Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Kel 3
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Kel 3
T.A 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat.
Dalam tulisan ini hendak diuraikan perihal tentang pengertian warganegara,
perbedaannya dengan orang asing serta penduduk. Kemudian diuraikan perihal
kewarganegaraan yang akan memuat asas kewarganegaraan, warga negara republik
indonesia, cara memperoleh kewarganegaraan, bagaimana kehilangan kewarganegaraan dan
cara memperoleh kembali kewarganegaraan serta hak dan kewajiban warganegara.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini
(KEWARGANEGARAAN) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Penyusun
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Asas Kewarganegaraan................................................................................5
B. Istilah Penduduk dan Non Penduduk...........................................................7
C. Warga Negara dan Bukan Warga Negara Indonesia...................................9
D. Cara Memperoleh dan Kehilangan.............................................................10
E. Hak dan Kewajiban Kewarganegaraan.......................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rakyat merupakan suatu unsur bagi terbentuknya suatu negara, disamping unsur wiayah
dan unsur pemerintah. Suatu negara tidak akan terbentuk tanpa adanya rakyat, walaupun
mempunyai wilayah tertentu dan pemerintahan yang berdaulat. Rakyat yang tinggal di
wilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Warga negara adalah bagian
dari penduduk suatu negara. Warga negara memiliki hubungan dengan negaranya.
Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan berupa hak dan kewajiban yang bersifat
timbal balik. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya.
Sebaliknya negara juga mempunyai hak dan kewajiban terhadap warganya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Asas Kewarganegaraan
2. Istilah Penduduk dan Non Penduduk
3. Apa itu Warga Negara dan Bukan Warga Negara Indonesia
4. Bagaimana Cara Memperoleh dan Kehilangan
5. Hak dan Kewajiban Kewarganegaraan
C. Tujuan
1. Mengetahui Asas Kewarganegaraan
2. Mengetahui Istilah Penduduk dan Non Penduduk
3. Mengetahui Warga Negara dan Bukan Warga Negara Indonesia
4. Mengetahui Cara Memperoleh dan Kehilangan
5. Mengetahui Hak dan Kewajiban Kewarganegaraan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asas Kewarganegaraan
Warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara.
Status kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbal balik antara warga negara dan
negaranya. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya.
Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban memberikan perlindungan terhadap warga
negaranya.
5
Secara sosiologis, Undang-Undang tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
internasional dalam pergaulan global, yang menghendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara di hadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan gender.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, perlu dibentuk undang-undang kewarganegaraan
yang baru sebagai pelaksanaan Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan agar hal-hal mengenai warga negara dan
penduduk diatur dengan undang-undang. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan
melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar sebagaimana tersebut di atas, Undang-Undang
ini memperhatikan asas-asas kewarganegaraan umum atau universal, yaitu asas ius
sanguinis, ius soli, dan campuran.
2. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.
3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang.
Selain asas tersebut di atas, beberapa asas khusus juga menjadi dasar penyusunan
Undang-Undang tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
6
2. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlidungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam keadaan
apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan bahwa
setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan
pemerintahan.
5. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal
ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis
kelamin dan gender.
6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, melindungi, dan
memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya.
7. Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
8. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.3
Rakyat atau penduduk merupakan salah satu syarat untuk berdirinya suatu negara.
Menurut Soepomo, penduduk adalah orang yang dengan sah bertempat tinggal tetap dalam
suatu negara. Sah disini memiliki arti tidak bertentangan dengan segala ketentuan tentang
masuk dan mendirikan tempat tinggal secara tetap didalam wilayah negara tersebut. Dilihat
dari pengertian ini, maka seseorang dapat dikatakan penduduk didasarkan pada hubungannya
dengan suatu wilayah tertentu.
3
Jimly Asshiddiqie, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila, Bogor: Pustaka Setia, 2010, hlm 386-
213.
7
Disebut sebagai penduduk bila bertempat tinggal atau mendiami suatu wilayah
negara dalam jangka waktu cukup lama. Penduduk yang mempunyai status kewarganegaraan
dari wilayah negara yang bersangkutan dinamakan warga negara.4
Bukan Penduduk atau non-residen adalah individu yang terutama bertempat tinggal
di satu wilayah atau yurisdiksi tetapi memiliki kepentingan di wilayah lain. Di wilayah
tempat mereka tidak tinggal, mereka akan diklasifikasikan oleh otoritas pemerintah sebagai
bukan penduduk. Klasifikasi siapa yang jatuh dalam status bukan penduduk ditentukan di
masing-masing wilayah dengan peraturan yang ditetapkan seperti jumlah waktu yang
dihabiskan di wilayah tersebut selama tahun kalender. Klasifikasi ini difokuskan pada di
mana orang itu tinggal dan tidak fokus pada kewarganegaraan.5
Warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi
merupakan anggota dari suatu negara tertentu. Mereka memberikan kesetiaannya pada negara
itu, menerima perlindungan darinya, serta menikmati hak untuk ikut serta dalam proses
politik. Mereka mempunyai hubungan secara hukum yang tidak terputus dengan negaranya
meskipun yang bersangkutan telah didomisili diluar negeri, asalkan ia tidak memutuskan
kewarganegaraannya. Menurut Merriam Webster’s Collegiate Dictionary, “seorang warga negara
adalah anggota dari suatu negara yang kepadanya dia berutang kesetiaan dan berhak atas
perlindungannya.”Pada 1985, PBB memproklamirkan Deklarasi Hak Asasi Manusia Individu yang
bukan Warga Negara di mana Mereka Tinggal . Deklarasi ini dirancang untuk memastikan bahwa hak
asasi manusia mendasar yang diberikan dalam Kovenan Internasional tentang Hak Asasi Manusia
juga akan dijamin untuk non-warga negara. Kovenan adalah dokumen yang mengikat secara hukum,
yang mengharuskan setiap negara yang telah meratifikasinya untuk melindungi hak asasi manusia
tertentu untuk semua individu dalam wilayahnya dan tunduk pada yurisdiksinya. Deklarasi berfungsi
sebagai panduan bagi negara-negara ketika mereka merancang dan menerapkan hukum untuk
melindungi hak asasi manusia.
Bukan warga negara atau orang asing adalah orang-orang yang untuk sementara atau
tetap bertempat tinggal di negara tertentu, tetapi tidak berkedudukan sebagai warga negara.
4
Wasiyem, Hamidah Purba, Muhammad Kaulan Karima, Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan Tinggi (Upaya Mewujudkan Good Citizenship) (Medan: CV. Merdeka Kreasi Group 2021),
hlm.56
5
Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila, Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa di Perguruan
Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012, hlm. 262-263.
8
Mereka adalah warga negara dari negara lain yang dengan izin dari pemerintah setempat
menetap di negara yang bersangkutan. Mereka mempunyai hubungan secara hukum dengan
negara dimana ia tinggal hanya ketika ia masih bertempat tinggal di wilayah negara tersebut.
Di dalam suatu negara terdapat sejumlah orang-orang yang berstatus sebagai warga negara
sekaligus sebagai penduduk dan sejumlah penduduk yang berstatus buakn sebagai warga
negara (orang asing).6
Perbedaan status atau kedudukan sebagai penduduk dan bukan penduduk, juga
penduduk warga negara dan bukan penduduk warga negara menimbulkan perbedaan hak dan
kewajiban. Kebanyakan negara menentukan bahwa hanya mereka yang berstatus sebagai
penduduk sajalah yang boleh bekerja dinegara yang bersangkutan, sedang bagi mereka yang
berstatus bukan penduduk dilarang melakukan pekerjaan apapun. Demikian juga di indonesia
misalnya, hanya warga negara yang boleh mempunyai hak milik atas tanah, dan hak untuk
memilih atau dipilih dalam pemilihan umum. Sedang orang asing baik yang berstatus sebagai
penduduk maupun bukan penduduk tidak diperbolehkan melakukan hal-hal tersebut. Di
indonesia diantara sesama warga negara masih dibedakan lagi anatara warga negara asli dan
wargan negara keturunan asing. Hal ini dinyatakan dalam pasal 26 ayat 1 UUD 1945 yang
berbunyi: “yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”. Perbedaan
tersebut juga menimbulkan hak dan kewajiban, walaupun hanya terbatas pada bidang
tertentu.7
6
Heri Herdiawato & Jumanta Hamdayama, Cerdas, Kritis, dan Aktif Berwarganegara: Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Erlangga, 2010, hlm 58.
7
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 1996, hlm. 57
9
orangtuanya adalah warga negara dari negara tersebut karena negaranya menganut
asas ius sanguinis.
3. Citizenship by naturalization, pewarganegaraan orang asing atas kehendak sendiri
atas permohonan menjadi warga negara suatu negara dengan memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.
4. Citizenship by registration, pewarganegaraan bagi mereka yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu yang dianggap cukup dilakukan melalui prosedur asministrasi
yang lebih sederhana dibandingkan naturalisasi.
5. Citizenship by incorporation of territory, proses kewarganegaraan karena terjadi
perluasan wilayah negara.8
8
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm 117.
10
9. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima)
tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara tanpa alasan yang sah dan
dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara
Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun ini berakhir dan genap 5 (lima)
tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap
menjadi warga negara Indonesia kepada perwakilan Republik Indonesia yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal perwakilan
Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan, sepanjang tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.9
11
k. Hak kebebasan memeluk agama dan beribadat sesuai dengan keyakinannya10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi merupakan
anggota dari suatu negara tertentu. Mereka memberikan kesetiaannya pada negara itu,
menerima perlindungan darinya, serta menikmati hak untuk ikut serta dalam proses politik.
Mereka mempunyai hubungan secara hukum yang tidak terputus dengan negaranya meskipun
yang bersangkutan telah didomisili diluar negeri, asalkan ia tidak memutuskan
kewarganegaraannya. Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki
pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Kewarganegaraan
menghasilkan akibat hukum yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara maupun negara.
10
Baharudin Lopa Alqur’an dan HAM PT dana bakti Prima Yasa Jokyakarta 1996, hlm 2
11
Theo Huijbers Filsafat Hukum, Kanisius, Yokykarta 1995 hlm 103
12
Disamping itu akibat hukum yang lain adalah bahwa orang yang sudah memiliki
kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau kewenangan negara lain.negara lain juga
tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan warga negaranya.
B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran
guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
13