Anda di halaman 1dari 14

c c

 

 






Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi (= jaringan
periodontium). Yang termasuk jaringan penyangga gigi adalah gusi, tulang yang membentuk
kantong tempat gigi berada, dan ligamen periodontal (selapis tipis jaringan ikat yang
memegang gigi dalam kantongnya dan juga berfungsi sebagai media peredam antara gigi dan
tulang).

Suatu keadaan dapat disebut periodontitis bila perlekatan antara jaringan periodontal
dengan gigi mengalami kerusakan. Selain itu tulang alveolar (= tulang yang menyangga gigi)
juga mengalami kerusakan. Periodontitis dapat berkembang dari gingivitis (peradangan atau
infeksi pada gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah tulang di bawah
gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal.

Bila ini terjadi, gusi dapat mengalami penurunan, sehingga permukaan akar terlihat
dan sensitivitas gigi terhadap panas dan dingin meningkat. Gigi dapat mengalami
kegoyangan karena adanya kerusakan tulang.



Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah lapisan tipis biofilm yang
mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. Lapisan ini melekat pada permukaan
gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Plak yang menyebabkan gingivitis dan
periodontitis adalah plak yang berada tepat di atas garis gusi. Bakteri dan produknya dapat
menyebar ke bawah gusi sehingga terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis.
Gambar 1. Plak dan karang gigi dapat menyebabkan periodontitis



Kadang pasien tidak merasakan rasa sakit ataupun gejala lainnya. Biasanya tanda-
tanda yang dapat diperhatikan adalah :
 Gusi berdarah saat menyikat gigi.
 Gusi berwarna merah, bengkak, dan lunak.
 „erlihat adanya bagian gusi yang turun dan menjauhi gigi.
 „erdapat nanah di antara gigi dan gusi.
 Gigi goyang.

Gambar 2. gusi yang turun akibat periodontitis

Bila Anda menemukan tanda-tanda di atas, segera berkonsultasi dengan dokter gigi
Anda.


`okter gigi biasanya akan melakukan pemeriksaan klinis pada jaringan gusi dan
melihat apakah ada gigi-gigi yang mengalami kegoyangan. Hubungan antara gigi-gigi rahang
atas dan bawah saat menggigit juga akan diperiksa.

Gambar 3. Pemeriksaan kedalaman poket

Kemudian dokter gigi akan melakukan pemeriksaan yang disebut periodontal


probing, yaitu teknik yang digunakan untuk mengukur kedalaman poket (kantong yang
terbentuk di antara gusi dan gigi). Kedalaman poket ini dapat menjadi salah satu petunjuk
seberapa jauh kerusakan yang terjadi.

Sebagai tambahan, pemeriksaan radiografik (x-rays) juga perlu dilakukan untuk


melihat tingkat keparahan kerusakan tulang. Perawatan pada kasus-kasus periodontitis yang
belum begitu parah, biasanya perawatan yang diberikan adalah root planing dan kuretase,
yaitu pengangkatan plak dan jaringan yang rusak dan mengalami peradangan di dalam poket
dengan menggunakan kuret. „ujuan utamanya adalah menghilangkan semua bakteri dan
kotoran yang dapat menyebabkan peradangan. Setelah tindakan ini, diharapkan gusi akan
mengalami penyembuhan dan perlekatannya dengan gigi dapat kembali dengan baik.

Pada kasus-kasus yang lebih parah, tentunya perawatan yang diberikan akan jauh
lebih kompleks. Bila dengan kuretase tidak berhasil dan kedalaman poket tidak berkurang,
maka perlu dilakukan tindakan operasi kecil yang disebut gingivectomy. „indakan operasi ini
dapat dilakukan di bawah bius lokal. Pada beberapa kasus tertentu yang sudah tidak bisa
diatasi dengan perawatan di atas, dapat dilakukan operasi dengan teknik flap, yaitu prosedur
yang meliputi pembukaan jaringan gusi, kemudian menghilangkan kotoran dan jaringan yang
meradang di bawahnya. Antibiotik biasanya diberikan untuk menghentikan infeksi pada gusi
dan jaringan di bawahnya. Perbaikan kebersihan mulut oleh pasien sendiri juga sangat
penting.

 !"#"

 Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.
 Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa makanan yang
tersangkut di antara celah gigi-geligi.
 Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dalam mulut,
misalnya obat kumur yang mengandung chlorhexidine. Lakukan konsultasi terlebih dahulu
dengan dokter gigi Anda dalam penggunaan obat kumur tersebut.
 Berhenti merokok
 Lakukan kunjungan secara teratur ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk kontrol rutin dan
pembersihan.



Mekanisme „erjadinya `emam

`emam atau dalam bahasa medis disebut dengan febris merupakan suatu keadaan
dimana terjadi peningkatan suhu tubuh melebihi dari suhu tubuh normal. Suhu tubuh bisa
meningkat atau menurun karena adanya sistem pengaturan suhu tubuh yang diatur oleh
pengatur suhu yang terletak di otak tepatnya di bagian hipotalamus pre optik anterior.
Hipotalamus sendiri merupakan bagian dari diensephalon yang merupakan bagian dari otak
depan (prosencephalon).

Hipotalamus dapat dikatakan sebagai mesin pengatur suhu (termostat tubuh) karena
terdapat reseptor yang sangat peka terhadap suhu yang lebih dikenal dengan nama
termoreseptor. `engan adanya termorespetor ini, suhu tubuh dapat senantiasa berada dalam
batas normal yakni sesuai dengan suhu inti tubuh. Suhu inti tubuh merupakan pencerminan
dari kandungan panas yang ada di dalam tubuh. Kandungan panas didapatkan dari
pemasukan panas yang berasal dari proses metabolisme makanan yang masuk ke dalam
tubuh. Pada umumnya suhu inti berada dalam batas 36,5-37,5°C.1

Bila pemasukan panas lebih besar dari pengeluarannya, maka termostat ini akan
memerintahkan tubuh untuk melepaskan panas tubuh yang berlebih ke lingkungan luar tubuh
salah satunya dengan mekanisme berkeringat. Bila pengeluaran panas melebihi pemasukan
panas, maka termostat ini akan berusaha menyeimbangkan suhu tersebut dengan cara
memerintahkan otot-otot rangka kita untuk berkontraksi, guna menghasilkan panas tubuh.
Kontraksi otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil. Hal ini dimaksudkan
agar tubuh kita tetap hangat. Karena dengan menggigil itulah, tubuh kita akan memproduksi
panas.

Hal diatas tersebut merupakan keadaan normal ,yang terjadi dalam tubuh kita manakala
tubuh kita mengalami perubahan suhu. Lain halnya bila tubuh mengalami proses patologis
(sakit). Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan
oleh zat toksin, yang masuk ke dalam tubuh. keadaan demam yang tarjadi pada pasien yang
menderita infeksi gigi akut di sebabkan karna adanya inflamasi, dimana inflamasi adalah
reaksi fisiologik setempat dari badan terhadap rangsangan atau iritan. Baik traumatic,
kimiawi, maupun bacterial, menyebabkan suatu rangkaian dasar reaksi fisiologik dan
morfologik pada jaringan vascular, limfatik dan penghubung.

„ujuan inflamasi adalah untuk menghilangkan atau menghancurkan iritan dan untuk
memperbaiki kerusakan jaringan, inflamasi membawa pada daerah inflamasi sel sel fagositik
untuk mencerna bakteri atau debris selular, antibodi untuk mengenal, menyerang dan
menghancurkan bahan asing . Perbaikan jaringan tergantung pada keparahan injuri dan
ketahanan pejamu. Agent injuri dapat menyebabkan perubahan reversible atau ireversibel
pada jaringan. Kerusakan ireversibel mengarah ke nekrosis jaringan, sedangkan kerusakan
reversible mengarah ke perbaikan.

Perbaikan atau kembalinya jaringan ke struktur dan fungsi normal, di mulai bila
jaringan terlibat dalam proses inflamatori. Inflamasi itu sendiri bisa menghasilkan gejala
sebagai berikut, terjadi rasa sakit , karena kerja bahan sitotoksik yang di lepaskan dari elemen
elemen humoral, selular dan mikrobial pada ujung syaraf, pembengkakan di sebabkan
karena filtrasi makromolukel dan cairan ke dalam jaringan yang berpengaruh, kemerah
merahan dan panas karena vasodilatasi pembuluh pembuluh dan aliran darah ke jaringan
yang terpengaruh dan gangguan fungsi di sebabkan oleh perubahan pada jaringan yang
terpengaruh. terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses
peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap
adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses peradangan diawali
dengan masuknya toksin ke dalam tubuh. Contoh toksin yang paling mudah adalah
mikroorganisme penyebab sakit.

Mikroorganisme, yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin
tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. `engan masuknya mikroorganisme tersebut,
tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan ³tentara
pertahanan tubuh´ antara lain berupa leukosit, makrofag, limfosit, dan sel Kupffer untuk
memakannya (fagositosit). `engan adanya proses fagositosit ini, sistem imun tubuh akan
mengeluarkan zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen berfungsi sebagai anti infeksi.
Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel
penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam
arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2. Proses selanjutnya
adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran
prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari
enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin mengakibatkan peningkatan set
point (suhu termostat) di termoregulator hipotalamus.

Adanya peningkatan set point ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu
tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/menggigil. Adanya
proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya
perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang ³setting´ hipotalamus yang mengalami
gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris.
è""

åenis mikroorganisme penyebab infeksi disebabkan oleh bakteri anaerob. Bakteri


anaerob adalah bakteri yang tidak menggunakan oksigen untuk pertumbuhan dan
metabolismenya, namun mendapatkan energi dari reaksi fermentasi. Bakteri tersebut
mengurangi kadar O2 untuk pertumbuhannya dan gagal tumbuh pada permukaan media
padat yang mengandung 10% CO2 pada lingkungan udaranya.

Bakteri anaerob ditemui pada seluruh bagian tubuh manusia, yakni di kulit, permukaan
mucosal, dan dalam konsentrasi tinggi pada mulut dan saluran gastrointestinal sebagai bagian
dari flora normal. Infeksi yang ditimbulkan oleh bakteri anaerob seringkali terjadi secara
polimikrobial, dimana bakteri tersebut ditemukan bergabung dengan bakteri lain di rongga
mulut (mix infection). Ciri khas dari infeksi bakteri anaerob adalah adanya pembentukan
pus/nanah yang berbau busuk yang disebabkan oleh asam lemak rantai pendek dari
metabolisme anaerob, abses, dan kerusakan pada jaringan.

Bakteri anaerob penyebab infeksi pada rongga mulut:

a.Bacteroides
Merupakan bakteri gram negatif yang memilki bentuk coccobacilli. Infeksi bakteri ini
dapat menyebabkan nanah.

b.Prevotella
Merupakan basil gram negatif yang juga berbentuk coccobacilli Bakteri ini bersifat patogen
pada gigi dan periodontal.

c.Fusobacteria
Merupakan bakteri batang pleomorfik gram negatif. Sebagian besar spesies menghasilkan
asam butirat dan mengubah threonine menjadi asam propinat. Kelompok fusobacterium
termasuk beberapa spesies yang sering diisolasi dari infeksi bakteri campuran, yang
disebabkan oleh flora normal mukosa.
åenis-jenis fusobakterium antara lain, F. Nekroforum, F. Mortiferum, F.

Gonidiaformans, F. Alosis, F. Nukleatum, F. Varium, F. Salci, dan sebagainya.

Fusobakterium nukleatum dapat diisolasi dari celah gingiva dan infeksi periodontal. Bila
tidak segera dirawat dan dicegah dapat meningkatkan immunopathologi. Bakteri ini
merupakan salah satu bakteri yang sering ditemukan dalam subgingival plak pada penderita
gingivitis maupun periodontitis. Fusobakterium nukleatum dikenal khas menyebabkan plak
gigi, infeksi periodontal, infeksi kepala dan leher, dada, paru-paru, hati, dan perut manusia.

d.Clostridium
Clostridium perfringens adalah satu spesies Clostridium yang menyebabkan gangren gas.
Seluruh tipe C. Perfringens menghasilkan racun alfa, yakni suatu eksotoksin hemolitik dan
penekrosis lecithinase. Gas gangren terjadi ketika luka pada jaringan yang lunak
terkontaminasi oleh C. Perfringens, seperti terjadi trauma, aborsi septik, dan luka perang.
Sekali terjadi infeksi, organisme mengelaborasi toksin nekrotik, CO2 dan, H2 berakumulasi
di jaringan dan secara klinis terdeteksi sebagai gas (contoh: gas gangren).

e.Streptococcus mutans

Streptococcus mutans mampu menempel dengan kuat pada enamel gigi melalui
glikokaliksnya. Streptococcus mutans mempunyai kemampuan untuk melekat dan
berkolonisasi pada jaringan mulut, hal ini karena Streptococcus mutans mempunyai berbagai
polimer permukaan sel sebagai bahan antigen yang dikenal sebagai antigen B, 1/I1, IF, Pac,
SR, P1. Antigen tersebut berperan sebagai adhesin yang memiliki reseptor pada salah satu
komponen saliva yang dikenal sebagai reseptor adhesin sehingga terjadi interaksi antara
bakteri dengan saliva yang dapat membentuk lapisan biofilm di permukaan gigi atau bahan
restorasi sehingga menghantar terjadinya proses kolonisasi.

Sel bakteri dari spesies yang sama atau berbeda akan tertutup dalam glikokaliks, membentuk
suatu lapisan yang disebut plak pada permukaan gigi dan produksi asam yang dapat
menyebabkan karies gigi. Karies gigi merupakan suatu kerusakan enamel, dentin atau
sementum gigi yang disebabkan oleh aktivitas bakteri. Karies dimulai dari dari
demineralisasi langsung dari enamel gigi yang disebabkan oleh asam laktat dan asam organik
lain yang berakumulasi dalam plak gigi.

$

Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme
inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen,
menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada
akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat
pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang
terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai
organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri,
parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.

Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu pihak dirugikan,
digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan
patogen adalah cabang penyakit infeksi.

%

Setelah menembus jaringan, patogen dapat berkembang pada di luar sel tubuh (ekstraselular)
atau menggunakan sel tubuh sebagai inangnya (intraselular). Patogen intraselular lebih lanjut
dapat diklasifikasikan lebih lanjut:

 patogen yang berkembang biak dengan bebas di dalam sel, seperti : virus dan beberapa
bakteri (D amydia, Rickettsia, Listeria).
 patogen yang berkembang biak di dalam vesikel, seperti èycobacteria.

åaringan yang tertembus dapat mengalami kerusakan oleh karena infeksi patogen, misalnya
oleh eksotoksin yang disekresi pada permukaan sel, atau sekresi endotoksin yang memicu
sekresi sitokina oleh makrofaga, dan mengakibatkan gejala-gejala lokal maupun sistemik.[2]


Pada tahapan umum sebuah infeksi, antigen selalu akan memicu sistem kekebalan
turunan, dan kemudian sistem kekebalan tiruan pada saat akut. „etapi lintasan infeksi tidak
selalu demikian, sistem kekebalan dapat gagal memadamkan infeksi, karena terjadi fokus
infeksi berupa:[3]

 subversi sistem kekebalan oleh patogen


 kelainan bawaan yang disebabkan gen
 tidak terkendalinya mekanisme sistem kekebalan

Perambatan perkembangan patogen bergantung pada kemampuan replikasi di dalam


inangnya dan kemudian menyebar ke dalam inang yang baru dengan proses infeksi. Untuk
itu, patogen diharuskan untuk berkembangbiak tanpa memicu sistem kekebalan, atau dengan
kata lain, patogen diharuskan untuk tidak menggerogoti inangnya terlalu cepat.

Patogen yang dapat bertahan hanya patogen yang telah mengembangkan mekanisme untuk
menghindari terpicunya sistem kekebalan.

= ttp://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi)

Infeksi dibagi dalam 3 kelompok.

1. Infeksi dimana mikroorganisme mempunyai mekanisme khusus untuk menempel pada
permukaan tubuh dan kadang-kadang mengadakan penetrasi pada hospes sehat dan normal.
2. Mikroorganisme memasuki tubuh horpes sehat melalui gigitan artropoda ( malaria dll ),
mikroorganisme ini mempunyai mekanisme khusus untuk menginfeksi artropoda dan
tergantung artropodanya untuk memasuki tubuh horpes.
3. Meliputi infeksi dimana mikroorganismenya sendiri tidak mampu menginfeksi pejamu.
Harus terjadi kerusakan dahulu dan menurunnya pertahanan permukaan tubuh, seperti luka
kulit ³kerusakan´ saluran nafas akibat mikroba kelompok 1, atau terdapat abnormalis saluran
kemih yang mengandung fungsi urine membilasi dan membersihkan ( mampu menimbulkan
penyakitinfeksi oportunistik ).

„erdapat juga mikroorganisme yang tanpa melalukan penetrasi permukaan tubuh dan
mencapai jaringan tubuh. Vibrio kolera mengsekresi bahan toksik yang bekerja local dan
menyebabkan penyakit. Kuman ³melakukan´ patosenisitasnya walaupun tetap berada pada
lumen usus. Ada kuman lain, yang menetap di permukaan tubuh dan melepaskan toksin yang
menyebabkan penyakit sistemik setelah toksin terabsorpsi ( difteria ).

&"'

„ubuh manusia rawan terhadap infeksi oleh berbagai macam mikroorganisme pathogen.
Agar dapat menyebabkan infeksi, mula-mula mikroorganisme harus mengadakan kontak
dengan hospes dan kemudian membentuk focus infeksi.

Mikroorganisme pathogen mempunyai pola hidup dan cara pathogenesis yang berbeda-
beda pula. Fungsi fisiologik system imun adalah melindungi tubuh terhadap mikroorganisme
pathogen. Evolusipenyakit infeksi pada seseorang melibatkan serangkaian interaksi antara
mikroorganisme dengan tubuh antara lain masuknya mikroorganisme,invasi dan kolonisasi
dalam jaringan tubuh, proses hindar dari imunitas tubuh dan proses penyembuhan luka.

Beberapa gambaran umum tentang imunitas terhadap mikroorganisme, antara lain adalah

1. Pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme dilakukan oleh imunitas alami ( non
spesifik/bawaan ) dan imunitas spesifik ( adaptif / didapat )
2. Mikroorganisme yang berbeda merangsang respon ( limfosit ) yang berbeda pula
3. Survival dan patogenitas mikroorganisme didalam tubuh dipengaruhi oleh kemampuannya
menghindar atau melindungi diri dari imunitas tubuh
4. Kerusakan jaringan dan akibat infeksi lebih disebabkan oleh respon tubuh terhadap
mikroorganisme dan produk yang dihasilkan daripada oleh mikroorganisme itu sendiri.
Imunitas alami, merupakan mekanisme yang sudah ada dan siap bekerja setiap saat.
Epitel permukaan tubuh merupakan baris pertahanan pertama. Banyak virus dan bakteri baru
dapat masuk melalui interaksi khusus dengan permukaan sel. Imunitas alami meliputi
mekanisme efektor, bekerja segera setelah ada kontak dengan mikroorganisme pathogen,
kemampuannya tidak berubah saat melawan tantangan berikutnya.

Reaksi pertahanan yang teraktifasi sebagai respon terhadap kerusakan epitel adalah :

 Koagulasi jarak
 Inflamasi
 System imun

&"'
!#&c'

Bakteri ekstraselular adalah bakteri yang bereplikasi duluar sel tubuh, didalam
sirkulasi, di jaringan ikat ekstraselular dan diberbagai ruang antara jaringan seperti pada
saluran nafas dan lumen intestinal. Kuman pathogen ekstraselular meliputi semua jamur dan
cacing, serta sebagian besar bakteri. „ermasuk juga kuman pathogen yang normalnya
intraselular seperti virus, beberapa spesies bakteri dan protozoa, dalam tahap siklus hidupnya
sebelum mengadakan invasi sel hospes. Bakteri ekstraselular menyebabkan penyakit melalui
dua mekanisme dasar,:

1. Menginduksi inflamasi yang mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan di sekitar tempat
infeksi.
2. memproduksi toksin patologik.

Respon imun terhadap bakteri ekstraselular bertujuan untuk mengeliminasi bakteri dan
menetralisasi efek toksinnya.
&"'
!#&c'

Sejumlah bakteri (dan semua virus) hidup dan bereplikasi di dalam sel tubuh. Bakteri
tersebut terhindar dari atau tidak terjangkau oleh respon antibiotic maupun komplemen
sehingga memerlukan mekanisme yang lain untuk mengeliminasinya.

= Poorwo soedarmo. SS. Dkk. Buku ajar infeksi dan pediatric tropis. Edisi ke ± 2. Jakarta:
ikatan dokter anak Indonesia.2002 )

$  '

Infeksi Akut adalah suatu gangguan atau penyakit yang timbulnya (onset) cepat, atau
berlangsung dalam waktu pendek (tidak lama), dalam kurun waktu jam, hari hingga
minggu.

Pada kondisi tertentu, akut dapat diartikan penyakit yang berat dan memerlukan
penanganan secara cepat (emergency), atau penyakit yang bersifat life saving, misalnya:
akut abdomen, infark miokard akut, apendiksitis akut, dan lain-lain.

$ ("

Infeksi Kronis artinya gangguan atau penyakit yang berlangsung lama (berbilang bulan
atau tahun) atau dikenal sebagai penyakit menahun. Misalnya: hipertensi, diabetes melitus,
kusta, psoriasis, dan lain-lain.

Kita mengenal istilah lain terkait akut dan kronis, yakni sub-akut dan eksaserbasi akut.
Yang dimaksud sub-akut adalah penyakit-penyakit yang berlangsung agak lama (lebih
lama dari akut tapi bukan termasuk kronis), sedangkan eksaserbasi akut adalah penyakit
kronis yang karena berbagai sebab, menjadi akut.

http://cakmoki86.wordpress.com/2008/12/24/antara-akut-dan-kronis/

Anda mungkin juga menyukai