Anda di halaman 1dari 44

PENDAHULUAN

FARMASETIKA
Farmakope Indonesia (FI) edisi III

Farmakope Indonesia (FI) edisi IV

Ekstra Farmakope Indonesia, Farmakope edisi II, Farmakope


BUKU-BUKU edisi I, Nederlands Farmakope

PEGANGAN Formularium Nasional (Fornas)

FARMASI Formularium Indonesia (FOI)

Informasi Spesialite Obat (ISO), MIMS

Reseptir (van Duin)


Lambang
Farmasi
ILMU RESEP
• Ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan
menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat
• Seni meracik obat
• Mempersiapkan diri untuk melayani masyarakat dalam hal:
1. Memenuhi kebutuhan obat-obatan yang aman dan bermutu
2. Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan yang
beredar di masyarakat
3. Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan dan
pengembangan obat-obatan
Sejarah
Peracikan
Obat
Sejarah Peracikan Obat

• Sampai dengan abad ke 20 semua obat masih diracik secara manual


• Peracikan obat: penyiapan bahan baku, mencampur ekstrak dan bahan lain sampai menjadi obat
• Dahulu obat diracik untuk penggunaan topikal dan juga dibuat dalam bentuk ekstrak tanaman/
anggur untuk penggunaan oral
• Tahun 2000 SM Kaisar Cina Shen Nung meneliti dan mendokumentasi khasiat dari ratusan herba,
kulit batang, dan akar tanaman
• Dokumen rahasia dari bangsa Sumeria yang menggunakan serbuk biji carpenter, gumi, resin
tanaman markasi, dan timi yang dimasukkan ke dalam bir
• Tahun 1552 : ditemukan catatan di dalam papyrus Eber. Terdapat 800 resep di dalamnya (dekokta,
infusa, pil, troche, lotion, enema, inhalasi, plester, dan salep). Bahan pembawa : bir, susu, wine,
madu. Pengobatan diberikan untuk 4 hari dan sebagian besar resep mengandung 4 bahan.
Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Farmasi
Apotek Jadoel vs Apotek Modern

Meracik tidak diperlukan lagi?


PERAN APOTEKER SAAT
INI
1. Manajemen dalam pelayanan resep
2. Manajemen obat untuk penyakit
kronis
3. Manajemen untuk penyakit ringan
4. Promosi kesehatan serta gaya hidup
sehat
5. Penggunaan obat yang aman dan
rasional bagi pasien

Sehingga peracikan hanya menjadi bagian


tugas yang kecil bagi apoteker
Sediaan Racikan untuk
Anak -Anak
• Obat haruslah:
1. Stabil
2. Efikasi
3. Dapat diterima pasien
4. Mudah digunakan

Kecuali obat untuk penyakit anak yang


banyak diderita oleh anak-anak sebagian
besar obat berlisensi tidak diberi label bisa
digunakan oleh anak - anak dengan berbagai
alasan
DAFTAR OBAT BERLISENSI YANG TIDAK TERSEDIA BAGI ANAK

Acetazolamide Dexamethasone Minoxidil Riboflavin

Albendazole Enalapril Neomysin Saquinavir

Amiodarone Ethambutol Nicardipin Scopolamin

Amitriptilin Ethionamide Nimodipin Sertraline

Arginin Famclicovir Ofloxacin Sildenafil

Aspartat Glutamin Olanzapin Sodium benzoat

Biotin Hidroksi urea Pancrelipase Sotalol

Bupropion Irbesartan Paromomycin Spironolakton

Busulfan Lanzoprazole Phenobarbital Testosteron


DAFTAR OBAT BERLISENSI YANG TIDAK TERSEDIA BAGI ANAK

Captopril Leucovorin Phenoxybenzamin Tiagabin

Carbenicillin Lisinopril Prazosin Topiramate

Cholestyramin/
Lomustin Primidone Ursodiol
aquaphor

Clindamisin Metfloquin Probenecid Verapamil

Clobazam Methimazole Procarbazin Vigabatrin

Clonazepam Methotrexate Propatenon Warfarin

Clonidin Methylphenidate Piridoksin Zinc sulfate


Sediaan Racikan
• Disiapkan berdasarkan kebutuhan pasien
• Tidak tersedia di pasaran
• Bahan terdiri dari 1 macam obat atau lebih
• Dosis disesuaikan dengan pasien (misal : anak < 1 thn, anak
> 8thn)
Peracikan di Apotek Saat Ini

• Tingkat pengetahuan dan keterampilan obat menurun


• Banyak yang berpikir bahwa pekerjaan meracik obat adalah pekerjaan mudah
dan sebatas menggerus tablet dan mengubahnya menjadi bentuk sediaan lain
yang dituliskan oleh dokter dalam resep
• Tidak menganalisa resep yang diberikan oleh dokter
a. Boleh atau tidaknya sediaan tersebut digerus
b. Sifat Higroskopis
c. Bisa tidaknya digunakan pembawa laktosa
d. Kompatibel tidaknya dengan obat lain yang dicampurkan
e. Kestabilan hasil racikan tersebut selama penggunaan
KASUS

• Tablet salut enteric digerus


• Salep vitamin E disimpan diwadah bening
• Pembagian puyer yang tidak seragam. Koefisien variansi
bobot tidak boleh lebih dari 10%. Jadi bagaimana cara
membagi puyer yang berjumlah 10 bungkus atau lebih???
• Tidak menggunakan APD saat meracik (sarung tangan dan
masker)
• Tidak rapi dan bersih saat pengerjaan
Standar Kualitas Sediaan Racik
1. Standar Identitas, berisi obat sesuai dengan yang
diklaim
2. Standar Potensi, jumlah zat aktif sesuai dengan
yang ada di label sehingga akan memberikan
potensi yang sesuai dengan yang diklaim
3. Standar Kemurnian, zat aktif sesedikit mungkin
mengandung bahan lain

Gold standard sediaan obat adalah obat berlisensi


sehingga kualitas sediaan racikan juga harus
mengacu pada kualitas obat berlisensi
Standar • Mengandung zat aktif sesuai label
Kualitas • Keseragaman zat aktif dalam tiap
unit dosis
Sediaan • Bebas cemaran
• Terjaga potensi, terapi, dan
Racik penampilan sampai saat akan
digunakan

Kini
Kesalahan – Kesalahan Umum pada Peracikan

• Saat jumlah tablet yang dibutuhkan suatu resep tidak utuh, menjadi suatu
persoalan untuk memecah tablet sesuai dengan kebutuhan yang ada pada
resep
• Resep suspensi dengan pembawa OBH seringkali mencantumkan jumlah
OBH X ml (misal 60 ml) alih alih menyatakan “ad 60 ml”
• Semua OBH yang dibutuhkan langsung dituang ke dalam mortir yang berisi
serbuk yang telah digerus. Saat suspensi dituang maka ada kemungkinan
serbuk obat yang tertinggal di mortir.
• Cara memasukkan serbuk ke dalam cangkang kapsul.
Fasilitas Pelayanan Resep Non Steril

• Ruangan Peracikan yang Mendukung Pelayanan Resep Racikan


• Pencahayaan di area meracik harus mencukupi
• Ketersediaan air baik dingin maupun hangat
• Permukaan area kerja harus mulus dan mudah dibersihkan
• Kebersihan area kerja untuk memastikan kualitas dan integritas sediaan
racik yang dihasilkan
• Ketersediaan tempat sampah, alat, dan bahan kebersihan
Bahan Baku Dalam Peracikan

• Harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Farmakope


• Berkualitas pharmaceutical grade jika tidak ada maka dapat digunakan
kualitas food grade atau analytical grade
• Penyimpanan penting untuk mempertahankan kualitas dan kemurnian
bahan baku
Alat-Alat Praktikum
• Timbangan Gram Halus & Anak • Batang Pengaduk
timbangannya • Erlenmeyer
• Timbangan miligram & anak • Beakerglass
timbangannya • Gelas Ukur
• Mortir dan Stamper besar halus • Corong
• Mortir dan Stamper besar kasar • Cawan penguap
• Mortir dan Stamper kecil kasar • Kaca arloji
• Sendok tanduk • Water bath
• Spatula Logam
• Sendok porselen
Alat-Alat Praktikum Pribadi
• LAB JAS • BOTOL COKLAT 200ML, 150ML, 100ML,50ML
• LAP ALAT, LAP MEJA (BUKAN BERUPA POTONGAN • BOTOL TETES 30ML
BAJU BEKAS)
• DUS PULVERES (DARI KARTON DUPLEX, 7x 5 x 5cm)
• KAIN FLANEL UNTUK BERSIHIN KAPSUL
• POT KAPSUL
• SIKAT BOTOL, SPONS, DAN SABUN
• POT SALEP KACA
• ALAS TIMBANGAN
• WADAH BEDAK TABUR
• GUNTING, LEM DAN BENANG KASUR
• KOTAK PLASTIK / KERANJANG
• PINSET
• SUDIP (DIBUAT DARI PLASTIK MIKA ATAU BEKAS
• PIPET KACA (PANJANG DAN PENDEK) RONTGEN)
• KERTAS PERKAMEN,ETIKET DAN LABEL • PLASTIK KLIP (UNTUK WADAH SENDOK TAKAR/
GELAS SLOKI)
• PENARA TIMBANGAN (POTONGAN TUBE, PELURU
MIMIS DAN KELERENG) • SENDOK TANDUK
• ANAK TIMBANGAN MG • SENDOK PORSELEN
• SPATULA
Contoh wadah bedak tabur dan pot salep
Pot Salep dan Kotak
Plastik
Contoh Etiket untuk Obat Dalam
(Obat Minum)
Apotek D3 Farmasi UPH
Jl. Boulevard MH Thamrin Tangerang 1100
 5460901
Apoteker : Dela,S.Si.,M.MSc,Apt
No.SIP : 23/SK/YANKES/DUM/XI/88
No. 101 a 02 – 07 – 2015

Tn. Somawinata
Sehari tiga kali satu capsul


Contoh Etiket untuk Obat Luar

Apotek D3 Farmasi UPH


Jl. Boulevard MH Thamrin 1100 Tangerang
5460901
Apoteker : Dela,S.Si.,M.Sc.,Apt
No.SIP : 23/SK/YANKES/DUM/XI/88
No. 101 B 02 - 07 – 2015

Ny. Farida
Dioleskan sehari dua kali
(obat luar) α
Label

KOCOK DAHULU

Obat ini tidak boleh diulang


tanpa resep baru dari dokter
Jenis Bahan
I. Berdasarkan konsistensinya :
• Zat Padat
• Zat Cair
• Zat Setengah padat

II. Berdasarkan golongan obat :


• Tanpa tanda(obat bebas/ bukan obat keras)
• Tanda palang medali biru (obat keras)
• Tanda palang medali merah (narkotika)
• Tanda tengkorak (racun)
TIMBANGAN
Ada 3 jenis, yaitu:
• Timbangan gram kasar: daya beban 250 g hingga 1000 g, kepekaan
200 mg
• Timbangan gram halus: daya beban 100 g higga 200 g, kepekaan 50 mg
• Timbangan milligram: daya beban 10 g hingga 50 g, kepekaan 5 mg

Kepekaan: tambahan bobot minimal yang


diperlukan pada salah satu piring timbangan,
setelah keduanya diisi muatan, menyebabkan
ayunan jarum timbangan tidak kurang dari 2 mm
tiap dm panjang jarum
1. Air yang digunakan sebagai bahan dalam sediaan
resmi harus memenuhi persyaratan untuk air, air
untuk injeksi atau salah satu bentuk steril air yang
tercantum dalam FI. ( air dapat diminum dan
memenuhi persyaratan, umumnya memakai
aquadest)
2. Bahan tambahan
Bahan penyalut, pewarna, penyedap, pengawet,
pemantap, pembawa yang berfungsi untuk
meningkatkan kestabilan, manfaat, penampilan,
Aturan-aturan dalam maupun untuk memudahkan pembuatan
Syarat bahan tambahan:
Farmakope
• Bahan tersebut tidak membahayakan dalam jumlah
yang digunakan
• Tidak melebihi jumlah maksimum yang diperlukan
untuk memberikan efek yang diharapkan
• Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau
keamanan dari sediaan resmi
• Tidak mengganggu dalam pengujian dan penetapan
kadar
Aturan-Aturan dalam Farmakope
Tangas uap : seperti penangas air namun suhunya lebih
rendah

Tangas air : jika tidak menyebutkan suhu tertentu maka yang


dimaksud adalah tangas air yang mendidih kuat (biasanya
untuk membuat sediaan farmasi yang panas :mengeringkan,
melelehkan, dll)

Larutan : jika dinyatakan 1: 10 artinya 1 bagian volume cairan


atau 1 bagian bobot zat padat diencerkan hingga volume
akhirnya menjadi 10 bagian

Suhu : jika tidak dinyatakan / ditulis maka suhu yang


dimaksud adalah 25oC
Aturan-aturan dalam
Farmakope

• Pemerian: penjelasan mengenai


sifat zat (wujud, rupa warna, rasa, Kelarutan
bau, sifat fisika dan sifat kimia)
Istilah Kelarutan Jumlah Bagian Pelarut yang diperlukan
• Bobot jenis: perbandingan bobot untuk melarutkan satu bagian zat
zat di udara pada suhu 25o
terhadap bobot air dengan volume
sama pada suhu 25o Sangat mudah Kurang dari 1
larut
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000
Wadah
• Tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan di
dalamnya baik secara kimia maupun secara fisika sehingga
kekuatan, mutu, dan kemurniannya berubah
1.Wadah tahan rusak (umumnya terdapat segel pada
wadahnya)
2.Wadah tidak tembus cahaya (wadah yang berwarna atau
dilapisi)
3.Wadah tertutup baik (melindungi dari masuknya bahan
padat)
4.Wadah tertutup rapat (melindungi dari masuknya bahan cair,
padat, atau uap air)
5.Wadah tertutup kedap (mencegah menembusnya udara/gas)
Kemasan Tahan Rusak
(tidak dapat digunakan tanpa merusak segel)
Wadah Tidak Tembus Cahaya
(bersifat menahan cahaya)
Wadah satuan tunggal (digunakan sebagai dosis
tunggal, 1 kali minum langsung habis) untuk sediaan
parenteral disebut dengan wadah dosis tunggal
Pembagian
Wadah satuan ganda (dapat diambil isinya beberapa
Wadah kali tanpa mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu,
atau kemurnian sisa zat dalam wadah tersebut) untuk
Berhubungan sediaan parenteral disebut wadah dosis ganda
dengan ISI Wadah dosis satuan (wadah satuan tunggal bukan
secara parenteral dalam dosis tunggal langsung dari
wadah) Dipakai satu kali, langsung dari wadah, bukan
injeksi
Wadah dosis satuan Wadah Satuan Tunggal
Wadah Dosis Ganda
Wadah Satuan
Ganda
SUHU PERSEN KONSENTRASI

• Dingin (T<8o) • Persen b/b


• Sejuk (8o<T<15o) • Persen v/v
• Suhu kamar (15o<T<30o) • Persen b/v
• Hangat (30o<T<40o)
• Panas berlebih (40o<T)

Anda mungkin juga menyukai