BENCANA?
08:59 1
PROFIL BENCANA
Bahaya BENCANA adalah…..
08:59 5
1
Bahaya (hazard)
Pemicu Suatu kondisi, secara alamiah maupun
karena ulah manusia, yang berpotensi
menimbulkan kerusakan atau kerugian
Bahaya
dan kehilangan jiwa manusia.
08:59 7 08:59 8
08:59 9 08:59 10
08:59 11 08:59 12
2
Risiko = Hazard (bahaya) x Vulnerability (kerentanan)/
TERJADINYA
Capacity (kemampuan) BENCANA
Pemicu
Ancaman
Bahaya
Kerentanan
08:59 13
R = HxV/C
Bahaya Kerentanan
R = Risiko
H (azard) = Bahaya
V (ulnerability) = kerentanan
C (apacity) = kemampuan
08:59 15 08:59 16
08:59 17 08:59 18
3
Pengelompokan jenis bencana:
Geologi Teknologi
› Gempabumi, tsunami, › Kecelakaan transportasi,
kegagalan industri
longsor / gerakan tanah,
Lingkungan
letusan gunung api
› Kebakaran, kebakaran hutan,
Hidro-meteorologi (hapus penggundulan hutan),
› Banjir, topan, banjir bandang, pencemaran, abrasi
kekeringan, rob / air laut Sosial
pasang › Konflik, terorisme
Biologi
› Epidemi, penyakit tanaman,
hewan
08:59 19 08:59 20
4
Kajian Bencana Desa Ma Badak Ulu
1. Banjir
2. Kebakaran Hutan
3. Kebakaran pemukiman Berlindung di perbukitan atau daerah yang tinggi
4. Abrasi
5. Epidemi DBD
6. Pandemi Penyakit Corona
7. Kekeringan
5
KEBAKARAN HUTAN DAN Zona Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia
LAHAN
2. Ebola
Virus ini ditemukan pada tahun 1976 Virus ini menyebar
secara massif tahun 2013 – 2016 di Afrika yang
menewaskan 11.325 dari 28.600 yang terinfeksi
6
Klasifikasi
Kebijakan
untuk Tinggal
di Rumah
Kerja dari Rumah
Belajar di Rumah
Ibadah di Rumah
Dampak
Pandemi dan
Kebijakannya
Perusahaan berhenti bakhan tutup berakibat PHK dan penambahan jumlah pengangguran
Banyak tertular dan kebutuhan pelayanan dan alat Kesehatan melonjak drastis
7
6 Syarat Pemberlakuan New Normal
(WHO)
Negara yang akan menerapkan
konsep new normal
Penetapan langkah-langkah
harus memiliki bukti bahwa penularan
pencegahan di lingkungan kerja
Covid-19 di wilayahnya telah bisa
dikendalikan. meliputi penerapan jaga jarak fisik,
ketersediaan fasilitas cuci tangan, dan
penerapan etika pernapasan seperti
penggunaan masker..
Hidup sehat
8
Perlunya Penggunaan Masker
SARS Cov-2
Perlunya
Social/
Physical
Distancing
2m
9
KATA KUNCI:
DISIPLIN DAN
KONSISTEN
Berikut ini pemandangan
yang seharusnya terjadi
jika kita harus
menerapkan kebijakan
kenormalan baru
Contoh New Normal
dalam Transportasi
umum
10
Suasana di tempat umum Physical distancing
11
12
New Normal di PAUD
Disampaikan oleh:
Wassalamu ‘alaikumWrWB
Terima kasih
13
SAAT PRABENCANA
kurang diperhatikan, PENGURANGAN RISIKO BENCANA
RESPONSIF
kesiapsiagaan kurang, Bencana terjadi pada waktu kita tidak siap (PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN)
KONDISI DARURAT
SEKTORAL MULTI SEKTOR
Panik berkepanjangan
Tidak tahu apa yang harus diperbuat
Koordinasi kacau, kewenangan tidak jelas DESENTRALISTIK (KECUALI BENCANA
Stress (diri, famili/Keluarga, tetangga menjadi korban) SENTRALISTIK
Distribusi bantuan kacau SKALA BESAR)
Ketidakpercayaan pada pemerintah
Tekanan Media HOLISTIK (PRABENCANA, SAAT DARURAT,
PENANGANAN
Isu yang menyesatkan dari pihak yang tidak bertanggungjawab PASCABENCANA) DILAKUKAN OLEH
SECARA
Semua ingin membantu tapi tidak banyak yang bisa diperbuat PEMERINTAH, MASYARAKAT DAN DUNIA
Keamanan terganggu PARSIAL
USAHA
FORMAL :
SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA ◦ BNPB
◦ BPBD Provinsi
o 33 BPBD sudah
LEGISLASI terbentuk
◦ BPBD Kabupaten/Kota
BNPB
o 387 BPBD sudah
terbentuk
Unsur Pengarah Unsur Pelaksana
19 orang [10 unsur pemerintah dan 9 unsur profesional]
BPBD Kab./Kota
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
Unsur Pengarah Unsur Pelaksana
9 orang [5 unsur pemerintah dan 4 unsur profesional]
14
Kapasitas adalah kemampuan
sumberdaya dalam menghadapi
ancaman atau bahaya
2. Kapasitas Sumberdaya
- Sumberdaya manusia (pelatihan
personil, relawan, masyarakat)
- prasarana (kantor, pusdalops, alat
transportasi, komunikasi)
A. Pencegahan (prevention)
B. Mitigasi (mitigation)
Segala upaya atau kegiatan yang dilaksanakan C. Kesiapan (preparedness)
dalam rangka pencegahan, mitigasi, D. Peringatan Dini (early warning)
kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan E. Tanggap Darurat (response)
berkaitan dengan bencana yang dilakukan
F. Bantuan Darurat (relief)
pada sebelum, pada saat dan setelah bencana.
G. Pemulihan (recovery)
H. Rehablitasi (rehabilitation)
I. Rekonstruksi (reconstruction)
15
Upaya untuk meminimalkan
dampak bencana.
16
Perbaikan dan pemulihan semua aspek
Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi pelayanan publik atau masyarakat sampai
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena tingkat yang memadai pada wilayah pasca-
bencana dengan memfungsikan kembali
kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan
bencana dengan sasaran utama untuk
melakukan upaya rehabilitasi. (UU no. 24/2007) normalisasi atau berjalannya secara wajar
Pemulihan meliputi pemulihan fisik dan non fisik.
semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat. (UU no. 24/2007)
Pengalaman dalam PB
MANAJEMEN BENCANA • Hingga 2007 tidak ada UU sebagai payung hukum
dalam penyelenggaraan PB di Indonesia.
• Lembaga kebencanaan yang ada tidak permanen/
definitif, hanya lembaga koordinasi (ad-hoc).
MANAJEMEN • Titik berat PB hanya pada “tanggap darurat”.
RISIKO BENCANA
PENCEGAHAN DAMPAK
DAN MITIGASI MANAJEMEN MANAJEMEN
KEDARURATAN PEMULIHAN
KESIAPSIAGAAN Pra-Bencana Pasca-Bencana
Kondisi Darurat
PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA Kesiapsiagaan tidak ada Panik Pemulihan lambat
Pencegahan & mitigasi Kewenangan tidak jelas Bantuan hanya untuk
kurang Koordinasi kacau tanggap darurat.
Bencana terjadi ketika Tdk tahu apa yg Aspek sosial-ekonomi 102
masyarakat tidak siap. harus dilakukan kurang mendapat
perhatian.
17
Kajian Risiko Bencana adalah mekanisme
PENGKAJIAN DAN terpadu untuk memberikan gambaran
menyeluruh terhadap risiko bencana suatu
ANALISA RISIKO daerah dengan menganalisis Tingkat Ancaman,
BENCANA Tingkat Kerugian dan Kapasitas Daerah.
Analisis Risiko
Identifikasi Risiko
Pilihan Tindakan
18
Jenis Bencana Di Indonesia Jenis Bencana Di Kalimantan Timur
1. Gempabumi 1. Gempabumi
2. Tsunami 2. Tsunami
3. Banjir 3. Banjir
4. Tanah Longsor 4. Tanah Longsor
5. Letusan Gunung Api 5. Letusan Gunung Api
6. Gelombang Ekstrim dan Abrasi 6. Gelombang Ekstrim dan Abrasi
7. Cuaca Ekstrim
7. Cuaca Ekstrim
8. Kekeringan
8. Kekeringan
9. Kebakaran Hutan dan Lahan
9. Kebakaran Hutan dan Lahan
10. Epidemi dan Wabah Penyakit
10. Epidemi dan Wabah Penyakit
11. Gagal Teknologi
11. Gagal Teknologi 12. Konflik Sosial
12. Konflik Sosial 13. Kebakaran Pemukiman (perda No 2/ 2013
EROSI KEKERINGAN
Erosion Drought
KABUPATEN KABUPATEN
Hazard Vulnerability Risk Hazard Vulnerability Risk
Berau Sedang Sedang Rendah Berau Tinggi Rendah Rendah
Bulungan Sedang Rendah Rendah Bulungan Sedang Rendah Sedang
Kota Balikpapan Tinggi Rendah Tinggi Kota Balikpapan Tinggi Sedang Tinggi
Kota Bontang Tinggi Rendah Tinggi Kota Bontang Tinggi Sedang Tinggi
Kota Samarinda Sedang Rendah Sedang Kota Samarinda Tinggi Sedang Tinggi
Kota Tarakan Tinggi Sedang Tinggi Kota Tarakan Sedang Sedang Tinggi
Kutai Barat Rendah Sedang Rendah Kutai Barat Tinggi Rendah Sedang
Kutai Kartanegara Sedang Rendah Sedang Kutai Kartanegara Tinggi Sedang Tinggi
Kutai Timur Tinggi Sedang Tinggi Kutai Timur Tinggi Rendah Tinggi
Malinau Rendah Tinggi Rendah Malinau Sedang Rendah Rendah
Nunukan Rendah Rendah Rendah Nunukan Sedang Rendah Rendah
Pasir Sedang Sedang Rendah Pasir Tinggi Rendah Sedang
Penajem Paser Utara Sedang Sedang Sedang Penajem Paser Utara Tinggi Sedang Sedang
19
KEGAGALAN TEKNOLOGI Prinsip Dasar
Drought
KABUPATEN Prinsip Pengkajian Bentuk Hasil Pengkajian
Hazard Vulnerability Risk
Berau Tinggi Rendah Rendah • Menggunakan data dan segala
Bulungan Sedang Rendah Sedang bentuk rekaman kejadian yang
Kota Balikpapan Tinggi Sedang Tinggi ada;
Kota Bontang Tinggi Sedang Tinggi • Mengintegrasikan analisis
Kota Samarinda Tinggi Sedang Tinggi probabilitas kejadian ancaman
dari para ahli dengan kearifan
Kota Tarakan Sedang Sedang Tinggi
lokal masyarakat;
Kutai Barat Tinggi Rendah Sedang
• Mampu untuk menghitung
Kutai Kartanegara Tinggi Sedang Tinggi potensi jumlah jiwa terpapar,
Kutai Timur Tinggi Rendah Tinggi kerugian harta benda dan
Malinau Sedang Rendah Rendah kerusakan lingkungan;
Nunukan Sedang Rendah Rendah • Dapat diterjemahkan menjadi
Pasir Tinggi Rendah Sedang kebijakan pengurangan risiko
Penajem Paser Utara Tinggi Sedang Sedang bencana
20
JENIS Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun PENYUSUNAN PETA DASAR (SKETSA)
BENCANA ………. …………. ………… ………. …………
RT RT RT RT RT
1. Penyusunan Peta Dasar adalah kegiatan diskusi kelompok
masyarakat dalam menggambarkan kondisi fisik, ekonomi,
social, budaya dan fasilitas yang dimiliki suatu kelurahan
atau desa dan ditampilkan dalam bentuk peta.
2. Penyusunan Peta Dasar bertujuan untuk mengetahui luasan
daerah, keadaan, bentuk rupa bumi, sarana pendidikan dan
kesehatan yang ada di suatu kelurahan atau desa.
3. Penyusunan Peta Dasar ini juga digunakan untuk
mengetahui luasan dampak bahaya dan fasilitas yang
mengalami kerusakan akibat bencana.
4. Penyusunan Peta Dasar dilakukan dengan cara survey dan
kunjungan langsung ke wilayah desa, mencatat point-point
penting yang diperlukan dan memindahkannya kedalam
peta keluarahan /desa.
5. Seluruh kegiatan pemetaan desa dilakukan dengan metode
partisipatif.
21
Risiko Tinggi
Risiko Tinggi Risiko tinggi terhadap bencana dapat
disebabkan karena ancaman yang tinggi,
tingginya kerentanan dan rendahnya
Risiko Sedang
kapasitas untuk menanggulangi bencana
Risiko Rendah
Jalur Evakuasi
22
PENGECEKAN LAPANGAN
Keterangan Keterangan
Peta Risiko Bencana Kekeringan Peta Risiko Bencana Kebakaran hutan dan
lahan
Keterangan Keterangan
23
Peta Risiko Bencana Kebakaran Pemukiman
Keterangan
24
Membuat Profil kebencanaan…
Membuat Profil kebencanaan
DAMPAK
DAMPAK TANDA
TANDA JENIS FAKTOR KECEPATAN (Korban jiwa,
JENIS FAKTOR KECEPATAN (Korban jiwa, PERINGATAN FREKUENSI KAPAN DURASI
PERINGAT FREKUENSI KAPAN DURASI BENCANA PENDORONG KEJADIAN harta,
BENCANA PENDORONG KEJADIAN harta, ALAM
AN ALAM lingkungan)
lingkungan)
Banjir Curah hujan Tidak ada Cepat dan Satu tahun Ketika musim 1 hari – 1 1 orang
tinggi, setpond sangat cepat satu kali, banjir hujan minggu meninggal, Kebakara Kemarau, Tidak ada cepat 3 kali kemarau 1 minggu Kesehata
(limpahan air, banir bandang besar 2 kali banyak, besar)
endapan, limbah (2006, 2008). n hutan perilaku – 7 bulan n: ISPA,
dari tambang), Banjir sedang 4 dan lahan manusia, Sesak
pendangkalan kali.
sungai kandunga nafas,
n tanaman
Tanah Keterjalan tanah Tidak ada cepat 6 kali, terbesar Ketika musim 2 hari Rumah rusak
Longsor > 40 derajar, tahun 1982 hujan berat, batubara perkebun
pembukaan pertanian an dan
tambang secara rusak
terbuka, getaran buah-
blasting dan alat buahan
berat
Kebakar- Kemarau, Tidak ada Cepat 4 kali Setiap 1. 2 hari Kerugian
Kekering- Cuaca Panas Perlahan- 4 kali Kemarau 2 – 1 tahun Diare, ISPA, an pemu- korsleting (1989, saat harta-
an atau lahan penyakit kiman listrik, 1992, benda
kemarau kulit gagal kompor 1999,
waktu panen, meledak, 2004)
yang sumur
lama kering,
149
25
Latar belakang Mitigasi dalam UU 24 Tahun 2007
Pencegahan, mitigasi, Kesiapsiagaan dan Mitigasi dilakukan untuk mengurangi risiko
peringatan dini sangat penting dalam bencana bagi masyarakat yang berada pada
penanggulangan bencana, terutama dalam kawasan rawan bencana.
upaya pengurangan risiko bencana yang Kegiatan mitigasi sebagaimana dimaksud
dilakukan pada tahap prabencana. dilakukan melalui:
a.pelaksanaan penataan ruang;
Kesiapsiagaan dan Mitigasi dalam UU Nomor
b.pengaturan pembangunan, pembangunan
24 Tahun 2007, merupakan penyelenggaraan infrastruktur, tata bangunan; dan
penanggulangan bencana tahap prabencana, c.penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan,
yakni pada situasi terdapat potensi terjadinya dan pelatihan baik secara konvensional
bencana. maupun modern.
26
Contoh tindakan kesiapsiagaan:
Apa Arti Kesiapsiagaan?
Pembuatan sistem peringatandini
Mampu mengenali ancaman dan Membuat sistem pemantauan ancaman
memprediksi sebelum terjadinya bencana Membuat sistem penyebaran peringatan ancaman
Mampu mencegah bencana, jika mungkin. Pembuatan rencana evakuasi
Jika tidak, mampu mengurangi dampaknya Membuat tempat dan sarana evakuasi
Jika terjadi bencana, mampu Penyusunan rencana darurat, rencana siaga
menanggulangi secara efektif. Pelatihan, gladi dan simulasi atau ujicoba
Setelah bencana terjadi, mampu pulih Memasang rambu evakuasi dan peringatandini
kembali.
Indikator Kesiapsiagaan
Penilaian Kerentanan/ Risiko
Identifikasiancaman (hazard), kerentananan
(vulnerability)
Analisis Risiko Bencana
Tentukan tingkat Risiko
Buat Peta Risiko Bencana
Antisipasi kemungkinan kebutuhan bantuan darurat
dan ketersediaan sumberdaya
27
Mobilisasi Sumberdaya Sistim Informasi
• Inventarisasi semua
sumberdaya yg dimiliki oleh • Ciptakan sistem informasi yg mudah diakses,
daerah / Sektor dimengerti & disebarluaskan.
• Identifikasi sumberdaya SOS
• Informasi yg disampaikan harus:
yang tersedia dan siap PU KES – Akurat (accurate)
digunakan
– Tepat waktu (timely)
BMG TNI
• Identifikasi sumberdaya dari
– Dapat dipercaya (reliable)
luar yg dapat dimobilisasi BNPB
LSM PMI
SAR
Peringatan Dini
Acuan sistem peringatan dini terdapat 5 (lima) aspek :
Lanjutan ……….
Standar Operasional Prosedur
Prosedur penyelamatan diri
(SOP) Peringatan Dini
Misalnya: jangan panik, mencari tempat aman untuk Dokumen prosedur standar (SOP) dalam
berlindung dll. diseminasi informasi peringatan dini di berbagai
tingkatan tidak terkecuali di tingkat desa/kelurahan.
Mobilisasi sumber daya
Dalam SOP di tingkat desa/kelurahan, dapat diatur
Mobilisasi sumber daya terdiri darisumber daya manusia, tentang peran dan tanggung jawab elemen yang ada di
sumber alam, dan sumber dana.
desa/kelurahan maupun stakeholder lainnya yang
Kebijakan terkait seperti pihak Kecamatan,BPBD, radio
Kebijakan dapat dimulai dari lingkungan yang terkecil komunitas dll.
dahulu misalnya keluarga, dan kemudian diperluas ke
lingkungan yang lebih tinggi lagi.
28
Skema Peringatan Dini Berdasarkan Skema Peringatan Dini Bencana
Tanda/Gejala Alam di Masyarakat
29
Pendidikan dan Pelatihan Geladi / Simulasi
Untuk menguji tingkat kesiapsiagaan, perlu
• Melakukan pendidikan di sekolah2 dilakukan uji lapangan berupa gladi atau simulasi.
• Melakukan pelatihan secara kontinyu:
– Manajerial Gladi atau Simulasi harus dilakukan secara
– Teknis operasional berkala, agar masyarakat dapat membiasakan
diri.
Powerpoint Templates
Page 176
Sistem Komando
Penanganan
Darurat Bencana
(SKPDB)
Powerpoint Templates
Page 178
30
31
MANAJEMEN RISIKO
Risiko
Kapasitas Bahaya
PEMERINTAH
Multi
Pengembangan
Ancaman
Akademisi
Masyarakat bencana
kerentanan
merupakan salah
satu elemen
utama dalam
Media Masa
Masyarakat
penanggulangan
bencana Risiko = Hazard x Kerentanan/Kapasitas
Di Desa dapat di Wujudkan
dengan Desa Tangguh
Bencana
32
Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya
1
dari dampak-dampak merugikan bencana;
33
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Madya
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Utama
Tingkat ini adalah tingkat menengah yang dicirikan dengan:
Tingkat ini dicirikan dengan:
a. Adanya kebijakan PRB yang tengah dikembangkan di tingkat desa atau
a) Adanya kebijakan PRB yang telah dilegalkan dalam bentuk Perdes
kelurahan
atau perangkat hukum setingkat di kelurahan
b. Adanya dokumen perencanaan PB yang telah tersusun tetapi belum
terpadu ke dalam instrumen perencanaan desa b) Adanya dokumen perencanaan PB yang telah dipadukan ke dalam
c. Adanya forum PRB yang beranggotakan wakil-wakil dari masyarakat, RPJMDes dan dirinci ke dalam RKPDes
termasuk kelompok perempuan dan kelompok rentan, tetapi belum c) Adanya forum PRB yang beranggotakan wakil-wakil dari
berfungsi penuh dan aktif masyarakat, termasuk kelompok perempuan dan kelompok rentan,
d. Adanya tim relawan PB Desa/Kelurahan yang terlibat dalam kegiatan yang berfungsi dengan aktif
peningkatan kapasitas, pengetahuan dan pendidikan kebencanaan bagi d) Adanya tim relawan PB Desa/Kelurahan yang secara rutin terlibat
para anggotanya dan masyarakat pada umumnya, tetapi belum rutin dan aktif dalam kegiatan peningkatan kapasitas, pengetahuan dan
tidak terlalu aktif
pendidikan kebencanaan bagi para anggotanya dan masyarakat
e. Adanya upaya-upaya untuk mengadakan pengkajian risiko, manajemen
pada umumnya
risiko dan pengurangan kerentanan, termasuk kegiatan-kegiatan ekonomi
produktif alternatif untuk mengurangi kerentanan, tetapi belum terlalu e) Adanya upaya-upaya sistematis untuk mengadakan pengkajian
teruji risiko, manajemen risiko dan pengurangan kerentanan, termasuk
f. Adanya upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan serta kegiatan-kegiatan ekonomi produktif alternatif untuk mengurangi
tanggap bencana yang belum teruji dan sistematis kerentanan
f) Adanya upaya-upaya sistematis untuk meningkatkan kapasitas
kesiapsiagaan serta tanggap bencana
1 3
Dukungan
Pengarus-
utamaan PRB
0 Pemerintah/
pemerintah daerah
DESA 4
9 TANGGUH
Pemaduan PRB BENCANA
dalam
Peningkatan
Pembangunan
5 Pengetahuan dan
8 Kesadaran
7
Penerapan
6
manajemen Peningkatan
risiko Kapasitas Pengurangan
Kerentanan
20 20
1 2
Sasaran Program:
Masyarakat (termasuk Perguruan Tinggi)
Organisasi Sosial Masyarakat (Nasional dan Internasional)
Lembaga Usaha (BUMN dan Swasta)
34
Bilamana terjadi bencana / kedaruratan di suatu wilayah, yang terkena
dan menjadi korban adalah masyarakat.
SIAPA YANG HARUS MEMBANTU ?
?
BANTUAN KEMANUSIAAN
MASYARAKAT
SETEMPAT
KESIAPSIAGAAN
MASYARAKAT ?
Self Reliance/
Kemandirian BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
35