Disusun Oleh :
Nama : Vanescho S. Pusung
Nim : 711430119037
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
CHF adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa
darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrient dan oksigen secara adekuat.
CHF merupakan suatu keadaan dimana patologisnya yaitu kelainan fungsi jantung yang
menyebabkan kegagalan jantung untuk memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
darah yang pada umumnya untuk metabolisme jaringan. Gangguan fungsi jantung dan
metode-metode bantuan sirkulasi ditinjau dari efek-efeknya terhadap 3 perubahan
penentu utama dari fungsi miokardium yaitu Preload, Afterload dan kontraktilitas
miokardium.
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai
oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh
kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung disebabkan oleh gangguan yang
menghabiskan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan atau
kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik).
a. Anatomi jantung
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran
melalui seluruh tubuh. Arteri membawa darah dari jantung. Vena membawa darah
merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi
pertukaran gas dalam cairan ekstraseluler dan interstisial. Jantung adalah organ
berupa otot, berbentuk kerucut, berongga, basisnya diatas, dan puncaknya dibawah.
Apeksnya (puncaknya) miring kesebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram.
Kedudukan jantung: jantung berada didalam toraks, antara kedua paru-paru dan
dibelakang sternum, dan lebih menghadap ke kiri daripada ke kanan.
Lapisan Jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu :
1. Epikardium merupakan lapisan terluar, memiliki struktur yang samma dengan
perikardium viseral.
2. Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot yang berperan
dalam menentukan kekuatan kontraksi.
3. Endokardium, merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan endotel yang
melapisi bagian dalam jantung dan menutupi katung jantung.
Katup jantung : berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik
jantung. ada dua jenis katup, yaitu katup atrioventrikular dan katup semilunar.
1. Katup atrioventrikular, memisahkan antara atrium dan ventrikel.
ventrikel saat diastole ventrikel dan mencegah aliran balik ke atrium saat
sistole ventrikel. Katup atrioventrikuler ada dua, yaitu katup triskupidalis dan
terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup biskuspidalis atau
katup mitral memiliki 2 buah dauh katup dan terletak antara atrium kiri dan
ventrikel kiri.
2. Katup semilunar, memisahkan antara arteri pulmonalis dan aorta dari ventrikel.
Katup semilunar yang membatasi ventrikel kanan dan arteri pulmonaris disebut
katup semilunar pulmonal. Katup yang membatasi ventikel kiri dan aorta
ventrikel
Ruang jantung : jantung memiliki 4 ruang, yaitu atrium kanan, atrium kiri,
ventrikel kiri, dan ventrikel kanan. Atrium terletak diatas ventrikel dan saling
berdampingan. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh katup satu arah. Antara organ
b. Fisiologi jantung
Dalam bentuk yang paling sederhana, siklus jantung adalah kontraksi bersamaan
kedua atrium, yang mengikuti suatu fraksi pada detik berikutnya karena
relaksasi. Satu kali siklus jantung sama dengan satu periode sistole (saat
dari SA node dan berakhir dengan keadaan relaksasi ventrikel. Pada siklus
Kontraksi atrium akan diikuti relaksasi atrium dan ventrikel mulai ber kontraksi.
dan kiri dan menutupnya. Tekanan darah juga membuka katup semilunar aorta
menit. Curah jantung ditentukan oleh jumlah denyut jantung permenit dan stroke
volume.
3. Etiologi
Menurut Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut : (Aspani,
2016)
a. Disfungsi miokard
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload).
c. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic overload)
d. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)
Menurut Smeltzer (2012) dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal- Bedah, gagal
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
ventrikel kiri dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan
e. Faktor sistemik
1) Kriteria major
a. Proksimal nocturnal dyspnea
b. Distensia vena leher
c. Ronki paru
d. Kardiomegali
e. Edema paru akut
f. Gallop S3
g. Peninggian vena jugularis
h. Refluks hepatojugular
2) Kriteria minor
a. Edema ekstermitas
b. Batuk malam hari
c. Dipnea d’effort
d. Hepatomegali
e. Efusi pleura
f. Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
g. Takikardia (>120/menit)
3) Major atau minor Penurunan BB ≥ 4.5 kg dalam 5 hari pengobatan diangnosa gagal
jantung ditegakan minimal ada 1 kriteria major dan 2 kriteria minor (Sudoyo Aru,dkk
2009).
Pada anak dan bayi:
1. Takikardi (denyut jantung > 160 kali / menit pada anak umur dibawah 12 bulan;>
120 kali/menit pada umur 12 bulan-5 tahun
2. Hepatomegali, peningkatan vena jugularis dan edema perifer (tanda kongestif)
3. Irama derap dengan crakles/ronki pada basal paru
4. Pada bayi-napas cepat (atau berkeringat, terutama saat diberi makanan pada anak
yang lebih tua-edema kedua tungkai, tangan atau muka, atau pelebaran vena leher.
5. Telapak tangan sangat pucat, terjadi bila gagal jantung disebabkan oleh anemia.
5. Klasifikasi Gagal Jantung
6. Patofisiologi
sebagai organ pemompa, sehingga terjadi yang namanya gagal jantung. Pada tingkat awal
normal mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis tertentu pada penurunan curah
jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya tubuh untuk mempertahankan perfusi
organ vital normal. Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme respon
akibat aktifitas neurohormon, dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan
memadai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal atau hampir normal
menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Bila curah jantung
mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme ini gagal, maka volume sekuncup yang
harus menyesuaikan. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap
kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu preload (jumlah darah yang mengisi
jantung), kontraktilitas (perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel yang
berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium), dan
afterload (besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah
melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol). Apabila salah satu
komponen itu terganggu maka curah jantung akan menurun. Kelainan fungsi otot jantung
disebabkan karena aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif
terganggu alirannya darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
kerja jantung pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek
jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun. Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara
terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal jantung ventrikel kanan.
Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel
brpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan
7. Komplikasi
Komplikasi akut gagal jantung meliputi :
1) Edema paru
2) Gagal ginjal akut
3) Aritmia Komplikasi kronis meliputi :
a. Intoleransi terhadap aktivitas
b. Gangguan ginjal
c. Kakeksia jantung
d. Kerusakan metabolik dan Tromboembolisme
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan kasus
9. Penatalaksanaan
Penatalakasanaan gagal jantung dibagi menjadi 2 terapi yaitu sebagai berikut :
a. Terapi farmakologi :
Terapi yang dapat iberikan antara lain golongan diuretik, angiotensin converting
enzym inhibitor (ACEI), beta bloker, angiotensin receptor blocker (ARB), glikosida
jantung , antagonis aldosteron, serta pemberian laksarasia pada pasien dengan keluhan
konstipasi.
b. Terapi non formakologi :
Terapi non farmakologi yaitu antara lain tirah baring, perubahan gaya hidup,
pendidikan kesehatan mengenai penyakit, prognosis, obat-obatan serta pencegahan
kekambuhan, monitoring dan kontrol faktor resiko.
10. Pathway
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum klien
Composmentis, ADL dibantu
b. Tanda-tanda vital
1. Suhu : 36,7
2. Nadi : 100x/mnt
3. Pernafasan : 20x/mnt
4. Tekanandarah : 120/70
c. PemeriksaanFisik (Head to toe)
1. Kepala : normal
2. Mata : normal
3. Hidung : normal
4. Gigi dan Mulut : normal
5. Leher : normal
6. Dada : normal, simetris, nyeri di sebelah kiri
7. Abdomen : normal
8. Genetalia : normal
9. Ekstremitas : normal, nyeri di lengankiri
10. Muskuloskeletal : normal
Fakultas Kedokteran UI, 2000, Kardiologi; Gagal Jantung, In: Mansjoer, A., Triyanti,
K., Savitri, R., Wardhan, W.I. & Setyowulan, W., edisi ketiga, Kapita Kedokteran,
Yogyakarta.
Naga, S.S., 2012, Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam, Yogyakarta, DIVA
Press.
Sitompul, B & Sugeng, I.J., 2004, Gagal Jantung [dalam] Rilantoro, L.I., Baraas, F.,
Karo, S.K & Roebiono, P.S., Buku Ajar Kardiologi, Edisi Kesatu, 115-126, Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Soemantri, S., 2012, Panduan Lengkap Mencegah dan Mengobati Serangan Jantung,
Stroke & Gagal Ginjal, Yogyakarta, Araska
B. Pengkajian Pola Fungsional
a. Pola Nutrisi :
• Sebelum sakit : Pasien makan sehari 1-2 kali, setiap pagi dan sore hari.
Pasien biasanya minum 1 liter sehari. Pasien mengaku sudah pernah
muntah di rumah. Dulu, klien mangaku suka makanan yang pedas- pedas,
tapi semenjak dia mengetahui bahwa dia menderita penyakit appendicitis,
pasien mulai menghentikan kebiasaanya tersebut.
• Selama sakit : Pasien makan 3x sehari sesuai yang diberikan oleh rumah
sakit. Dalam makan, pasien tidak mampu menghabiskan 1 porsi makan
diakrenakan rasa mual dan muntah setelah operasi.
b. Pola Eliminasi :
• Sebelum sakit : Pasien biasa BAK 3-4x sehari. Untuk BAB, pasien
menyatakan biasanya 1 hari sekali teratur setiap pagi. Klien mengaku tidak
pernah mengkonsumsi obat- obatan pencahar.
• Selama sakit : Pasien menyatakan BAK sehari 6-7x, tidak ada gangguan
dalam BAK. Pasien menyatakan sejak masuk rumah sakit, BAB nya 1 hari
sekali dengan konsistensi cair/lembek.
c. Pola aktivitas istirahat – tidur :
• Sebelum sakit : Klien menyatakan tidak suka olahraga. Klien tidur dalam
satu hari biasanya 7 jam sehari, yaitu dari jam 9 malam sampai jam 4
pagi. Klien menyatakan tidak pernah tidur siang.
• Sesudah sakit : Klien melakukan aktifitas sehari-hari dengan dibantu
oleh keluarga. Tidak ada keluhan gangguan pernapasan..
d. Pola kebersihan diri
• Kebersihan diri : Pasien mandi 2 kali sehari pagi dan sore sesuai jadwal
dari rumah sakit, dan hanya diusap dengan waslap, tidak menggunakan
sabun.
• Rambut : Sejak masuk rumah sakit, pasien mengaku belum keramas.
Tidak ada masalah pada kulit rambut dan rambut pasien.
• Telinga : Kedua telinga tampak simetris. Bersih, tidak ada serumen,
tidak mengalami gangguan pendengaran.
• Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada
gangguan penglihatan.
• Kuku/ kaki : Kuku kaki dan tangan klien tampak panjang-
panjang.
e. Aspek Mental - Intelektual – Sosial – Spiritual :
• Konsep diri : Peran klien untuk menjadi sosok ibu bagi anak-anaknya
terganggu.
C. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum
2. Status Gizi
a. TB : 139 cm
b. BB : 26 kg
d. Pernapasan : 24 x/menit
1. Kepala : Rambut warna hitam dan tidak bercabang, tidak ada kutu, ada
ketombe, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, fungsi pendengaran masih
baik, tidak ada secret yang keluar dari hidung. Terdapat bekas jahitan
pada kepala bagian kiri
3. Dada :
e. Ekstrimitas :