Anda di halaman 1dari 6

Nama : Bima Sakti Yudhatama

NIM : 21046198

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran Sejarah

TUGAS PERENCANAAN PEMBELAJARAN SEJARAH

1. Jelaskan 4 kompetensi guru secara ringkas serta detail dari keempat

kompetensi tersebut!

a) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan


pembelajaran yang meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan keilmuan
sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem
pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki
kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu guru
memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Secara
otentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik, dan ijazah keahlian
mengajar (akta mengajar) dari lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah.
Pemahaman terhadap belajar. Guru memiliki pemahaman psikologi perkembangan anak,
sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak
didiknya. Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami
anak. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang pribadi
anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta
menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.

Kompetensi pedagogik telah dituangkan di dalam Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru yang mencakup: (1)
Menguasai karakteristik Belajar dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,
dan intelektual; (2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.(3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu.(4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. (5)Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. (6) Memfasilitasi pengembangan
potensi Belajar untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. (7) Berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan santun dengan Belajar. (8) Menyelenggarakan penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar. (9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran. (10) Melakukan tindakan refleksi untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.

b) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan


kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik dan berakhlak mulia. Di mana pada setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif
akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seorang guru. Setiap guru mempunyai pribadi
masingmasing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Kepribadian sebenarnya adalah
suatu masalah yang abstrak, yang hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan,
cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan. Kepribadian adalah keseluruhan
dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna demikian, seluruh sikap
dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang tersebut.

Sebagai pribadi, guru merupakan perwujudan diri dengan seluruh keunikan


karakteristik yang sesuai dengan posisinya sebagai pemangku profesi keguruan. Kepribadian
merupakan landasan utama bagi perwujudan diri sebagai guru yang efektif baik dalam
melaksanakan tugas profesionalnya di lingkungan pendidikan dan di lingkungan kehidupan
lainnya. Hal ini mengandung makna bahwa seorang guru harus mampu mewujudkan pribadi
yang efektif untuk dapat melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai guru. Untuk
itu, ia harus mengenal dirinya sendiri dan mampu mengembangkannya ke arah terwujudnya
pribadi yang sehat dan paripurna (fully functioning person). Guru menghargai Peserta didik
dengan tidak melihat unsur atau latar belakang agama yang dianut. Peserta didik yang ada di
salah satu sekolah tersebut beragam menganut agama yang diyakininya. Demikian juga
dengan suku bangsa yang berbeda. Sikap guru selayaknya menghargai keadaan tersebut dan
tidak berpengaruh terhadap perlakuan dalam memberikan pelayanan pelajaran, bimbingan,
ataupun bentuk konsultasi apapun yang menyangkut proses belajar dan mengajar di sekolah.

c) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai makhluk sosial dalam


berinteraksi dengan orang lain. Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru
sebagai anggota masyarakat dan makhluk sosial, meliputi: (1) kemampuan untuk berinteraksi
dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional; (2)
kemampuan guru dalam menjalin komunikasi dengan pimpinan; (3) kemampuan guru
berkomunikasi dengan orang tua Belajar; (4) Kemampuan guru berkomunikasi dengan
masyarakat; (5) kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga
kemasyarakatan; dan (6) kemampuan untuk pendidikan moral. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Sagala (2009: 39) yang menyatakan bahwa ”Indikator kemampuan sosial guru
adalah mampu berkomunikasi dan bergaul dengan Belajar, sesama pendidik dan tenaga
kependidikan, orang tua dan wali murid, masyarakat dan lingkungan sekitar, dan mampu
mengembangkan jaringan”. Inti dari kompetensi sosial terletak pada komunikasi, tetapi
komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang efektif. Komunikasi dapat diartikan
sebagai suatu proses saling mempengaruhi antar manusia. Komunikasi juga merupakan
keseluruhan dari pada perasaan, sikap dan harapanharapan yang disampaikan baik secara
langsung atau tidak langsung, baik yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar karena
komunikasi merupakan bagian integral dari proses perubahan.

d) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi


pelajaran secara luas dan mendalam. Proses belajar dan hasil belajar Peserta Didik bukan saja
ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar
ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang
kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan,
dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar peserta didik berada pada
tingkat optimal.

Kompetensi profesional telah dituangkan di dalam Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru yang mencakup kompetensi
inti guru yaitu; (1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu (2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran yang diampu (3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu
secara kreatif (4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan refleksi (5)Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
2. Karakteristik siswa abad 21 sangat berbeda dengan siswa di era sebelumnya,
pada abad 21 ini seseorang harus memiliki keterampilan 4 C
(Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan
Creativity and Innovation). Jelaskan pendapat saudara bagaimana
kemampuan pedagogik seorang guru berperan dalam tercapainya
karakteristik tersebut ! Jelaskan dengn menggunakan minimal 5 referensi
yang relevan. (sertakan juga referensi dalam daftar pustaka).

Dalam pembelajaran dengan keterampilan abad ke-21, guru harus memotivasi siswa
untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik dengan menggunakan kompetensi
pedagogis. Keterampilan abad 21 yang disebut dengan 4C adalah keterampilan yang harus
dimiliki oleh siswa untuk bekal di abad ke-21 ini. Maka dari itu dalam proses belajar
mengajar guru harus melakukan komunikasi dengan baik terhadap siswa secara terus
menerus dalam berbagai keadaan. Sososialisasi pada siswa diperlukan karena masa anak-
anak adalah masa bermain.

Ketika siswa bermain dengan teman sebayanya, siswa akan secara alami melakukan
interaksi sosial dengan temannya. Sering mengajak siswa berkomunikasi memberikan
dampak positif untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi anak. Hal ini akan
menstimulasi otak anak untuk mencontoh penggunaan kalimat yang baik. Selain itu
keterampilan abad ke-21 siswa dilatih untuk menjelaskan dan bertukar informasi dengan
temannya ketika proses pembelajaran berlangsung, belajar cara menyampaikan informasi
dengan benar, sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh temannya. Peran guru disini
adalah sebagai fasilitator.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan kompetensi


pedagogik yang dimiliki guru dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa berbeda-
beda. Hal tersebut dikarenakan dari latar belakang dan pengalaman mengajar guru. Peran
kompetensi pedagogik guru akan mempengaruhi daya berpikir peserta didik, karena guru
yang memiliki komptensi yang bagus cenderung lebih dapat mengembangkan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pendidikan merupakan faktor utama dalam
pembentukan pribadi manusia. Pendidikan memegang peranan penting untuk mempersiapkan
generasi yang mampu bersaing di zaman yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
cepat dan semakin canggih. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, ada
lima faktor yang dominan, yaitu: 1). Kepemimpinan Kepala sekolah, 2). Guru, 3). Siswa, 4).
Kurikulum, 5). Jaringan Kerjasama. Pada abad ke 21 ini, pendidikan juga harus segera diubah
atau ditransformasikan dari pembelajaran tradisional menjadi pendidikan modern seperti
dengan menggunakan media pembelajaran yang bisa menarik dan lebih mudah dipahami oleh
untuk menjamin peserta didik memiliki pengetahuan, keterampilan, kolaborasi dan
berinovasi, keterampilan. Pembelajaran abad 21 mencerminkan empat tujuan belajar (4C)
yang merujuk pada bagian dari learning to do yaitu creative, critical thinking, collaboration
and communication.
Daftar Referensi

Balqis, P., Ibrahim, N., & Ibrahim, S. 2014. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten
Aceh Besar. Jurnal Administrasi Pendidikan : Program Pascasarjana Unsyiah,
2(1), 25–38.

Septikasari, R. 2018. Keterampilan 4C Abad 21 dalam Pembelajaran Pendidikan


Dasar. Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, Volume VIII Edisi 02

Sipayung, H. D. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Collaborative Inquiry


Terhadap Keterampilan 4C Siswa di SMA. Tesis.

Susanto, Ratnawati dan Yuli Azmi Rozali. 2020. Model Pengembangan Kompetensi
Pedagogik. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Zubaidah, S. 2016. Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan yang Dijarkan


melalui Pembelajaran. (2), 1–17.

Anda mungkin juga menyukai