798-Article Text-1828-1-10-20200609
798-Article Text-1828-1-10-20200609
ABSTRAK
Dinasti Abbasiyah Sebagai dinasti yang penting untuk dipelajari, mengingat pada masa itu peradaban Islam
mengalami puncak kejayaanya. Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang pesat. Dinasti
Abbasiyah secara resmi berdiri pada tahun 750 M, didirikan oleh Abu Abbas al-Saffah yang dibantu oleh Abu
Muslim al-Khurasani dengan merebut kekuasaan dari dinasti sebelumnya (Bani Umayah).Oleh karena itu dalam hal
ini akan dibahas beberapa hal tentang Dinasti Abbasiyah. Pertama, Perkembangan Ilmu Pengetahuan. kedua, Gerakan
Penerjemahan. ketiga, Integrasi Ilmu Pengetahuan. Empat, Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan yang lahir pada masa
Abbasiyah. Penelitian ini tergolong library research (studi kepustakaan) dengan pendekatan filosofis. Data sekunder
dan primer dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif analitik, artinya menggambarkan seluruh teori tentang
Dinasti Abbasiyah. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah, Masa pemerintahan Abbasiyah, umat Islam berada pada
masa keemasan dengan berbagai kemajuan antara lain; Dalam bidang ilmu agama, muncullah beberapa ulama
dalam bidang hukum atau fikih dengan berbagai mazhab, sedangkan dalam bidang hadis ditemukan usaha-usaha
untuk penelusuran dan penghimpunan hadis. Begitu pula ilmu lainnya. Kemajuan peradaban dan kebudayaan Islam
menjadi bukti bahwa Islam pernah mencapai kecemerlangannya pada Dinasti Abbasiyah. Kemajuan Islam
dipengaruhi oleh adanya dukungan dari pemerintahan saat itu. Para khalifah memberikan perhatian lebih dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dengan menyediakan fasilitas untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, salah
satunya adalah membangun perpustakaan Baitul Hikmah. Motivasi khalifah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan juga memberikan perhargaan berupa imbalan yang sepadan dengan hasil karya mereka, sebagai
bentuk apresiasi dan motivasi terhadap karya ilmuan Islam tersebut.
ABSTRACT
Abbasid Dynasty As an dynasty that is important to study, considering that at that time the Islamic civilization
experienced the peak of its glory. Science and technology are experiencing rapid development. The Abbasid dynasty
was officially established in 750 AD, founded by Abu Abbas al-Saffah who was assisted by Abu Muslim al-Khurasani by
seizing power from the previous dynasty (Banu Umayah). Therefore, in this case several matters will be discussed about
the Abbasid Dynasty. First, the Development of Science. second, the Translation Movement. third, Science Integration.
Four, scientific figures born during the Abbasid era. This research is classified as library research with a philosophical
approach. Secondary and primary data were analyzed using descriptive analytic methods, which means describing all
theories about the Abbasid Dynasty. The findings in this study are, during the Abbasid reign, Muslims are in the golden
period with various advances including; In the field of religious knowledge, there emerged several scholars in the field
of law or fiqh with various schools of thought, while in the field of hadith, there were found efforts to trace and compile
the traditions. Similarly, other sciences. The progress of Islamic civilization and culture is proof that Islam once
achieved its brilliance in the Abbasid Dynasty. The progress of Islam was influenced by the support of the government
at that time. The caliphs gave more attention to the development of science by providing facilities to develop science,
one of which was to build the Baitul Hikmah library. The Caliph's motivation to develop science also gave awards in
the form of rewards commensurate with their work, as a form of appreciation and motivation for the work of these
Islamic scientists.
91
Nama Penulis, hal : 91-100
halnya dalam penyebaran di antara umat Islam Farabi (w. 337 H), Ibnu Sina (w. 428 H).14Dari
dan non Islam. kajian filsafat yang memadai, melahirkan
Dalam perkembangan selanjutnya, para ilmuwan Islam yang popular, seperti ilmuwan
ilmuan Islam telah mengembangkan ilmu-ilmu astronomi yang menemukan astrolabe, alat
yang diterjemahkan dan mendapatkan temuan pengukur ketinggian bintang yang dipelopori
ilmiah baru. Disini letak sumbangan Islam oleh al-Farazi (w. 777 M). Ilmuwan lain adalah
tehadap ilmu dan peradaban Barat atau dunia.11 Umar Khayan, al- Bantani, al-Biruni dan lain-
Perlindungan terhadap ilmu pengetahuan tidak lain. Sedang dalam bidang matematika yang
terbatas pada khalifah-khalifah saja, namun juga popular adalah al-Khawarizmi (850 M).15
menjadi urusan wazir (menteri) dan para pejabat Keempat, dalam bidang pendidikan. Dalam
tinggi. Beberapa diantara mereka sering bidang pendidikan, pendidikan anak dimulai di
mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah di rumahnya masing- masing.Ketika si anak mulai
rumah mereka.12 berbicara, si ayah wajib mengajarinya untuk
Kedua, bidang sains dan teknologi. untuk mengucapkan kalimat tauhid. Dan ketika
Kemajuan yang dicapai oleh umat Islam di Era ia berumur enam tahun ia mesti diajari untuk
Abbasiyah tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu melaksanakan shalat wajib. Pada usia itu pulalah
agama saja, melainkan juga disertai dengan dimulainya pendidikan formal.Sebelum dinasti
kemajuan ilmu-ilmu sains dan Bani Abbasiyah, pusat kegiatan dunia Islam
teknologi.Kemajuan yang dicapai pada era ini selalu bermuara pada masjid.Masjid dijadikan
telah banyak memberikan sumbangan besar center of education.Pada dinasti Bani Abbasiyah
kepada peradaban manusia modern dan sejarah inilah mulai adanya pengembangan keilmuan
ilmu pengetahun masa kini. Dalam bidang dan teknologi diarahkan ke dalam ma’had.
matematika misalnya, ada Muhamad ibn Mūsa Lembaga ini kita kenal ada dua tingkatan,
al-Khawārizmi sang pencetus ilmu Algoritma, yaitu :
salah satu cabang matematika bahkan juga 1) Maktab/kuttab dan masjid yaitu lembaga
diambil dari namanya. Astronomi juga pendidikan terendah, tempat anak-anak
merupakan ilmu yang mendapat perhatian besar remaja belajar dasar-dasar bacaan,
dari kaum muslim era Abbasiyah dan didukung menghitung dan menulis serta anak remaja
langsung oleh Khalifah Al-Mansūr yang juga belajar dasar-dasar ilmu agama.
sering disebut sebagai seorang astronom. 2) Tingkat pendalaman, para pelajar yang ingin
Penelitian di bidang astronomi oleh kaum memperdalam Islam pergi ke luar daerah
muslimin dimulai pada era Al-Mansūr ketika atau ke masjid-masjid, bahkan ke rumah
Muhamad ibn Ibrāhīm al-Fazāri menerjemahkan gurunya. Pada tahap berikutnya, mulailah
buku "Siddhanta" (yang berarti Pengetahuan dibuka madrasah-madrasah yang
melalui Matahari) dari bahasa Sanskerta ke dipelopori Nizhamul Muluk
bahasa Arab.Pada era Hārūn al-Rashīd dan Al- yangmemerintah pada tahun 456-485 H.
Ma’mūn sejumlah teori-teori astronomi kuno Lembaga inilah yang kemudian berkembang
dari Yunani direvisi dan dikembangkan lebih pada masa dinasti Bani Abbasiyah.Pada
lanjut. Tokoh astronom muslim yang terkenal lembaga pendidikan Islam yang pertama ini
pada era Abbasiyah antara lain Al-Khawārizmi, untuk pengajaran yang lebih tinggi
Ibn Jābir Al-Battāni (w. 929), Abu Rayhān al- tingkatannya adalah Baital-Hikmah.Selain
Biruni (w.1048) serta Nāsir al-Dīn al-Tūsi berfungsi sebagai biro penerjemahan,
(w.1274).13 lembaga ini juga dikenal sebagai pusat
Ketiga, Bidang Filsafat. Sebagai bias dari kajian akademis dan perpustakaan umum
penerjemahan bahasa Yunani maka, melahirkan serta memiliki observatorium.
filosof Muslim seperti al-Kindi (w. 252 H), al-
11 14
Ibid., I:7 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisme dalam Islam,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1973). 69.
12
Hasan Ibrahim, Sejarah, (1989). 133
13
Muhamad al-Sādiq `Afīfi, Tatawwur al-Fikr al- 15
Harun Nasution, Akal dan Wahyu, (Jakarta: UI Press,
'Ilmi`Inda al-Muslimīn. 80 1986). 65.
Kurikulum utamanya dipusatkan pada al- masing. Koehen Al Attar Al Yahudi (ahli
Qur’an sebagai bacaan utama dan hampir dalam farmasi), menyusun buku Sinah`ah As Saidalah
seluruh kurikulum yang diajarkan, metode yang secara rinci mengemukakan obat-obatan
menghapal sangat dipentingkan.Pada pendidikan serta menjelaskan cara membuat obat yang
dewasa tidak hanya dikembangkan dengan cara- diminum, ditelan, berbentuk serbuk dan tablet.
cara yang sistematis atau dilembaga-lembaga Keenam, Seni dan Arsitetur. Seni dekor
formal, tetapi juga dilakukan dimesjid- mesjid mengalami kemajuan pesat, pada masa Abu
yang terdapat di semua kota muslim. Selain Ja`far Al- Manshur. Pada masa ini istana-istana
sebagai pusat pendidikan,mesjid juga berfungsi menjadi media menuangkan lukisan dan
sebagai tempat penyimpanan buku-buku.16 dekorasi, baik di bagian dalam maupun luar.
Kelima, Bidang Kedokteran. Pada Dinasti Dekorasi dari bahan gibs, ditutup dengan gorden
Abbasiah ilmu kedokteran atau pengobatan berhiaskan lukisan khas Persia. Ciri dekorasi
dapat dikatakan cukup berkembang pesat.Ini masa ini adalah dekorasi yang terbuat dari bahan
ditandai dengan berdirinya sekolah kedokteran gibs yang menutup bagian bawah dinding istana-
tingkat tinggi di Horaan Syiria.Pada sekolah ini, istana, seperti ditemukan oleh para penggali
para pengajarnya mayoritas orang Iran, Syiria reruntuhan kota Samara. Gambar-gambar
dan Yunani. Sementar Pelajar atau ditemukan pada reruntuhan berupa binatang,
mahasiswanya berasal dari India. Pada masa ini burung dan manusia yang sedang berburu atau
pula diadakan penerjemahan buku dari bahasa perempuan yang sedang menari.
Yunani ke bahasa Syiria.17 Pada masa ini, Gaya Abbasiyah dalam seni dekor tekstil,
beberapa ahli kedokteran seperti Ibnu Sina benda-benda antik dari logam dan keramik
(Avicenna), al-Razi (Rhazes), Jabir dan serta kayu telah menyebar di negara Islam pada
Yuhanna ibn Maskawah. waktu itu, hingga sampai Mesir, Afrika dan Iran.
Khalifah Abu Ja`far Al-Manshur saat sakit Dalam teknik terkenal Al Hajjaj bin Ar Ta`ah
perut memanggil Ibn Bakhtisyu seorang kepala yang membuat kaligrafi Masjid Raya Bagdad
rumah sakit Jundisyapur penganut Kristen pada masa Abu Ja`far Al Manshur. Bahkan
Nestor. Pada masa Harun Al-Rasyid Ibn Baqdad dijuluki sebagai menara ilmu dan
Bakhtisyu mahir ilmu jiwa dalam menentukan pengetahuan.20
penyakit neurotis serta pengobatannya. Pada Gerakan keilmuan pada dinasti Abbasiyah
masa Al-Mu`tashim terkenal Yahya ibn lebih bersifat spesifik, kajian keilmuan yang
Masuwaih sebagai dokter. Para khalifah kemanfaatannya bersifat keduniaan bertumpu
Abbasiyah bergantung pada dokter Irak, India pada ilmu kedokteran, di samping kajian yang
dan Yunani. Pada masa Khlifah Al-Watsiq bersifat pada al-Qur’an dan al-Hadits, sedang
terkenal dokter Ibn Bakhtisyu, Ibn Musawaih, astronomi, mantiq dan sastra baru
Mikhail dan Hunyn ibn Ishaq. dikembangkan dengan penerjemahan dari
Khalifah Al-Watsiq (227-232H/842- Yunani. Kemajuan dalam berbagai sektor di
847M)18, meminta seorang dokter yang atas, tidak dicapai dalam waktu yang singkat,
beragama Nasrani Hunayn ibn Ishaq menyusun tapi, memakan waktu dan tenaga. Lebih dari itu
sebuah buku, yang menerangkan tentang dibutuhkan kesungguhan dari pelaksana Negara.
perbedaan makanan, obat, laktasit, anatomi
tubuh, racun dan obat pelunturnya. Hunayn Integrasi Ilmu Pengetahuan
menulis buku The Book of Physical Cases.19 Ilmu agama dan Ilmu Pengetahuan
Para dokter masa ini menerangkan tentang mulut bukanlah dua hal yang berlainan dan harus
dan gigi, jenis, jumlah dan kegunaan masing- dipisahkan tetapi dua hal yang esensial dan
saling melengkapi satu sama lain. Belajar sains
16
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan dan ilmu agama Islam harus sama-sama
Dunia Islam. 20 dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting.
17
Oemar Amir Husin, Kultur Islam, (Jakarta: Bulan Integrasi keilmuan sangat penting untuk
Bintang, 1975). 69 dilakukan dalam kehidupan modern saat ini
18
G.E Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam terj. The Islamic
20
Dynasties (Bandung: Mizan, 1993). 27. Dar Al-`Ilm, Atlas Sejarah Islam: Sejak Masa
Permulaan hingga Kejayaan Islam (Jakarta: Kaysa
19
Hasan Ibrahim, Sejarah, (1989). 136-138 Media, 2013). 89
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam (FAI)
95 Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan
Nama Penulis, hal : 91-100
agar umat Islam dapat bersaing dengan kebahagiaan hidupnya.23 Iman tidak bisa
masyarakat Barat. Oleh sebab itu,melakukan dimengerti dengan baik tanpa bantuan ilmu
integrasi keilmuan melalui pembentukan yang cukup. Bahkan di dalam Islam,
institusi-institusi pendidikan formal maupun persoalan - persoalan yang berkaitan dengan
non-formal akan lebih mendukung cita-cita dasar-dasar akidah Islam seperti keimanan
tersebut. Ilmu agama islam dan ilmu kepada allah, kerasulan muhammad saw,
pengetahuan tidak hanya bersesuaian tetapi kewahyuan Al-Quran dan hari kiamat, itu
saling melengkapi. Oleh karena itu, integrasi didukung oleh dalil-dalil aqliyyah atau rasional.
keilmuan sangat baik untuk mendukung Karya-karya ulama dan intelektual muslim
pengembangan teknologi, penelitian ilmiah, dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan yang
danpengembangan pendidikan demi kebaikan begitu banyaknya, baik itu agama ataupun
umat manusia. umum, menunjukkan bahwa agama Islam
Ada beberapa dasar dan alasan yang bisa memberi motivasi yang sangat kuat terhadap
diajukan tentang arti penting integrasi ilmu pengembangan ilmu pengetahuan. khusus
pengetahuan. untuk ilmu-ilmu agama Islam seperti tafsir
Pertama, adalah dasar historis. secara dan hadist, perhatian dan konsentrasi ulama-
historis, pertumbuhan ilmu-ilmu agama Islam ulama Islam begitu besar dalam bidang ini
sudah berkembang sejak zaman khalafa- sebab hal ini terkait dengan petunjuk-
rasyidin dan di awal pemerintahan Bani petunjuk dari kedua sumber ajaran Islam,
umayyah. Ilmu-ilmu yang dikembangkan pada Al-Quran dan al-hadist.
masa ini banyak terkait dengan keperluan umat Ketiga adalah dasar filosofis.24 dorongan
Islam untuk memahami sumber-sumber keagamaan dan keimanan untuk memahami
agamanya sendiri, seperti ilmu tafsir, hadist dan ajaran Islam membuat umat Islam mudah
fiqih. Pada masa ini, ilmu-ilmu agama Islam menerima apa pun yang bersifat ilmu sepanjang
sudah berkembang cukup pesat dan memiliki hal itu tidak bertentangan dengan tauhid. umat
banyak cabang kajian seperti ilmu fiqih dan Islam begitu selektif dan kreatif dalam
ushul fiqih, tafsir dan hadist.begitu juga dengan menerima warisan peradaban lainnya. Mereka
ilmu-ilmu umum akibat dari adanya asimilasi begitu terikat dengan keimanan Islam, tetapi
budaya dan gerakan penerjemahan karya- pada saat yang sama juga mampu mengambil
karya ilmuwan dari berbagai kebudayaan segi-segi positif dari warisan kebudayaan lain.
dan peradaban seperti yunani, India, Persia sebagaimana dikatakan oleh hasan langgulung:
dan romawi. Pada zaman ini, khususnya pada dengan perkembangan yang terus-menerus
abad 700-1200 M. ilmu-ilmu Islam maka cabang-cabang dan
Umat Islam mengalami kegemilangan bentuk-bentuk baru ilmu bermunculan, dalam
dalam bidang ilmu pengetahuan pada saat Barat waktu yang sama ilmu-ilmu yang berasal dari
mengalami kemunduran yang disebut juga peradaban-peradaban pra-Islam di Islamkan dan
dengan zaman pertengahan yang gelap.21 disesuaikan dengan jenjang pengetahuan
Kedua adalah dasar normatif-teologis.22 menurut Islam.25
Islam adalah agama yang menghargai ilmu
pengetahuan. Bahkan wahyu pertama di dalam Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan yang lahir
Islam, berkaitan dengan ilmu, yaitu kewajiban pada masa Abbasiyah
membaca sebagai pembuka dari ilmu Sejarah peradaban dan kebudayaan Islam
pengetahuan. Begitu banyak ayat-ayat Al- pada abad petengahan menjadi bukti bahwa
Quran dan hadist nabi saw yang menyuruh Islam pernah menjadi pusat peradaban dunia.
umat Islam mencari dan meningkatkan Masa yang oleh Philip K. Hitti disebut
pengetahuannya untuk memperkuat sebagai the golden age. karena kemajuan
keimanannya dan menjadi petunjuk bagi
23
Ibid.78
21
Hasan Langgulung,Asas-Asas Pendidikan
24
Islam,(Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988).103 Abuddin Nata, Dkk., Integrasi Ilmu Agama & Ilmu
Umum,111.
22
Abuddin Nata, Dkk., Integrasi Ilmu Agama & Ilmu
25
Umum (Jakarta: Rajawali Pers, 2005).77 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, 105
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam (FAI)
96 Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan
Nama Penulis, hal : 91-100
dan jalaluddin as-suyuti (wafat1505).39 Dalam Al-`Ilm Dar, Atlas Sejarah Islam: Sejak Masa
kajian sejarahnya tentang arab timur Ibnu Permulaan hingga Kejayaan Islam (Jakarta:
Khaldun banyak bersandar pada sejarawan KaysaMedia, 2013).
sebelumnya, seperti At-thabari dan ibnu al-
atsir.40 `Afīfi Muhamad al-Sādiq, Tatawwur al-Fikr al-
'Ilmi`Inda al-Muslimīn.
C. KESIMPULAN
Masa pemerintahan Abbasiyah, umat Islam Bakar Abu, Sejarah Masjid dan Amal Ibadah di
berada pada masa keemasan dengan berbagai dalamnya, (Banjarmasin,TB.Adil,1991).
kemajuan antara lain; Dalam bidang ilmu Bakar Istianah Abu, Sejarah Peradaban Islam:
agama, muncullah beberapa ulama dalam untuk Perguruan Tinggi Islam dan Umum
bidang hukum atau fikih dengan berbagai (Malang: UIN-Malang Press),
mazhab, sedangkan dalam bidang hadis
ditemukan usaha-usaha untuk penelusuran dan Bosworth G.E, Dinasti-Dinasti Islam terj. The
penghimpunan hadis. Begitu pula ilmu lainnya. Islamic Dynasties (Bandung: Mizan, 1993).
Kemajuan peradaban dan kebudayaan Islam
menjadi bukti bahwa Islam pernah mencapai Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, “Ensiklopesi
kecemerlangannya pada Dinasti Abbasiyah. Islam” (Jakarta: PT Intermesa: 1993),
Kemajuan Islam dipengaruhi oleh adanya
dukungan dari pemerintahan saat itu. Para Hassan Ibrahim, Hassan, Sejarah dan
khalifah memberikan perhatian lebih dalam Kebudayaan Islam diterjemahkan dari
pengembangan ilmu pengetahuan dengan Islamic History and Culture oleh Djahdan
menyediakan fasilitas untuk mengembangkan Humam Saleh, Yogyakarta: Depag RI IAIN
ilmu pengetahuan, salah satunya adalah SUKA, 1989.
membangun perpustakaan Baitul Hikmah.
Motivasi khalifah untuk mengembangkan Hariono dengan judul Kerajaan Islam, (Yogyakarta:
ilmu pengetahuan juga memberikan perhargaan Tiara wacana, 1990)Maryam Siti, Sejarah
berupa imbalan yang sepadan dengan hasil Peradaban Islam: Dari Masa Klasik Hingga
karya mereka, sebagai bentuk apresiasi dan Modern, cet ke-4(Yogyakarta: Lesfi, 2012),
motivasi terhadap karya ilmuan Islam tersebut.
Hitti, Philip K., History of The Arab. Terj. Cecep
Lukman Yasin dan SlametRiadi (Jakarta:
Serambi, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Husin Oemar Amir, Kultur Islam, (Jakarta: Bulan
Ahmad Jamil, Seratus Muslim Terkemuka terj.
Bintang, 1975).
Hundred Great Muslims (Jakarta: Pustaka
Firdaus,1996), Ismail Syuhudi, Pengantar Ilmu Hadis, (Bandung:
Angkasa, t.th).
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan
Dunia Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Kartanegara Mulyadi, Mosaik Khasanah Islam,
Persada, 2004 Jakarta; Paramadina, cetakan ke-1,2000).
Amin Husein Ahmad, Seratus Tokoh dalam Sejarah Langgulung Hasan,Asas-Asas Pendidikan
Islam, (Bandung,PT.Remaja Islam,(Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988).
Rosdakarya,1999.Cet.Ke III).
Nasution Harun, Teologi Islam, (Jakarta: UI Press,
1986).
39
Abu bakar, Sejarah Masjid Dan Amal Ibadah Di Nasution Harun, Filsafat dan Mistisme dalam Islam,
Dalamnya,(Banjarmasin,TB.Adil,1991).48 (Jakarta: Bulan Bintang, 1973).
40
Husein ahmad amin, Seratus Tokoh Dalam Sejarah Nasution Harun, Akal dan Wahyu, (Jakarta: UI
Islam,(bandung,PT.remaja rosdakarya,1999.cet.ke Press, 1986).
III).241
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam (FAI)
99 Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan
Nama Penulis, hal : 91-100