Anda di halaman 1dari 15

Implementasi Kejujuran Akademik Mahasiswa Akuntansi

Universitas Katolik Darma Cendika Angkatan 2020/2021

Flora Mita Ndruru ( floramitha.ndruru@student.ukdc.ac.id )

Abstract

This research was conducted on students of the Accounting Study Program, Darma

Ceendika Catholic University, Surabaya. The purpose of this study is to find out the extent to

which the character of honesty is applied to students and what forms of cheating behavior

result in students committing acts of dishonesty. This study uses a non-experimental

quantitative research method with a sample of 30 students. The results showed that based on

the questions through the questionnaire given, it showed that the coefficient of honesty was

lower than dishonesty. This shows that character education is still lacking, the highest

percentage of honesty research is 33.3% of its implementation. By applying academic

honesty, the student can be said to have moral virtue

Key words : academic honesty, academic dishonesty

Abstrak

Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Katolik

Darma Ceendika Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahai sejauh mana

penerapan karakter kejujuran terhadap mahasiswa dan apa saja bentuk perilaku kecurangan

yang mengakibatkan mahasiswa melakukan tindakan ketidakjujuran. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kuantitatif non-eksperimental sampel sebanyak 30

mahasiswa. Hasil penelitian didapatkan bahwa berdasarkan pertanyaan melalui kuisioner

yang diberikan menunjukkan bahwa koefisien kejujuran lebih rendah dari ketidakjujuran. Hal
ini menunjukkan bahwa Pendidikan karakter masih kurang, pada persentase penelitian

kejujuran tertinggi sebanyak 33,3% dari penerapannya. Dengan menerapkan kejujuran

akademik, mahasiswa tersebut bisa dikatakan telah memiliki keutamaan moral.

Kata kunci : kejujuran akademik, ketidakjujuran dan kecurangan akademik

Pendahuluan

Kejujuran di dalam lingkup akademik sangat penting untuk dimiliki oleh setiap

mahasiswa sebagai individu. Menjadi jujur berarti dapat memahami kebenaran yang

terkandung didalam perbuatan dan tindakannya. Lebih lanjut, perilaku jujur dapat membentuk

kepribadian seseorang agar mendapatkan ketenangan dalam berfikir dan memberikan

motivasi bagi mahasiswa di dalam meraih kesuksesan. Perilaku jujur bagi seorang mahasiswa

sangat perlu untuk ditanamkan sejak dini, karena sejauh ini telah banyak ditemukan kasus

pelanggaran akademik yang dilakukan di perguruan tinggi seperti melakukan tindak

pelanggaran moral yang berlawanan dengan perilaku jujur. Mahasiswa sesuai dengan

kodratnya sebagai intelektual, Pendidikan tinggi berperan banyak dalam perkembangan

akademik melalui kegiatan masyarakat kampus.

Kejujuran bisa dilihat dengan adanya UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan

tinggi pasal 1 ayat (1), dijelaskan bahwa, Pendidikan hakikatnya merupakan wadah dalam

mengembangkan potensi diri peserta didik yang dilandasi dengan kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan akhlak yang mulia serta keterampilan

mengendalikan diri. Universitas Katolik Darma Cendika Sebagai Lembaga Pendidikan

Tinggi, penanaman karakter jujur dibangun melalui tiga integritas utamanya. Integritas

akademik yang merupakan komitmen Pendidikan tersebut yaitu Jujur, Peduli dan Tanggung

jawab. Pentingnya kejujuran sebagai bentuk dari keterampilan mengelola diri yang perlu

diasah agar dapat tertanam dalam pribadi individu. Begitu juga halnya dengan kejujuran
akademik yang merupakan inti dari Pendidikan yang berarti jujur dalam melaksanakan sistem

pendidikan.

Pada masa ini, hal yang menjadi isu perbincangan dalam dunia Pendidikan adalah

wabah virus korona yang berdampak amat besar terhadap sistem pembelajaran sebelumnya.

Akibat dari penyebarannya yang sangat cepat, pemerintah menentukan langkah-langkah

dalam menghentikan penyebaran virus ini salah satunya dengan mengadakan perubahan

belajar mengajar secara offline atau tatap muka menjadi online atau dalam jaringan (daring).

Sistem pembelajaran ini efektif karena dapat memanfaatkan teknologi komunikasi yang ada,

akan tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa mahasiswa akan melakukan kecurangan

akademik seperti halnya pada saat system belajar tatap muka. Kecurangan akademik berupa

tindakan ketidakjujuran yang tidak sesuai dengan norma dan memiliki pengaruh yang negatif

terhadap masa depan mahasiswa.

Sekalipun kejujuran diterapkan dan ditanamkan melalui pendidikan, pelanggaran

terhadap etika akademik yang sangat umum adalah tindakan menyontek dan plagiarisme.

Permasalahan ini menggambarkan kondisi tingkat kejujuran mahasiswa yang terbentuk oleh

persepsi negatif dan kesempatan untuk berbuat kecurangan. Pengaruh ketidakjujuran ini

sangat besar terhadap kesuksesan mahasiswa karena dapat mengubah kepribadian dan

karakternya. Dampak negatif selanjutnya dari tindakan tersebut adalah perilaku di tempat

kerja, secara otomatis ketika individu ini terbiasa melakukan kecurangan atau ketidakjujuran

maka akan cenderung berbohong di tempat kerjanya baik dalam jangka pendek maupun

jangka Panjang.

Perguruan tinggi dapat dikatakan sebagai masyarakat akademik yang mekanisme

kerjanya terikat terhadap etika dan moral dalam melaksanakan dan mewujudkan visi dan

misinya. Penelitian oleh (Ardinansyah et al., 2018) kejujuran dalam semua hal yang
berhubungan dengan lingkup akademik merupakan intergritas akademik. Sebagai institusi

pendidikan penegakan akademik dapat diawali dengan cara menciptakan lingkungan yang

humanis dan dapat memicu kesadara kritis akan etika akademik. Dalam hal ini kejujuran

berate tidak berbohong, menipu dan berbagai tindakan yang melanggar etika moral. Masalah

ketidakjujuran akademik ini sangat merisaukan dalam dunia Pendidikan, oleh karena itu salah

satu alternatif yang dapat dimanfaatkan yaitu melalui Pendidikan karakter dan menerapkan

pendekatan secara VCT atau Value Clarification Technique (Gunawan, 2020).

Masalah ketidakjujuran akademik ini diungkap pada penelitian yang menunjukkan

faktor penyebab mahasiswa melakukan kecurangan yaitu karena tidak adanya hukuman bagi

pelaku kecurangan akademik tersebut. Namun salah satu cara dalam pencegahan atau

menegakkan kejujuran ini didukung oleh keyakinan spiritual keagamaan, karena melalui

agama sikap jujur sangat ditekankan dan harus diterapkan dalam kehidupan sehari hari (S.

Bakhri, 2015). Karakter mahasiswa dapat dilihat dari berbagai aspek yang dimiliki dan salah

satunya kejujuran. Pada penelitian ini aspek yang mencakup kejujuran mahasiswa dalam hal

kerja sama, kedisplinan,kejujuran, tanggung jawab dan juga kemandirian secara individu

kategori sedang masih sangat rendah. Maka solusi yang ditawarkan yaitu dengan memberikan

mata kuliah pendidikan dalam pengembangan karakter mahasiswa sehingga memberikan

indikator kemajuan (Setiyawati et al., 2018).

Dari hasil penelitian dijelaskan bahwa pengaruh persepsi mahasiswa mengenai

kemapuan mengajar dosen mata kuliah akuntansi terhadap kejujuran yang bermakna bahwa

kejujuran merupakan bagian dari akuntansi sehingga mahasiswa kelak menjadi lulusan yang

kompenten dalam hal pengetahuan, kepribadian yang cerdas dan berkarakter baik (Characters

et al., n.d.).
Tujuan Pendidikan oleh Universitas Katolik darma Cendika yaitu membentuk

mahasiswa menjadi insan Indonesia yang cerdas, berkarakter dan berpendidikan. Oleh karena

itu, dalam proses pembelajaran, cendekiawan atau mahasiswa khususnya mahasiswa

Akuntansi Angkatan 2020/2021 perlu menanamkan nilai-nilai karakter kejujuran. Penanaman

nilai ini didasarkan integritas utama dalam Pendidikan sehingga dapat mencegah atau

mengurangi perilaku kecurangan dan ketidakjujuran akademik. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa efektif Pendidikan karakter ini dapat diterapkan kepada mahasiswa

Akuntansi Universitas Katolik Darma Cendika.

Berdasarkan hasil penelitian diatas,terdapat dua persoalan yang menjadi perhatian

dalam memecahkan masalah penelitian ini sebagai berikut :

a) Apa penyebab perilaku kecurangan dan ketidakjujuran akademik dan bagaimana

system penanaman karakter tersebut terhadap Mahasiswa Prodi Akuntansi Angkatan

2020/2021 Universitas Katolik Darma Cendika?

b) Bagaimana dampak pengaruh dari penerapan pendidikan karakter kejujuran terhadap

mahasiswa Universitas Katolik Darma Cendika Prodi Akuntansi Angkatan

2020/2021?

Tinjauan Pustaka

Berdasarkan fokus penelitian yang telah diuraikan di atas, maka perlu dipahami

konsep atau teori tentang kejujuran akademik dan ketidakjujuran akademik,

Kejujuran Akademik

Jujur merupakan suatu tindakan yang dikatakan atau dilakukakan sesuai dengan

kenyataan. Menjadi jujur berarti dapat memahami kebenaran yang ada di dalam perbuatan dan

tindakannya. Kata Jujur sendiri menurut KBBI yaitu lurus hati, tidak berbohong, tidak curang,

tulus dan ikhlas. Jujur adalah perilaku manusia yang berdasarkan pada upaya yang
menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam segala perkataan, tindakan dan

pekerjaan, baik itu untuk diri sendiri maupun terhadap orang lain (S. Bakhri, 2015). kejujuran

merupakan sebuah karakter, karakter bukan sekedar dari hasil sebuah tindakan akan tetapi

secara praktik merupakan hasil dan proses (Santrock, 2008).

Kejujuran erat kaitannya dengan hati Nurani yang mempengaruhi pada cara berucap

dan berperilaku jujur kepada diri sendiri dan juga orang lain. Pentingnya kejujuran sangat

diperlukan dalam membangun diri menjadi seorang yang kredibel dan memiliki integritas.

Contohnya saja yaitu seorang pejabat daerah harus jujur dalam menjalankan Amanah

pembangunan di daerah agar dapat terlaksana dengan baik tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Menurut (Adiyanti, 2012) jujur adalah suatu bentuk dari penyampaian sesuatu dengan cara

yang benar, terbuka, konsisten dan dapat dipercaya.

Jenis-jenis perilaku jujur secara umum yaitu:

1. Jujur dalam niat dan kehendak

Kesesuaian antara sikap dan keinginan merupakan pengertian dari jujur dalam niat

dan kehendak. Artinya jika hendak bertindak maka harus berdasarkan hal baik dan

ikhlas dalam melakukannya.

2. Jujur dalam perbuatan

Artinya yaitu perbuatan yang dilakukan adalah tindakan yang sesuai dengan

kebenaran atau tidak melakukan kecuragan terhadap pihak lain sehingga tidak

merugikan orang lain.

3. Jujur dalam ucapan

Jujur dalam ucapan berarti meberikan atau menyampaikan informasi sesuai dengan

kenyataan yang terjadi tanpa adanya pengurangan atau penambahan informasi.


Kejujuran pada dasarnya suatu tindakan yang baik dan memiliki beragam manfaat

bagi diri sendiri maupun pada orang lain. Dengan bersikap jujur, hal itu tentu akan

membukakan jalan menuju kesuksesan dan dianggap sudah memiliki integritas dan dapat

dipercaya. Dalam penelitian (Handarini, 2000) terbiasa jujur dalam bersikap akan

membentuk pribadi yang lebih peka dan bertanggung jawab sehingga dapat menjauhkan

dirinya dari tindakan yang melanggar norma dan hukum negara begitu juga dalam lingkup

akademik. Berdasarkan pada pengertian jujur diatas, beberapa manfaat dari bersikap jujur

yaitu :

1. Memiliki dasar integritas dan dapat dipercaya.

2. Memiliki perasaan yang lebih tenang dan Bahagia dalam menjalani hidupnya.

3. Dapat membentuk pribadi yang lebih bertanggung jawa, dapat diandalkan, dan

dapat dipercaya untuk melakukan hal-hal besar.

4. Empati dan simpati akan didapatkan dari pihak lain.

5. Dapat menjauhkan diri dari berbagai tindakan yang melanggar norma dan aturan.

Kejujuran akademik merupakan konsep yang dapat dipahami dari berbagai segi, dan

memungkinkan banyak perilaku ketidakjujuran diinterpretasikan dan diperdebatkan (Braun &

Stallworth, 2009). Di dalam dunia akademik, kejujuran merupakan salah satu hal yang utama

dalam menentukan kualitas individu agar dapat menunujukkan kesesuaian sikap dan

perkataannya. Kejujuran perlu dikembangkan karena merupakan bagian dari Pendidikan

karakter yang menjadi tanggung jawab Bersama sebagai pihak, orang tua, sekolah, kampus

dan masyarakat.

Kampus yang dikatakan sebagai wadah dalam pengembangan Pendidikan karakter

bertanggung jawab atas Pendidikan kepribadian mahasiswa yaitu kejujuran. Perilaku

kejujuran akademik merupakan bagian dari karakter positif yang perlu dikembangkan pada

diri mahasiswa dalam menempuh perkuliahan. Dengan demikian, perilaku negatif yang dapat
merugikan dan mempengaruhi nilai moralnya dapat dihindari. Pentingnya kejujuran diantara

mahasiswa memiliki tujuan yang utama yaitu agar dapat memiliki pengetahuan yang terampil

dan cerdas dalam kepribadian di masa depan. Lebih spesifik dan khusus, penerapan karakter

kejujuran melalui proses belajar menjadi lebih aktif dan mendarah daging dalam kehidupan

sehari harinya.

Ketidakjujuran Akademik

ketidakjujuran adalah perilaku negatif dan tidak sesuai dengan norma atau disebut

dengan melanggar aturan aturan yang berlaku. Pada lingkungan akademik ketidakjujuran ini

bukanlah hal yang baru atau asing karena perilaku ini sudah sering terjadi. Ketidakjujuran ini

muncul karena perilaku kejujuran tidak diterapkan dan tidak dipahami oleh mahasiswa itu

sendiri. Ketidakjujuran akademik dapat dikatakan perilaku melanggar aturan kampus seperti

melakukan perbuatan menyontek, plagiarisme, tidak serius saat pembelajaran berlangsung

baik terutama pada sistem online ini. Ketidakjujuran ini dianggap sangat serius karena

menjadi permasalahan utama dalam lingkungan masyarakat tak terkecuali lingkungan

kampus. Permasalahan ini digambarkan dengan menurunnya nirai moral para peserta didik

yang sikap kejujuran tidak di tanamkan sejak dini.

Mahasiswa melakukan ketidakjujuran akademik karena tingkat kesadaran yang

kurang, persepsi negatif, dan juga adanya kesempatan untuk berbuat kecurangan. Berbagai

alasan yang mendasari mahasiswa melakukan ketidakjujuran akademik yaitu karena takut

mendapatkan nilai jelek, merasa tidak mampu mengerjakan tugasnya sendiri, dan tidak bisa

bertanggung jawab (Gabriella, Ronokusumo, 2012)

Berikut ini bentuk bentuk dari ketidakjujuran akademik menurut (Markum, 2007)

yaitu:

a) Fabrication
Fabrication merupakan tindakan pemalsuan hasil penelitian dengan mengarang,

mencatat, serta memaanipulasi atau menghilangkan data asli.

b) Plagiarisme

Perilaku ini sering disebut dengan menjiplak atau mengambil pendapat orang lain dan

menjadikannya sebagai karya sendiri.

c) Pelanggaran etika yang menyangkut dengan kegiatan eksperimen yang melibatkan

manusia atau hewan sebagai objek penelitian.

Pendidikan yang berorientasi pada karakter sudah dapat diimplementasikan dengan serius,

karena adanya penurunan karakter dan kualitas moral karena kurangnya Pendidikan etika dan

moral terhadapap Sebagian besar mahasiswa. Ketidakjujuran ini menyebabkan mahasiswa

melakukan kecurangan terutama saat menghadapi ujian, kuis ataupun tugas. Bentuk

kecurangan yang umum dilakukan adalah menyontek, membuka internet saat ujian, dan

melakukan plagiarisme. Rendahnya kejujuran mempengaruhi soft skill mahasiswa yang

berujung melakukan tindakan menyontek dan terbukti bahwa mahasiswa tidak dapat

memahami dan menerima suatu materi matakuliah baik itu dari dosen maupun presentasi

kelompok (Sinarwati, 1998).

Beberapa faktor penyebab ketidakjujuran terhadap mahasiswa yaitu :

a. Factor individual berdasarkan usia, jenis kelamin, prestasi akademis, pendidiakn

orang tua dan aktivitas ekstrakurukuler.

b. Menghindari ketakutan terhadap kegagalan, kecemasan, dan ketegangan yang

dialami.

c. Berada di kondisi yang terjepit.

d. Kurangnya Pendidikan moralitas, motivasi kehidupan, pola kepribadian dan juga

penggarapan terhadap kesuksesan.


Berdasarkan hasil dari atas ketidakjujuran ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

individu dan juga faktor eksternal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketidakjujuran

merupakan perilaku yang dilakukan oleh mahasiswa dengan sengaja seperti pelanggaran

aturan dalam penyelesaian tugas dan ujian dengan melakukan upaya- upaya tersebut untuk

mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara tidak jujur.

Pada saat ini pelajaran system online telah diterapkan karena adanya wabah virus korona

di Indonesia bahkan seluruh dunia. Namun penerapan system belajar yang baru ini tidak

menghindarkan mahasiswa dalam melakukan ketidakjujuran, seperti pada umumnya perilaku

menyontek dan menyalin jawaban teman karena beberapa alasan. Perilaku menyontek bukan

lagi hal yang baru tetapi sudah mandarah daging dalam diri mahasiswa. Memang tidak semua

mahasiswa melakukan perbuatan menyontek tetapi Sebagian besar pasti pernah

melakukannya.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif non-eksperimental,

sampel penelitian ini adalah 30 mahasiswa Akuntansi Universitas Katolik Darma Cendika.

Metode dan alat pengumpul data pada penelitian ini menggunakan kuisioner campuran yang

dimana di daftar pertanyaan diberi kesempatan kepada responden untuk menuliskan pendapat

mengenai pertanyaan yang diberikan dan juga kuisioner yang daftar pertanyaannya telah

disediakan oleh peneliti dengan alternatif jawaban menggunakan pilihan ‘ya’, ‘tidak’dan

‘mungkin’ selain itu terdapat pilihan rating angka 1-6. Metode pengumpulan data ini

merupakan salah satu cara untuk memperoleh keterangan atau kenyataan yang benar

mengenai kejujuran dan ketidakjujuran mahasiswa sehingga dapat dipertanggung jawabkan.

Angket kuisioner ini merupakan sejumlah pertanyaan tertulis dan juga pertanyaan terpilih

yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai penerapan kejujuran akademik

mahasiswa Akuntansi Universitas Katolik Darma Cendika.


Hasil dan Pembahasan

Analisis pentingnya kejujuran akademik terhadap nilai mutu mahasiswa telah terlihat

dari jawaban jawaban mahasiswa yang berfrekuensikan 93,3% menganggap bahwa kejujuran

itu penting adanya dan 6,7% lainnya merasa ragu akan penerapannya.

Alasan – alasan yang paling umum melakukan ketidakjujuran itu karena merasa tidak

mampu dan tidak mau berusaha, alasan lainnya yaitu karena tidak mau nilainya kecil.

Tindakan ketidakjujuran selanjutnya yaitu plagiarism yang dimana dari 30 mahasiswa ada

yang memiliki kesadaran akan kejujuran dan ada juga yang tidak. Berdasarkan tingkat persen

yang terlihat bahwa 33,3% mahasiswa pernah melakukan tindakan plaagiarisme 26,7 % ragu

ragu, dan 40% tidak pernah melakukan plagiarism. Penelitian ini jjuga berhasil mengungkap

bahwa factor factor penyebab perilaku plagiarisme aadalah :

a. Perkembangan teknolgi yang pesat sehingga memudahkan mahasiswa mengakses

berbagai jawaban dari internet.

b. Tingginya beban tugas mata kuliah dari dosen, sehingga mengambil Langkah instan

dengan perilaku plagiarism.


Kasus lain terbukti bahwa ketidakjujuran ini tampak pada kehidupan mahasiswa sehari

hari dalam mengerjakan tugas, kuis ataupun ujian dengan perilaku menyontek dari teman

maupun dari internet.

Ketidakjujuran akademik apabila tidak dirubah, maka akan menjadi kebiasaan yang

tidak baik dan ini menjadi kendala bahwa tujuan Universitas Katolik Darma Cendika untuk

membentuk Pendidikan Karakter baik. Apabila perilaku di atas tersebut selalu terjadi dan

belum ada perubahan, maka akan sulit untuk pembentukkan karakter dari aspek tersebut.

Oleh karena itu perlu adanya pembaharuan dan penanaman kejujuran yang benar-

benar sehingga pembentukan karakter yang positif dapat tercapai pada tujuannya. Dan hal

utam yang perlu diperhatikan adalah mahasiswa harus memiliki komitmen dan kesadaran diri

untuk membentuk diri sebagai insan yang memiliki karakter luhur,berbudi pekerti yang sesuai

dengan tujuan Pendidikan karakter.

Dari penelitian yang telah diberikan, penerapan kejujuran didalam diri mahasiswa

masih kurang karena kurangnya kesadaran dan Pendidikan karakter terhadap mahasiswa.

Dimana tingkat kejujuran tertinggi adalah 33,3% sedangkan responden menunujukkan

kejujuran di tingkat terendah sebesar 3,3% selain itu, beberapa responden lain menunjukkan

persentas 30% rating kejujurannya 4 dan selanjutnya 23% berada di rating ke 5,telah
menerapkan kejujuran walaupun tidak sepenuhnya.

Kesimpulan

Jujur merupakan suatu tindakan yang dikatakan atau dilakukakan sesuai dengan

kenyataan. Menjadi jujur berarti dapat memahami kebenaran yang ada di dalam perbuatan dan

tindakannya. Kejujuran akademik merupakan konsep yang dapat dipahami dari berbagai segi,

dan memungkinkan banyak perilaku ketidakjujuran diinterpretasikan dan diperdebatkan

sedangkan ketidakjujuran adalah perilaku negatif dan tidak sesuai dengan norma atau disebut

dengan melanggar aturan aturan yang berlaku.


Daftar Pustaka

Adiyanti, L. S. (2012). Kejujuran akademik dalam lingkup perguruan tinggi.

Ardinansyah, A., Tenrisau, D., Aslim, F., & Wekke, I. S. (2018). Ketidakjujuran Akademik

Dalam Pendidikan Tinggi. 20. https://doi.org/10.31227/osf.io/tp9vg

Braun & Stallworth, 2009. (2009). (Braun & Stallworth, 2009).

Characters, H., Education, E., & Fkip, S. (n.d.). Pengaruh persepsi mahasi swa tentang mata

kuliah akuntansi terhadap karakter kejujuran mahasiswa pendidikan ekonomi fkip ulm

1,2,3. 52–59.

Gabriella, Ronokusumo, A. (2012). Gabriella, Ronokusumo,Azizah.

Gunawan, I. M. S. (2020). Meningkatkan Kejujuran Akademik Mahasiswa Melalui Konseling

Kelompok Values Clarification. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan

Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran, 6(1), 48.

https://doi.org/10.33394/jk.v6i1.2313

Handarini. (2000). Peran Kejujuran Akademik (Academic Honesty) dalam Pendidikan

Karakter Studi Pada Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam.

Markum. (2007). IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN AKADEMIK PESERTA DIDIK DI

LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR.

S. Bakhri. (2015). KEJUJURAN AKADEMIK PADA MAHASISWA SAAT

MENGHADAPI UJIAN. Nhk 技研, 151(1), 10–17.

Santrock. (2008). THE EFFECT OF STUDENT’S PERCEPTION OF ACCOUNTING

COURSES ON HONEST CHARACTERS ECONOMIC EDUCATION.


Setiyawati, E., Sidoarjo, U. M., & Kelas, P. T. (2018). PENINGKATAN KARAKTER

MAHASISWA PROGRAM STUDI PGSD PENDAHULUAN Visi Program Studi PGSD

adalah menjadi Program Studi pencetak Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar yang

kompeten dan berkarakter . Dalam rangka mencapai visi tersebut maka salah satu

caranya adala. 3833, 32–42.

Sinarwati, N. K. (1998). APAKAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MAMPU

MENINGKATKAN SOFT SKILLS DAN HARD SKILLS MAHASISWA? 117–119.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai