Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH AKTIVITAS ALAT PERAGA GAMBAR WAYANG

TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA ANAK

Yunita Sari 1) , Thoha B. S Jaya 2), Lilik Sabdaningtyas 3)


1
FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No 1
2
FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No 1
3
FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No 1
*corresponding author, tel/fax : 081377610388, yunita.sweety@rocketmail.com

Abstract:The Influnece of Puppet Figure Toward Children Speaking Skill. The


research problem was children low speaking skill in Assalam kindergarten.
Problems in this study, namely lack of speaking skills group B TK Assalam. This
study aimed to determine the effect of puppet figure media toward children speaking
skills. The method used Pre-experimental designed that describes the relationship
between two variables, puppets figure and children speaking skills. The subjects of
this study were 26 of B children group in Assalam kindergarten Data were collected
by observation and documentation, while analyzed by using cross table and simple
linear regression analysis. The result showed that there is an effect of puppet figure
toward children speaking skills in B group, Assalam kindergarten. This was verified
by the influence of puppet figure by 20.2% againts children speaking skill.

Keywords: activity, puppet figure, speaking skills

Abstrak : Pengaruh aktivitas alat peraga gambar wayang terhadap keterampilan


berbicara anak. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu rendahnya keterampilan
berbicara kelompok B TK Assalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh aktivitas alat peraga gambar wayang terhadap keterampilan berbicara anak.
Metode penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental designs yang hubungan
antara variabel aktivitas penggunaan alat peraga gambar wayang dan keterampilan
berbicara. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B TK Assalam yang berjumlah
26 anak. Teknik penggumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan analisis tabel silang, analisis uji regresi linier
sederhana. Hasil analisis data menunjukkan adanya pengaruh aktivitas alat peraga
gambar wayang terhadap keterampilan berbicara anak kelompok B. Hal ini
ditunjukan dengan adanya pengaruh sebesar 20,2 %.

Kata kunci : aktivitas, alat peraga gambar wayang, keterampilan berbicara

1
Pendahuluan pendidikan anak usia dini dalam
Pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan seluruh aspek
suatu upaya yang dilakukan perkembangan anak, baik aspek moral
pemerintah guna membantu agama, fisik motorik, kognitif, sosial,
mengembangkan kemampuan yang emosional dan bahasa.
dimiliki oleh anak usia dini agar Pendidikan memilki peranan penting
kemampuannya dapat berkembang dalam membangun suatu bangsa,
secara optimal. karena melalui pendidikan dapat
Menurut Sujiono (2007:5) tercipta generasi yang cerdas,
mengungkapkan: berwawasan, terampil dan berkualitas
Pendidikan anak usia dini adalah yang diharapkandapat menjadi
suatu upaya pembinaan yang generasi-generasi dalam memberikan
ditujukan kepada anak sejak lahir perubahan bangsa menuju kearah yang
sampai dengan usia 6 tahun yang lebih baik.
dilakukan melalui pemberian
Aktivitas Belajar
rangsangan pendidikan untuk
Setiap individu memiliki aktivitas
membantu pertumbuhan dan
dalam belajar berbeda-beda.Aktivitas
perkembangan jasmani dan rohani
ini memiliki pengaruh pada hasil
agar anak memiliki kesiapan dalam
belajar anak.Menurut Sardiman
memasuki pendidikan lebih lanjut.
(2001:93) “Aktivitas belajar adalah
Atas dasar hal tersebut maka
prinsip yang berorientasi pada
pendidikan anak usia dini sangatlah
pandangan jiwa lama dan modern ”.
penting, mengingat anak usia dini
Sedangkan menurut Soemanto (2000:
merupakan usia yang sangat kritis
104) aktivitas belajar atau kegiatan
dimana pada usia tersebut merupakan
belajar adalah segala bentuk kegiatan
penentu bagi perkembangan
yang berkenaan dengan belajar dari
selanjutnya. Oleh sebab itu maka guru,
aktivitas tersebut menghasilkan suatu
orangtua, dan masyarakat perlu
memahami betapa pentingnya

2
perubahan yang disebut hasil belajar mengungkapkan pengalaman yang
yang telah dicapai oleh siswa. dialaminya kedalam simbol-simbol
Sejalan dengan itu Abdurrahman yang dapat digunakan anak untuk
(Soemanto 2000:105) juga berkomunikasi”.
mengungkapkan bahwa“aktivitas Seperti yang dikatakan oleh Syaodih
belajar adalah seluruh kegiatan siswa dalam Susanto (2011: 73) bahwa
baik kegiatan jasmani maupun aspek perkembangan bahasa
kegiatan rohani yang mendukung berkembang dimulai dengan peniruan
keberhasilan belajar”. bunyi dan meraban. Pembelajaran
Dari pendapat diatas maka dapat bahasa untuk anak usia dini diarahkan
disimpulkan bahwa aktivitas belajar pada kemampuan berkomunikasi, baik
adalah aktivitas yang dilakukan, dapat secara lisan maupun tertulis.
berupa kegiatan yang dilakukan anak, Dari pendapat di atas dapat
baik kegiatan yang berhubungan disimpulkan bahwa kegiatan belajar
dengan kegiatan jasmani maupun mengajar untuk mengembangkan
rohani. Keberhasilan belajar anak kemampuan bahasa anak diarahkan
ditentukan pada keaktivannya dalam pada kemampuan berkomunikasi baik
merespon pada saat proses belajar secara lisan maupun tulisan,
mengajar terjadi seperti: bertanya, perkembangan bahasa anak mulai
menjawab, bercerita, melakukan berkembang dari peniruan bunyi.
sesuatu (dalam kegiatan jasmani), dll.
Keterampilan Berbicara
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dalam aspek perkembangan bahasa
Dini anak usia dini khususnya keterampilan
Salah satu bidang pengembangan berbicara sangat penting untuk
dalam pertumbuhan keterampilan dikembangkan,untuk mengembangkan
dasar ditaman kanak-kanak adalah keterampilan tersebut dapat dilatih
perkembangan bahasa. melalui jenis permainan karena pada
Menurut Susanto (2012: 73) “Bahasa prinsipnya kegiatan pembelajaran anak
memungkinkan anak untuk usia dini yaitu belajar melalui bermain.

2
Agar keterampilan berbicara anak nernyanyi, menyusun balok,
berkembang dengan optimal, maka menggambar dan sebagainya.
perlu dipahami tentang pengertian Karl Buhler dan Schenk Danziger
berbicara, tujuan pengembangan dalam Sujiono(2007: 178) berpendapat
berbicara, faktor yang mempengaruhi bahwa bermain adalah kegiatan yang
perkembangan berbicara, dan menimbulkan kenikmatan. Dan
karakteristik kemampuan bahasa anak kenikmatan itulah yang akan menjadi
usia 5 – 6 tahun. perangsang bagi perilaku lainnya.
Misalnya ketika anak mulai mampu
Menurut Linguis dalam Tarigan (2008
berbicara dan berfantasi, fungsi
:3-4) berbicara adalah suatu
kenikmatan meluas menjadi
keterampilan berbahasa anak yang
kenikmatan berkreasi. Dalam
berkembang pada kehidupan anak,
pengembangan selanjutnya Charlotte
yang didahului oleh keterampilan anak
Buhler menganggap sebagai pemicu
dalam menyimak.
kreativitas, ia meyakini bahwa anak

Bermain yang banyak bermain akan meningkat

Para pakar sering mengatakan bahwa kreativitasnya.

dunia anak adalah dunia bermain. Dari pendapat di atas maka dapat kita
Dengan main anak belajar, artinya simpulkan bahwa bermain adalah
anak yang belajar adalah anak yang suatu kegiatan yang menimbulkan
bermain, dan anak yang bermain kesenangan bagi anak, dari bermain
adalah anak yang belajar.Dengan tersebut dapat menstimulasi kreativitas
bermain anak dapat menyesuaikan diri anak.
dengan lingkungannya dan dapat Teori Bermain
menjadi lebih dewasa.Bermain Bermain merupakan kegiatan yang
dilakukan anak-anak dalam berbagai sangat penting bagi tumbuh kembang
bentuk saat sedang melakukan anak, bermain juga harus atas kemauan
aktivitas, mereka bermain ketika anak itu sendiri dan tanpa ada rasa
berjalan, berlari, mandi, menggali paksaan dalam diri anak, agar anak
tanah, memanjat, melompat, senang dalam melakukan kegiatan

3
bermain. Ada beberapa teori bermain Gambar adalah tiruan dari bentuk
yang membahas tentang mengapa manusia dan bahkan sekarang
manusia bermain. termasuk tiruan dari bentuk binatang.
Teori Psikoanalisis dalam Mukhtar, Jadi sebenarnya gambar wayang
dkk (2011 :79) yang melihat bermain merupakan salah satu model
anak sebagai alat yang penting bagi perbandingan juga. Sekalipun
pelepasan demikian, karna gambar wayang
dalam penampilan memiliki
emosinya serta untuk mengembangkan
karakteristik khusus, maka dalam
rasa harga diri anak ketika anak dapat
bahasan ini dibicarakan tersendiri.
menguasai tubuhnya, benda-benda,
Dalam penggunaan gambar wayang
serta sejumlah keterampilan sosial.
dimanfaatkan sebagai media
Teori ini dikembangkan oleh Sigmund
pembelajaran dangan cara dimainkan
Freud dan Erik Erikson.
dalam sandiwara gambar wayang.
Gambar Wayang Hewan, dan miniature (animals, and
Membuat wayang kertas termasuk miniatures) gambar wayang
kegiatan menggambar dan sekaligus merupakan model dari manusia atau
membentuk. Teknik membuat wayang yang menyerupai manusia, atau
kulit dijadikan sebagai acuan prosedur hewan. Seringkali gambar wayang
kerja. Prosesnya dimulai dengan dimaksudkan untuk dekorasi atau
penggambaran rencangan pada karton koleksi untuk anak yang sudah besar
(setebal kulit, misalnya dupleks atau atau orang dewasa, namun kebanyakan
karton bekas dus), pengguntingan gambar wayang ditunjukan sebagai
pola/rancangan itu, menyungging mainan untuk anak-anak terutama anak
(untuk kulit atau melubangi kertas perempuan.
dengan pisau atau pahat), dan yang
Metode Penelitian
terakhir pewarnaan atau
Menurut Sugiyono (2014 : 109) metode
penggambaran (dekoratif) pada
yang digunakan dalam penelitian ini
wayang kertas tersebut berdasarkan
adalah metode pre-eksperimental.
kebebasan berkreasi anak-anak. Digunakan untuk mengetahui pengaruh

4
aktivitas penggunaan alat peraga gambar aspek dan 4 kriteria diperoleh nilai
wayang terhadap peningkatan ketermpilan tertinggi 100 dan nilai terendah 20,
berbicara. rentang nilai dapat diketahui dengan
Desain Penelitian ini dapat rumus sebagai berikut :
digambarkan sebagai berikut :

x Y

Gambar .1 Desain penelitian

Keterangan :
Y = Penggunaan alat peraga = 20
gambar wayang
X = Keterampilan berbicara Dapat diketahui rentang nilai untuk
aktivitas Penggunaan Alat Peraga
Hasil Penelitian gambar Wayang adalah 20.
Data dalam penelitian ini meliputi data
Penelitian Aktivitas Penggunaan Alat
variabel X aktivitas penggunaan alat
Peraga gambar Wayang dilakukan
peraga gambar wayang dan variabel Y
keterampilan berbicara anak. dengan 4 kali pertemuan dengan tema:
alat komunikasi /elektronik,
Data Aktivitas Penggunaan Alat Peraga lingkungan/keluarga, profesi/dokter
gambar Wayang dan hewan/serangga bersayap, hasil
Data aktivitas penggunaan alat peraga yang diperoleh adalah sebagai berikut:
gambar wayang didapat berdasarkan
Tabel. 1 Data aktivitas penggunaan alat
hasil observasi dengan menggunakan peraga gambar wayang
No Kategor Interval Frekue Present
lembar observasi terhadap 26 anak
i nsi (f) ase
dengan menilai aktivitas penggunaan
(%)
alat peraga gambar wayang. Data
1. SA 76-100 9 34,6
aktivitas penggunaan alat peraga
2
gambar wayang dinilai dengan 5

5
2. A 51-75 9 34,6 terendah 22 dengan 4 kategori
1
penilaian yang ditentukan dengan
3. CA 26-50 8 30,7 rumus sebagai berikut:
7

4. KA 0-25 0 0,00

26 100.
Jumlah 00

Keterangan :
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif = 19,5 Dibulatkan menjadi 20
KA = Kurang Aktif
Berdasarkan perhitungan di atas dapat
Dari tabel di atas dapat diketahui diketahui rentang nilai untuk data
aktivitas penggunaan alat peraga keterampilan berbicara adalah 20.
gambar wayang untuk meningkatkan
keterampilan berbicara dengan Hasil perolehan nilai yang dilakukan

kategori SA sebanyak 9 anak dengan dengan mengobservasi aspek

presentase 34,61%, kategori A keterampilan berbicara dapat dilihat

sebanyak 9 anak dengan presentase pada tabel sebagai berikut:

34,62%, kategori CA sebanyak 8 anak Tabel. 2 Perolehan Nilai Keterampilan


berbicara
dengan presentase 30,77% dan tidak
ada anak yang mendapat kategori KA. Kateg
Interval
No. ori Frekue Presentas

Data Keterampilan Berbicara nsi(f) e (%)

Rentang nilai dalam peningkatan 1. BSB 81–100 6 23,08

keterampilan berbicara anak usia dini


2. BSH 61 –80 9 34,62
setelah diberikan perlakuan pada 26
3. MB 41- 60 11 42,30
anak yang dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi 4. BB 20–40 0 0,00

dengan nilai tertinggi 100 dan nilai Jumlah 26 100.00

6
Keterangan : Tabel. 3 Tabel Silang Aktivitas
Penggunaan Alat Peraga Gambar
BSB = Berkembang Sangat Baik Wayang Dan Keterampilan
Berbicara.
BSH = Berkembangan Sesuai Harapan N Kemampuan Berbicara B B M B Jum
o. S S B B lah
MB = Mulai Berkembang B H

BB = Belum Berkembang
Aktivitas Penggunaan alat
peraga gambar wayang
Berdasarkan tabel di atas dapat
1. SA 6 0 3 0 9
diketahui kemampuan berbicara pada
2. A 0 9 0 0 9
anak usia dini dengan menggunakan 3. CA 0 0 8 0 8
alat peraga gambar wayang diperoleh 4. KA 0 0 0 0 0
hasil 6 anak dengan kategori BSB dan
Jumlah 6 9 11 0 26
presentase 23,08%, sebanyak 9 anak
dalam kategori BSH dengan prentase
34,62% dan sebanyak 11 anak dengan Berdasarkan data pada tabel di atas,

kategori MB dengan presentase terdapat 26 anak yang mendapatkan

42,30% sedangkan untuk kategori BB tingkatan katagori yang sama, yaitu

tidak terdapat. (enam) anak mendapatkan BSB untuk


data keterampilan berbicara dan SA
Analisis Tabel Silang untuk aktivitas penggunaan alat peraga
Setelah diketahui data aktivitas gambar wayang, (Sembilan) anak yang
penggunaan alat peraga gambar mendapatkan BSH untuk data
wayang dan data keterampilan keterampilan berbicara dan A untuk
berbicara tahap selanjutnya data aktivitas penggunaan alat peraga
tersebut dimasukkan pada tabel silang. gambar wayang , (tiga) anak yang
Data analisis tabel silang dapat dilihat mendapatkan MB untuk data
pada berikut ini tabel silang aktivitas keterampilan berbicara dan (delapan)
penggunaan alat peraga gambar CA untuk aktivitas penggunaan alat
wayang dan keterampilan. peraga gambar wayang .Dari tabel
diatas dapat disimpulkan bahwa

7
aktivitas penggunaan alat peraga 3793600
= 
gambar wayang berpengaruh terhadap 227.200
keterampilan berbicara anak.
= 16.6971 dibulatkan menjadi 17
Analisis Uji Hipotesis
Selanjutnya akan dilakukan uji regresi
linier sederhana untuk menguji
hipotesis dan melihat pengaruh dengan
bantuan secara manual, dapat dilihat 26.103580 - (1520)(1652)
= 
sebagai berikut: 26. 97600 - (1520)2

Ha : Ada Pengaruh Aktivitas 2693080 - 2511040


Pengunaan Alat Peraga Gambar = 
2537600 - 2310400
Wayang Terhadap Peningkatan
Keterampilan Berbicara Anak
182040
Kelompok B TK Assalam Bandar = 
Lampung. 227200

Rumus persamaan regresi sederhana = 0.801232 dibulatkan


mencari nilai a dan b : menjadi 0.8012

Menghitung Konstanta a
Dari data yang diperoleh diketahui

a (Σy)(Σx2) - (Σx)(Σxy) nilai harga konstanta positif sebesar 17


=  dan nilai koefisien regresi variabel
n Σx2 – (Σx)2
aktivitas penggunaan alat peraga
1652(97600) - (1520)(103580) gambar wayang bernilai 0.8012
= 
26.97600 - (1520)2 Persamaan regresi yang telah diperoleh
dapat digunakan untuk memprediksi

161235200 - 157441600 variabel X, jika X adalah jumlah


= - pertemuan sebanyak 4 kali maka :
2537600 - 2310400

8
Y = a+bX dalam melakukan aktivitas. Setiap
= 17 + 0.8012 (4) anak memiliki keterampilan yang
= 20.2048 dibulatkan menjadi harus dikembangkan sejak usia dini,
20,2 dengan demikian semua keterampilan
yang anak miliki bisa dilatih melalui
Dengan demikian dapat
berbagai kegiatan bermain yang
diprediksikan ada rata-rata
menarik minat anak dan jenis kegiatan
keterampilan berbicara sebanyak
yang dirancang untuk
20,2 tingkat pencapaian
mengembangkan keterampilannya.
perkembangan keterampilan
Fase Sensorimotor usia 0-2 tahun,
berbicara selama 4 kali pertemuan,
pada masa ini anak berinteraksi
Sehingga dapat disimpulkan
dengan dunia sekiranya. Fase
ada penggaruh yang nyata dari
Praoperasional usia 2-7 tahun, anak
aktivitas penggunaan alat peraga
mulai menyadari pemahaman tentang
gambar wayang terhadap peningkatan
benda-benda disekitarnya. Fase
keterampilan berbicara anak.
Operasi Konkret usia 7-12 tahun, anak
sudah berpikir secara logis untuk
Pembahasan Penelitian
memahami cara pandang orang lain.
Berdasarkan hasil penelitian
Fase Operasi Formal 12 tahun sampai
menunjukan bahwa adanya
dewasa, anak dapat mengemukakan
peningkatan keterampilan berbicara di
ide-ide yang ada dalam pikirannya.
Tk Assalam Bandar Lampung yang
dipengaruhi oleh aktivitas penggunaan Dari analisis tabel silang dapat
alat peraga gambar wayang. Melalui disimpulkan bahwa semakin tinggi
analisis regresi linier sederhana bahwa aktivitas penggunaan alat peraga
aktivitas penggunaan alat peraga boneka wayang maka hasil
gambar wayang berpengaruh terhadap keterampilan berbicara akan
keterampilan berbicara anak. meningkat. Aktivitas penggunaan alat
peraga gambar wayang melibatkan
Keterampilan berbicara merupakan
anak dalam aktivitasnya fisik melalui
kemampuan atau kecakapan seseorang

9
bermain dan aktivitas mental anak Dalam penelitian yang berjudul
berani menceritakan kedepan kelas, “Peningkatan Keterampilan Berbicara
sehingga keterampilan berbicara anak Anak Usia Dini Melalui Permainan
dapat melalui aktivitas selama proses Sandiwara boneka Universitas
belajar yang akan meningkatkan Muhammadiyah Surakarta, Universitas
keterampilannya. Negeri Yogyakarta, dapat disimpulkan
bahwa permainan sandiwara boneka
Hurlock (1978 : 176) mengatakan
dapat meningkatkan keterampilan
bahwa “berbicara adalah bentuk
berbicara anak usia dini, peningkatan
bahasa yang menggunakan artikulasi
keterampilan presentase berbicara dari
atau kata-kata yang digunakan untuk
40,13% mencapai 79-74%.”.
menyampaikan maksud”. Bicara sudah
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
tentu erat berhubungan dengan
Suparno (2013) menunjukan bahwa
perkembangan kosa kata yang
keterampilan berbicara anak usia dini
diperoleh oleh sang anak melalui
melalui permainan sandiwara boneka
kegiatan menyimak dan membaca.
dapat meningkatkan keterampilan
Menurut Knower (Tarigan 2008:18- berbicara anak di universitas
19) seorang pembicara pada dasarnya muhammadiyah surakarta dengan
terdiri atas empat hal yang semuanya mencapai presentase berbicara 40,13
diperlukan dalam menyatakan pikiran % mencapai 79-74 % sehingga
atau pendapat kepada orang lain, yaitu permainan sandiwara boneka
: 1. Sang pembicara merupakan suatu berkembang.
kemauan, 2. Sang pembicara adalah
Putriningtyas (2013) dalam
pemakai bahasa, 3. Sang pembicara
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
adalah sesuatu yang ingin disimak, 4.
penggunaan media wayang dupleks
Sang pembicara adalah sesuatu yang
komunikasi terhadap kemampuan
harus dilihat.
berbicara anak kelompok B TK Putera

Berdasarkan penelitian yang dilakukan harapan Surabaya”, menyimpulkan

sebelumnya oleh Suparno (2013) bahwa media wayang dupleks


komunikasi berpengaruh terhadap

10
kemampuan berbicara anak, peningkatan perkembangan
berdasarkan analisis data keterampilan berbicara anak.
menggunakan uji mann whitney u-test
menunjukan u hitung ≤ u table yaitu Simpulan
100% ≤ 127%. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
pengujian hipotesis dapat disimpulkan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
bahwa ada pengaruh aktivitas
Putriningtyas (2013) menunjukan
penggunaan alat peraga gambar
bahwa kemampuan berbicara anak
wayang terhadap peningkatan
kelompok B melalui permainan media
keterampilan berbicara anak usia 5-6
wayang duplek berpengaruh terhadap
tahun di TK Assalam Bandar
kemampuan berkomunikasi anak,
Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016.
sehingga keterampilan berbicaranya
Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis
mulai berkembang dan anak
regresi yang menyatakan ada
mempunyai imajinasi dalam
peningkatan keterampilan berbicara
permainan media wayang duplek.
pada anak usia dini yang positif
Dari hasil pembahasan ini, hasil dengan menggunakan alat peraga
penelitian ini cenderung dengan teori gambar wayang. Dengan demikian
konstruktivisme dimana keterampilan dapat disimpulkan bahwa alat peraga
berbicara anak diperoleh dari gambar wayang berpengaruh terhadap
pengetahuan yang didapat dan peningkatan keterampilan berbicara
dihubungkan dengan pengalamannya anak.
dan dapat dari lingkungannya.
Daftar Rujukan
Pengalaman berperan penting bagi
Hurlock. 1978. Perkembangan
keterampilan berbicara anak,
Keterampilan Berbicara. Penerjemah
contohnya ketika anak belum jelas
Meitasari Tjandrasa. Erlangga : Jakarta
mengucapakan sebuah kata maka
Mukhtar,dkk. 2011. Orientasi Baru
pengulangan akan terus terjadi hingga
Pendidikan Anak Usia Dini. Kencana
anak dapat mengucapkan kata yang
prenada Media Group : Jakarta
benar. Hal ini dapat dilihat dari

11
Putriningtyas, P.A.T. 2013. Susanto, A. 2011. Perkembangan
Pengaruh Penggunaan media Wayang Anak Usia Dini. Kencana Prenada.
Dupleks Komunikasi Terhadap Sujiono, Y.N. 2007. Konsep Dasar
Kemampuan Berbicara Anak Pendidikan Anak Usia Dini. PT
Kelompok B. Universitas Negeri Indeks: Jakarta.
Surabaya. Tarigan, 2008. Membaca sebagai
Sardiman. 2001. Aktivitas Belajar. keterampilan berbicara. FKSS-IKIP :
PT Rosda Karya: Bandung. Bandung.
Soemanto, W. 2000. Psikologi Suparno, M.F.S. 2013. Peningkatan
Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Keterampilan Berbicara Anak Usia
Pendidikan. Reinaka Cipta : Jakarta Dini Melalui Permainan Sandiwara
Sugiyono. 2014. Rumusan Teknik Boneka. Universitas Muhammadiyah
Analisis. Alfabeta : Bandung Surakarta, Universitas Negri
Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai