya
kita jalan 1 jam. Awalnya masih ada matahari sampe gelap gulita, sampai kita cek hp kita
masing-masing ternyata sudah jam 06.45. Kita semua kaget dong, terus tuh kakak kelasku
hitung kita dari belakang.

“1 2 3 4 5 6 7 8 9 10, kita ada 10 orang ya, jangan sampe misah ya” ucap kakak itu

Aku dan teman-temanku hanya bisa pegangan tangan dan pegang senter, sangking kita
takutnya. Masjid sudah ketemu, kita lupakan masalah tadi. Pas mau pulang kita berpikir
bakalan lama kaya tadi, ternyataan engga. Hanya 5 menit, dari jam 07.00 sampe jam 07.05.
Waktu itu pas sudah dekat kemah, sudah mulai terlihat cahaya lampu, kita langsung lari. Pas
aku lari, aku dengar suara kaya ketawa. Sumpah itu seram banget, aku aja buat cerita ini masih
merinding. Parahnya lagi, saat kita hitung ulang, ternyata hanya 9 orang. Satunya sapa dongg,
hiksss. Teman-temanku yang di tenda juga bingung kenapa kita lama, padahal dekat.

“kalian kenapa lama banget, kita kira kalian kenapa-kenapa” ujar kata temanku

“ada masalah tadi, nanti aja ceritanya ya” jawab aku

Saat kejadian itu, aku memutuskan untuk solat di tenda aja. Memberanikan diri cerita tentang
hal itu ke teman-temanku yang lain membuat mulutku gemetar. Bahkan temanku sampai tidak
bisa tidur. Temanku juga bingung kenapa kita lama sekali. Padahal dari tenda kita masjid itu
terlihat. Temanku saja bingung apalagi kita yang mengalami kejadiaannya. Aku pernah dengar,
katanya kita tidak boleh menghitung sacara di tunjuk apalagi dalam situasi seperti itu. Keesokan
harinya, saat itu ayahku menelponku. “ayah ditempat kamu kemah nih”, Aku langsung cari
ayahku disekitar kemahku tapi ga ada. Aku ingat waktu itu dekat masjid ada warung, aku
berpikir mungkin dia disitu. Saat itu waktunya sama banget waktu aku pergi ke masjid waktu
kejadian itu. Aku memberanikan diri buat kesitu dengan modal hp buat senter, karena aku
berpikir mungkin bakal sampai malam lagi. Ternyata teman-temanku mengikuti aku dari
belakang. Dia takut kalau aku ada apa-apa, “kamu ngapain sendirian kesini, ayo bareng kita aja”
waktu itu aku senang banget ada yang temanin aku dan rasa takutku hilang seketika. Sampai di
warung tersebut, ternyata masih terang. Bahkan hanya 3 menit, karena aku lari saat itu. Aku
langsung minta pulang ke rumah saat itu dan beruntungnya aku, guruku mengijinkan. Aku
langsung mengemasi barang-barangku dan pergi dari tempat itu. Cerita ini sudah terjadi dari
tahun 2017 dan aku masih ingat banget kejadian itu. Pembelajaraan dari cerita ini “saat kalian
mau kemanapun, jangan lupa berdoa”.

Anda mungkin juga menyukai