Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA IDE

HEWAN TANAH DAN LINGKUNGANNYA

Dosen pengampu : KHAIRIZA LUBIS, S.Si., M.Sc.Ph.D.


Disusun Oleh

Nama : Nova Linda Y Sinaga (4193351015)

Kelas : Pendidikan IPA-B 2019

Mata Kuliah : Pratikum Ekologi Tumbuhan dan Hewan

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Tugas ini bertujuan untuk membentuk karakter mahasiswa yang lebih kritis
sekaligus menjadikan mahasiswa yang memiliki kepemahaman terhadap suatu materi yang
terdapat dalam makalah tersebut pada mata kuliah glombnag dan optik.

Penulis menyadari makalah yang berisi “Hukum pemantulan cahaya cermin datar
dan lengkungan” ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik yang sifatnya membangun sebagai bahan evaluasi untuk tugas-tugas selanjutnya.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga apa yang penulis kerjakan
bisa bermanfaat bagi orang lain.

Medan, April 2020

Nova Linda Y Sinaga

4193351015

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

PENDAHULUAN

TINJAUAN TEORITIS

METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA

3
DAFTAR GAMBAR

Hasil gambar

4
DAFTAR TABEL

5
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos
("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk
hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan
ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air,
kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat
dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan. Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem
harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan
terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya .Homeostatis
adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam
keseimbangan. Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya
komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem
dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem
pengendalian alamiah ini. Ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari
alam tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah hubungan hewan dengan lingkungannya?
2. Bagaimanakah intraksi hewan dengan lingkungan hidup?
3. Apakah manfaat interaksi hewan dengan lingkungannya?

C. TUJUAN
1. Mengetahui hubungan hewan dengan lingkungannya.
2. Mengetahui intraksi hewan dengan lingkungan hidup.
3. Mengeathui manfaat interaksi hewan dengan lingkungannya.

D. BATASAN MASALAH
Makalah ini membahas tentang ekologi hewan terhadap lingkungannya.

Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto

6
METODE PENELITIAN
A. Pengertian Ekologi
Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal dari bahasa
Yunani, yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah) Logos = Ilmu, telaah. Oleh karena
itu Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk
hidup dengan sesamanya dan dengan lingkungnya. Odum (1993) menyatakan
bahwa ekologi adalah suatu studi tentang struktur dan fungsi ekosistem atau alam
dan manusia sebagai bagiannya. Struktur ekosistem menunjukkan suatu keadaan
dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk keadaan densitas
organisme, biomassa, penyebaran materi (unsur hara), energi, serta faktor-faktor
fisik dan kimia lainnya yang menciptakan keadaan sistem tersebut. Fungsi
ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara keseluruhan
antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan
cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk
hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen
yang ada di sekitarnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem
dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor
abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor
biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi
makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling
mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekologi,
biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani
yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi
energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat
tropik. Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik, interaksi antara
tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam lingkungannya, agar dapat
menjawab pertanyaan; dimana mereka hidup, bagaimana mereka hidup dan
mengapa mereka hidup disana. Hubungan- hubungan tersebut demikian kompleks
dan erat sehingga Odum (1971) menyatakan bahwa ekologi adalah “Environmental
Biology“.

B. Pengertian Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makluk lain (UURI
23 TH 1997). Manusia bersama tumbuhan, hewan, dan jasad renik menempati suatu
ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak
hidup, seperti misalnya udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap,
cair, dan padat,tanah dan batu. Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama
benda hidup dan tak hidup di dalamnya di sebut lingkungan hidup makhluk hidup
tersebut. Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh bermacam-macam factor. Pertama,
oleh jenis dan jumlah masing-masing unsure lingkungan hidup tersebut. kedua,
hubungan atau interaksi antara unsure dalam lingkungan hidup. Misalnya, dalam
suatu ruang terdapat delapan buah kursi, empat buah meja, dan empat buah pot

7
dengan tanaman kuping gajah. Dalam ruangan itu kuris diletakkan disepanjang satu
dinding, dengan sebuah meja did muka setiap kursi dan sebuiah pot diatas masing-
masing meja. Sifat ruangan berbeda jika dua kursi dengan sebuah meja diletakkan
diitengah masing-masing dinding dan sebuah pot dimasing-masing sudut. Hal
serupa juga berlaku untuk hubunganm atau interaksi social dalam hal unsur-unsur
itu terdiri atas benda hidup yang mobil, yaitu manusia dan hewan. Dengan demikian
lingkungan hidup tidak saja menyangkut komponen biofisik, melainkan juga
hubungan social budaya manusia. Ketiga, kelakuan atau kondisi unsure lingkungan
hidup. Misalnya, suatu kota yang penduduknya aktif dan bekerja keras merupakan
lingkungan hidup yang berbeda dari sebuah kota yang serupa, tetapi penduduknya
santai dan malas. Demikian pula suatu daerah dengan lahan yang landai dan subur
merupakan lingkungan yang berbeda dari daerah dengan lahan yang berlereng dan
tererosi. Keempat, factor non materiil suhu, cahaya, dan kebisingan. Kita dapat
dengan mudah merasakannya. Suatu lingkungan yang panas, silau, dan
bisingsangatlah berbeda dengan lingkungan yang sejuk, cahay yang cukup, tapi
tidak silau dan tenang. 1. Lingkungan Hidup Sebagai Sumber Daya Dengan
mengaitkan mutu lingkungan dengan derajat pmenuhan kebutuhan dasar, berarti
lingkungan merupakan sumber daya. Dari lingkungan kita mendapatkan unsure-
unsur yang kita perlukan untuk produksi dan konsumsi. Air adalah sumber daya
yang kita perlukan untuk produksi. Udara dan air, kecuali sebagai factor produksi,
juga merupakan unsure lingkungan yang kita konsumsi, yaitu udara untuk
pernafasan kita dan air untuk kita minum dan kepeeluan rumah tangga lainnya.
Sumber daya umum memiliki sifat-sifat yang berbeda dari modal yang ada pada
perusahaan. Sumber daya umum dapat did nikmati secara bebas sedangkan sumber
daya pabrik harus mengeluarkan dana. Sumber daya mempunyai daya regenerasi
dan asimilasi yang terbatas. Selama eksploitasi atau permintaan pelayanan ada
dibawah batas daya regenerasi atau asimilasi, sumber daya terbarui dapat digunakan
secara efektif. Akan tetapi apabila melampaui batas, sumber daya akan mengalami
kerusakan dan fungsi sumber daya itu sebagai factor produksi dan konsumsi atau
sarana pelayanan akan mengalami gangguan. Untuk menghindari penggunaan yang
tidak rasional diperlukan campur tangan pemerintah dalam penjgelolaan sumber
daya itu. 2. Kebutuhan Dasar Dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu : a.
Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati b. Kebutuhan dasar untuk
kelangsungan hidup manusiawi c. Kebutuhan dasar untuk memilih Kelangsungan
hidup yang manusiawi dan derajat kebebasan memilih hanya mungkin apabila
kelangsungan hidup hayati terpenuhi dan terjamin. Batas antara kebutuhan dasar
golongan pertama dan kedua tidaklah jelas, melainkan merupakan suatu daerah
peralihan. Dalam daerah peralihan dikategorikan sebagai kebutuhan dasar untuk
kelangsungan hidup hayati dan sebagai kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup
yang manusiawi. a. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati Makhluk
hidup selalu beruasaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya, tidak saja secara
individu, melainkan juga sebagai jenis. Kelangsungan hidup sebagai jenis bahkan
mempunyai bobot yang lebih tinggi dari kelangsungan hidup individual, sehingga
kita jumpai kelakuan altruism, yaitu pengorbanan diri untuk pertahankan
kalangsungan hidup jenis. Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup secara
hayati, manusia haruslah mendapatkan air, udara dan pangan dalam kuantitas dan

8
mutu tertentu. Kebutuhan dasar ini meliputi bersifat mutlak. Kecuali itu dia itu
harus terlindung dari serangan organism yang berbahaya, yaitu hewan buas,
pathogen, parasit, dan dan vector penyakit. Juga harus dapat mempunyai keturunan
untuk menjaga kelangsungan hidup jenisnya. Dalam lingkungan yang berrnutu baik,
haruslah terdapat pelayanan yang efektif agar kebutuhan dasar untuk kelangsungan
hidup secara hayati itu dapat terpenuhidengan baik secara merata. Pelayanan itu
terdiri atas, usaha menjaga keselamatan jiwa, termasuk dari anacaman perang dan
perlindungan terhadap kejahatan, pelayanan air minum yang bersih, kesehatan dan
sanitasi, serta jaminan social kepada yang memerlukan untuk dapat mendapatkan
kebutuhan dasar tersebut.
b. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup yang manusiawi Berbeda dengan
makhluk hidup lainnya, manusia tidak cukup sekedar hidup secara hayati,
melainkan karena kebudayaannya ia harus hidup secara manusiawi. Kebutuhan
dasar untuk hidup yang mansuawi sebagain bersifat materiil dan sebagian lagi
bersifat non-materiil. Kebutuhan dasar yang membuat kehidupan menjadi
manusiawi adalah pakaian, rumah, dan energy. Sebagaian kebutuhan dasar terakhir
yaitu lapangan pekerjaan. Hewan yang hidup berkelompok terdapat pembagian
pekerjaan, sehingga masing-masing anggota kelompok mempunjyai lapangan
pekerjaan. Namun, lapangan pekerjaan itu semata-mata merupakan sumber
kehidupan untuk mendapatkan sebagian dari hasil pekerjaan bersama yang dapat
melangsungkan kehidupan hayatinya.
c. Kebutuhan dasar untuk memilih Kemampuan memilih merupakan sifat hakiki
makhluk untuk mempertahankan kehidupannya. Paik pada tumbuhan, hewan,
maupn manusia. Kesempatan untuk memilihi merupakan hal yanjg esensial.
Kesempatan memilih meliputi keputusan menentukan nasib dirinya, keluarganya,
dan masyarakatnya. Kesempatan memilih dipengaruhi oleh berbagai macam factor,
antara lain undanjg-undang dan peraturan pemerintah yang lain serta factor social-
budaya dan ekonomi. 3. Manfaat Dan Resiko Lingkungan Factor lingkungan ada
yang bermanfaat dna ada yang merugikan kita untuk mendapatkan kebutuhan dasar
kita. Manfaat dan resiko lingkungan merupakan factor hayati dan factor kimia serta
dapat bersifat alamiah atau buatan manusia. Manfaat atau resiko lingkungan dapat
tersebar secara aktif dengan kekuatannya sendiri, misalnya dengan terbang atau
kekuatan fisiknya. Dapat juga terbawa secara pasif oleh kekuatan fisik tertentu,
misalnya arus udara dan air. Penyebaran manfaat dan resiko lingkungan tidak saja
secara alamiah, melainkan juga dapat melalui factor teknologi dan social budaya
lain. Antara manfaat dan resiko lingkungan itu saling terikat satu sama lainnya yaitu
ketika ada manfaat lingkungan maka selalu akan menimbulkan resiko lingkungan.
Misalnya menggunakan oksigen dalam udara untuk pembakaran bensin dalam
mesin akan menimbulkan resiko pencemaran. Apabila resiko yang diakabatkan oleh
pemanfaatan ini diperkecil, manfaat yang diambil umumnya juga akan berkurang.
Beberapa masalah lingkungan hidup:
a) Banjir
b) Kekeringan
c) Tanah longsor
d) Erosi e) Pemanasan global
f) Kebakaran hutan

9
g) Lahan kritis
h) Pencemaran (air, udara, tanah)

Masalah Lingkungan Hidup Timbul Pada dasarnya Karena:


a) Dinamika penduduk
b) Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya yang kurang bijaksana
c) Kurang terkendalinya pemanfaatan ilmu pengethuan dan tehnologi maju
d) Dampak negatif yang muncul dari kemajuan ekonomi
e) Benturan tata ruang.

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan usaha untuk memelihara atau dan


memeperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita terpenuhi dengan sebaik-
baiknya, Beberapa hal yang terkait dengan kegiatan ini:
1) Domestikasi, yaitu pemeliharaan tumbuhan dan hewan liar. Hal ini dimulai
sangat awal pada kebudayaan manusia.
2) Citra lingkungan, kearifan ekologi atau gambaran tentang lingkungan idup. Ini
dapat didasarkan pada:
a) ilmu pengetahuan
b) mistik
3) Cagar alam, adalah sebidang lahan yang dijaga untuk melindungi flora, fauna
yang ada di dalamnya
4) Cagar budaya, pengertiannya serupa dengan cagar alam, yang dilindungi bukan
suatu daerah yang bersifat alamiah, melainkan hasil budaya manusia. Misal: Candi,
Kraton, Bngunan kuno
5) Cagar biosfir, dapat meliputi daerah yang dibudidayakan manusia, misalnay
untuk pertanian secara tradisional dan pemukiman. Di sini boleh ada permukiman.
6) Taman nasional, pada prinsipnya sama dengan cagar alam, namun di dalamnya
dapat dilakukan kegiatan pembangunan yang tidak bertentangan dengan tujuan
pencagar alaman. Misal: pariwisata, pendidikan, penelitian.

C. Interaksi Manusia Dengan Lingkungannya


Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan
hidupnya. Manusia di sebut fenotif adalah perwujudan yang dihasilkan oleh intraksi
sifat keturunannya dengan factor ligkungan. Sifat keturunan yang terkandung
didalam gen yang merupakan bagian kromosom di dalam masing-masing sel tubuh,
menentukan potensi perwujudan manusia, yaitu genotife. Dobzhansky, seorang ilmu
keturunan terkenal, malah menyatakan gen menentukan tanggapan apa yang terjadi
terhadap fakroe lingkungan. Jadi menurutnya, gen bukanlah penentu sifat melainkan
penentu reaksi atau tanggapan terhadap lingkungan. Hal ini terlihat pada tumbuhan
hijau yang ditempatkan diddalam kamar gelap. Tumbuhan itu tidak mampu
membentu zat hijau daun. Setelah ia dikeluarkan dari kamar gelap dan terkena
cahaya matahari terbentuklah zat hijau daun. Jadi makhluk hidup itu terbentuk oleh
lingkungannya. Hubungan anatar manusia dengan lingkungan hidupnya adalah
sirkuler. Perubahan pada lingkungan akan mempengaruhi manusia. Misalnya,
seorang yang bekerja dalam sebuah ruangan kecil yang tertutup. Dengan

10
pernafasannya ia akan mengurangi kadar O2 dalam udara dikamar dan
menambahkan kadar CO2. Pernafasannya juga menghasilkan panas, sehingga suhu
dalam ruangan naik. Kenaikan suhu menstimulasi pembentukkan keringat, sehingga
hawa dalam ruangan itu menjadi tidak sedap. Dengan penurunan kadar oksigen ,
kenaikan kadar gas karbodioksida, kenaikan suhu dan bau keringat, menjadi
pengaplah ruangan. Prestasi kerja orang itu akan menurun. Makin lama makin
menurunlah kualitas lingkungan dalam kamar itu. Interaksi antara manusia dengan
lingkungan hidupnya tidaklah sesederhana itu, melainkan kompleks. Karena pada
umumnya dalam lingkungan hidup itu terdapat banyak unsure. Pengaruh terhadap
suatu unsure akan merambat dalam unsure lain, sehingga pengaruhnya terhadap
manusia sering tidak dapat dirasakan. Manusia hidup dari unsure-unsur lingkungan
hidupnya. Udara untuk bernafas, air untuk minum, keperluan rumah tangga dan
kebutuhan lain, tumbuhan dan hewan untuk makan, tenaga dan kesenangan, serta
lahan untuk tempat tinggal dan produksi pertanian. Oksigen yang kita hirup dari
udara dalam pernafasan kita, sebagain besar berasal dari tumbuhan dalam proses
fotosintesis dan sebaliknya karbondioksida yang kita hasilkan dalam pernafasan
digunakan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Manusia adalah bagian integral
lingkungan hidupnya yang tak dapat terpisahkan.
D. Interaksi Antarindividu Dan Antarspesies
1. Intraspesifik (antarindividu) Interaksi antarindividu dalam satu spesies menentukan
distribusi dan kelimpahan serangga. Pada kepadatan populasi rendah, laju pertumbuhan
biasanya kecil karena kesulitan untuk menemukan pasangan seksual misalnya. Ketika
populasi bertambah, laju pertumbuhan meningkat secara eksponensial karena kelimpahan
sumber makanan dan kesesuaian lingkungan. Sejalan dengan pertambahan populasi yang
tinggi, terjadi kompetisi/persaingan untuk makan dan perkawinan sehingga menimbulkan
efek negatif bagi populasi. Pada spesies tertentu bahkan terjadi kanibalisme terhadap
serangga dalam stadium inaktif (telur dan pupa). Walaupun demikian, tekanan populasi
seperti ini jarang terjadi karena kecenderungan migrasi bila populasi meningkat. Kompetisi
umumnya terjadi pada populasi di penyimpanan yang kosong, sarana transportasi maupun
peralatan pengolahan di mana jumlah makanan relatif sedikit.
2. Interspesifik (antarspesies) Interaksi antarspesies juga mempengaruhi laju pertumbuhan
suatu spesies serangga. Berbagai pola interaksi ditemukan di penyimpanan, yaitu:
a) Suksesi, yaitu pergantian dominansi spesies pada pernyimpanan kerena perubahan
lingkungan dan sumber makanan. Pada saat awal yang dominan adalah hama primer,
kemudian digantikan hama sekunder, selanjutnya mungkin serangga pemakan cendawan
atau sisa-sisa.
b) Kompetisi, terjadi bila dua spesies hama memiliki relung ekologis yang sama
(bandingkan dengan suksesi dimana masing-masing spesies memiliki peran berbeda).
c) Predasi, bisa oleh spesies predator (misal kepikXylocoris sp.) atau spesies hama yang
menjadi karnivor fakultatif pada kondisi ekstrim.
d) Parasitisme, kebanyakan Hymenoptera famili Trichogrammatidae, Bethylidae, dan
Pteromalidae menjadi parasitoid hama gudang. Termasuk parasitisme adalah serangan
mikroorganisme seperti protozoa, bakteri dan cendawan entomophaga penyakit terhadap
hama pascapanen.
E. Hubungan Antar Organisme

11
Hubungan simbiosis, adalah hubungan timbal balik diantar organisme hidup yang tidak
sama spesiesnya. Hubungan Sosial, suatu hubungan antar orgnisme hidup yang sama
spesiesnya, dimana mereka membutuhkan sesuatu yang sama dari lingkunganya. 1)
Kooperatif 2) Non kooperatif 3) simbiosis parasitisme 4) simbiosis komensialisme 5)
simbiosis mutualisme Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejah teraan manusia serta makluk lain (UURI 23 TH
1997). Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkanya makluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. F. Isu – Isu Tentang Perusakan
Lingkungan Dewasa Ini Beberapa isu – isu tentang perusakan lingkungan yang sedang
gencar – gencarnya dibahas oleh berbagai pihak yang peduli dan prihatin akan kondisi
lingkungan saat ini sedang menjadi topik dunia. Berbagai jenis revolusi dan gerakan cinta
lingkungan telah digerakkan untuk menjadi sesuatu yang benar – benar dipikirkan untuk
masa depan. Seperti contoh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Green Peace,
Green Light, Green Movie Community, dan sebagainya. Berbagai inti permasalahan
lingkungan digali dari segi sosial, politik, hukum dan ekonomi. Karena keseluruhan aspek
ilmu menimbulkan sebab dan akibat yang saling berhubungan dengan lingkungan. Dalam
Majalah Sustainable Constuction dijelaskan apa saja yang menjadi penyumbang perusakan
lingkungan, dantaranya : 1. Pertambahan jumlah populasi manusia dimuka bumi Jumlah
penduduk yang terus bertambah menyebabkan semakin sesaknya populasi penduduk dunia,
hal ini menyebabkan bumi tidak sanggup lagi menampung ledakan populasi yang terus
meningkat dari tahun ke tahun. Kepadatan penduduk menyebabkan kebutuhan konsumsi
semakin tinggi. Berbagai rentetan sosial seperti pengangguran, kelaparan, serta penyakit –
penyakit lain yang timbul akibat lingkungan pemukiman yang tidak layak huni. 2.
Eksploitasi dan konsumsi sumber daya yang berlebihan Keinginan manusia untuk
meningkatkan kenyamanan hidup menyebabkan mereka selalu ingin mengambil sumber
daya alam secara terus – menerus, selain itu dituntut pula dengan kecepatan yang semakin
lama semakin tinggi. Adanya teknologi menyebabkan perubahan gaya hidup, dan sekarang
manusia tidak puas memiliki hunian secukupnya. Hal ini berdampak pada pemikiran
mereka untuk menggunakan tanah semaksimal mungkin untuk bangunan karena harga
tanah yang semakin menjulang tinggi. Lama kelamaan ruang terbuka hijau akan semakin
berkurang. 3. Sumber daya yang tak terbaharukan Gas bumi dan biji besi merupakan dua
contoh sumber daya yang tak terbaharukan. Kayu merupakan salah satu sumber daya yang
sangat lama terbaharukan dan kini kayu menjadi material yang tidak sustainable karena
tidak mudah terbaharukan. Eksploitasi besar-besaran menyebabkan kita kehabisan sumber
daya dengan sangat cepat. Kasus kebakaran, pencurian dan penebangan pohon
mengakibatkan hutan tidak sanggup lagi menyerap CO2 dan mengolahnya menjadi H2O. 4.
Proses pengolahan dan transportasi Proses pengolahan dan pengangkutan bahan mentah
yang bersumber dari alam menyebabkan perlunya energi dan bahan bakar yang sangat
banyak. Yang pada akhirnya berakibat timbulnya emisi atau gas buangan hasil proses
pembakaran energi. 5. Pemanasan Global Konsumsi manusia dalam pengambilan sumber
daya, penggunaan transportasi, kapadatan penduduk, pembabatan hutan dan lain sebagainya
menyebabkan meningkatnya konsentrasi CO2. Atmosfer di lapisan bumi menjadi menipis
dan semakin tebalnya kadar CO2 di udara, sehingga panas matahari terperangkap yang

12
kemudian menyebabkan terganggunya pelepasan panas dari bumi ke luar atmosfer. Hal
inilah disebut dengan pemanasan global atau Global Warming, dengan efek yang
menyebabkan perubahan iklim yang cukup drastis. 6. Konstruksi, menyumbang kerusakan
lingkungan terbesar. Kontribusi bidang konstruksi terhadap kerusakan alam antara lain :
dimulai dari pengambilan material dari berbagai sumber terkait dengan proses
pengangkutannya, pengolahan material – material yang akan dipergunakan, pendistribusian
material jadi dari sumbernya ke pemakai, proses konstruksi itu sendiri, pengambilan lahan
untuk bangunan, dan konsumsi energi yang dimulai saat bangunan dipakai. Secara global
sector konstruksi mengonsumsi 50% sumber daya alam, 40% energi, dan 16% air.
Konsruksi juga menyumbangkan emisi CO2 terbanyak, yaitu 45%. Hal ini menandakan
bahwa dalam pembangunan kita tidak lagi meningkatkn kualitas hidup kita, sebab
kerusakan alam yang terjadi sebagai akibatnya sama dengan penurunan kualitas manusia.
Dalam hal ini untuk pemecahan bidang konstuksi sangat diperlukan langkah yang bijaksana
untuk menerapkan konstruksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dimana
konstruksi tersebut berusaha meminimalisasi kerusakan yang ada di alam. Dalam
pengambilan material untuk pembangunnan diperlukan pemikiran transportasi untuk
meminimalisasi perusakan lingkungan. Dampak daripada konstruksi menurut data-data dari
Alex Bueci dalam workshop PT. Holcim Indonesia ditampilkan bahwa konstruksi
mengonsumsi 50% hasil alam, 40% energi, dan 16% air. Limbah akibat konstruksi baik
untuk pembangunan dan peruntuhan jauh lebih banyak dibandingkan gabungan volume
seluruh limbah rumah tangga. Dan secara keseluruhan kegiatan konstruksi
menyumbangkan 45% emisi CO2, melebihi gabungan antara transportasi dan industry lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menuju Arsitektur Berwawasan Lingkungan
Dalam buku Dasar–dasar Eko-arsitektur dijelaskan bagaimana konsep arsitektur
berwawasan lingkungan serta kualitas konstruksi dan bahan bangunan untuk rumah sehat
dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Dalam penerapannya, alam merupakan suatu
pola perencanaan eko-arsitektur. Lingkungan alam sebagai makrokosmos dan lingkungan
buatan (rumah) sebagai mikrokosmos. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pola perencanaan eko arsitetur antara lain : Penyesuaian terhadap lingkungan alam
setempat. Perencanaan pembangunan hendaknya mmperhatikan orientasi terhadap sinar
matahari, arah angin, perubahan suhu siang dan malam serta penggunaan tumbuhan dan air
sebagai pengatur iklim. Hal ini dilakukan sebagai suatu usaha untuk menghemat energi.
Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan
energi. Beberapa hal yang bisa dilakuan antara lain dengan meminimalisasi penggunaan
energi untuk alat pendingin, optimalisasi pada penggunaan sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui, menggunakan energi alternatif dan energi surya. Memelihara sumber
lingkungan udara, tanah, dan air yaitu dengan memperhatikan berbagai aspek bahan
pencemar yang bisa mengganggu peredaran air, kebersihan udara dan tanah. Memelihara
dan memperbaiki peredaran alam. Setiap aktivitas manusia harus memperhatikan semua
ekosistem yang harus dimengerti sebagai suatu peredaran di alam dan manusia tidak boleh
merusaknya. Contoh : dalam kegiatan penggunaan bahan bangunan harus memperhatikan
rantai bahannya sehingga tetap berfungsi juga sebagai peredaran. Mengurangi
ketergantungan pada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air limbah, sampah).
Penghuni ikut serta secara aktif pada perencanaan pembangunan, dan pemeliharaan
perumahan. Tempat kerja dan pemukiman dekat. Hal ini dimaksudkan agar akses atau
pencapaian dari rumah ke tempat kerja bisa dilakukan dengan berjalan kaki atau bersepeda

13
sehingga mampu mengurangi emisi atau gas buangan yang terlalu banyak dari kendaraan
bermotor. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhannya sehari – hari.
Menggunakan teknologi sederhana yaitu dapat dilakukan dengan cara menggunakan
teknologi mudah dirawat dan dipelihara serta sesuai dengan teknologi pertukangan. Konsep
arsitektur ekologis adalah memperhatikan prinsip-prinsip ekologis pada perencanaan
lingkungan buatan. Seperti pada gambar di dibawah, peredaran yang ada di lingkungan baik
berupa pemanfaatan sinar matahari, udara, air hujan dan tanaman dimanfaatkan sebaik
mungkin untuk perencanaan suatu bangunan.

Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto

14
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2011. Ekologi Pembangunan. Pancor : Perpustakaan STKIP Hamzanwadi Pancor
Anoniym, 2011. Ekologi Hutan. Pancor : Perpustakaan STKIP Hamzanwadi Pancor Dhiaf,
2011. Hewan Dan Lingkungannya. http://dhiaf.wordpress.com/. Download : 24 oktober
2011, 10.00 Agus, 2011. Interaksi hewan dengan lingkungannya.
http://www.slideshare.net/agus_43/ekologi-dan-lingkungan. Download : 24 oktober 2011,
10. 15 Anonym, 2011. Ekologi hewan. http://www.averroes.or.id/research/ekologi-
manusia-dan-kesadaran-individu-dalam-pengelolaan-lingkungan.html. Download : 26
oktober 2011, 16.30

Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto

15

Anda mungkin juga menyukai