1. Alokasi waktu penugasan mandiri 120 menit (15.00 – 17.00 WIB), peserta juga diberi
kesempatan untuk berdiskusi sesama peserta dari kab/kota yang sama untuk penugasan
kelompoknya.
2. Pada sesi ini peserta sudah tidak lagi di damping oleh moderator/pemateri webinar namun
disediakan breakout room untuk berdiskusi dan harus menyelesaikan sebelum jam 5 sore hari
tersebut.
3. Penugasan mandiri dikerjakan di lembar kerja bersama dan link untuk submission tugas. Tugas
dapat diupload di link berikut :…………
4. Soal :
a. Apa yang menjadi fokus dari STBM dan mengapa harus menggunakan pendekatan
STBM untuk merubah perilaku. Jawaban :
Fokus STBM adalah perubahan perilaku di masyarakat.
Metode pendekatan STBM digunakan karena STBM merupakan suatu pendekatan
partisipatif yang mengajak masyarakat untuk mengalisa kondisi
sanitasi mereka melalui suatu metode pemicuan, pendekatan yang dilakukan dalam STBM
menimbulkan rasa jijik dan budaya malu kepada masyarakat tentang kondisi
lingkungannya sehingga timbul kesadaran bahwa sanitasi yang buruk adalah masalah
bersama karena dapat berimplikasi kepada semua masyarakat sehingga pemecahannya
juga harus dilakukan dan dipecahkan secara bersama. Selain itu prinsip yang digunakan
dalam metode STBM adalah target bukan pada membangun sarana, tetapi
menghilangkan “open defecation”, aspek-aspek utama yang ditonjolkan dalam metode
STBM adalah pemberdayaan dengan cara
menimbulkan spirit dan semangat kemandirian, keterlibatan berbagai pihak.
b. Prinsip Non Subsidi , apakah masih irelevan untuk saat ini, bagaimanakah menyikapinya
sebagai seorang fasilitator?
Prinsip Non subsidi masih relevan untuk saat ini karena menciptakan rasa kebersamaan,
gotong royong dan keperdulian terhadap masalah lingkungan walaupun tidak menutup
kemungkinan menerima subsidi dari pemerintah maupun swasta
d. Apa yang menyebabkan masyarakat belum bisa mencapai ODF, padahal sudah
diimplementasikan kegiatan STBM?
- Terjadi bencana alam ( pandemic, gempa bumi, banjir, tanah longsor dll )
- Tenaga fasilitator kurang tepat dalam melaksanakan metode pemicuan sehingga
STBM belum menjadi prioritas di masyarakat
- Masyarakat masih mengharap bantuan dari pemerintah daerah
- Kurangnya koordinasi dan kerjasama lintas sektor sehingga hanya dibebankan pada
sektor kesehatan saja
- Kurangnya dukungan dari Kepala Daerah dalam hal regulasi penganggaran,
peningkatan kualitas sarana dan prasarana sanitasi
- Tidak adanya regulasi sanksi dalam penanganan STBM di wilayah baik di tingkat
kota maupun kecamatan dan kelurahan
- Kurangnya monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan STBM