Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PARADIGMA KESEHATAN

Diajukan untuk memenuhi tugas ilmu kesehatan masyarakat

Dosen Pengampu

Safyanti, SKM ,M Kes

Andafikar,SKM,M.Kes

Edmon , SKM,M Kes

Di Buat Oleh

Aina Putri Cahaya K (202110081)

Alvina Ramayanti (202110082)

Amelisa Multi Aryuni (202110083)

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TA.2020/2021

0
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Paridigma
Sehat”.Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian paradigma sehat ,visi
misinya,latar belakang.Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan
pelajaran bagi kita semua

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................1
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................2
..........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang......................................................................................3

B.Tujuan....................................................................................................3

BAB II PEMBAHSAN

1. Pengertian Paradigma......................................................................4
2. Pengertian Paradigma Sehat...........................................................5
3. Kerangka berfikir penyelengaraan paradigma sehat...................6
4. Kebijakan dan Regulasi...................................................................8
5. Sumber Daya...................................................................................10
6. Implementasi Paradigma Sehat.....................................................11
..............................................................................................................
7. Nawacita 9 Agenda.........................................................................15

BAB III PENUTUP

8. KESIMPULAN...............................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan pemahaman dan pengetahuan kita, konsep sehat dalam upaya
penanganan kesehatan penduduk sudah mengalami banyak perubahan. Banyak negara
berkembang termasuk Indonesia , sampai saat ini melakukan penanganan kesehatan
masih berupa program-program konvensional yang masih menekankan pada
pengembangan rumah sakit-rumah sakit, penanganan penyakit secara individual,
spesialis, terutama penanganan peristiwa sakit secara episodik.

Program kesehatan jangka panjang tidak menguntungkan karena akan berkumpul di


tempat yang banyak uang yaitu kota-kota besar, dari segi ekonomi upaya kesehatan
yang berorientasi kuratif bersifat konsumtif tidak produktif.

B. TUJUAN

1. Untuk Mengetahui Definisi Paradigma

2. Untuk mengetahui Definisi Paradigma sehat

2. Untuk mengetahui latar belakang /dasar pemikiran paradigma sehat

3. Untuk mengetagghui Kebijakan Regulasi

4. Untuk mengetahui Implementasi Paradigma Sehat

5. Untuk mengetahui Nawacita 9 agenda perubahan

3
BAB 2

PEMBAHASAN

1.Pengertian Paradigma
Istilah paradigma cenderung merujuk kepada dunia pola pikir atau pun teknis
penyelesaian masalah yang dilakukan oleh manusia. Istilah yang satu ini pertama kali
diperkenalkan oleh seorang ilmuan bernama Thomas Kuhn melalui buku buatannya
yang berjudul The Structure of Scientific Revolution.
Saat pertama kali diperkenalkan, istilah Paradigma tidak dijelaskan secara
gamblang oleh Thomas Khun. Pada waktu itu, paragima hanya diutarakan sebagai
termonologi kunci yang dipakai dalam model perkembangan ilmu pengetahuan saja.
Beberapa saat kemudian, barulah istilah Paradigma terdefenisi secara jelas oleh
Robert Fridrichs (merupakan orang pertama yang mengungkapkan apa itu paradigma
secara jelas dan gamblang).
Pradigma berkaitan erat dengan prinsip – prinsi dasar yang menentukan berbagai
macam pandangan manusia terhadap dunia sebagai bagian dari sistem bricoluer.
Sebuah paradigma biasanya meliputi tiga elemen utama yaitu elemen metodologi,
elemen epistemologi, dan elemen ontologi. Dengan menggunakan tiga elemen ini,
manusia menggunakan paradigma untuk meraih berbagai macam pengetahuan
mengenai dunia dan berbagai macam fenomena yang terjadi di dalamnya.
Definisi dan Pengertian Paradigma Menurut Para Ahli
Secara etimologis, istilah paradigma pada dasarnya berasal dari bahasa Yunani
yaitu dari kata “para” yang artinya di sebelah atau pun di samping, dan kata “diegma”
yang artinya teladan, ideal, model, atau pun arketif. Sedangkan secara terminologis,
istilah paradigma diartikan sebagai sebuah pandangan atau pun cara pandang yang
digunakan untuk menilai dunia dan alam sekitarnya, yang merupakan gambaran atau
pun perspektif umum berupa cara – cara untuk menjabarkan berbagai macam
permasalahan dunia nyata yang sangat kompleks.
Selain pengertian di atas, berikut pengertian kata paradigma yang coba diutarakan
oleh para ahli :
 Robert Freidrichs

4
Menurut Robert Freidrichs, paragigma merupakan kumpulan tata nilai yang
membentuk pola pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya sehingga terbentuk
citra subjektif seseorang terhadap ralita sehingga berujung pada ketentuan bagaimana
cara untuk menangani realita tersebut.
 Thomas Kuhn
Menurut Thomas Kuhn, pengertian paradigma adalah landasan berpikir atau pun
konsep dasar yang digunakan / dianut sebagai model atau pun pola yang dimaksud
para ilmuan dalam usahanya, dengan mengandalkan studi – studi keilmuan yang
dilakukannya.
 C. J. Ritzer
Menurut C. J. Ritzer, paradigma adalah pandangan mendasar para ilmuan
mengenai apa yang menjadi pokok permasalahan yang seharusnya dipelajari oleh satu
cabang ilmu pengetahuan tertentu.
 Guba
Menurut Guba, pengertian paradigma adalah sekumpulan keyakinan dasar yang
membimbing tindakan manusia.

2.Pengertian Paradigma Sehat

Pemahaman ini berkaitan dengan model, teori, konsep, orientasi persepsi, asumsi,
atau cara pandang dari referensi. Secara umum dipahami sebagai cara melihat dunia
tidak hanya dari sudut pandang tertentu, tetapi berhubungan dengan penerimaan,
pemahaman dan interpretasi.

Karena itu, paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik. Karena itu, paradigm sehat melihat
lebih jauh terkait masalah kesehatan yang bersifat lintas sector dengan tujuan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan bukan hanya panyembuhan
orang sakit atau pemulihan kesehatan.

Dengan demikian, penerapan cara berpikir sehat, diharapkan menjadi mesin


penggerak bagi pribadi/masyarakat sehingga bersikap mandiri dalam menjaga
kesehatan melalui kesadaran bahwa pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif.

Dasar dari cara pandang sehat adalah :

(A) hidup sehat adalah hak asasi manusia,

(B) sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang produktif,

5
(C) sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri,
(D) dan meningkatkan kesehatan lebih efektif daripada mengobati memelihara
penyakit,

(A) ukuran kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan perilaku,


(B) (F)transisi demografis dan epidemologis, tantangan global daregional,
perkembangan iptek, tumbuhya era desentralisasi, serta maraknya
demokratisasi disegala bidang.

Paridigma Sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik itu
makro maupun mikro

 Secara Makro,Berat bahwa pembangunan secara sektor harus memperhatikan


dampaknya dibidang kesehatan minimal memberi sumbangan dalam
pembangunan lingkungan dan prilaku sehat
 Secara Mikro,berati bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada
upaya promotif dan preventif,tanpa meyelengarakan upaya rehabilatif

Faktor Pendorong Paradigma Sehat

Beberapa faktor pendorong paradigm sehat meliputi perubahan konsep sehat,


transisi epidemologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degenerative, dan
pemahaman terkait factor-faktor yang memengaruhi kesehatan.

Menurut Lalonde (1974) dan Blum (1974) menekankan bahwa status kesehatan
manusia bukan hanya pada pelayanan medis saja, namun meliputi factor lingkungan,
perilaku,dangenetic.

Selama ini, upaya kesehatan yang dilakukan berorientasi pada upaya


penanggulangan penyakit dan upaya penyembuhan. Padahal upaya kesehatan
harusnya diarahkan untuk membawa setiap orang memiliki kesehatan yang optimal
dari fisik, mental, sosial, spiritual, dan ekonomi.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa, paradigma sehat adalah pola pikir
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat
masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara
dinamis dan lintas sektoral dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada
peningkatan pemeliharaan dan perlindungan agar tetap sehat serta bukan
penyembuhan sakit saja.

3.Kerangka Berfikir Penyelengaraan Paradigma Sehat

6
 Sehat adalah investasi dari meningkatnya kualitas SDM
 Sehat adalah hak asasi Manusia
 Sehat dipengaruhi oleh faktor lingkungan & Prilaku
 Sehat merupakan anugrah dari tuhan yang maha esa yang harus
dipelihara
 Pencegahan > Penyembuhan
 Transisi globalisasi dan desentralisasi sangat mempengaruhi paridgama
sehat

Paridgama sehat adalah hak asasi manusia (HAM) yang artinya sehat merupakan
sesuatu yang sangat essensial dalam diri manusia yang perlu dipertahankan dan
dipelihara.Yang juga merupakan investasi untuk kehidupan yang produktif,bukanlah
hal yang komsumtif,melainkan persyaratan agar hidup kita menjadi berati,sejahtera
dan bahagia

Kesehatan merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang sangat menentukan
kualitas sumber daya manusia disamping pendidikan dan pendapatan ekonomi oleh
karena itu kualitas pendidikan harus dipelihara dan ditingkatkan

Sehat juga merupakan karunia tuhan yang perlu di syukuri.Mensyukuri karunia


dapat ditunjukan dengan perkataan dan perbutan.Bersyukur dengan perbutan di
tunjukan dengan memelihara kesehatan dan berupaya untuk
meningkatkannya,Memilihara dan meningkatkan kesehtan lebih efektif daripada
mengobati penyakit.Oleh karena itu ,Upaya peningkatkan kesehtan (Promosi) dan
mencegah penyakit perlu ditekanakan tanpa mengemsampingkan upaya
penyembuhan dan pemulihan.

Derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan prilaku,pelayanan


kesehatan,dan keturunan.Faktor lingkungan dan prilalu konstribusi yang sangat besar
terhadap kualitas kesehatan.Dipihak lain faktor lingkungan dan prilaku terkait dengan
banyak sektordi luar kesehatan.Oleh karena itu,perlu di perhatikan dampak
pembangunan semua sektor di bidang kesehatan.

Adanya transisi demografis,tatangan global dan regional.Perkembangan


IPTEK,timbulnya era desentralisasi,serta maraknya demokratis di segala
bidang,mendorong perlunya peninjauan kebijakan yang ada serta perumusan
paridigma baru dibidang kesehatan.

7
SASARAN PERUBAHAN PARIDIGMA SEHAT

NO Sasaran Bentuk perubahan Dampak


yang diharapkan
1 Penentu kebijakan Pemangku 1.Menjadikan kesehatan sebagai
lintas sektor kepentingan arus utama pembangunan
memperhatikan 2.Meningkatkan peran lintas
dampak kesehatan sektor dalam pembangunan
dari kebijakan yang kesehatan
diambil baik hulu
maupun hilir
2 Tenaga Kesehatan Terlaksananya 1.Promotif preventif merupakan
paridigma sehat di aspek utama(Program
setiap ini PHBS,kesling,Promkes,KIA,gizi
mengupayakan agar dll
1.Orang sehat tetap 2.Meningkatkan kemampuan
sehat dan tidak sakit nekes dalam hal promotif
2.Orang sakit menjadi
sehat
3.Orang sakit tidak
menjadi lebih sakit
3 Instusi kesehatan Penerapan standar 1.Peningkatan mutu pelayanan
mutu kepada kesehatan
masyarakat 2.Berkompetensi lebih fair soal
mutu
4 Masyarakat Masyarakat harus 1.Terlaksananya PHBS
menjaga bahwa dimasyarakat & keluarga
kesehatan adalah harta 2.Masyarakat aktif sebagai
berharga yang harus kader & Terlaksananya
dijaga peberdayaan masyarakat

4.Kebijakan dan Regulasi


Arah kebijakan

Dewasa ini arah kebijakan pembangunan kesehatan mengalami pergesreran :

Paridigma sakit - Paridigma sehat

Pendekatan need – Pendekatan right base

8
Arah Kebijakan Pemerintah

PARIDIGMA SAKIT – Kuartif Rehabilitas – Komsumtif

PARIDIGMA SEHAT –Promotif Preventif –Investasi

Pendekatan Right base merupakan setiap orang berhak atas akses pelayanan
kesehatan yang bersifat Public good and services,berpihak pada orang miskin,dengan
cara pembangunan kesehatan “Peningkatan akses dan kualitas dan kulitas pelayanan
kesehtan”.Dengan mengurangi kesenjangan status kesehatan,gizi,masyarakat antar
wilayah,gender dan status sosial terhadap pelayanan kesehatan komprehensif dengan
menitikberatkan pada pendekatan yang bersifat promotif dan preventif.

PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN

1.Peningkatan kesehatan ibu,bayi dan balita

2.Perbaikan status Masyarakat

3.Pengendalian penyakit menular dan tidak menular dan penyembahan lingkungan

4.Pembunuhan,pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan

5.Peningkatan ketersedian,pemerataan,keterjangkauan,keamanan mutu dan


pengunaan/pengawasan obat dan makanan

6.Pengembangan sistem jaminan kesehatan masyarakat

7.Pemberdayaan masyarakat dan pengulangan bencana dan krisis

8.Peningkatan pelayanan kesehatan primer,sekunder dan tersier

9
5.Sumber Daya

Pembangunan sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting dalam
mewujudkan manusia Indonesia yang maju dan mandiri sehingga mampu berdaya
saing dalam era globalisasi,disamping itu penting dalam mewujudkan manusia
memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan manusia indonesia yang
maju dan mandiri sehingga mampu berdaya saing dalam era globalisasi disamping
itupenataan persebaran dan mobilitas penduduk diarahkan menuju persebaran
penduduk yang lebih

seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui
pemerataan pembangunan ekonomi dan wilayah dengan memerhatikan keragaman
etnis dan budaya serta pembangunan berkelanjutan. Pembangunan pendidikan dan
kesehatan merupakan investasi dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga penting perannya dalam


meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinan dan
pengangguran. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia untuk mendukung terwujudnya masyarakat yang berharkat,
bermartabat, berakhlak mulia, dan menghargai keberagaman sehingga mampu

bersaing dalam era global dengan tetap berlandaskan pada norma kehidupan
masyarakat Indonesia dan tanpa diskriminasi. Komitmen pemerintah terhadap
pendidikan harus tercermin pada kualitas sumber daya manusia, peningkatan kualitas
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta politik anggaran dan terintegrasinya
seluruh pendidikan kedinasan ke dalam perguruan tinggi.

Pembangunan pemuda diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia,


pembangunan karakter kebangsaan (nation building) dan partisipasi pemuda di
berbagai bidang pembangunan, terutama di bidang ekonomi, sosial budaya, iptek dan
politik, serta memiliki wawasan kebangsaan dan beretika bangsaIndonesia. Di
samping itu, pembangunan olah raga diarahkan pada peningkatan budaya olah raga
dan prestasi olahraga di kalangan masyarakat.

Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berimbang haruslah berorientasi


pada kebutuhan pokok hidup manusia, pemerataan sosial, peningkatan kualitas hidup,
serta pembangunan yang berkesinambungan.

MEMBANGUN KARAKTER LEWAT OLAH RAGA Dalam tubuh yang sehat


terdapat jiwa yang kuat. Ungkapan ini sering kali kita dengar, khususnya dari para

10
penggiat kesehatan dan olah raga. Namun, Benarkah seperti itu? Tidak bisa
dipungkiri, kesehatan jiwa sangat dipengaruhi kesehatan fisik. Saat fisik sakit-sakitan,
maka kerja jiwa menjadi kurang optimal. Satu cara efektif untuk menjaga kesehatan
fisik adalah denganberolahraga. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga
bisa mendatangkan efek positif.

Bukan hanya pada individu, tetapi juga masyarakat. Sehingga, Program


pengembangan komunitas (Community Devepment) dapat dilakukan melalui jalur
olah raga. Menurut Svoboda (dalam Megawangi: 64), olah raga dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk bertemu dan berkomunikasi. Juga untuk mengembangkan
kecakapan sosial (social skill) seperti toleransi, kerjasama dan menghormati orang
lain. Olah raga juga dapat mengembangkan mental dankepribadian positif.

Wankel dan Sefton (dalam Megawangi: 65) menunjukkan pula, olahraga efektif
menurunkan depresi, meningkatkan hubungan sosial, integrasi dalam masyarakat,
kepercayaan diri, bahkan meningkatkan status sosial dan mobilitas sosial. Dengan
kata lain, olah raga dapat dijadikan sarana untukmembangun karakter.

Ketika seseorang memeliki karakter baik, maka perilakunya di masyarakat akan


baik. Karena itu, orang tua dapat mengenal olah raga kepada anak sejak dini. Bagi
remaja. Olahraga dapat menurunkan perilaku asosial mereka, seperti tawuran,
kenakalan, narkoba, ataupun seksbebas.

SEHAT PIKIRAN Dalam al-Khawathir, Syekh Muhammad Mutawalli al-


Sya’rawi (dalam Elfikri: 3) mengatakan, "Pikiran adalah alat ukur yang digunakan
manusia untuk memilih sesuatu yang dinilai lebih baik dan lebih menjamin masa
depan diri dan keluarganya." Dengan berpikir, kata James Allan, seseorang bisa
menentukan pilihannya. Dalam psi- kologi-sosial, ilmuwan mendefinisikan "berpikir"

sebagai bagian terpenting yang membedakan manusia dari binatang, tumbuhan,


dan benda mati. Dengan berpikir, manusia bisa membedakan yang bermanfaat dan
tidak bermanfaat;antara yang halal dan yang haram;antara yang positif dan
yangnegatif. Dengan begitu, ia bisa memilih yang cocok bagi dirinya dan
bertanggung jawab atas pilihannya.

6. IMPLEMENTASI PARADIGMA SEHAT

Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat Maksudnya adalah satu keluarga adalah


satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam
Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau

11
individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga.
Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah
penanda atau indikator.

Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12


indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas
indikator utama tersebut adalah sebagai berikut :

i. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)


ii. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
iii. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
iv. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
v. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
vi. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
vii. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
viii. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
ix. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
x. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
xi. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
xii. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat


(IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator,
mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan.Dalam pelaksanaan
pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau dikembangkan,
yaitu:Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.

Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.


Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.Instrumen yang
diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.

- Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder,


yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu
anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan
air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga
mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain)
serta kondisi individu yang bersangkutan: mengidap penyakit (hipertensi,

12
tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau
pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).

- Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku
saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan
yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga
yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang
mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi,
dan lain-lain.

Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa
forum-forum berikut.

- Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.

- Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion
(FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK.

- Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain).

- Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa,
selapanan, dan lain-lain.

Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan


dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut.

- Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader Poskestren,


kader PKK, dan lain-lain.

- Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus


Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.

Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat Yang dimaksud satu keluarga adalah satu
kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu
Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu
lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk
menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau
indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia.

Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan
sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.

13
Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) Ibu melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap Bayi mendapat air susu
ibu (ASI) eksklusif Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan Penderita
tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar Penderita hipertensi
melakukan pengobatan secara teratur

Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan


Anggota keluarga tidak ada yang merokok Keluarga sudah menjadi anggota
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat Berdasarkan indikator
tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga.
Sedangkan keadaan masing-masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari
keluarga yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan, yaitu: Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga. Forum
komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga. Keterlibatan tenaga
dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas. Instrumen yang diperlukan di tingkat
keluarga adalah sebagai berikut. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut
Prokesga), berupa family folder, yang merupakan sarana untuk merekam
(menyimpan) data keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga
meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan
jamban sehat). Data individu anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu
(umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain)

serta kondisi individu yang bersangkutan: mengidap penyakit (hipertensi,


tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau
pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).
Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku
saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan
yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga
yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang
mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi,
dan lain-lain.

Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa
forum-forum berikut. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja
Puskesmas. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group
discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK. Kesempatan konseling di UKBM
(Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain).

14
Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa,
selapanan, dan lain-lain. Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra
dapat diupayakan dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut. Kader-kader
kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader Poskestren, kader PKK,
dan lain-lain. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK,
pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.

7. "Nawa Cita" 9 Agenda Perubahan


1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif,
keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra
terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan


yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada
upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan
melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan
lembaga perwakilan.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa


dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas


pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia
Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9
hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta
jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga


bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

15
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali


kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan
kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti
pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air,
semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui


kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang
dialog antarwarga.

16
BAB 3

PENUTUP

Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan
kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi
banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya
penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan.

Dasar Pemikiran Paradigma Sehat Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya
sehat merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam diri manusia yang perlu
dipertahankan dan dipelihara. Sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang
produktif. Sehat bukanlah hal yang konsumtif, melainkan prasyarat agar hidup kita
menjadi berarti, sejahtera dan bahagia.

Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :

a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak
efektif
b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan
unsur sehat produktif sosial ekonomis.
c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik
degeneratif
d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan
penangan khusus
e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan
penduduk

17
DAFTAR PUSTAKA

Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan


Kabupaten, Bandung, ITB

Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Citra Aditya Bakti

18

Anda mungkin juga menyukai