Anda di halaman 1dari 15

MakalahKe-2 Elektronika

Materi Pembelajaran
(Teori Semikonduktor)

Disusunoleh :Kelompok 2
(MAULIKA) (NIM : 5203351002)
(YUSLITA) (NIM : 5203351006)
(AHMAD RIZKY) ( NIM : 5203351009)

PTIK Kelas C 2020


Dosen Pengampu : Drs. Nelson Sinaga M.Pd

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021\2022
A. Definisi Semikonduktor
a. Pengertian Umum

Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor
murni. Bahan ini sifatnya berada diantara insulator (isolator) dan konduktor. Bahan-bahan
logam seperti tembaga, besi, timah, disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam
memiliki susunan atom yang sedemikian rupa sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.

b. Pengertian Khusus

Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada diantara
insulator (isolator) dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator
(isolator) pada temperature yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan bersifat
sebagai konduktor.

Semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara insulator
dan konduktor. Konduktivitas semikonduktor berkisar antara 103 sampai 10-8 siemens per
sentimeter dan memiliki dan celah energinya lebih kecil dari 6 eV .
Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena celah energi
yang dibentuk oleh struktur bahan ini lebih kecil dari celah energi bahan isolator tetapi lebih
besar dari celah energi bahan konduktor, sehingga memungkinkan elektron berpindah dari
satu atom penyusun ke atom penyusun lain dengan perlakuan tertentu terhadap bahan tersebut
(pemberian tegangan, perubahan suhu dan sebagainya). Oleh karena itu semikonduktor bisa
bersifat setengah menghantar.
Bahan semikonduktor dapat berubah sifat kelistrikannya apabila temperatunya berubah.
Dalam keadaan murninya mempunyai sifat sebagai penyekat ;sedangkan pada temperatur
kamar ( 27 ° C ) dapat berubah sifatnya menjadi bahan penghantar. Sifat-sifat kelistrikan
konduktor maupun isolator
tidak mudah berubah oleh pengaruh temperatur, cahaya atau medan magnet, tetapi pada
semikonduktor sifat-sifat tersebut sangat sensitif.-

B. Jenis-Jenis atau Klasifikasi Semikonduktor

Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor dibedakan menjadi dua


jenis, yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.
1. Semikonduktor Intrinsik       
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja,
misalnya Si saja atau Ge saja. Pada Kristal semikonduktor Si, 1 atom Si yang memiliki 4
elektron valensi berikatan dengan 4 atom Si lainnya. Perhatikan gambar berikut :

Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya berbentuk kubus. Ikatan yang
terjadi antar atom Si yang berdekatan adalah ikatan kovalen. Hal ini disebabkan karena
adanya pemakaian 1 buah electron bersama () oleh dua atom Si yang berdekatan. 

2. Semikonduktor Ekstrinsik (Tak Murni)

Silikon yang didoping dengan phosphor


Terbentuk dari semikonduktor murni yang dikotori oleh atom dopping sebagai
penghasil elektron konduksi atau hole. Terdiri atas dua tipe: Tipe – N (Silikon + Phospor
atau Arsenic) dan Tipe – P (Silikon + Boron, Galium atau Indium). Semikonduktor
ekstrinsik terbentuk melalui mekanisme doping, yang dimaksudkan untuk mendapatkan
elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen sehingga diharapkan akan
dapat menghantarkan listrik. Mekanisme ini dilakukan dengan jalan memberikan atom
pengotor ke bahan semikonduktor murni sehingga apabila atom pengotor memiliki
kelebihan elektron valensi (valensi 5) akan terdapat elektron bebas yang dapat berpindah.
Karena mengandung atom-atom pengotor, pembawa muatan didominasi oleh elektron saja
atau lubang saja. Apabila semikonduktor murni diberikan pengotor dengan valensi kurang
(valensi 3) maka akan terbentuk area kosong (hole) yang menjadi pembawa muatan.
Mekanisme ini menentukan jenis semikonduktor yang dibentuk (tipe – N atau tipe – P).

C. Sifat Bahan Semikonduktor

Semikonduktor adalah bahan yang terletak di antara konduktor dan isolator. Contoh,
silikon, germanium, antimon, dll. Sifat bahan, baik konduktor, isolator, maupun
semikonduktor terletak pada struktur jalur atau pita energi atom-atomnya. Pita energi adalah
kelompok tingkat energi elektron dalam kristal. Sifat-sifat kelistrikan sebuah kristal
tergantung pada struktur pita energi dan cara elektron menempati pita energi tersebut. Pita
energi dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Jalur valensi
Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan ato-atom yang
membangun kristal. Pada jalur ini elektron dapat lepas dari ikatan atomnya jika
mendapat energi.

2. Jalur konduksi
Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat bergerak bebas karena
pengaruh gaya tarik inti tidak diperhatikan lagi. Dengan demikian elektron dapat bebas
menghantarkan listrik.

3. Jalur larangan
Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan jalur
konduksi.Yang membedakan apakah bahan itu termasuk konduktor, isolator, atau
semikonduktor adalah energi Gap (Eg). Satuan energi gap adalah elektron volt (eV).
Satu elektron volt adalah energi yang diperlukan sebuah elektron untuk berpindah
pada beda potensial sebesar 1 volt. Satu elektron volt setara dengan 1,60 x 10-19
Joule.
Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk memecahkan
ikatan kovalen sehingga dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi.
Energi gap germanium pada suhu ruang (300K) adalah 0,72 eV, sedangkan silikon
adalah 1,1 eV. Bahan-bahan semikonduktor dengan energi gap yang rendah biasanya
dipakai sebagai bahan komponen elektronika yang dioperasikan pada suhu kerja yang
rendah pula.

D. Karakteristik Bahan Semikonduktor

Semikonduktor elemental terdiri atas unsur – unsur pada system periodik golongan IV
A seperti silikon (Si), Germanium (Ge) dan Karbon (C).Karbon semikonduktor ditemukan
dalam bentuk Kristal intan.Semikonduktor intan memiliki konduktivitas panas yang tinggi
sehingga dapat digunakan dengan efektif untuk mengurangi efek panas pada pembuatan
semikonduktor laser.

Semikonduktor gabungan (kompon) terdiri atas senyawa yang dibentuk dari logam
unsur periodik golongan IIB dan IIIA (valensi 2 dan 3) dengan non logam pada golongan VA
dan VIA (valensi 5 dan 6) sehingga membentuk ikatan yang stabil (valensi 8). Semikonduktor
gabungan III dan V misalnya GaAs dan InP, sedangakan gabungan II dan VI misalnya CdTe
dan ZnS.

E. Penggunaan Bahan Semikonduktor

Semikonduktor merupakan terobosan dalam teknologi bahan listrik yang memungkinkan


pembuatan komponen elektronik dalam wujud mikro, sehingga peralatan elektronik dapat dibuat
dalam ukuran yang lebih kecil. Beberapa komponen elektronik yang menggunakan bahan
semikonduktor yaitu:
1. Transistor

Transistor merupakan komponen elektronik yang dibuat dari materi semikonduktor


yang dapat mengatur tegangan dan arus yang mengalir melewatinya dan dapat berfungsi
sebagai saklar elektronik dan gerbang elektronik.

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit


pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang
sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada
keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian
analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal
radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagaisaklar berkecepatan
tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi
sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
2. Thermistor

Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen atau sensor elektronika


yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai
tahanan (atau hambatan atau werstan atau resistance) jika suhu atau temperatur yang
mengenai termistor ini berubah. Termistor ini merupakan gabungan antara kata termo
(suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan).

Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan mendapat


hakpaten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491. Ada dua macam termistor secara
umum: Posistor atau PTC (Positive Temperature Coefficient), dan NTC (Negative
Temperature Coefficient). Nilai tahanan pada PTC akan naik jika perubahan suhunya naik,
sementara sifat NTC justru kebalikannya.

3. SR (Silicon Control Rectifier)


SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktordengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalahgate (G).
SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR
terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPNTrioda.

4. IC (Integrated Circuit)

Sirkuit terpadu (bahasa Inggris: integrated circuit atau IC) adalah komponen dasar


yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah komponen yang dipakai sebagai
otak peralatan elektronika.
Integrated Circuit merupakan komponen elektronik yang terdiri atas beberapa terminal
transistor yang tergabung membentuk gerbang. Masing – masing gerbang dapat
dioperasikan sehingga membentuk logika tertentu yang dapat mengendalikan
pengoperasian suatu perangkat elektronik. Gabungan dari beberapa buah IC dan komponen
lain dapat diproduksi dengan menggunakan bahan semikonduktor dalam bentuk chip. Chip
multifungsi ini kemudian dikenal sebagai mikroprosesor yang berkembang hingga
sekarang.

F. Prinsip Kerja Semikonduktor

Dalam kinerja semikonduktor penulis mengambil transistor sebagai contoh dari cara kerja
semikonduktor.

Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa; keduanya
mengatur jumlah aliran arus listrik.Untuk mengerti cara kerja semikonduktor ,misalkan
sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan
tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan
Oksigen), tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan
(chargecarriers). Sehingga, air murni dianggap sebagaiisolator . Jika sedikit garam dapur
dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah pembawa
muatan bebas (mobile carriers,ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi garam akan
meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah non-
konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas. Silikon murni sendiri adalah
sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan, seperti Arsenik , dengan sebuah
proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan
tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan electron bebas dan hasilnya
memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit
terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4.

G. Prinsip Dasar Semikonduktor


 Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda,
transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena
bahan ini memang bukan konduktor murni.Bahan- bahan  logam seperti tembaga, besi, timah
disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian
rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas. Sebenarnya atom tembaga dengan lambang
kimia Cu memiliki inti 29 ion (+) dikelilingi oleh 29 elektron  (-).  Sebanyak 28 elektron
menempati orbit-orbit bagian dalam membentuk inti yang  disebut nucleus.Dibutuhkan energi
yang sangat besar untuk dapat melepaskan ikatan elektron-elektron ini. Satu buah elektron
lagi yaitu elektron yang ke-29, berada pada orbit paling luar.Orbit terluar ini disebut pita
valensi dan elektron yang berada pada pita ini dinamakan elektron valensi. Karena hanya ada
satu elektron dan jaraknya ‘jauh’ dari nucleus, ikatannya tidaklah terlalu kuat. Hanya dengan
energi yang sedikit saja elektron terluar ini mudah terlepas dari ikatannyaPada suhu kamar,
elektron tersebut dapat bebas bergerak atau berpindah-pindah dari satu nucleus ke nucleus
lainnya.  Jika diberi tegangan potensial listrik, elektron-elektron  tersebut dengan mudah
berpindah ke arah potensial yang sama. Phenomena ini yang dinamakan sebagai arus
listrik.Isolator adalah atom yang memiliki elektron valensi sebanyak 8 buah, dan dibutuhkan
energi yang besar untuk dapat melepaskan elektron-elektron ini.Dapat ditebak, semikonduktor
adalah unsur yang susunan atomnya memiliki elektron valensi lebih dari 1 dan kurang dari 8.
Tentu saja yang paling “semikonduktor” adalah unsur yang atomnya memiliki 4 elektron
valensi.

H. Proses Generasi dan Rekombinasi

Proses generasi (timbulnya pasangan elektron-lubang per detik permeter kubik)    


tergantung pada jenis bahan dan temperatur. Energi yang diperlukan untuk proses generasi
dinyatakan dalam elektron volt atau eV. Energi dalam bentuk temperatur T dinyatakan dengan
kT, dimana k adalah konstanta Boltzmann. Analisa secara statistik menunjukkan bahwa
probabilitas sebuah elektron valensi menjadi elektron bebas adalah sebanding dengan e eVG
kT - .Jika energi gap eVG berharga kecil dan temperatur T tinggi maka laju generasi termal
akan tinggi.

Pada semikonduktor, elektron atau lubang yang bergerak cenderung mengadakan


rekombinasi dan menghilang. Laju rekombinasi (R), dalam pasangan elektron-lubang per
detik per meter kubik, tergantung pada jumlah muatan yang ada. Jika hanya ada sedikit
elektron dan lubang maka R akan berharga rendah; sebaliknya R akan berharga tinggi jika
tersedia elektron dan lubang dalam jumlah yang banyak. Sebagai contoh misalnya pada
semikonduktor tipe-n, didalamnya hanya tersedia sedikit lubang tapi terdapat jumlah elektron
yang sangat besar sehingga R akan berharga sangat tinggi. Secara umum dapat dituliskan:

R = r n p

dimana r menyatakan konstanta proporsionalitas bahan.

Dalam kondisi setimbang, besamya laju generasi adalah sama dengan besarnya laju
rekombinasi. Pada semikonduktor murni (silikon atau germanium) berlaku

g = g = R = r n p = r n

atau

i n p = n

atau dengan kata lain perkalian konsentrasi elektron dan lubang menghasilkan suatu
konstanta, jika salah satu dinaikkan (melalui proses doping), yang lain harus berkurang. Jika
kita menambanhkan atom pengotor pada semikonduktor murni, praktis semua atom donor
atau aseptor terionisasi pada suhu ruang.

I. Struktur Atom Semikonduktor

1.Teori Atom Teori Atom Dalton (1808):

- Atom merupakan bagian terkecil dari suatu zat yang tidak dapat dibagi lagi.

- Gambar Atom sebagai bola pejal


2. Teori Atom Thomson (1900):

- Atom merupakan bola pejal bermuatan positif (+)

- Didalam atom tersebar elektron bermuatan negatif (-)

3. Teori Atom Rutherford (1901):

-Atom adalah bagian terkecil yang tersusun inti bermuatan positif dikelilingi oleh elektron.

4. Teori Atom Bohr (1913)

Bohr melihat atom sebagai inti yang dikelilingi oleh elektron-elektron yang mengorbit. Inti atom
mempunyai muatan positif dan menarik elektron. Elektron akan jatuh ke dalam inti bila tanpa
gaya sentrifugal dalam gerakannya.

Jika elektron bergerak dalam orbit yang stabil, ia mempunyai kecepatan yang sesuai untuk gaya
sentrifugal untuk mengimbangi penarikan inti.

Makin dekat elektron pada inti atom, ia harus bergerak lebih cepat untuk mengimbangi penarikan
inti.

5. Level Energi

Energi diperlukan untuk memindahkan elektron dari orbit yang lebih kecil ke orbit yang lebih
besar karena kerja harus dilakukan untuk mengatasi penarikan inti.

Jika energi luar, seperti panas, cahaya dan radiasi lain mengenai atom, ini akan dapat
mengangkat elektron ke level energi yang lebih tinggi, dengan demikian diperoleh atom sedang
dalam keadaan eksitasi.
6. Keadaan eksitasi tidak bertahan lama karena elektron segera jatuh ke level energi semula.
Pada saat jatuh, elektron memberikan kembali energi yang diperoleh kedalam bentuk panas,
cahaya atau radiasi lain.

7. Spektrum Cahaya

8. Kristal

Jika atom-atom bergabung membentuk padatan(solid), mereka mengatur dirinya sendiri dalam
tatanan tertentu yang disebut kristal. Gaya saling memegang dari atom merupakan ikatan
kovalen.

Atom silikon mempunyai 4 elektron valensi, sehingga masing-masing atom akan membentuk
ikatan kovalen untuk menghasilkan kristal silikon.

9. Ikatan pada atom silikon

10. Arus Hole

Bila ikatan kovalen pada kristal silikon terputus, maka akan terjadi kekosongan atau lubang
(Hole) yang mempunyai kelebihan muatan positif.

Hole juga dapat bergerak dan menghasilkan arus, dengan kata lain didalam semikonduktor ada
dua macam arus yang berbeda, yaitu arus pita konduksi dan arus hole.

11. Sebuah atom tembaga (Cu) memiliki inti 29 ion positif (+) dikelilingi oleh 29 elektron (-).
Sebanyak 28 elektron menempati orbit-orbit bagian dalam membentuk inti yang disebut
nucleus. Dibutuhkan energi yang sangat besar untuk dapat melepaskan ikatan elektron-elektron
ini. Satu buah elektron lagi yaitu elektron yang ke-29, berada pada orbit paling luar.

Orbit terluar ini disebut pita valensi dan elektron yang berada pada pita ini dinamakan elektron
valensi. Karena hanya ada satu elektron dan jaraknya 'jauh' dari nucleus, ikatannya tidaklah
terlalu kuat. Hanya dengan energi yang sedikit saja elektron terluar ini mudah terlepas dari
ikatannya.
12. ikatan atom tembaga

13 .Semikonduktor

Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni. Bahan
- bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam
memiliki susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.

14. Susunan Atom Semikonduktor

Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon (Si), Germanium (Ge) dan
Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah bahan satu-satunya yang dikenal untuk
membuat komponen semikonduktor. Namun belakangan, silikon menjadi popular setelah
ditemukan cara mengekstrak bahan ini dari alam. Silikon merupakan bahan terbanyak ke dua
yang ada dibumi setelah oksigen (O2).

15. Ikatan pada atom silikon

16 .DOPING

Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih
banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik

17. Tipe-N

Bahan silikon diberi doping phosphorus atau arsenic yang pentavalen yaitu bahan kristal dengan
inti atom memiliki 5 elektron valensi. Dengan doping, Silikon yang tidak lagi murni ini (impurity
semiconductor) akan memiliki kelebihan elektron.

Kelebihan elektron membentuk semikonduktor tipe-n. Semikonduktor tipe-n disebut juga donor
yang siap melepaskan elektron.

doping atom pentavalen

Tipe-P Kalau silikon diberi doping Boron, Gallium atau Indium, maka akan didapat
semikonduktor tipe-p. Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan dopingnya adalah bahan
trivalen yaitu unsur dengan ion yang memiliki 3 elektron pada pita valensi. Karena ion silikon
memiliki 4 elektron, dengan demikian ada ikatan kovalen yang lubang (hole). Hole ini
digambarkan sebagai akseptor yang siap menerima elektron. Dengan demikian, kekurangan
elektron menyebabkan semikonduktor ini menjadi tipe-p.

Anda mungkin juga menyukai