SKRIPSI
SYARIFAH MAULIDYAWATI. F
105401108716
PROPOSAL
SKRIPSI
SYARIFAH MAULIDYAWATI. F
105401108716
i
iii
iv
v
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Hidup itu bagaikan skripsi, banyak bab dan revisi yang harus dilewati.
Tetapi akan selalu berakhir indah bagi mereka yang pantang menyerah.
vii
ABSTRAK
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagai salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Prodi Pendidikan Guru
Makassar. Salam dan salawat yang melimpah semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang istiqomah dan
setia di jalan Allah, hingga akhir zaman nanti. Amin, ya rabbal alamin !
Fakhruddin Harun dan ibunda Syarifah Nur Qalbi Latief yang telah mencurahkan
cinta dan kasih sayangnya, serta doa yang tiada henti-hentinya demi kesuksesan
penulis.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak
dan Sri Rahayu, S.Pd.,M.Pd. Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk
Tidak lupa pula penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse MAg. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,
ix
Erwin Akib, S,.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Begitu pula ucapan terima kasih kepada Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua Prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar; dan para dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bimbingan dan jasa-jasa
Saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan sebagai bahan acuan
untuk perbaikan dan penyempurnaan karena skripsi ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan.
Makassar, 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6
4. Kemampuan Membaca............................................................................. 28
b. Tujuan Membaca................................................................................ 31
c. Jenis-Jenis Membaca.......................................................................... 32
xi
E. Data dan Sumber Data ............................................................................ 37
C. Pembahasan .............................................................................................. 75
A. Simpulan ................................................................................................. 93
B. Saran ........................................................................................................ 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 98
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Kecakapan Literasi ...........................................................................................58
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
suasana belajar dan proses dalam pembelajaran agar peserta didik secara aktif
“Literasi”. Literasi ini memiliki arti makna yang meluas dari waktu ke waktu.
membaca, pengetahuan huruf dan bunyi huruf, mengeja kata. Kultur dan
budaya merupakan cara berpikir yang berasal dari kebebasan tingkah laku
membaca, menulis dan bepikir kritis. Hal ini senada dikemukakan oleh
1
2
dihadapi.
aksara”atau kebaksaraan.
dan berpikir kritis siswa. Kegiatan tersebut merupakan aktivitas dasar yang
kurikulum 2013.
ini. Dengan akses informasi yang cepat, menuntut kita untuk cepat pula dalam
memahami melalui aktivitas membaca. Hal inilah yang menjadi salah satu
yang kita kuasai saat ini. Uuntuk mewujudkan generasi literat, diperlukan
3
0,001, artinya pada setiap 1.000 orang hanya ada satu orang yang punya minat
Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa budaya membaca atau kultur literasi
di Indonesia masih rendah sehingga hal ini perlu diterapkan dengan baik
kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasa sendiri. Adapun faktor
Membaca melalui penerapan Program Jam Baca di Sekolah di Kelas VII SMP
membuktikan bahwa siswa memiliki minat baca yang rendah. Oleh karena
peneliti ambil. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya minat membaca
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Antang II/I.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat sebagai acuan dalam penelitian lain terkait dalam
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
kemampuan membaca.
b. Bagi Guru
c. Bagi Sekolah
pelaksaan pendidikan.
d. Bagi Peneliti
E. Definisi Istilah
1. Kultur Literasi
2. Kemampuan Membaca
teks atau buku dan lain-lain. Sehingga individu mampu mengucapkan bunyi
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
buddhayah, yaitu bentuk jamak dari “budhi” yang berarti budi atau akal.
terbentuk dari pikir manusia, berasal dari tingkah laku dan hasil laku
9
10
menumbuhkan minat literasi pada siswa , dengan begitu rasa cinta membaca
sudah melekat pada diri siswa . Melalui program literasi dengan memberikan
kebiasaan-kebiasaan membaca pada anak atau siswa adalah hal yang paling
Literasi dalam bahasa Inggris yaitu literacy yang berasal dari bahasa
strategis.
Education, 2006).
bidang ilmu lain. Dengan kata lain, tujuan pembelajaran literasi di atas
literasi lebih ditekankan pada aspek lingulistik dalam sebuah teks. Bertemali
dengan hal ini, fokus ini memandang bahwa pembelajaran literasi ditekankan
pemerintah.
12
pada diri seseorang yang telah bisa membaca. Melalui minat dan kemampuan
intensif dan berkesinambungan. Hal ini penting karena individu yang sudah
karena kemampuan dan minat membacanya saja, tetapi juga kebiasaan dan
budaya membaca.
menjelaskan bahwa ada lima alasan, mengapa literasi lebih diarahkan kepada
dengan isi teks. Penulis juga bertindak melalui proses yang sangat mirip
tentang topik yang akan ditulis dan akan mengaktifkan pengetahuan latar
proses dan tipe pengetahuan yang sama. Pengetahuan yang dihasilkan dalam
bentuk tulisan merupakan hasil dari proses membaca suatu teks yang sama.
dipelajari agar mendapatkan nilai tes prestasi yang lebih baik tetapi
Alasan kelima, kombinasi membaca dan menulis menggiring pada hasil yang
bukan diakibatkan oleh salah satu prosesnya. Suatu elemen yang penting
kritis; literasi berkaitan dengan analisis wacana, yaitu kajian mengenai bahasa
lisan dan tulisan dalam situasi sosial, 3) Multiliterasi dengan media lainnya
pengetahuan eksternal yang perlu diperoleh siswa , oleh karena itu diperlukan
jenis teks dan makna yang menjadi ciri fitur teks-teks tersebut, 8) Literasi
kritis; kajian ini berpusat pada apa, mengapa, bagaimana, dan kapan kita
dan menulis merupakan bagian dari pengalaman kehidupan sosial siswa yang
pengajaran literasi.
Masa remaja memiliki rentang usia 12-21 tahun. Dalam masa inilah,
dari tahap pembiasaan. Pada tahap ini siswa didorong untuk menunjukkan
Kegiatan produktif ini tidak selalu dinilai secara dinamik. Misalnya saat
bahasa sendiri. Bagi kelas tinggi bisa saja meringkas untuk atau membuat
buku yang dibaca berupa buku tentang pengetahuan umum, buku tentang
Disinilah minat membaca muncul pada diri seseorang yang telah terbiasa
membaca.
sumber daya manusianya, sehingga apabila sumber daya manusia itu bagus
dapat dipastikan negara Indonesia dapat menjadi negara yang maju. Terutama
literasi atau cinta membaca bagi siswa sebagai generasi penerus bangsa.
sekolah, terutama sekolah yang mana siswa lebih sering mengisis waktu
belajar di sekolah. Sekolah tak luput dari kegiatan belajar untuk memberikan
Sebagai usaha belajar, literasi tidak serta merta hadir secara alamiah
pada diri seseorang. Literasi didapat dari hasil pengalaman belajar seseorang
yang dimulai dari minat. Minat merupakan hasil dari pengalaman belajar.
seberapa lama minat bertahan dan kepuasan yang diperoleh dari minat itu.
seseorang akan dapat memiliki minat yang membentuk kebiasaan dan budaya
dilakukan dengan baik, maka minat dan budaya literasi dapat berkembang
dengan baik.
sering hal-hal abstrak yang sulit diungkapkan melalui budya literasi bisa
diungkapkan dengan lebih baik. Karena aspek emotif itu pula aktivitas
dan nonsastra; dan pada akhir pendidikan di SMA/MA, peserta didik telah
22
merupakan salah satu Negara yang berhasil mengurangi jumlah angka buta
kemeleksaraan.
guru agar segala sikap dan tingkah lakunya menunjukkan sikap yang egaliter
dan selalu menghargai perbedaan bahasa yang ada. Dengan wawasan tentang
keberagaman bahasa dan tentu budaya guru akan memiliki kepekaan yang
bahasa yang terjadi di dalam kelas maupun diluar kelas. Profesinalisme guru
adalah sesuatu yang berproses dan bersifat dinamis. Pendidik tidak boleh
terjebak dan masuk dalam situasi yang stagnan serta cepat berpuas diri, untuk
tersebut tidak tercapai. Alih-alih menugasi siswa membaca buku sains dan
Kurangnya minat baca bukan saja terjadi pasa siswa Sekolah Dasar
ternyata terjadi juga pada siswa SMP, SMA maupun SMK, bahkan, sangat
terbita lain dalam jumlah yang cukup, namun kebanyakan dari perguruan
juga rendah. Salah satu indikatornya adalah jumlah surat kabar yang
mengonsumsi satu surat kabar. Di Filipina angkanya 1:30 dan sri Lanka 1:36.
Negeri.
masyarakat.
komponen atau eksponen masyarakat, mulai dari institusi sosial paling kecil
menunjukkan bahwa pembaca dan penulis yang efektif adalah pembaca dan
Sejalan dengan kenyataan tersebut, upaya awal yang harus dilakukan untuk
literasi siswa dimasa yang akan datang bukan sekedar sebuah impian.
26
Aspek pertama ini berkenaan dengan bakat, talenta dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk menjadi guru literasi yang efektif. Selain berkenaan dengan
bakat, talenta, dan keterampilan, aspek ini berkenaan juga tanggung jawab
yang dibutuhkan dalam mengelola kelas, serta sikap yang harus dibentuk dan
2) Motivasi
untuk menjadi pembaca yang lebih baik. Dalam rangka membangun motivasi
3) Pembelajaran Remedial
kemampuan literasi siswa pada siswa yang remedial antara lain keterampilan
4) Ihwal Siswa
yang positif, bersahabat, dan layak bagi siswa. Berkenaan dengan hal ini,
5) Kualitas Kelas
Aspek ini berkenaan dengan keterampilan guru dalam menciptakan kelas yang
perabotan, bahan ajar, buku, sistem manajemen, dan alat bantu pengajaran di
dalam hal melibatkan siswa selama proses pembelajaran melalui kelas yang
6) Karakteristik Pelajaran
28
3. Sekolah Literasi
memfasilitasi siswa nya untuk mampu hidup pada zamannya. Sekolah yang
demikian tentu hanya dapat terwujud jika sekolah tersebut telah memenuhi
yang aman dan nyaman bagi siswa , guru, dan sekolah warga sekolah.
Lingkungan ini dapat dibentuk jika dilingkupi dengan nuansa religius. Lebih
lanjut sekolah yang harmonis yang memiliki fasilitas multiliterat, edukatif dan
kaya.
4. Kemampuan Membaca
tidak kuat pada tahapan pendidikan berikutnya peserta didik akan mengalami
bacaan yang baik, minat baca pada anak, dorongan harkat dan martabat
a. Pengertian Membaca
tidak luput dari kegiatan membaca. Oleh karena itu keterampilan membaca
harus segera dikuasai oleh para siswa di sekolah dasar (SD) karena
siswa di sekolah dasar (SD). Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik
merupakan suatu keterampilan yang sangat unik serta berperan penting bagi
membaca.
b) Mengenal kosakata
31
utama
bacaan.
b. Tujuan Membaca
informasi yang tepat dan benar. Hal ini ditegaskan oleh Rahim (2007:11)
menikmati bacaan.
c. Jenis-jenis Membaca
tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar
1) Faktor Fisiologis
2) Faktor Intelektual
berpikir yang terdiri dari pemahaman yang mendasar tentang situasi yang
3) Faktor Lingkungan
4) Faktor Psikologis
Faktor Psikologis mencakup (a) motivasi, (b) minat, serta (c) kematangan
B. Kerangka Pikir
memperoleh pengetahuan.
Faktor Keberhasilan
Keberhasilan
Faktor Kendala
Meningkatkan
ANALISIS
TEMUAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
subjek yang diteliti, 4) teknik pengumpulan data yang khas kualitatif tanpa
menurut Yin (2013) adalah salah satu metode ilmu-ilmu sosial. Tujuan
dari studi kasus adalah untuk meneliti suatu fenomena di masyarakat yang
interaksi yang terjadi. Kasus yang dianggap unik dalam penelitian ini
35
36
membaca siswa .
B. Kehadiran Peneliti
begitu jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri,
namun setelah masalah yang dipelajari begitu jelas maka peneliti dapat
datanya.
37
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SD Inpres Perumnas Antang II/I, tepatnya di Jl.
Selatan.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, dan guru
1. Data Primer
Data primer ini berupa data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan dari
sumber utama, dalam data ini data primer yang digunakan wawancara dan
observasi.
II/I.
2. Data Sekunder
Sumber data berasal dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.
Yang kedua data tersebut saling mendukung dan saling berkaitan. Data
Antang II/I.
Antang II/I.
1. Observasi
terus terang atau tersamar. Observasi terus terang atau tersamar adalah dalam
2. Wawancara
pertemuan dua orang atau lebih secara langsung untuk bertukar informasi dan
ide dengan tanya jawab secara lisan sehingga dapat dibangun makna dalam
untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu
seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membatu
informasi yang hendak dicari dapat tersusun dengan baik dan memungkinkan
a. Kepala Sekolah
No Pertanyaan Jawaban
literasi di sekolah?
8. Kapan program literasi di Sekolah DasarInpres
Perumnas Antang II/I dimulai?
9. Apakah program literasi di Sekolah Dasar
Inpres Perumnas Antang II/I merupakan
pembiasaan atau menjadi bagian dari
pembelajaran?
10. Bagaimanamanajemen implementasi kultur
literasi di sekolah?
b. Guru Kelas/Wali
No Pertanyaan Jawaban
3. Dokumentasi
Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
Data Collection
Data Display
Data
Reduction
Conclusions
Drawing/Verifying
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah
Display data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk: uraian
adanya penyajian data, maka akan mempermudah untuk memahami apa yang
dipahami tersebut. Dalam mendiplay data selain data teks naratif dapat berupa
dengan grafik, matrik, network, dan chart, prose display data adalah mengolah
a. Kategori tema
b. Subkategori Tema
c. Proses Pengodean
45
informan tersebut.
makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat singkat padat
masalah.
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
a. Triangulasi Sumber
ini beberapa sumber yaitu, kepala sekolah, dan guru kelas/wali. Dan
b. Triangulasi Tekhnik
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
atau yang lain, untuk mestikan data mana yang dianggap benar.Atau
menghasilkan data yang berbeda, maka akan dilakukan diskusi lebih lanjut
c. Tringulasi Waktu
pada satu atau lebih partisipan untuk tujuan seperti yang telah dijelaskan
pada partisipan dan menanyakan pada mereka baik lisan maupun tertulis
kecenderungan.
BAB IV
lingkungan”
48
49
sekolah
sekolah
a. Upacara Bendera
b. Menabung
c. Pemanfaatan perpustakaan
meliputi:
2. Resensi buku
B. Hasil Penelitian
merupakan suatu arah untuk mencapai keberhasilan dalam kultur literasi atau
sekolahmengatakan bahwa :
Antusias siswa yang tinggi terhadap kegiatan literasi sekolah termasuk faktor
menyatakan bahwa:
yang membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang
siswa. Literasi sekolah dalam kontek gerakan literasi sekolah (GLS) bertujuan
seseorang yang telah bisa membaca. Melalui minat dan kemampuan membaca
menjadi tujuan umum dan tujuan khusus yang dijadikan tujuan di Sekolah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Perumnas Antang II/I ini diterapkan berbagai kegiatan literasi. Kepala sekolah
bahwa:
sekolah (GLS) di Sekolah Dasar Inpres Perumnas Antang II/I yang dalam
sumber belajar dan peminjaman buku yang telah terjadwal. Adapun hasil
atau dongeng, dan jumlah pinjaman buku ada 1 dan ada juga 2 buku
ada disudut baca kelas. Guru memberikan tugas yaitu menuliskan kembali
guru untuk membaca buku yang dibawa dari rumah, siswa terlihat aktif
57
mereka masing-masing.
dan intonasi membaca yang baik sesuai dengan isi cerita. Setelah selesai
telah disampaikan. Guru bertanya mengenai amanat yang bisa diambil dari
cerita tersebut, siapa saja toko dalam cerita tersebut, dan apa saja kejadian
a. Tahap Pembiasaan
1. Kecakapan Literasi
pelajaran
rumah
pembiasaan
membaca
prasana sekolah, antara lain perpustakaan, sudut buku kelas, area baca,
b. Tahap Pengembangan
Informasi
cerita cerita.
rakyat
dalam
konteks
budaya
yang
spesifik.
didik. Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari
rumah.
peserta didik.
akademik dan berfokus pada sikap peserta didik dalam kegiatan. Masukan
menyenangkan.
62
b. Mendiskusikan cerita
elemen cerita.
Pengembangan
b. Kemampuan memilih bahan pustaka yang sesuai jenjang dan minat secara
mandiri.
perpustakaan.
I
II
III
IV
V
VI
perpustakaan
(berbicara dan menulis) yang dijelaskan secara rinci dalam konteks dua
membaca dan menulis dibagi dalam tiga tingkatan: awal, pemula, dan
pemahaman (mengangguk,
mata mengikuti gerak
tangan pembaca, dll).
Perilaku Membaca Mendengar dan menyimak
dengan baik hampir
sepanjang waktu ketika
dibacakan
Pembaca Kemampuan Fonetik Dapat mengeja sebagian
Pemula kombinasi huruf-huruf
Sebagian (konsonan + vokal/KV)
SD kelas secara mandiri.
rendah Dapat mengeja kombinasi
dan tinggi hurufhuruf lain dengan
bantuan.
Pemahaman Kosa Kata Memahami hampir
sebagian besar kata-kata
yang dibaca dengan atau
tanpa bantuan.
Pemahaman Tata Bahasa Memahami fungsi tanda
baca titik, koma, dan tanya.
Kemampuan Menggunakan Mampu menggunakan
Konteks ilustrasi untuk memahami
bacaan.
Kemampuan Menginterpretasi Dapat menjawab hampir
dan Merespons Bacaan semua pertanyaan terkait
bacaan.
Perilaku Membaca Mendengar dan menyimak
sepanjang waktu ketika
membaca dengan
panduan/dibacakan.
Pembaca Kemampuan Fonetik Dapat mengeja semua
Madya kombinasi huruf-huruf
SDkelas (KV, VK, KKV) dengan
tinggi baik.
Pemahaman Kosa Kata Memahami sebagian besar
kata-kata tanpa bantuan.
Pemahaman Tata Bahas Memahami fungsi hampir
semua tanda baca; titik,
koma, tanda tanya, tanda
seru, tanda kutip, dll.
pembelajaran.
pembelajaran.
Inpres Antang II/I melalui gerakan literasi sekolah (GLS) sebuah upaya
bermanfaat bagi sekolah itu menjadi sekolah literat, namun dapat juga
yang luas.
makin sering siswa membaca maka akan terus berlatih secara terus-
menerus. Sesuai yang dikatan oleh kepala sekolah Sekolah Dasar Inpres
Aksara, Buta Angka, dan Buta Bahasa Indonesia. Pada tanggal 5 Maret 2004
tanda baca, dimana dengan waktu 15 menit siswa mampu membaca 1 buku
cerita pendek. Pada jam literasi tersebut siswa terlihat lancar dan membaca
dengan baik, bahkan ada siswa yang ketika itu mendapat buku yang
terlihat perwakilan dari siswa kelas 5 membacakan suatu cerita. Saat bercerita
siswa tersebut terlihat sangat memahami isi bacaan, hal itu dapat dilihat siswa
bahwa :
oleh siswa Sekolah Dasar Inpres Perumnas Antang II/I Kota Makassar sudah
kriteria ketuntasan nilai minimal (KKM), sedangkan masih ada 20% siswa
pengawas, guru, siswa, orang tua, dan masyarakat sekitar dalam mendukung
adanya hal ini, diharapkan akan tumbuh budaya membaca dan menulis
sebagai berikut.
1. Basis Kelas
3. Basis Masyarakat
sekolah;
a. Faktor Keberhasilan
sekolah yaitu:
Adanya kerjasama dengan wali kelas dengan orang tua siswa dalam
pelaksanaan gerakan literasi sekolah ini. Selain itu perpustakaan juga
mendistribusikan beberapa buku bacaan untuk diletakkan di sudut
baca kelas.
sekolah yaitu:
Dasar Inpres Perumnas Antang II/I Kota Makassar sudah baik walaupun
peserta didik dan guru-guru dalam mengikuti literasi sekolah. Dan seluruh
sarana dan prasana seperti perputakaan, sudut baca disetiap kelas, buku-buku
b. Faktor Kendala
Perumnas Antang II/ I kendala yang dihadapi secara khusus tidak ada, hanya
memotong jam literasi atau memindahkan ke jam lain seperti (bisa ditengah
atau diakhir pembelajaran), walaupun hal ini tidak setiap hari terjadi. Berikut
pernyataannya:
Secara khusus kendala itu tidak ada ada penerapan literasi, biasa
faktor kegiatan akademik yang mengganggu jalannya literasi
walaupun tidak setiap hari, sehingga jam untuk literasi terpotong,
namun solusi yang diambil adalah jam literasi dapat pindah ditengah
atau diakhir pembelajaran.
Pendapat dari guru kelas 2 menyatakan bahwa kendala dalam
implementasi GLS ini terasa ketika pada awal diterapkannya gerakan literasi
sekolah (GLS), namun ketika gerakan literasi sekolah (GLS) itu berlangsung
lama hal ini dapat diatasi. Berikut pernyataan dari guru kelas 2:
(GLS) yaitu:
sekolah (GLS) di Sekolah Dasar Inpres Perumnas Antang II/I khususnya pada
Antang II/I
Peserta didik terlebih lagi bagi pihak sekolah itu sendiri. Oleh sebab itu,
perhatian khusus agar terus memberikan wadah bagi peserta didik untuk
saat ini kearah yang lebih baik menjadi generasi muda yang mengembangkan
pendidikan.
yang dapat dilakukan manusia dalam menuntut ilmu. Dalam Al-Qur’an ilmu
tercermin dari kisah kejadian pertama yang di jelaskan dalam Al-Qur’an pada
Artinya:
31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
memang benar orang-orang yang benar!”
32. mereka menjawab: “Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”
tulis yang dilihatnya dari huruf menjadi kata, kemudian menjadi frasa,
78
kalimat, dan seterusnya. Bahkan wahyu pertama yang disampaikan pada Nabi
sumber daya manusianya, sehingga apabila sumber daya manusia itu bagus
pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Upaya ini sangat beralasan sejalan
dengan kenyataan bahwa berbagai penelitian dan survei yang dilakukan oleh
dari upaya membagun mentalitas dan karakter bangsa dan juga bagian dari
literasi di SD Inpres Perumnas Antang II/I telah diterapkan sejak tahun 2016
tujuan:
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
1. Tahapan pembiasaan
3. Tahap pembelajaran
berbahasa siswa baik membaca dan menulis. Gerakan literasi sekolah (GLS)
dimulai. Kegiatan ini telah menjadikan siswa terbiasa buku selain buku
sangat menyenanginya. Hal ini terlihat siswa akitif membaca buku mereka
23 Tahun 2015 yang telah dijelaskan diatas. Menurut kepala sekolah Sekolah
Kemudian menurut guru kelas 5 dan guru kelas 2 beliau mengatakan bahwa:
jam literasi 15 menit sebelum pembelajaran. Pada jam literasi ini siswa
membaca buku-buku cerita, buku pelajaran, dll. Selain bercerita sendiri dalam
hati, namun juga siswa bergilir bercerita dengan nyaring kepada siswa yang
83
lainnya, dan guru yang bercerita kemudian siswa yang mendengarkan dan
tingkat kelas, salain itu buku-buku bacaan pada sudut baca kelas
dibawa oleh siswa dari rumah tersebut terlebih dahulu akan diseleksi oleh
fiksi dan buku pelajaran. Perpustakaan tidak hanya sebagai sarana untuk
kelas yang dialihkan ke perpustakaan, hal ini bertujuan agar siswa mampu
sebagai bentuk menjadikan sekolah yang literat yaitu sekolah yang melek
yang terkandung dalam bahan bacaan. Pesan atau makna yang terkandung
dalam teks bacaan merupakan interaksi timbal balik, interaksi aktif, dan
kasat mata atau dapat disebut dengan sumber informasi visual.Upaya dalam
c. Memahami ide, pokok pikiran, atau tema dari suatu paragraf yang dibaca
suatu makna dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata tersebut terdiri atas
beberapa huruf terhadap bahasa tersebut. Pemahaman makna kata pada siswa
dalam membaca cerita adalah sebagai hasil bahwa siswa mampu memahami
makna kata dan istilah dalam cerita, sehingga mereka mempu bercerita
kembali atau menceritakan kembali dari apa yang mereka baca sebelumnya.
Selain itu bimbingan guru pada siswa kelas rendah khususnya, sebagai
Menemukan ide atau pokok pikiran itu sangat pentingd dan perlu
dipahami dalam membaca suatu teks bacaan.Ide pokok adalah pokok pikiran
dapat diakatan bahawa ide pokok bentuk ide atau pikiran penulis dalam
tulisannya.
bahwa dalam memahami ide pokok atau tema ini dapat dilihat dari mereka
dibacakan. Kemudian di akhir jam literasi siswa dan guru menyimpulkan dari
cerita yang telah dibacakan. Kemudian pada kelas 2 siswa juga mampu
cerita atau buku cerita. Teks cerita atau bacaan pastinya mengandung pesan
pemahaman yang baik untuk mengambil pesan atau amanat dalam suatu
cerita, baik yang tersurat maupun tersirat. Dalam hal ini siswa Sekolah Dasar
Inpres Perumnas Antang II/I sudah mampu mengambil amanat dalam suatu
cerita yang dibaca atau dibacakan melalui gerakan literasi sekolah (GLS) yang
bersama guru menyimpulkan cerita yang telah dibaca atau dibacakan tadi
seperti, amanat yang bisa diambil dari cerita, tokoh-tokoh dan sifatnya,
perbuatan-perbuatan yang baik dan tidak bik yang ada dalam isi cerita .
1. Faktor keberhasilan
lepas dari usaha dan upaya yang telah diberikan kepada sekolah sebgai
Perumnas Antang II/I. Selain itu kerjasama dan tekad yang kuat dati
semua pihak sekolah dan warga sekolah yang turut andil dalam
sekolah. Beragam buku yang telah disediakan dari buku fiksi, nonfiksi
membaca.
bahwa:
dalam setiap kelas telah diberikan sarana pendukung dalam pelaksaan gerakan
literasi sekolah (GLS) ini yaitu membuat sudut baca. Sudut baca ini
bahwa:
b. Antusias siswa
gerakan literasi sekolah (GLS). Antusias siswa yang baik atau respon yang
baik terhadap gerakan literasi sekolah (GLS) akan memberikan hasil yang
bahwa:
90
dukungan wali kelas atau orang tua siswa, warga sekolah (guru, kepala
menyediakan sumber kaya teks pada setiap kelas. Dukungan orang tua
b. Faktor kendala
sekolah, kegiatan akademik ini walaupun tidak setiap hari ada, namun
mengetakan bahwa:
itu pada kelas rendah pelaksanaan gerakan literasi sekolah (GLS) 15 menit
Pengkondisian siswa, hal ini karena mereka masih kelas 2 atau kelas
rendah perlu diperhatikan yang baik agar mereka dapat membaca
buku dengan serius tapi menyenangkan dan tidak terbebani.
yang ekstra, agar siswa mampu fokus dan memahami bacaan dengan baik. Hal
92
ini dimungkinkan karena siswa kelas rendah siswa yang masih senang
bermain dan aktif berbeda dengan kelas tinggi yang sudah mampu
PENUTUP
A. Simpulan
Pemanfaatan perpustakaan
besar dalam menciptakan lingkunagn sekolah yang baik. Hal yang dirasakan
dari kultur literasi melalui gerakan literasi sekolah (GLS) terutama bagi siswa,
peningkatan yang baik seperti siswa mampu memahami makna kata dan
istilah dalam buku bacaan, dengan dibuktikan siswa mampu bercerita kembali
dari membaca atau dibacakan cerira. Kemudian siswa mampu memahami ide,
93
94
pokok pikiran atau tema dari bacaan, mengambil kesimpulan dalam cerita,
(GLS), Dukungan publik (orang tua, kepala sekolah, guru, dll). Adapaun
B. Saran
dulu sarana dan prasana yang berkaitan dengan program literasi itu sendiri
2. Kepada semua guru di Sekolah Dasar Inpres Perumnas Antang II/I agar selalu
memberi motivasi siswa serta mengawasinya agar program literasi ini berjalan
3. Kepada seluruh siswa di Sekolah Dasar Inpres Perumnas Antang II/I untuk
selalu semangat dalam mengikuti program literasi ini agar prestasi belajarnya
lebih meningkat
Siswa harus lebih fokus dan konsentrasi saat guru membacakan buku
96
97
Setyawan Pujiono, Berpikir Kritis dalam Literasi Membaca dan Menulis untuk
Memperkuat Jati Diri Bangsa (prosiding bahasa dan sastra Indonesia
Purwokerto:PIBSI xxxiv, 2012), halm. 77
Sugiyono, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta Suparlan,
2013. Manajemen Berbasis dari Teori Sampai dengan Praktik. Jakarta:
PT.Bumi Aksara
, , 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta
, 2018. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Soekanto, Seorjono & Budi Sulistyawati. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar.Depok:
PT. RajaGrafindo Persada.
Sujarwa, 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar: Manusia dan Fenomena Sosial
Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Supriyoko, 2004. Minat Baca dan Kualitas Bangsa. Jakarta: Harian Kompas
Suwandi, Sarwiji. 2019. Pendidikan Literasi Membangun Budaya Belajar,
Profesionalisme Pendidk, dan Budaya Kewirausahaan untuk Mewujudkan
Marwah Bangsa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tarigan, 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Yeti Mulyati, Modul: Hakikat Keterampilan Berbahasa(Respotory.ut.ac.id,2015),
hal.13-14. (http://repository.ut.ac.id/view/year/2015.default.html, diakses
pada tanggal 28 Januari 2020)
Widagdho, Djoko, dkk. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
LAMPIRAN
98
99
100
101
TRANSKRIP WAWANCARA
No Pertanyaan Jawaban
102
103
7. Apa latar belakang tujuan Penerapan kultur literasi melalui gerakan literasi
diterapkannya kultur literasi di sekolah (GLS) ini dilatar belakangi oleh kurangnya
sekolah? sikap gemar membaca, dimana di Indonesia sendiri
gemar membaca pada anak-anak masih sangatlah
rendah. Tujuan dari literasi sekolah ini diterapkan
yaitu untuk pembiasaan dan pengembangan
terhadap anak-anak gemar membaca dan terbiasa
membaca.
8. Kapan program literasi di SD Literasi di Sekolah Dasar Inpres Perumnas Antang
Inpres Perumnas Antang II/I II/I telah menerapkan Gerakan Literasi Sekolah
dimulai? (GLS) 2016 telah menerapkan kultur literasi atau
budaya membaca dengan adanya perpustakaan di
sekolah, siswa diwajibkan meminjam dari
perpustakaan atau membawa buku bacaan dari
rumah. Hal ini bertujuan agar dapat menanamkan
kepada dalam diri siswa untuk cinta membaca.
105
No Pertanyaan Jawaban
106
107
No Pertanyaan Jawaban
109
110
setiap 15 menit
b.Pembiasaan membaca di perpustakaan
terkendala dengan jam istrirahat siswa
yang banyak dimanfaatkan untuk makan
dan bermain. Jadi hanya beberapa siswa
saja yang membaca di perpustakaan
TRANSKRIP WAWANCARA
No Pertanyaan Jawaban
112
113
diantaranya buku cerita atau dongeng, dan jumlah pinjaman buku ada 1
Pukul 07.30-07.45, siswa terlihat aktif dan semangat dalam jam literasi
disudut baca kelas. Guru memberikan tugas yaitu menuliskan kembali isi
114
115
guru untuk membaca buku yang dibawa dari rumah, siswa terlihat aktif
mereka masing-masing.
dan intonasi membaca yang baik sesuai dengan isi cerita. Setelah selesai
telah disampaikan. Guru bertanya mengenai amanat yang bisa diambil dari
cerita tersebut, siapa saja toko dalam cerita tersebut, dan apa saja kejadian
116
117
119