Anda di halaman 1dari 11

Hakekat Dan Konsep Dasar Psikologi Pendidikan, Belajar Dan Pembelajaran

Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

Rasel Tas’adi
Email: rafseltas’adi@gmail.com
Dosen IAIN Batusangkar

Abstak : Psikologi pendidikan merupakan bagian dari psikologi khusus yang membahas
penerapan prinsip dan metode psikologi untuk mengkaji perkembangan, belajar, motivasi,
pembelajaran, penilaian, dan isu-isu terkait lainnya yang mempengaruhi interaksi belajar
mengajar. Maka dari itu psikologi psikologi pendidikan sangat penting dalam menunjang
proses belajar dan pembelajaran. Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru
melalui pendekatan-pendekatan psikologisnya dapat melaksanakan pembelajaran dengan
baik. Psikologi pendidikan berguna untuk membantu peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran, membantu pendidik dalam memahami karakteristik peserta didik, memahami
proses belajar peserta didik, Memilih dan menggunakan berbagai strategi dalam
pembelajaran dan membantu pendidik untuk melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar
atau perolehan hasil belajar yang telah dicapai peserta didik. Psikologi pendidikan
memberikan acuan dalam upaya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang
didasarkan pada potensi, tahap perkembangan, kebutuhan, latar belakang, kemampuan dan
kecepatan belajar peserta didik sesuai dengan jenis, tingkatan, standar, dan tujuan
pendidikan.
Kata kunci: Psikologi Pendidikan, Belajar, Pembelajaran

A. PENDAHULUAN Psikologi pendidikan merupakan


Berbicara psikologi pendidikan tidak bagian dari psikologi khusus yang mem-
terlepas dari psikologi, karena psikologi bahas penerapan prinsip dan metode
pendidikan merupakan bagian dari psiko- psikologi untuk mengkaji perkembangan,
logi dan merupakan salah satu disiplin belajar, motivasi, pembelajaran, penilaian,
ilmu. Psikologi berasal dari bahasa Ing- dan isu-isu terkait lainnya yang mem-
gris, yaitu “psychology “, yang berakar pengaruhi interaksi belajar mengajar.
pada dua kata dari bahasa Yunani yaitu Banyak pengertian psikologi pendidikan
Psyche berarti jiwa, dan “ logos ” yang yang dikemukakan oleh ahli diantaranya.
berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi 1. Barlow dalam Nyayu Khodijah
berarti “ilmu jiwa “ (Nyayu Khodijah, (2014) mendefinisikan psikologi
2014). Psikologi terbagi dua macam yaitu pendidikan sebagai sebuah penge-
psikologi umum dan psikologi khusus. tahuan berdasarkan riset psikologis
Psikologi umum adalah ilmu yang yang menyediakan serangkaian
membahas tentang aktifitas jiwa pada sumber-sumber untuk membantu
umumnya yang normal, dewasa dan dalam pelaksanaan tugas seorang
beradab. Sedangkan Psikologi khusus guru dalam proses belajar mengajar
merupakan ilmu yang membahas tentang secara lebih efektif.
aktifitas manusia berdasarkan kekhu- 2. Syah (1999), pengertian psikologi
susannya. Psikologi khusus ini akan terus pendidikan adalah sebuah disiplin
berkembang sesuai dengan perkembangan psikologi yang menyelidiki masa-
ilmu dan teknologi. Diantara yang ter- lah psikologis yang terjadi dalam
masuk dalam psikologi khusus ini adalah dunia pendidikan. Sedangkan me-
psikologi pendidikan. nurut ensiklopedia amerika, Pe-

103
ngertian psikologi pendidikan ada- dalam kegiatan pendidikan pembelajaran,
lah ilmu yang lebih berprinsip pengembangan kurikulum, proses belajar
dalam proses pengajaran yang ter- mengajar, sistem evaluasi, dan layanan
libat dengan penemuan penemuan konseling merupakan beberapa kegiatan
dan menerapkan prinsip – prinsip utama dalam pendidikan terhadap peserta
dan cara untuk meningkatkan didik, pendidik, orang tua, masyarakat dan
keefisien di dalam pendidikan. pemerintah agar tujuan pendidikan dapat
3. Santrock (2007) menyatakan tercapai secara sempurna dan tepat
psikologi pendidikan adalah cabang guna.(Roudlege, 1974)
ilmu psikologi yang mengkhuuskan Psikologi pendidikan sangat peduli
diri pada cara memahami penga- dengan proses pembelajaran dan pene-
jaran dan pem-belajaran dalam rapan metoda serta teori-teori psikologi
lingkungan pendi-dikan. dalam proses pendidikan. Pembelajaran
4. Menurut Witherington, Pengertian yang dimaksud merupakan proses edukatif
Psikologi pendidikan adalah studi yang melibatkan pendidik dan peserta
sistematis tentang proses-proses didik sebagai pelaku utamanya. Pendidik
dan faktor-faktor yang berhu- berperan sebagai fasilitator terjadinya
bungan de-ngan pendidikan ma- perkembangan peserta didik dan peserta
nusia. didik merupaka subjek pembelajaran yang
5. Suarna (2014) mengemukakan sedang mengembangkan dirinya. Dalam
karakteristik yang terkandung interaksi antara pendidik dan peserta didik
dalam pengertian psikologi pen- terjadi saling mempengaruhi, terutama
didikan yaitu: Psikologi pendidikan pengaruh pendidik terhadap perkembangan
adalah cabang dari psikologi yang peserta didik. Dalam kerangka pendidikan
memiliki lingkup kajian khusus, ini, pendidik berupaya memilih metode
yaitu kajian psikologi dalam pembelajaran yang tepat, yakni yang
konteks pendidikan, Psikologi sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
pendidikan adalah imple-menttasi Psikologi pendidikan menjadi
teori, model dan pendekatan sesuatu yang mesti dipelajari bagi calon
psikologi dalam bidang pendidikan, pendidik, dan berkaitan dengan kondisi
Psikologi pendidikan mengkaji pendidikan sebelumnya. Selama ini pen-
masalah-maslah psikologis yang didikan tidak memperhatikan kondisi
muncul dalam pelaksanaan pem- peserta didik, tidak memperhatikan minat
belajaran, yang dijadikan acuan dan bakat peserta didik. Pendidik seolah
dalam upaya menciptakan iklim sebagai penguasa dan menganggap peserta
pem-belajaran yang kondusif. didik adalah ibarat botol kosong yang akan
6. Thalib (2010) mengemukakan diisi air, akhirnya yang terjadi adalah
bahwa psikologi pendidikan adalah pendidikan hanya dalam bentuk transfer
disiplin vital atau hal penting yang knowledge atau pendidik menganggap
mem-berikan kontribusi terhadap peserta didik dari sudut pandang beha-
pendidikan dalam memahami mak- viroistik saja. Dengan adanya psikologi
na pembelajaran, peserta didik, pendidikan diharapkan akan lahir pen-
proses belajar, strategi pembe- didikan yang humanistis yang memahami
lajaran, dan strategi assessment peserta didik sesuai dengan keber-
pembelajaran. adaannya.
B. PEMBAHASAN Psikologi pendidikan merupakan alat
Psikologi pendidikan merupakan bantu yang penting bagi para penye-
ilmu pengetahuan psikologi yang memberi lenggara pendidikan dalam mencapai
sumbangsih terhadap dunia pendidikan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

104
Prinsip-prinsip yang terkandung dalam bakat dan kemampuan; (4) sosialisasi
psikologi pendidikan dapat dijadikan proses-proses dan interaksi dengan pen-
landasan berpikir dan bertindak dalam dayagunaan ranah kognitif; dan (5)
mengelola proses belajar-mengajar. Se- penyelenggaraan pendidikan melalui
tidak-tidaknya ada 10 macam kegiatan aktivitas keguruan.
pendidikan yang banyak memerlukan Seluruh kegiatan interaksi pen-
prinsip-prinsip psikologis, yaitu: Seleksi didikan diciptakan bagi kepentingan siswa,
penerimanaan siswa baru, Perencanaan yaitu membantu penngembangan semua
pendidikan, Penyusunan kurikulum, pene- potensi dan kecakapan yang di-miliki
litian kependidikan, Administrasi pen- setingi-tingginya. Sehubungan dengan hal
didikan, Pemilihan materi pelajaran, itu maka hal-hal yang berkaitan dengan
Interaksi belajar mengajar, Pelayanan perkembangan, potensi dan ke-cakapan,
bimbingan dan konseling, dan Pengukuran dinamika perilaku serta kegiatan siswa
dan evaluasi. terutama perilaku belajar menjadi kajian
Pendidik yang memiliki kompe-tensi utama dalam psikologi pendidikan.
dalam perspektif psikologi pendi-dikan Nyayu Khodijah (2014) menge-
adalah pendidik yang mampu melak- mukakan bahwa dengan memahami
sanakan profesinya secara bertanggung psikologi pendidikan, seorang guru me-
jawab. Adapun pendidik yang bertanggung lalui pendekatan-pendekatan psikologisnya
jawab adalah pendidik yang mampu diharapkan dapat:
mengelola proses belajar mengajar sebaik- a. Merumuskan tujuan pembelajaran
sebaiknya sesuai dengan psinsip-prinsip secara tepat.
psikologis. b. Memilih strategi dan metode
Psikologi pendidikan merupakan pembelajaran yang sesuai dengan
ilmu yang memusatkan perhatiannya pada kondisi dan kemampuan peserta
penemuan dan apllikasi prinsip-prinsip dan didik.
tekhnik–tekhnik psikologi ke dalam pen- c. Memilih alat bantu dan media
didikan, maka ruang lingkup psikologi pembelajaran yang tepat.
pendidikan secara umum meliputi topik- d. Memberikan bimbingan atau bahkan
topik psikologi yang erat hubungan-nya memberikan konseling kepada pe-
dengan pendidikan. serta didik.
Secara terbatas menurut Barlow e. Memotivasi belajar peserta didik.
(1985) dalam Nyayu Khodijah (2014), f. Menciptakan iklim belajar yng kon-
ruang lingkup psikologi pendidikan dusif.
meliputi: Context of teaching and learning g. Berinteraksi dengan peserta didik
(situasi atau tempat yang berhubungan secara baik dan disenangi.
dengan mengajar dan belajar), Process of h. Menilai hasil belajar peserta didik
teaching and learnig (proses atau tahapan- Syah (1999) mengemukakan buah
tahapan dalam belajar dan mengajar, yang dapat dipetik dari psikologi
Outcomes of teaching and learning (hasil- pendidikan adalah:
hasil yang dicapai oleh proses mengajar a. Proses perkembangan siswa
dan belajar). Di kalangan para guru dan orang tua
Psikologi pendidikan adalah sub siswa terkadang timbul pertanyaan apakah
disiplin psikologi yang berkaitan dengan perbedaan usia antara siswa satu dengan
teori dan masalah kependidikan yang yang lainnya membuat perbedaan subs-
bersifat praktis yang berguna dalam (1) tansial dalam merespon pengajaran. Per-
penerapan prinsip-prinsip belajar dalam tanyaan ini perlu dicari jawabannya
kelas; (2) pengembangan dan pembaha- melalui pemahaman tentang tahapan-ta-
ruan kurikulum; (3) ujian dan evaluasi hapan perkembangan siswa dan cirri-ciri

105
khas yang mengiringi tahapan perkem- sebagai pengambil keputusan atau
bangan tersebut. pembuat keputusan yang penuh per-
Tahapan perkembangan yang lebih hitungan untung rugi berdasarkan kajian
perlu dipahami sebagai bahan pertim- psikologis.
bangan pokok dalam penyelenggaraan Agar pengelolaan PBM mencapai
proses belajar-mengajar adalah tahapan- sukses, seorang guru hendaknya me-
tahapan perkembangan yang berhubungan mandang dirinya sendiri sebagai pro-
dengan perkembanngan ranah kognitif fesional. Sehingga perilaku yang di-
para siswa. Unsur kogintif dengan segala tampilkan guru bersangkutan dapat terarah
variasinya dan keunikannya merupakan sesuai dengan karakteristik seorang pro-
modal dasar para sisa dalam menjalani fessional. Berikut dikemukakan hambatan-
proses belajar-mengajar. hambatan pengambilan keputusan yang
b. Cara belajar siswa dialami seorang guru dalam proses belajar
Dimanapun proses pendidikan ber- mengajar (Syah,1999)
langsung alasan utama kehadiran guru a) Kurangnya kesadaran guru terhadap
adalah membantu siswa agar belajar se- masalah-masalah belajar yang mung-
baik-sebaiknya.pengetahuan anda yang kin sedang dihadapi oleh para siswa
pokok adalah mengenai proses belajar b) Kesetiaan terhadap gagasan lama
mengajar tersebut yang meliputi: 1) arti yang sebenarnya sudah di-
penting belajar, 2) teori-teori belajar, 3) berlakukan lagi
hubungan belajar dengan teori dan c) Kurangnya sumber-sumber infor-
pengetahuan; dan 4) fase-fase yang dilalui masi yang diperlukan
siswa dalam peristiwa belajar. Disamping d) Ketidak cermatan observasi ter-
itu yang tak kalah penting untuk diketahui hadap situasi belajar mengajar
adalah pendekatan belajar, kesulitan Selain hal di atas, hambatan mung-
belajar dan alternative proses mengajar. kin muncul dari perbedaan harapan antara
c. Cara menghubungkan antara guru dengan siswa. beberapa siswa dalam
mengajar dengan belajar kelas misalnya, mungkin memiliki cita-cita
Secara singkat mengajar adalah memenuhi kebutuhan masa depan yang
kegiatan menyampaikan materi pelajaran, sama sekali berbeda dengan rekan-
melatih keterampilan dan menanamkan rekannya atau bahkan menyimpang dari
nilai moral yang terkandung dalam materi karakteristik sekolah mereka ikuti
pelajaran tersebut kepada siswa, agar Disadari atau tidak, setiap individu
kegiatan mengajar ini diterima oleh para tentu pernah melakukan aktivitas belajar
siswa, guru perlu berusaha membagkitkan karena aktivitas belajar tidak dapat
gairah dan minat belajar mereka. Dalam dipisahkan dari kehidupan seseorang mulai
hal ini sangat diharapkan paada calon guru sejak lahir sampai mencapai umur tua.
untuk memahami model-model mengajar, Belajar adalah suatu proses psikis
metode-metode mengajar dan strategi yang yang berlangsung dalam interaksi antara
dapat diterapkan dalam saat proses belajar subjek dengan lingkungannya dan meng-
mengajar berlansung. hasilkan perubahan-perubahan dalam pe-
d. Pengambilan keputusan untuk ngetahuan, pemahaman, ketrampilan,
pengelolaan PBM sikap dan kebiasaan yang bersifat relative
Dalam mengelola sebuah proses konstan / tetap baik melalui pengalaman,
belajar mengajar, seorang guru di tuntut latihan maupun praktek. Perubahan itu
untuk menjadi figure sentral yang kuat dan bisa sesuatu yang baru atau hanya
berwibawa, namun tetap bersahabat penyempurnaan terhadap hal-hal yang
(syah,1995). Untuk memenuhihal tersebut sudah dipelajari yang segera nampak
anda diituntut mampu menempatkan diri dalam perilaku nyata atau yang masih

106
tersembunyi. Sedangkan proses belajar siswa dalam berinteraksi dengan
dapat berlangsung dengan kesadaran lingkungannya.
individu atau tidak, sebagaimana di- Adapun perubahan yang terjadi
ungkapkan oleh Winkel bahwa,” Proses sebagai hasil belajar menurut Prayitno
belajar dapat berlangsung dengan disertai (2008) adalah: dari tidak tahu menjadi
kesadaran dan intensi, tetapi itu tidak tahu, dari tidak bisa menjadi bias, dari
mutlak perlu.” tidak mau menjadi mau dan dari tidak
Belajar dapat dikatakan berhasil jika biasa menjadi terbiasa
terjadi perubahan dalam diri siswa, namun Menurut Dimyati (2005:30),
tidak semua perubahan perilaku dapat prinsip-prinsip belajar adalah:
dikatakan belajar karena perubahan 1. Perhatian dan motivasi
tingkah laku akibat belajar memiliki ciri- Perhatian mempunyai peranan yang
ciri perwujudan yang khas (Syah, 1999) penting dalam kegiatan belajar. Apabila
antara lain: bahan pelajaran tersebut dirasa penting,
1. Perubahan Intensional, Perubahan akan membangkitkan motivasi untuk
dalam proses berlajar adalah karena mempelajarinya. Motivasi berkaiatan erat
pengalaman atau praktek yang di- dengan minat. Siswa yang mempunyai
lakukan secara sengaja dan disadari. minat akan cenderung perhatian dan
Pada ciri ini siswa menyadari bahwa timbul motivasinya untuk mempelajari
ada perubahan dalam dirinya, seperti bidang tertentu.
penambahan penge-tahuan,kebiasaan 2. Keaktifan
dan keterampilan. Keaktifan anak akan mendorong
2. Perubahan Positif dan Aktif, Positif untuk berbuat sesuatu, mempunyai ke-
berarti perubahan tersebut baik dan mauan dan aspirasi sendiri. Belajar hanya
bermanfaat bagi kehidupan serta mungkin terjadi apabila anak aktif
sesuai dengan harapan karena mem- mengalami sendiri.
peroleh sesuatu yang baru, yang 3. Keterlibatan langsung atau
lebih baik dari sebelumnya. Se- berpengalaman
dangkan aktif artinya perubahan Dalam belajar melalui pengalaman,
tersebut terjadi karena adanya usaha siswa tidak hanya mengamati tetapi meng-
dari siswa yang bersangkutan. hayati, terlibat langsung dalam perbuatan
3. Perubahan efektif dan fungsional, dan tanggung jawab terhadap hasilnnya.
Perubahan dikatakan efektif apabila 4. Pengulangan
membawa pengaruh dan manfaat Prinsip belajar menekankan prinsip
tertentu bagi siswa. Sedangkan pe- pengulangan adalah teori psikologi daya.
rubahan yang fungsional artinya pe- Menurut teori ini, belajar adalah melatih
rubahan dalam diri siswa tersebut daya-daya yang ada pada manusia yang
relatif menetap dan apabila di- terdiri atas daya: mengamat, menanggap,
butuhkan perubahan tersebut dapat mengingat, mengkhayal, merasakan dan
direproduksi dan dimanfaatkan lagi. sebagainya. Dengan mengadakan peng-
Berdasarkan dari uraian di atas, ulangan maka daya yang dilatih akan
maka dapat disimpulkan bahwa belajar menjadi sempurna.
adalah suatu proses usaha yang dilakukan 5. Tantangan
siswa untuk memperoleh suatu perubahan Dalam belajar, siswa menghadapi
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, hambatan untuk mencapai tujuan belajar.
secara sengaja, disadari dan perubahan Agar timbul motif pada anak untuk
tersebut relatif menetap serta membawa mengatasi hambatan tersebut, bahan
pengaruh dan manfaat yang positif bagi pelajaran haruslah menantang. Tantangan

107
yang dihadapi membuat siswa bergaiarah Faktor internal adalah faktor-faktor
untuk mengatasinya. yang berasal dari dalam diri individu dan
6. Balikan dan penguatan dapat mempengaruhi hasil belajar
Siswa akan belajar lebih semangat individu. Faktor-faktor internal ini
apabila mengetahui dan mendapatkan hasil meliputi faktor fisiologis
yang baik. Dengan hasil yang baik me- dan faktor psikologis.
rupakan balikan yang menyenangkan dan a) Fisiologis. Faktor-faktor
berpengaruh baik untuk usaha belajar fisiologis adalah faktor-faktor
selanjutnya. Balikan yang diterima melalui yang berhubungan dengan
penggunaan metode akan mendorong kondisi fisik individu.
siswa untuk belajar lebih giat dan ber- Faktor-faktor ini dibedakan menjadi
semangat. dua macam:
7. Perbedaan individu. Pertama, keadaan tonus jasmani.
Siswa merupakan individu yang Keadaan tonus jasmani pada umumnya
unik. Tipe siswa mempunyai perbedaan sangat mempengaruhi aktivitas belajar
satu dengan yang lain. Perbedaan individu seseorang. kondisi fisik yang sehat dan
ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar bugar akan memberikan pengaruh positif
siswa. terhadap kegiatan belajar individu.
Proses pembelajaran merupakan ke- Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau
giatan yang dijalani oleh peserta didik sakit akan menghambat tercapainya hasil
dalam upaya mencapai tujuan pendidikan belajar yang maksimal. Oleh karena itu
di satu sisi, dan di lain sisi merupakan keadaan tonus jasmani sangat me-
kegiatan yang diupayakan oleh pendidik mengaruhi proses belajar, maka perlu ada
agar kegiatan tersebut berlangsung untuk usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
sebesar-besarnya bermanfaat bagi pen- Kedua, keadaan fungsi jasmani/
capaian tujuan pendidikan oleh peserta fisiologis. Selama proses belajar ber-
didik (Prayitno, 1998). langsung, peran fungsi fisiologis pada
Sedangkan menurut Santrock (2008), tubuh manusia sangat memengaruhi hasil
“Pembelajaran (learning) dapat dide- belajar, terutama panca indra. Panca indra
finisikan sebagai pengaruh permanen atas yang berfunsi dengan baik akan mem-
perilaku, pengetahuan, dan keterampilan permudah aktivitas belajar dengan baik
berpikir yang diperoleh melalui penga- pula. dalam proses belajar, merupakan
laman”. pintu masuk bagi segala informasi yang
Dari pengertian di atas, maka dapat diterima dan ditangkap oleh manusia.
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah Sehingga manusia dapat menangkap dunia
segala upaya yang dilakukan agar terjadi luar. Panca indra yang memiliki peran
proses belajar pada diri peserta didik. besar dalam aktivitas belajar adalah mata
Dalam praktiknya di lapangan, dan telinga. Oleh karena itu, baik guru
pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan maupun siswa perlu menjaga panca indra
dengan berpegang pada ideologi pem- dengan baik, baik secara preventif maupun
belajaran. Adapun ideology pembelajaran secara yang bersifat kuratif. Dengan
tersebut adalah yang oleh Prayitno disebut menyediakan sarana belajar yang
dengan singkatan lima-I yaitu: Iman dan memenuhi persyaratan, memeriksakan
taqwa, Inisiatif, Industrius, Individual, dan kesehatan fungsi mata dan telinga secara
Interaksi. periodik, mengonsumsi makanan yang
bergizi, dan lain sebagainya.
Faktor-faktor yang mem- b) Psikologis.
pengaruhi belajar Faktor–faktor psikologis adalah
1. Faktor Internal Siswa. keadaan psikologis seseorang yang dapat

108
mempengaruhi proses belajar. Beberapa melakukan aktivitas belajar dengan
faktor psikologis yang utama me- baik.
pengaruhi proses belajar adalah b. Lingkungan Non-Sosial
kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap 1). Lingkungan alamiah, seperti
dan bakat. kondisi udara yang segar, tidak panas
2. Faktor Eksternal Siswa dan tidak dingin, sinar yang tidak
Selain karakteristik siswa atau terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu
faktor-faktor endogen, faktor-faktor lemah/gelap, suasana yang sejuk dan
eksternal juga dapat memengaruhi proses tenang. Lingkungan alamiah tersebut
belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) mmerupakan faktor-faktor yang dapat
menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal memengaruhi aktivitas belajar siswa.
yang memengaruhi belajar dapat Sebaliknya, bila kondisi lingkungan
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu alam tidak mendukung, proses belajar
faktor lingkungan sosial dan faktor siswa akan terlambat.
lingkungan non-sosial. 2). Faktor instrumental,yaitu
a. Lingkungan sosial. perangkat belajar yang dapat digolong-
1) Lingkungan sosial sekolah, kan dua macam. Pertama, hardware,
seperti guru, administrasi, dan teman- seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,
teman sekelas dapat memengaruhi fasilitas belajar, lapangan olah raga dan
proses belajar seorang siswa. Hubungan lain sebagainya. Kedua, software, se-
harmonis antara ketiganya dapat perti kurikulum sekolah, peraturan-
menjadi motivasi bagi siswa untuk peraturan sekolah, buku panduan, silabi
belajar lebih baik di sekolah. Perilaku dan lain sebagainya.
yang simpatik dan dapat menjadi 3) Faktor materi pelajaran (yang
teladan seorang guru atau administrasi diajarkan ke siswa). Faktor ini
dapat menjadi pendorong bagi siswa hendaknya disesuaikan dengan usia
untuk belajar. perkembangan siswa begitu juga
2) Lingkungan sosial masya- dengan metode mengajar guru, di-
rakat. Kondisi lingkungan masyarakat sesuaikan dengan kondisi perkem-
tempat tinggal siswa akan memengaruhi bangan siswa. Karena itu, agar guru
belajar siswa. Lingkungan siswa yang dapat memberikan kontribusi yang
kumuh, banyak pengangguran dan anak positif terhadap aktivitas belajar siswa,
terlantar juga dapat mempengaruhi maka guru harus menguasai materi pe-
aktivitas bela-jar siswa, paling tidak lajaran dan berbagai metode mengajar
siswa kesulitan ketika memerlukan yang dapat diterapkan sesuai dengan
teman belajar, diskusi, atau meminjam konsdisi siswa.
alat-alat belajar yang kebetulan belum 3. Faktor Pendekatan Belajar:
dimilikinya. Surface,Reproduktif, conserving, exten-
3) Lingkungan sosial keluarga. ding, deep dan achieving.
Lingkungan ini sangat me-mengaruhi Namun sebagian buku yang lain
kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, memaparkan factor-faktor yang mem-
sifat-sifat orang tua, demografi keluarga pengaruhi proses hasil belajar dengan cara
(letak rumah), pengelo-laan keluarga, berbeda.
semuannya dapat memberi dampak 1. Faktor Internal
terhadap aktivitas belajar siswa. Hu- Faktor internal adalah faktor-faktor
bungan anatara anggota keluarga, yang berasal dari dalam diri individu dan
orangtua, anak, kakak, atau adik yang dapat memengaruhi hasil belajar individu.
harmonis akan membantu siswa Faktor-faktor internal ini meliputi factor
fisiologis dan faktor psikologis.

109
a. Faktor fisiologis. Faktor-faktor telinga secara periodic, mengonsumsi
fisiologis adalah faktor-faktor yang makanan yang bergizi, dan lain
berhubungan dengan kondisi fisik sebagainya.
individu. Faktor-faktor ini dibedakan b. Faktor Psikologis
menjadi dua macam : Faktor-faktor psikologis adalah
1) Keadaan jasmani. keadaan psikologis seseorang yang dapat
Keadaan tonus jasmani pada mempengaruhi proses belajar. Beberapa
umumnya sangat memengaruhi aktivitas faktor psikologis yang utama mem-
belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat pengaruhi proses belajar adalah kecerdas-
dan bugar akan memberikan pengaruh an peserta didik, motivasi , minat, sikap
positif terhadap kegiatan belajar individu. dan bakat.
Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau 1) Kecerdasan /intelegensia siswa
sakit akan menghambat tercapainya hasil Pada umumnya kecerdasan diartikan
belajar yang maksimal. Oleh karena itu sebagai kemampuan psiko-fisik dalam
keadaan tonus jasmani sangat mem- mereaksikan rangsangan atau menye-
pengaruhi proses belajar, maka perlu ada suaikan diri dengan lingkungan melalui
usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. cara yang tepat. Dengan demikian, ke-
Cara untuk menjaga kesehatan cerdasan bukan hanya berkaitan dengan
jasmani antara lain adalah : kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ
a) Menjaga pola makan yang sehat tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan
dengan memerhatikan nutrisi yang dengan kecerdasan, tentunya otak me-
masuk ke dalam tubuh, ka-rena rupakan organ yang penting dibandingkan
kekurangan gizi atau nutrisi akan organ yang lain, karena fungsi otak itu
mengakibatkan tubuh cepat lelah, sebagai organ pengendali tertinggi
lesu , dan mengantuk, se-hingga (executive control) dari hampir seluruh
tidak ada gairah untuk belajar, aktivitas manusia.
b) rajin berolah raga agar tubuh selalu Kecerdasan merupakan faktor
bugar dan sehat; psikologis yang paling penting dalam
c) istirahat yang cukup dan sehat. proses belajar peserta didik, karena itu
2) Keadaan fungsi jasmani/ menentukan kualitas belajar siswa. Se-
fisiologis. makin tinggi inteligensi seorang individu,
Selama proses belajar berlangsung, semakin besar peluang individu tersebut
peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia meraih sukses dalam belajar.
sangat memengaruhi hasil belajar, 2) Motivasi
terutama panca indra. Panca indra yang Motivasi adalah salah satu faktor
berfungsi dengan baik akan mempermudah yang mempengaruhi keefektifan kegiatan
aktivitas belajar dengan baik pula dalam belajar peserta didik. Motivasilah yang
proses belajar, merupakan pintu masuk mendorong siswa ingin melakukan ke-
bagi segala informasi yang diterima dan giatan belajar. Para ahli psikologi mende-
ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia finisikan motivasi sebagai proses di dalam
dapat menangkap dunia luar. Panca indra diri individu yang aktif, mendorong, mem-
yang memiliki peran besar dalam aktivitas berikan arah, dan menjaga perilaku setiap
belajar adalah mata dan telinga. Oleh saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diarti-
karena itu, baik pendidik maupun peserta kan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuh-
didik perlu menjaga panca indra dengan an dan keinginan terhadap intensitas dan
baik, baik secara preventif maupun secara arah perilaku seseorang.
yang bersifat kuratif. Dengan menyediakan Dari sudut sumbernya motivasi
sarana belajar yang memenuhi persyaratan, dibagi menjadi dua, yaitu motivasi
memeriksakan kesehatan fungsi mata dan intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi

110
intrinsik adalah semua faktor yang berasal eksplor apa yang dipelajari, melibatkan
dari dalam diri individu dan memberikan seluruh domain belajar siswa (kognitif,
dorongan untuk melakukan sesuatu. afektif, psikomotorik) sehingga siswa
Seperti seorang siswa yang gemar mem- menjadi aktif, maupun performansi guru
baca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh yang menarik saat mengajar. Kedua,
untuk membaca, karena membaca tidak pemilihan jurusan atau bidang studi. Da-
hanya menjadi aktifitas kesenangannya, lam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan
tapi bisa jadi juga telah mejadi ke- atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa
butuhannya. Menurut Arden N. Frandsen sesuai dengan minatnya.
(Hayinah, 1992), yang termasuk dalam 1) Sikap
motivasi intrinsik untuk belajar antara lain Sikap siswa dalam belajar dapat
adalah: dipengaruhi oleh perasaan senang atau
a) Dorongan ingin tahu dan ingin tidak senang pada performan guru,
menyelidiki dunia yang lebih pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan
luas; untuk mengantisipasi munculnya sikap
b) Adanya sifat positif dan kreatif yang negative dalam belajar, pendidik
yang ada pada manusia dan sebaiknya berusaha untuk menjadi guru
keinginan untuk maju; yang professional dan bertanggungjawab
c) Adanya keinginan untuk terhadap profesi yang dipilihnya.
mencapai prestasi sehingga 4) Bakat
mendapat dukungan dari orang- Faktor psikologis lain yang
orang penting, misalkan orang mempengaruhi proses belajar adalah bakat.
tua, saudara, guru, atau teman- Secara umum, bakat didefinisikan sebagai
teman, dan lain sebagainya. kemampuan potensial yang dimiliki
d) Adanya kebutuhan untuk seseorang untuk mencapai keberhasilan
menguasai ilmu atau pada masa yang akan datang (Syah, 2003).
pengetahuan yang berguna bagi Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994)
dirinya, dan lain-lain. mendefinisikan bakat sebagai kemampuan
3) Minat umum yang dimilki seorang siswa untauk
Secara sederhana, minat (interest) belajar. Dengan demikian, bakat adalah
adalah kecenderungan dan kegairahan kemampuan seseorang menjadi salah satu
yang tinggi atau keinginan yang besar komponen yang diperlukan dalam proses
terhadap sesuatu. Minat sama halnya belajar seseorang. Apabila bakat seseorang
dengan kecerdasan dan motivasi, karena sesuai dengan bidang yang sedang dipe-
memberi pengaruh terhadap aktivitas lajarinya, maka bakat itu akan mendukung
belajar, ia akan tidak bersemangat atau proses belajarnya sehingga kemungkinan
bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, besar ia akan berhasil.
dalam konteks belajar di kelas, seorang Pada dasarnya setiap orang mem-
guru atau pendidik lainnya perlu mem- punyai bakat atau potensi untuk mencapai
bangkitkan minat peserta didik agar prestasi belajar sesuai dengan kemam-
tertarik terhadap materi pelajaran yang puannya masing-masing. Karena itu, bakat
akan dihadapainya atau dipelajaranya. juga diartikan sebagai kemampuan dasar
Untuk membangkitkan minat belajar individu untuk melakukan tugas tertentu
tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. tanpa tergantung upaya pendidikan dan
Antara lain, pertama, dengan membuat latihan. Individu yang telah mempunyai
materi yang akan dipelajari semenarik bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap
mingkin dan tidak membosankan, baik informasiyang berhungan dengan bakat
dari bentuk buku materi, desain pem- yang dimilkinya. Misalnya, peserta didik
belajaran yang membebaskan siswa meng- yang berbakat dibidang bahasa akan lebih

111
mudah mempelajari bahasa-bahasa yang anatara anggota keluarga, orangtua, anak,
lain selain bahasanya sendiri. Karena kakak, atau adik yang harmonis akan
belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang membantu siswa melakukan aktivitas
dimilki setiap individu, maka para pen- belajar dengan baik.
didik, orangtua, dan guru perlu mem- b. Lingkungan non sosial.
perhatikan dan memahami bakat yang Faktor-faktor yang termasuk
dimilki oleh anaknya atau peserta didik- lingkungan nonsosial adalah;
nya, anatara lain dengan mendukung,ikut 1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi
mengembangkan, dan tidak memaksa anak udara yang segar, tidak panas dan
untuk memilih jurusan yang tidak sesuai tidak dingin, sinar yang tidak terlalu
dengan bakatnya. silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/
2. Faktor Eksternal gelap, suasana yang sejuk dan
Selain karakteristik siswa atau tenang. Lingkungan alamiah tersebut
faktor-faktor endogen, faktor-faktor eks- merupakan faktor-faktor yang dapat
ternal juga dapat memengaruhi proses mempengaruhi aktivitas belajar
belajar siswa. dalam hal ini, Syah (2003) siswa. Sebaliknya, bila kondisi
menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal lingkungan alam tidak mendukung,
yang mempengaruhi belajar dapat di- proses belajar siswa akan terlambat.
golongkan menjadi dua golongan, yaitu 2) Faktor instrumental,yaitu perangkat
factor lingkungan sosial dan faktor belajar yang dapat digolongkan dua
lingkungan non sosial. macam. Pertama, hardware, seperti
a. Lingkungan Sosial gedung sekolah, alat-alat belajar,
1) Lingkungan social pendidikan, fasilitas belajar, lapangan olah raga
seperti guru / dosen, administrasi, dan dan lain sebagainya. Kedua, soft-
teman-teman sekelas dapat memengaruhi ware, seperti kurikulum sekolah,
proses belajar seorang siswa. Hubungan peraturan-peraturan sekolah, buku
harmonis antra ketiganya dapat menjadi panduan, silabus dan lain
motivasi bagi siswa untuk belajar lebih sebagainya.
baikdisekolah. Perilaku yang simpatik dan 3) Faktor materi pelajaran (yang
dapat menjadi teladan seorang guru atau diajarkan ke siswa). Faktor ini
administrasi dapat menjadi pendorong bagi hendaknya disesuaikan dengan usia
siswa untuk belajar. perkembangan siswa begitu juga
2) Lingkungan sosial masyarakat. dengan metode mengajar guru,
Kondisi lingkungan masyarakat disesuaikan dengan kondisi perkem-
tempat tinggal siswa akan memengaruhi bangan siswa. Karena itu, agar guru
belajar siswa. Lingkungan siswa yang dapat memberikan kontribusi yang
kumuh, banyak pengangguran dan anak postif terhadap aktivitas belajr siswa,
terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas maka guru harus menguasai materi
belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan pelajaran dan berbagai metode me-
ketika memerlukan teman belajar, diskusi, ngajar yang dapat diterapkan sesuai
atau meminjam alat-alat belajar yang dengan konsdisi siswa.
kebetulan belum dimilikinya. C. PENUTUP
3) Lingkungan sosial keluarga. Psikologi Pendidikan adalah cabang
Lingkungan ini sangat memengaruhi psikologi kusus yang mempelajari tentang
kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, perilaku manusia di dalam dunia pen-
sifat-sifat orangtua, demografi keluarga didikan yang meliputi studi sistematis
(letak rumah), pengelolaankeluarga, tentang proses-proses dan faktor-faktor
semuannya dapat memberi dampak yang berhubungan dengan pendidikan,
terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan yang tujuannya untuk mengembangkan

112
dan meningkatkan keefisiensian di dalam Winkel, WS, 1997, Psikologi Pendidikan
pendidikan. dan Evaluasi Belajar. Jakarta :
Psikologi pendidikan meletakkan Gramedia.
dasar interaksi manusiawi dalam proses
pembelajaran yang menjadi dasar bagi
upaya optimalisasi potensi peserta didik.
Guru tidak melihat peserta didik sebagai
objek, tetapi sebagai subjek yang memiliki
keunikkan, potensi, peluang, harapan,
masalah, kekuatan, kelemahan, kemam-
puan untuk aktualisasi diri, dan masa
depan.
D. REFERENSI
Dimyati.2005.Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Depdikbud.
Djamarah,Syaiful Bahri.2002.Strategi
Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka
Cipta.
Irwanto. (1997). Psikologi Umum. Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Khodijah, Nyayu, 2014, Psikologi pen-
didikan, Jakarta ; PT Raja Grafindo
Persada
Prayitno, 2008, Dasar Teori dan Praksis
Pendidikan, UNP
Santrock, John W, 2007, Psikologi Pen-
didikan, Jakarta : Kencana Prenada
Group
Suarna, I Nyoman, dkk, 2014, Psikologi
Pendidikan I, Jakarta : Erlangga.
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa
Aktif-Dalam Proses Belajar Me-
ngajar. Bandung:Sinar Baru.
Suryabrata, Sumadi, (1998). Psikologi
Pendidikan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin, (1999). Psikologi
Pendidikan dengan Suatu
Pendekatan baru. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
Thalib, Syamsul Bachri, 2010, Psikologi
Pendidikan berbasis Analisis
Empiris Aplikatif, Jakarta : Kencana
Prenada Group

Winkel, W. S. 1983, Bimbingan dan


Konseling di Sekolah Menengah,
Jakarta :PT. Gramedia.

113

Anda mungkin juga menyukai