Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Evolusi
Disusun oleh:
2021
Skala Waktu Geologi dan Keadaan Bumi Pada Awal Kehidupan
1. Menjelaskan Skala waktu geologi dan keadaan bumi pada awal kehidupan
a) Metode penentuan Waktu
Pada dasarnya bumi secara konstan berubah dan tidak ada satupun yang terdapat diatas
permukaan bumi yang benar-benar bersifat permanen. Maka dalam mempelajari sejarah bumi
juga dipakai suatu jenis penanggalan atau perhitungan waktu yang dikenal dengan nama “Skala
Waktu Geologi”. Fosil dipakai sebagai dasar dari skala waktu geologi, yang merupakan sisa sisa
atau jejak organisme dari masa lalu yang terawetkan dalam sedimen atau batuan.Terdapat 2 skala
waktu yang dipakai untuk mengukur dan menentukan umur Bumi, diantaranya:
Skala waktu yang ditentukan berdasarkan atas urutan perlapisan batuan-batuan serta evolusi
kehidupan organisme dimasa yang lalu.Skala waktu relatif . Dikembangkan pertama kalinya di
Eropa sejak abad ke 18 hingga abad ke 19.
Suatu skala waktu geologi yang ditentukan berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur-unsur
kimia yang terkandung dalam bebatuan. Skala Waktu Geologi terdapat 4 periode sejarah bumi
yang disebut sebagai eon Hadean Eon (4.6-4,0 miliar tahun yang lalu) Eon geologi tertua.
Dicirikan oleh masa awal terbentuknya bumi, pada waktu tersebut bumi masih didominasi gas
dan debu, tabrakan planet-planet masih sering terjadi, inti bumi dan kerak belum stabil. Sehingga
dapat disimpulkan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad ke-20 menghancurkan
konsep konsep primitiv seperti model alam semesta yang statis. melalui sejumlah percobaan,
pengamatan, dan perhitungan para ilmuwan bahwa alam dicptakan dari ketiadaan dan dimulai
oleh suatu dentuman besar. Selain itu, berlawanan dengan pendapat kaum materialis, kesimpulan
ini menyatakan bahwa alam semesta tidaklah stabil atau statis, tetapi senantiasa bergerak,
mengembang dan memuai
Berdasarkan Kajian Teori dan Kajian Alqur’an Berdasarkan ayat al-Qur’an, digambarkan
bahwa bumi pada mulanya menempel atau menyatu dengan kumpulan galaksi yang lain beserta
planet-planet atau benda benda langit lainnya dalam sebuah bola besar. Lalu bumi yang ada di
bagian celah bola besar tersebut, akibat letusan bola besar ini terbanting dan bagian bumi yang
menempel tadi menjadi cekungan lautan dan samudra, serta sebagian lain yang terkena dentuman
besar itu pun juga menjadi cekungan pula, lalu bola besar itu membelah, terbongkar, serta
membengkak hingga pecah mengeluarkan dengannya termasuk air.Penjelasan berdasarkan surat
As Sajdah ayat 4
Artinya :”Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah
singgasana-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya,
dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan
sesudah mati”, niscaya orang orang yang kafir itu akan berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir
yang nyata”.”
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 1992. Biology. Benyamin Cummings Publ. Co. Chaloner. (1994). Evolution and
Extinction. 1 st ed.
Cambridge University Press Efendi, Rizal. “Hubungan Antara Sains Dan Agama Dalam
Pemikiran Fritjof Capra”. Skripsi, Program Sarjana UIN Sunan Kalijaga Jogja, 2009.