Anda di halaman 1dari 16

01/11/2020

ASPEK LEGAL DAN ETIK


PELAYANAN GAWAT
DARURAT DAN BENCANA
Maridi M. Dirdjo
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Emergency • “a serious and unexpected


atau Gawat situation involving an illness or
Darurat an injury” (Medical
APA YANG DIMAKSUD DENGAN Emergency, 2015).
GAWAT DARURAT?
01/11/2020

• Gawat Darurat adalah keadaan klinis


Aspek pasien yang membutuhkan tindakan
medis segera guna penyelamatan Perbedaan?

Yuridis nyawa dan pencegahan kecacatan


lebih lanjut (Pasal 1 ayat 2 UU No 44 APA YANG DIMAKSUD DENGAN
tahun 2009 ttg Rumah Sakit) KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
• Keadaan darurat merupakan DAN KEPERAWATAN BENCANA?
keadaan yg mengancam nyawa dan
kecacatan klien (UU No.38/2014 Ttg
Keperawatan)

Keperawatan • is the protection, promotion, and


Definisi Bencana
optimization of health and abilities,
prevention of illness and injury,
alleviation of suffering through the
diagnosis and treatment of human
response, and advocacy in the care of Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
individuals, families, communities, and peristiwa yang mengancam dan
populations” (ANA, 2015) mengganggu kehidupan dan penghidupan
Keperawatan • Emergency nursing didefinisikan is care masyarakat yang disebabkan, baik oleh
Gawat of individuals of all ages with perceived or faktor alam dan/atau non-alam maupun
Darurat actual physical or emotional alteration of faktor manusia sehingga mengakibatkan
health that are undiagnosed or required timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
further intervention (Sheely, 1992). lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis (UU 24/2007)
8
01/11/2020

Keperawatan Bencana
Pemberian perawatan mandiri dan Pasal 1 ayat 4 UU No 44 th 2009 ttg
kolaboratif pada: individu dari segala usia, Rumah Sakit
keluarga, kelompok dan komunitas, sakit
atau sehat, dan di semua tatanan  Pasienadalah setiap orang yang
pelayanan, dimana perawat memastikan melakukan konsultasi masalah
bahwa tingkat perawatan tertinggi dicapai kesehatannya untuk memperoleh
melalui identifikasi, advokasi, dan pelayanan kesehatan yang diperlukan,
baik secara langsung maupun tidak
kepedulian terhadap semua populasi yang langsung di Rumah Sakit.
terkena dampak di seluruh fase peristiwa
bencana (pra bencana, bencana dan
pasca bencana), termasuk partisipasi aktif
di semua tingkat perencanaan dan
kesiapsiagaan bencana.

Masalah utama dalam Gawat Darurat


(Herkutanto, 2007)
Pelayanan Gawat Darurat

• Periode waktu pengamatan/ pelayanan  Fase pra rumah sakit, melibatkan nakes
relatif lebih singkat
• Perubahan klinis yang mendadak dan/atau non nakes dan belum ada
• Mobilitas petugas yang tinggi pengaturan yg spesifik
 Fase rumah sakit, hanya melibatkan
nakes dan sudah ada pengaturan yang
spesifik dalam UU Nomor 44/2014 ttg
Risiko Tinggi bagi pasien berupa kecacatan RS serta peraturan pelaksanaannya
bahkan kematian
01/11/2020

PMK No. 69/2014 Ttg Kewajiban RS dan Kewajiban Pasien


Pasal 29 UU No. 44 tahun 2009 ttg RS
(1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban : • Kewajiban memberikan pelayanan gawat darurat sesuai dgn kemampuan
b. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, pelayanannya di instalasi gawat darurat meliputi :
antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan a. Triase
pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit;
c. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai b. Tindakan penyelamatan nyawa (life saving)
dengan kemampuan pelayanannya;
• Kemampuan pelayanan dilakukan sesuai standar instalasi gawat darurat
d. berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya; sesuai dgn jenis dan kelas rumah sakit
e. menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak • Setiap pasien yang datang ke instalasi gawat darurat hrs dilakukan triase
mampu atau miskin;
f. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas • Triase merupakan pemeriksaan awal/ skrining scr cepat thd semua pasien
pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat yg datang ke IGD utk mengidentifikasi status kegawatdaruratannya dan
tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana prioritas penanganan
dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;

Pasal 59 ayat (1) UU No. 36/2014


Ttg Tenaga Kesehatan Pasal 13 ayat 3 UU No 44 tahun 2009 ttg
Rumah Sakit
 Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik  Setiap tenaga kesehatan yang bekerja
pada fasilitas pelayanan kesehatan WAJIB di Rumah Sakit harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar
memberikan pertolongan pertama kepada pelayanan Rumah Sakit, standar
penerima pelayanan kesehatan dalam prosedur operasional yang berlaku,
keadaan GAWAT DARURAT dan/atau pada etika profesi, menghormati hak pasien
dan mengutamakan keselamatan
BENCANA untuk penyelamatan nyawa dan pasien.
pencegahan kecacatan.
01/11/2020

Pasal 35 UU No.38/2014 Ttg Keperawatan

• Dalam keadaan DARURAT untuk memberikan pertolongan


pertama, Perawat dpt melakukan tindakan medis dan
pemberian obat sesuai dengan kompetensinya
Apa kewenangan Perawat dalam • Pertolongan pertama bertujuan utk menyelamatkan nyawa
keadaan Gawat Darurat ? klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut
• Keadaan darurat ditetapkan oleh Perawat sesuai dgn hasil
evaluasi berdasarkan keilmuannya
• Ketentuan lbh lanjut mengenai keadaan darurat diatur dengan
PMK (s/d saat ini blm ada, termasuk tentang bencana)

TANGGUNGJAWAB PERAWAT TANGGUNGJAWAB PERAWAT


TERHADAP PENDERITA GAWAT DARURAT TERHADAP PENDERITA GAWAT DARURAT
1. Di luar RS : - melakukan Good Samaritan.
Perawat diwajibkan oleh hukum untuk menolong
pasien gawat darurat jika : 2. Di Puskesmas : - melakukan Stabilisasi.
1. Bentuk pertolongannya masih berada dalam - melakukan Transfer ke RS lain.
konteks profesinya.
3. Di RS dengan Initial Emergency Care :
2. Pasien berada dalam jarak dekat dengan perawat. - melakukan Stabilisasi.
3. Perawat tahu bahwa ada kebutuhan bantuan - melakukan Transfer ke RS lain.
gawat darurat atau kondisi pasien serius.
4. Di RS dengan Definitive Emergency Care :
4. Perawat dinilai layak memberikan bantuan serta - melakukan emergency treatment
memiliki peralatan yang mungkin diperlukan.
yang bersifat paripurna.
(Gorton, 2000)
01/11/2020

TANGGUNGJAWAB ETIK PERAWAT


TERHADAP PENDERITA GAWAT DARURAT
(Kodeki, 2000)
UU no 38 tahun 2014
 Tanggung jawab utama perawat adalah kepada
(1) Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di
mereka yang membutuhkan asuhan bidang upaya kesehatan perorangan, Perawat berwenang:
keperawatan, termasuk dalam kondisi gawat a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik;
b. menetapkan diagnosis Keperawatan;
darurat c. merencanakan tindakan Keperawatan;
 Perawat dalam membuat keputusan tindakan d. melaksanakan tindakan Keperawatan;
e. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;
keperawatan gawat darurat didasarkan pada f. melakukan rujukan;
informasi yang akurat dan mempertimbangkan g. memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensi;
kemampuan serta kualifikasi seseorang bila
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada orang lain

Pasal 48 KUHP
Apakah Perawat bisa dituntut
atas kerugian yg dialami
• “Barangsiapa melakukan
pasien akibat tindakan
perbuatan karena pengaruh daya
penyelamatan nyawa atau
paksa, tidak dipidana”
pencegahan kecacatan
seseorang dlm keadaan • Keadaan darurat atau bencana
darurat dan atau bencana? (Noodtoestand) termasuk dalam
kategori daya paksa
01/11/2020

Pasal 58 UU No.36/2009 Ttg Kesehatan


Pasal 45 ayat (2) UU No. 44 tahun 2009
 Setiap org berhak menuntut ganti rugi terhadap ttg RS
seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yg menimbulkan
 Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan tugas dalam rangka
pelayanan kesehatan yg diterimanya menyelamatkan nyawa manusia.
 Tuntutan ganti rugi TIDAK BERLAKU bagi tenaga
kesehatan yg melakukan tindakan penyelamatan
nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang
dlm keadaan darurat.  Termasuk Perawat

Pasal 46 UU No. 44 tahun 2009 ttg RS


APA SANKSI HUKUM BAGI FASKES/PERAWAT
 Rumah Sakit bertanggung jawab secara YG MENOLAK MEMBERIKAN
hukum terhadap semua kerugian yang TINDAKAN MEDIS/KEPERAWATAN
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan di Rumah Sakit
GAWAT DARURAT DAN BENCANA ?
01/11/2020

Pasal 304 dan 306 KUHP Pasal 32 UU No. 36 tahun 2009


ttg Kesehatan
 Barangsiapa dengan sengaja menempatkan atau
membiarkan seorang dalam keadaan sengsara,
padahal menurut hukum yg berlaku baginya atau (1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan,
karena persetujuan dia wajib memberi kehidupan, baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan
perawatan atau pemeliharaan kepada orang itu, pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa
diancam dengan pidana penjara paling lama 2 tahun pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu.
8 bulan atau pidana denda paling banyak Rp. (2) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan,
4.500,00
baik pemerintah maupun swasta dilarang menolak
 Jika perbuatan tsb mengakibatkan luka-luka berat, pasien dan/atau meminta uang muka.
yg bersalah diancam dgn pidana penjara paling lama
7 tahun 6 bulan
 Jika mengakibatkan kematian, dipidana penjara
paling lama 9 tahun

Pasal 29 ayat (1) huruf c


Pasal 85 UU No. 36 tahun ttg UU No.44/2009 Ttg Rumah Sakit
Kesehatan
• Rumah sakit wajib memberikan pelayanan gawat
(1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, darurat kepada pasien sesuai dengan
baik pemerintah maupun swasta wajib memberikan kemampuan pelayanannya
pelayanan kesehatan pada bencana bagi
penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
• Apabila rumah sakit melanggar kewajiban tsb,
kecacatan. maka rumah sakit dikenakan sanksi admisnistratif
(2) Fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan berupa
pelayanan kesehatan pada bencana sebagaimana a. teguran;
dimaksud pada ayat (1) dilarang menolak pasien b. teguran tertulis; atau
dan/atau meminta uang muka terlebih dahulu.
c. denda dan pencabutan izin Rumah Sakit.
01/11/2020

Ketentuan Pidana UU No 36 tahun


2009 tentang Kesehatan
 Pasal 190 ASPEK ETIK PELAYANAN
(1) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan
yang melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan BENCANA
kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan pertolongan
pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat darurat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan
denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). MARIDI M. DIRDJO
(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan terjadinya kecacatan atau kematian, pimpinan
fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan tersebut
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

PENDEKATAN ETIK
LATAR BELAKANG Pendekatan teleologi
• Pengambilan keputusan bersadarkan prinsip utilitarianisme, dimana keputusan moral harus
• Situasi bencana memberikan tantangan, dimana dibuat atas dasar tindakan apa yang memberikan kebahagiaan terbesar (atau terbaik)
kepada sejumlah besar individu dengan pendekatan akal sehat yang obyektif, adil, dan
perawat harus bersiap sebelum berhubungan dengan terbuka.

kondisi bencana Pendekatan deontologi


• Pendekatan rasional, seseorang akan dapat memahami tugas moralnya dan akan melakukan
• Perawat penting mengetahui kode etik keperawatan semua tugas tersebut. Dilema etik klinis harus dianalisis dalam kaitannya dengan empat topik:
(1) indikasi medis; (2) preferensi pasien; (3) kualitas hidup; dan (4) fitur kontekstual sosial,
di negaranya masing masing, termasuk perawat ekonomi, hukum, dan administratif.
Indonesia • Keputusan etis yang cepat dalam situasi klinis dengan empat prinsip ini adalah: (1)
menghormati otonomi; (2) kebaikan ) beneficence); (3) non-maleficence; dan (4) keadilan
(Justice).
• Perawat harus mengembangkan tidak hanya • Penghormatan terhadap otonomi mengacu pada menghormati hak orang dewasa untuk secara
sukarela membuat keputusan mereka sendiri mengenai kesehatan mereka.
ketrampilan klinik yang baik tetapi tetapi ketrampilan • Kebaikan mengacu pada berbuat baik, yaitu melakukan apa yang paling bermanfaat bagi pasien
tanpa memperhatikan keuntungan pribadi.
etik yang baik untuk petunjuk praktik mereka sehari- • Non-maleficence mengacu tidak menyebabkan kerusakan pada pasien melalui tindakan komisi
atau kelalaian; itu mungkin juga termasuk tindakan untuk mengurangi risiko bahaya.
hari terutama saat bencana. • Keadilan mengacu pada pemerataan barang dan jasa.
01/11/2020

TANTANGAN PRAKTIK ETIK DALAM BENCANA


PERSIAPAN ETIKA DALAM BENCANA
• Memprioritaskan Alokasi Sumber Daya
• Alokasi sumber daya yang langka ini harus dilakukan dengan cara yang etis yang
memperhitungkan tuntutan keadilan, serta prinsip yang biasa dianjurkan dari
"kebaikan bersama". Karena besarnya dan ruang lingkup bencana, keputusan
• Pada saat terjadi bencana, perawat harus mengoptimalkan kemampuan mengenai alokasi dan distribusi layanan dan sumber daya harus bergeser dari
mereka dan untuk melayani pasien mereka di negara tuan rumah, pendekatan pasien individual yang biasa ke fokus populasi
perawat tidak hanya harus mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan klinis mereka, tetapi juga pengetahuan mereka tentang
kode etik keperawatan di mana mereka bekerja. Tugas Merawat
• Dalam situaso bencana, perawat dihadapkan pada pilihan yang sulit; pilihan
• Perawat berkewajiban untuk menyediakan keselamatan pasien dan tidak hanya mempengaruhi diri mereka sendiri dan orang-orang terdekat mereka,
bahwa penarikan dari penyediaan perawatan dapat dilakukan hanya jika tetapi juga pasien dan orang yang terlibat dengan pasien.
dipastikan bahwa perawatan keperawatan alternatif tersedia untuk • Praktik keperawatan memengaruhi seluruh komunitas dan masyarakat, dan
pasien karena itu, membawa beban tanggung jawab yang berat.
• Perawat tugasnya adalah menjaga martabat manusia, menunjukkan rasa • Perawat tidak hanya harus memikirkan tentang berkembangnya sebagai individu,
hormat terhadap nilai-nilai dan kebiasaan orang lain, dan untuk tetapi juga untuk kesejahteraan sekelompok besar orang.
mengkonfigurasi praktik perawatan yang mencerminkan kesadaran kita • “Manfaat yang akan didapatkan klien melebihi kerugian apa pun yang mungkin
dan sensitivitas nilai-nilai orang lain. dialami perawat dan tidak medatangkan risiko lebih besar yang diterima oleh
perawat”

TUGAS UNTUK MERAWAT… PERUBAHAN DALAM STANDAR PRAKTIK


• Empat dari nilai-nilai ini terutama berkaitan dengan tugas untuk mengobati dan • Selama bencana, profesional perawatan kesehatan mungkin perlu
merawat pasien selama pandemik dan bencana lainnya, dan yang terbaik menyesuaikan praktik perawatan dengan mendelegasikan beberapa
adalah mengungkapkan interdependensi dari para profesional kesehatan dan
komunitas yang dilayani perawat. aspek perawatan kepada sukarelawan masyarakat yang tidak terlatih.
• Keempat nilai tersebut Meliputi: • Perencanaan, pelatihan, dan latihan Preevent harus menyertakan para
1. tugas untuk memberikan perawatan; non-profesional ini
2. timbal balik, atau tugas masyarakat untuk mendukung mereka yang • Standar penting yang harus dipenuhi dalam bencana meliputi:
menganggap beban yang tidak proporsional untuk melindungi kepentingan
publik;
3. kepercayaan, baik antar pasien dan penyedia dan antara masyarakat dan  Memaksimalkan keselamatan pekerja dan pasien;
otoritas kesehatan masyarakat; dan  Menjaga saluran napas dan pernapasan, sirkulasi, dan kontrol
4. solidaritas di antara para profesional kesehatan, di dalam fasilitas perawatan kehilangan darah; dan
kesehatan, di dalam masyarakat, dan di antara negara-negara, dalam kasus
pandemi.  Memelihara atau menetapkan pengendalian infeksi (termasuk
kontinuitas obat untuk kondisi seperti tuberkulosis).
01/11/2020

PERUBAHAN DALAM STANDAR PRAKTIK…


• Daftar yang termasuk tindakan yang dapat ditunda atau didelegasikan
kepada orang lain, jika ada, seperti anggota keluarga atau sukarelawan
yang tidak terlatih:

1. Kegiatan perawatan rutin (misalnya, pengukuran tekanan darah


pada pasien non-akut, ambulasi dibantu);
2. Administrasi obat-obatan oral;
3. Dokumentasi perawatan yang ekstensif;
4. Pemeliharaan privasi dan kerahasiaan lengkap; dan
5. Prosedur elektif.
01/11/2020

NILAI SUBTANTIF PENGAMBILAN


PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK KEPUTUSAN SAAT BENCANA

• 10 nilai substantif yang pengambilan keputusan saat pelyanan bencana adalah:


• (1) kebebasan individu;
Nilai subtantif pengambilan keputusan • (2) perlindungan publik;
• (3) proporsionalitas;
saat bencana • (4) privasi;
• (5) tugas untuk menyediakan;
• (6) timbal balik;
Nilai proses atau proseduran • (7) perawatan ekuitas;

pengmabilan keputusan saat bencana •



(8), kepercayaan;
(9) solidaritas; dan
• (10) penatagunaan

NILAI PROSES ATAU PROSEDURAN HUMAN RIGHTS AND DISASTER ETHICS


PENGMABILAN KEPUTUSAN SAAT BENCANA • HAM secara moral dan hukum mengikat harapan individu dan kelompok
dalam masyarakat dan membentuk landasan kegiatan kemanusiaan.

• Nilai-nilai ini proses atau prosedur membuat keputusan saat pelayanan • “setiap orang berhak atas standar hidup yang memadai untuk kesehatan
keperawatan bencana dilakukan dengan cara yang: dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya, termasuk makanan, pakaian,
• (1) masuk akal; perumahan, dan perawatan medis dan layanan sosial yang diperlukan,
dan hak atas keamanan jika terjadi pengangguran, penyakit, kecacatan,
• (2) terbuka dan transparan; janda, usia tua, atau kekurangan mata pencaharian lain dalam situasi di
• (3) inklusif; luar kendalinya”
• (4) responsif; dan
• Perawat yang bekerja untuk organisasi-organisasi kemanusiaan saat
• (5) bertanggung jawab. memberikan bantuan bencana harus menyadari nilai dan praktik etik
organisasi tersebut, sambil mempertahankan pemahaman yang jelas dan
komitmen yang teguh terhadap hak asasi manusia yang mendasari
perbatuan yang perawat lakukan
01/11/2020

Perawat dan orang


Aspek Etik keperawatan gawat darurat
 Tanggung jawab profesional utama perawat adalah orang-orang yang membutuhkan
dan bencana

Kode Etik ICN


asuhan keperawatan.
 Aspek etik Keperawatan GD dan Bencana terkaitan  Dalam memberikan perawatan, perawat mempromosikan lingkungan di mana hak
dengan pasal yang tercantum dalam kode etik asasi manusia, nilai, kebiasaan, dan kepercayaan spiritual individu, keluarga, dan
keperawatan Internasional (ICN), yaitu bagian dari masyarakat dihormati.
 Perawat dan manusia  Perawat memastikan bahwa individu tersebut menerima cukup informasi untuk
 Perawat dan praktik memberikan dasar perawatan dan perawatan terkait.

Perawat dan praktik


Perawat dan orang  Perawat membawa tanggung jawab dan akuntabilitas pribadi untuk praktik
 Perawat memegang informasi pribadi dan menggunakan penilaian dalam keperawatan, dan untuk mempertahankan kompetensi dengan pembelajaran
membagikan informasi ini. terus-menerus.
Kode Etik ICN

Kode Etik ICN


 Perawat berbagi dengan masyarakat tanggung jawab untuk memulai dan  Perawat mempertahankan standar kesehatan pribadi sehingga kemampuan
mendukung tindakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan sosial masyarakat, untuk memberikan perawatan tidak terganggu.
khususnya populasi rentan.  Perawat menggunakan penilaian mengenai kompetensi individu saat menerima
 Perawat juga berbagi tanggung jawab untuk mempertahankan dan melindungi dan mendelegasikan tanggung jawab.
lingkungan alam dari penipisan, polusi, degradasi, dan kerusakan.  Perawat setiap saat mempertahankan standar perilaku pribadi yang
mempengaruhi kualitas profesi dan meningkatkan kepercayaan publik.
 Perawat, dalam memberikan perawatan, memastikan bahwa penggunaan
teknologi dan kemajuan ilmiah sesuai dengan keamanan, martabat, dan hak
orang.
01/11/2020

ENA Code of Ethics, the emergency ENA Code of Ethics, the emergency
nurse (ENA, 2015) nurse (ENA, 2015)
 Berkolaborasi dengan tim multidisipliner di seluruh spektrum untuk  menghormati hak individu atas privasi dan kerahasiaan
memastikan praktik yang aman dan perawatan yang aman  Advokat untuk dan bekerja untuk meningkatkan kesehatan
 Bertindak dengan belas kasih, integritas, dan menghormati masyarakat dan akses aman ke perawatan kesehatan untuk semua
martabat manusia sambil mengakui dan menjaga otonomi  Merangkul peran advokasi untuk pasien, keluarga, semua petugas
individu layanan kesehatan, dan masyarakat dalam pembahasan kebijakan
 Mempertahankan kompetensi dan akuntabilitas untuk, praktik perawatan kesehatan
keperawatan darurat  Mendukung dan berpartisipasi dalam penelitian yang diperlukan
 Bertindak untuk melindungi individu ketika kesehatan dan untuk menutup kesenjangan dalam pengetahuan, praktik, dan
keselamatan diancam oleh praktek yang tidak kompeten, "tidak pendidikan
etis, atau ilegal."  Mempromosikan dan menumbuhkan lingkungan kerja yang sehat
 Latihan penilaian yang baik dalam melaksanakan tanggung dan Kebudayaan yang Adil
jawab, pelaporan, mendelegasikan, dan mencari konsultasi

KODE ETIK KEPERAWATAN


INDONESIA
A. Perawat dan Klien

1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai


harkat dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh
Kode Etik Keperawatan Indonesia oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis
kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan
terkait dengan yan Emergensi dan sosial.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
Bencana memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama klien.
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali
jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
01/11/2020

B. Perawat dan praktek


1) Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi
dibidang keperawatan melalui belajar terus-menerus
2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional C. Perawat dan masyarakat
yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan • Perawat mengemban tanggung jawab bersama
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien. masyarakat untuk memprakarsai dan
3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
informasi yang akurat dan mempertimbangkan kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan
delegasi kepada orang lain
4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan • Termasuk dalam keadaan bencana
perilaku profesional
01/11/2020

RUJUKAN
• Kode etik ICN
• ENA Code of Ethics
• Kode Etik Keperawatan Indonesia
• Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
• Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
• Undang-Undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
• Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang keperawatan
• Edyar Miharja, 2017, Aspek Etikolegal Tindakan Keperawatan Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai