Anda di halaman 1dari 2

DRAFT PENUGASAN MANDIRI PER KABUPATEN/KOTA

KONSEP DASAR STBM & PENGALAMAN IMPLEMENTASI STBM DI PROVINSI


JAWA TIMUR (WEBINAR SERIES 0), TANGGAL : 18 AGUSTUS 2021

1. Alokasi waktu penugasan mandiri 120 menit (15.00 – 17.00 WIB), peserta juga diberi
kesempatan untuk berdiskusi sesama peserta dari kab/kota yang sama untuk penugasan
kelompoknya.
2. Pada sesi ini peserta sudah tidak lagi di damping oleh moderator/pemateri webinar namun
disediakan breakout room untuk berdiskusi dan harus menyelesaikan sebelum jam 5 sore hari
tersebut.
3. Penugasan mandiri dikerjakan di lembar kerja bersama dan link untuk submission tugas. Tugas
dapat diupload di link berikut :…………
4. Soal :
a. Apa yang menjadi fokus dari STBM dan mengapa harus menggunakan pendekatan
STBM untuk merubah perilaku. Jawaban :
Fokus STBM adalah perubahan perilaku di masyarakat.
Metode pendekatan STBM digunakan karena STBM merupakan suatu pendekatan
partisipatif yang mengajak masyarakat untuk mengalisa kondisi
sanitasi mereka melalui suatu metode pemicuan, pendekatan yang dilakukan dalam STBM
menimbulkan rasa jijik dan budaya malu kepada masyarakat tentang kondisi
lingkungannya sehingga timbul kesadaran bahwa sanitasi yang buruk adalah masalah
bersama karena dapat berimplikasi kepada semua masyarakat sehingga pemecahannya
juga harus dilakukan dan dipecahkan secara bersama. Selain itu prinsip yang digunakan
dalam metode STBM adalah target bukan pada membangun sarana, tetapi
menghilangkan “open defecation”, aspek-aspek utama yang ditonjolkan dalam metode
STBM adalah pemberdayaan dengan cara
menimbulkan spirit dan semangat kemandirian, keterlibatan berbagai pihak.

b. Prinsip Non Subsidi , apakah masih irelevan untuk saat ini, bagaimanakah menyikapinya
sebagai seorang fasilitator?
Prinsip Non subsidi masih relevan untuk saat ini karena menciptakan rasa kebersamaan,
gotong royong dan keperdulian terhadap masalah lingkungan walaupun tidak menutup
kemungkinan menerima subsidi dari pemerintah maupun swasta

Sekarang bagaimana caranya untuk mengadvokasi tokoh masyarakat untuk mengajak


penerapan atau implementasi STBM?
1. Melaksanakan metode pemicuan kepada masyarakat beserta tokoh masyarakat sesuai
dengan tingkat permasalahan di wilayah
2. Melaksanakan pendampingan kepada masyarakat dan tokoh masyarakat untuk
merencanakan penyelesaian masalah di masing – masing wilayah
3. Memfasilitasi penyampaian permasalahan yang ada di masyarakat dengan pemerintah
daerah untuk mendapatkan prioritas dalam strategi pembangunan daerah
4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di masyarakat
c. Pemicuan hanya 1 komunitas 25-30 orang, bagaimana membawa perubahan perilaku /
ODF untuk skala desa .
Dari pemicuan akan muncul Natural Leader dan komite, yang kemudian akan dilibatkan
dalam tim pelaksanaan STBM di setiap wilayah yang ada di desa tersebut dan disahkan
melalui regulasi di skala desa sehingga memudahkan dalam membuat rencana kerja
dalam upaya peningkatan kualitas sanitasi secara bersama-sama

d. Apa yang menyebabkan masyarakat belum bisa mencapai ODF, padahal sudah
diimplementasikan kegiatan STBM?
- Terjadi bencana alam ( pandemic, gempa bumi, banjir, tanah longsor dll )
- Tenaga fasilitator kurang tepat dalam melaksanakan metode pemicuan sehingga
STBM belum menjadi prioritas di masyarakat
- Masyarakat masih mengharap bantuan dari pemerintah daerah
- Kurangnya koordinasi dan kerjasama lintas sektor sehingga hanya dibebankan pada
sektor kesehatan saja
- Kurangnya dukungan dari Kepala Daerah dalam hal regulasi penganggaran,
peningkatan kualitas sarana dan prasarana sanitasi
- Tidak adanya regulasi sanksi dalam penanganan STBM di wilayah baik di tingkat
kota maupun kecamatan dan kelurahan
- Kurangnya monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan STBM

e. Jawaban Kota Blitar

Anda mungkin juga menyukai