Anda di halaman 1dari 6

ESSAY PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IDENTITAS DAN INTEGRASI NASIONAL

Nabila Khoirunnisa
C021211024
Kelas Psikologi A
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2021
Krisis Identitas Nasional Pada Generasi Muda

Identitas Nasional berasal dari kata "national identity" yang berarti "kepribadian
nasional" atau bisa disebut juga "jati diri nasional". Jadi secara terminologi, Identitas
Nasional merupakan suatu karakteristik yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan
pengertian tadi, maka setiap bangsa di dunia mempunyai bukti diri masing-masing
sesuai dengan keunikan, sifat, dan karakter dari bangsa tersebut. Identitas nasional
merupakan nilai budaya yang tumbuh & berkembang pada suatu negara & sebagai
bukti diri negara tersebut.

Pada hakikatnya identitas nasional adalah manifestasi nilai-nilai budaya yang


tumbuh & berkembang pada berbagai aspek kehidupan dengan suatu karakteristik
spesial yang menjadikannya berbeda dengan bangsa lain (Monteiro, 2015: 27).
Maka dari itu, identitas nasional menunjuk pada jati diri yang bersumber dari nilai-
nilai budaya sehingga identitas nasional memiliki hubungan yang erat terkait
kebudayaan nasional.

Ketika identitas atau karakteristik bangsa mulai memudar, tatanan kehidupan akan
berubah. Masyakat Indonesia dengan segala keanekaragamannya, membuat kita
harus tetap bersatu dan saling menghormati satu sama lain, tanpa membeda-
bedakan. Namun saat ini banyak anak muda Indonesia yang telah terbawa arus
globalisasi dengan mengikuti budaya barat dan mulai melupakan identitas negara.

Menurut saya, rakyat Indonesia terutama kalangan anak muda, masih kurang
mencintai identitas dari bangsanya sendiri, ini yang nantinya akan membuat
Identitas nasional Indonesia akan memudar atau bahkan menghilang.

Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai generasi penerus bangsa untuk
mempertahankan jati diri nasional Indonesia?, Jawabannya adalah kesadaran diri
sendiri bahwa kita merupakan bangsa timur , bangsa Indonesia yang kaya akan
budaya dan warisan dunia.

Unsur-unsur pembentuk identitas nasional, antara lain :

1. Suku bangsa, kelompok sosial dan kesatuan hidup yang mempunyai sistem
interaksi, sistem norma, kontinuitas, serta rasa identitas yang mempersatukan
semua anggota dan memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
2. Agama yang diakui di Indonesia antara lain Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha dan Kong Hu Cu.

3. Bahasa yakni anak kebudayaan yang menjadi sarana manusia untuk terus
melestarikan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi.

4. Budaya nasional. Budaya adalah warisan dari generasi ke generasi yang juga
merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sekelompok orang.

5. Wilayah nusantara, wilayah Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang
terbentang dikhatulistiwa.

6. Ideologi Pancasila menjadi ideologi dan dasar negara.

Selanjutnya unsur identitas nasional dirumuskan menjadi 3 bagian, antara lain:

1. Pancasila sebagai falsafah bangsa, dasar negara dan ideologi negara yaitu
sebagai identitas fundamental

2. UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa Indonesia, lambang negara,


bendera negara, lagu kebangsaan“Indonesia Raya”yaitu sebagai identitas
instrumental

3. Ruang hidup bangsa sebagai negara kepulauan yang pluralis dalam suku,
bahasa, agama, dan kepercayaan yaitu sebagai identitas alamiah.

Penguatan Identitas Nasional Melalui Pendidikan Multikultural Berbasis


Kearifan Lokal

Penguatan identitas nasional melalui pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal


bertujuan untuk mewujudkan warga negara yang memiliki kesadaran
kewarganegaraan multikultural yaitu masyarakat Indonesia yang sadar terhadap arti
krusial identitas nasional, persamaan harkat dan martabat manusia, serta
penghargaan terhadap keberagaman dan kebhinekaan dengan mengakui,
melindungi dan memelihara nilai-nilai kearifan lokal pada penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan Hal ini bisa dilakukan melalui beberapa
cara, diantaranya:
1. Integrasi pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal pada desain
kurikulum.

Pada konteks pembelajaran, pendidikan multikultural wajib terintegrasi dalam


seluruh bidang ilmu baik secara tersirat juga secara eksplisit. Integrasi tadi bisa
dilakukan dengan mengadopsi teori Banks (dalam Hanum & Rahmadonna, 2010:
96-97) mengenai pendekatan dalam pengintegrasian pendidikan multikultural pada
kurikulum yaitu:

a. Pendekatan kontribusi (the contributions approach). Tahap ini acapkali dilakukan


dan paling luas digunakan pada fase pertama dari gerakan kebangkitan etnis.
Cirinya adalah memasukkan pahlawan/pahlawan dari suku bangsa/etnis dan benda-
benda budaya ke pada pelajaran yg sesuai.

b. Pendekatan aditif (aditif approach). Pada tahap ini dilakukan penambahan materi,
konsep, tema, perspektif terhadap kurikulum tanpa membarui struktur, tujuan dan ciri
dasarnya. Pendekatan aditif tak jarang dilengkapi dengan buku, modul, atau bidang
bahasan terhadap kurikulum tanpa mengubah secara substansif.

c. Pendekatan transformasi (the transformation approach). Pendekatan transformasi


mengganti asumsi dasar kurikulum dan menumbuhkan kompetensi dasar anak didik
dalam melihat konsep, isu, tema, dan persoalan menurut beberapa perspektif dan
sudut pandang etnis.

d. Pendekatan aksi sosial (the sosial action approach) meliputi seluruh elemen dari
pendekatan transformasi, namun menambah komponen yang mempersyaratkan
anak didik membuat aksi yang berkaitan dengan konsep, isu, atau kasus yang
dipelajari pada unit.

2. Optimalisasi pendidikan kewarganegaraan berbasis multikultural & kearifan


lokal.

Indonesia merupakan negara multikultur dengan aneka macam keberagaman yang


salah satunya merupakan keragaman budaya daerah. Budaya daerah merupakan
bagian dari nilai-nilai kearifan lokal yang memperlihatkan identitas suatu wilayah.
Pada satu sisi keragaman budaya daerah menjadi asal kekayaan budaya nasional.
Namun disisi lain keragaman budaya daerah pula berpotensi menyebabkan
permasalahan. Oleh karena itu, disinilah letak pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan berwawasan multikultural dan kearifan lokal sebagai disiplin ilmu
untuk mengajarkan wawasan kebangsaan yang digali berdasarkan nilai-nilai budaya
daerah dan kearifan lokal lalu didukung dengan pengajaran ilmu pengetahuan
mengenai toleransi, kerukunan, hak asasi manusia, konstitusi, hukum, dan
penghargaan terhadap budaya bangsa. Dengan demikian, PKN berfungsi menjadi
wadah managemen permasalahan secara terstruktur melalui proses pembelajaran
untuk mencegah permasalahan antar budaya daerah.

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mencegah


terjadinya krisis identitas bangsa oleh rakyat Indonesia khususnya generasi muda
serta untuk mencegah pudarnya rasa cinta tanah air, perlu adanya kesadaran diri
bahwa kita merupakan generasi penerus bangsa yang harus terus mewariskan
budaya bangsa. Identitas nasional juga dapat diperkuat dengan melalui integrasi
pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal pada desain kurikulum dan
mengoptimalisasikan pendidikan kewarganegaraan berwawasan multikultural dan
kearifan lokal.
Daftar Pustaka

Setiarsih, A. (2016). 'Penguatan Identitas Nasional Melalui Pendidikan Kearifan Lokal'. Pendidikan
Kewarganegaraan, 4-8.

Anda mungkin juga menyukai