Haris Prasetyo 611810020

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Nama : Haris Prasetyo

NIM : 611810020 Memahami Sejarah Lahirnya Pancasila


Pidato yang dilakukan oleh Presiden Soekarno 1 juni 1945 dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai
mengemukakan konsep awal pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Sejarahnya
berawal dari kekalahan Jepang pada perang pasifik yang kemudian berusaha mendapatkan hati
masyarakat dengan menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia dengan membentuk lembaga
yang tugasnya untuk mempersiaokan kemersekaan ersebut.
Pada sidang pertama tanggal 29 Mei 1945 yang diadakan di Gedung Chuo Sangi In (sekarang
Gedung Pancasila), para anggota membahas mengenai tema dasar negara. Sidang berjalan
sekitar hampir 5 hari, kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan ide serta
gagasannya terkait dasar negara Indonesia, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima,
sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar
untuk negara Indonesia, yakni Sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau
Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial”, dan sila kelima
“Ketuhanan yang Maha Esa”. lalu membentuk Panitia Perancang UUD, Panitia Pembelaan
Tanah Air, dan Panitia Ekonomi dan Keuangan.
Pada pembukaan UUD 1945 terdapat visi dan misi dari bangsa Indonesia yang dimana visinya
yaitu menjadi bangsa yang merdeka Bersatu berdaulat adil dan Makmur, menurut moh hatta ke
4 misi ini kalau di cari substansinya ia ingin mengantarkan masyarakat Indonesia itu Bahagia,
untuk mencapai visi maka perlu misi pada preambule uud 1945 yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa , melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Melalui video mengenai sejarah lahirnya Pancasila, mengingatkan mengenai pentingnya
Pancasila. Sejak awal lahirnya hingga kedudukannya hari ini. Pancasila, meskipun sering terucap
setiap silanya, seringkali tidak diketahui makna pentingnya. Begitu juga dengan visi dan misi
NKRI yang berkaitan erat dengan pancasila pun sering kita abaikan. Menjadikan bangsa yang
merdeka, tapi sering terjajah oleh sikap kemalasan. Memimpikan bangsa yang adil dan
makmur, namun sebagian masyarakat masih melakukan korupsi dan bertindak egois.
Nilai-nilai Pancasila : diskursus dan consensus, kearifan lokal, budaya kerajaan sriwijaya dan
kerajaan majapahit, sejarah peradaban manusia, pengetahuan dan wawasan di dunia. Pada 1
juni 1945 tepat pada siding BPUPKI pertama berpidato visi dari bangsa dan negara Indonesia
adalah “Menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.” Kata “merdeka”,
menurutnya, mencerminkan sila ke-1 dan ke-2 dari Pancasila. Hal ini karena kemerdekaan harus
menempatkan semua orang sama kedudukannya, baik di hadapan Tuhan maupun sudut
pandang kemanusiaan.  Pada kata “bersatu” tercermin sila ke-3, yaitu persatuan dari bangsa
yang hidup dalam realitas yang demikian heterogen dari segala sisi kehidupannya. Lalu muncul
kata “berdaulat” yang mencerminkan sila ke-4. Selanjutnya, kata “adil dan makmur”
merespresentasikan sila ke-5 Pancasila. Visi ini diupayakan untuk diwujudkan melalui empat
misi, yaitu: (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, (2)
memajukan kesejahteraan umum, (3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (4) ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Sidang BPUPKI kedua juga turut membahas bentuk negara. Anggota-anggota berbeda
pendapat mengenai bentuk negara. Anggota BPUPKI memperdebatkan pilihan bentuk negara
kerajaan (monarki), negara Islam, negara federal, atau negara republik. Lewat pemungutan
suara, BPUPKI menyetujui negara republik sebagai bentuk negara Indonesia, dikutip dari buku
IPS Terpadu 2B SMP Kelas VIII Semester Kedua oleh Drs. Anwar Kurnia. Sidang BPUPKI kedua
juga membahas tentang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai