Anda di halaman 1dari 15

NAMA KELOMPOK 6

KEPERAWATAN GERONTIK II
OSTEOPOROSIS

NAMA KELOMPOK :
1. ALFIANISA SHOLEHA
2. AYU HARIYANI
3. DWI CAHYO ISMIDIYANTO
4. JIHAN FEBRIYANTI
5. M ARIF YUDHIANTORO
6. M.REYNALDI ADINEGARA
7. NUR HAMIDAH
8. RENI ANGGRAENI U
9. SOEFYAN HADINATA
M
S1 KEPERAWATAN K
SEMESTER VII A T
Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang
yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari
dan menerima nafkah dari orang lain.

KONSEP LANSIA
Menurut WHO, batasan lansia meliputi:
• Usia Pertengahan (Middle Age), adalah usia antara 45-59 tahun
• Usia Lanjut (Elderly), adalah usia antara 60-74 tahun
• Usia Lanjut Tua (Old), adalah usia antara 75-90 tahun
• Usia Sangat Tua (Very Old), adalah usia 90 tahun keatas
CIRI - CIRI LANSIA
PERKEMBANGAN
Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses
LANSIA penuaan (tahap penuaan). Masa tua merupakan masa
hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan
sosial sedikit demi sedikit (tahap penurunan). Penuaan
merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup,
termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami
penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia,
penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif
pada kulit, tulang, jantung, pembuluh darah, paru-
paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Penurunan
yang sering terjadi seperti penurunan massa tulang
(osteoporosis).
KONSEP
OSTEOPOROSIS
Osteoporosis Merupakan suatu penyakit
yang ditandai dengan berkurangnya
massa tulang yang mengakibatkan
menurunnya kekuatan tulang dan
meningkatnya kerapuhan tulang,
sehingga menyebabkan tulang mudah
patah. (Misnadiarly, 2013).
Pada lansia sering terjadi osteoporosis, diakibatkan
menurunnya kepadatan tulang seiring bertambahnya

LANJUTAN…
usia.
Beberapa faktor yang bisa jadi pemicu terjadinya
osteoporosis, antara lain:
• Kurangnya asupan vitamin D dan kalsium dalam
tubuh. Kurangnya kalsium dalam tubuh dapat
menyebabkan berkurangnya kepadatan tulang.
• Kurangnya hormon estrogen pada wanita dan
hormon androgen pada pria.
• Kurangnya latihan fisik yang berakibat
berkurangnya kepadatan tulang.
MANIFESTASI KLINIS OSTEOPOROSIS

Nyeri dengan atau tanpa Rasa sakit karena adanya fraktur


adanya fraktur yang nyata. pada anggota gerak.

Nyeri nya timbul secara Rasa sakit karena adanya


mendadak. fraktur pada vertebra.

Nyeri dirasakan ringan Rasa sakit hebat yang terlokalisasi


pada pagi hari (baru pada daerah vertebta.
bangun tidur).

Nyeri akan bertambah Rasa sakit akan berkurang apabila


karena melakuan aktifitas pasien istirahat di tempat tidur.
atau karena pergerakan
yang salah.
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. I (65 tahun) sudah seminggu dirawat di RS. Saat di
lakukan pengkajian klien mengatakan bahwa nyeri pada
punggungnya sudah mulai berkurang, terlokalisasi pada
vertebra yg terserang. Dimana ada pergeseran fragmen
tulang dan spasme otot. Meringis dan gelisah yang dialami
klien mulai berkurang. Selain itu klien juga mengatakan
bahwa ia mengalami kesulitan untuk beraktivitas dan
beranjak dari tempat tidur, klien mengeluh kaku dibagian kaki
dan tangan tiap kali bergerak, klien juga mengatakan bahwa
ia membutuhkan bantuan orang lain untuk bergerak sehingga
klien masih dirawat di RS. Hal ini membuat klien tidak
nyaman. Klien tampak lemas, kesulitan berjalan dan klien
tampak terbaring di tempat tidur. Saat diperiksa rentang
gerak klien terbatas dengan kekuatan otot klien 3 (Bisa
melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau melawan
tahanan pemeriksa).
PENGKAJIAN
1. Data Demografis : Nama, Umur, Jenis Kelamin, dll.
2. Riwayat kesehatan sekarang
• Keluhan Utama :Klien mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan untuk
beraktivitas, klien mengeluh kaku dibagian kaki dan tangan tiap kali bergerak.
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Penyakit Keluarga

3. Pemeriksaan Fisik :
• Head to Toe • Pemeriksaan muskuloskeletal :
• Tanda-tanda vital mengalami kekakuan dan kelemahan
• Pemeriksaan Kepala otot. Ekstremitas atas kiri dan kanan
• Pemeriksaan mata kekuatan otot klien 3(1-5). Ekstrimitas
• Pemeriksaan Telinga bawah terdapat kekakuan kaki (AKS
• Pemeriksaan hidung mengalami gangguan mobiltas fisik,
• Pemeriksaan mulut dan tenggorokan resiko cedera).
• Pemeriksaan leher
• Pemeriksaan paru dan kardiovaskuler
• Pemeriksaan abdomen
POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1. NYERI KRONIS B.D KONDISI MUSKULOSKELETAS


KRONIS ( D.0078)
2. GANGGUAN MOBILITAS FISIK B.D KERUSAKAN
INTEGRITAS STRUKTUR TULANG ( D.0054)
3. GANGGUAN RASA NYAMAN B.D GEJALA
PENYAKIT (D.0074)

S1 KEPERAWATAN
SEMESTER VII A
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI

1 DS : Kerusakan Gangguan
1. Klien mengatakan tidak bisa bergerak dan beraktivitas integritas Mobilitas
2. Klien mengatakan tidak bisa beranjak dari tempat tidur struktur Fisik
3. Klien mengeluh kaku dibagian kaki dan Kerusakan integritas struktur tulang
tulang Gangguan Mobilitas Fisik 20 tangan tiap kali bergerak, klien juga
mengatakan bahwa ia membutuhkan bantuan orang lain untuk bergerak
DO :
1. Klien tampak lemah
2. Rentang gerak klien terbatas
3. Kekuatan otot klien 3 (Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan
atau melawan tahanan pemeriksa).
4. Aktivitas dan latihan klien dibantu orang laindan alat
2 DS : Gejala Gangguan
1. Klien mengatakan tidak bisa beranjak dari tempat tidur penyakit Rasa
2. Klien mengatakan tidak nyaman dengan kondisinya yang sekarang Nyaman
DO :
1. Klien tampak tidak nyaman
2. Pasien tampak gelisah
3 DS : Tulang Resiko
1. Klen mengatakan sulit berjalan dan beraktivitas Osteoporosi Cedera
Do : s
1. Klien lemas
2. Klien sulit berjalan 3. Terdapat pergeseran fragmen tulang dan spasme otot
No
PERENCANAAN
Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1 Gangguan Mobilitas Fisik : L.05042 Dukungan Mobilisasi : I. 05173
Mobilitas Fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan
b.d kerusakan selama ..x24 jam, diharapkan gangguan 1. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
integritas mobilitas fisik dari (1) menurun menjadi 2.Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
struktur tulang (5) meningkat dan (1) memburuk menjadi (mis. Pagar tempat tidur)
(D.0054) (5) membaik dengan kriteria hasil : 3.Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
1. Kekuatan otot
2. Rentang gerak (ROM) 4. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
5. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
Keterangan :
dilakukan (mis. Duduk ditempat tidur, duduk
1 = Menurun
2 = Cukup menurun
disisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke
3 = Sedang kursi)
4 = Cukup meningkat
5 = Meningkat Pengaturan Posisi : I.01019

3. Gerakan terbatas 6. Motivasi melakukan ROM aktif atau Pasif


Keterangan : 7. Hindari menempatkan pada posisi yang dapat
1 = Meningkat meningkatkan nyeri
2 = Cukup meningkat 8. Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum
3 = Sedang mengubah posisi, jika perlu
4 = Cukup menurun
5 = Menurun
HASIL PENELITIAN
EFEKTIVITAS RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF
TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS
DAN EKSTREMITAS BAWAH PADA LANSIA

Siti Hartinah (1), Lilik Pranata (2), Dheni Koerniawan (3)


Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Volume 2 No 2
Tahun 2019
Terdapat perbedaan skala kekuatan otot ekstremitas
atas hasil pengukuran pada kelompok intervensi (p=
0,001) dan terdapat perbedaan kekuatan otot
ekstremitas bawah pada kelompok intervensi (p=
0,008). Terdapat perbedaan kekuatan otot ekstremitas
atas pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
(p= 0,03), dan tidak terdapat perbedaan kekuatan otot
ekstremitas bawah pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol (p= 0,058). Jadi dapat
simpulkanbaha untuk melatih kekuatan otot dengan
latihan ROM aktif secara teratur, dapat mengurangi
keterbatasan gerak dan membantu meningkatkan
kekuatan otot dan aktivitas sehari-hari lansia dapat
terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai