PENGUSUL
1
RINGKASAN
Dismenorea atau lebih yang lebih dikenal dengan nyeri haid adalah keluhan yang
sering dialami wanita pada bagian perut bawah. Namun, nyeri haid ini tidak hanya
terjadi pada bagian perut bawah saja. Beberapa remaja perempuan sering merasakannya
pada punggung bagian bawah, pinggang, pinggul, otot paha atas, hingga betis. Gejala
yang dirasakan adalah rasa nyeri diperut bagian bawah seperti dicengkeram atau di
remas-remas, sakit kepala yang berdenyut, mual, muntah, nyeri di punggung bagian
bawah, diare, bahkan hingga pingsan. Rasa nyeri tersebut biasanya dialami 1 -2 hari
pertama saat datangnya menstruasi. Dismenorea terjadi karena adanya kontraksi atau
gerakan otot-otot rahim yang kuat. Pada sebagian wanita, rasa nyeri bisa sangat hebat,
bisa pula sangat ringan. Dismenorea terjadi karena kekejangan otot rahim yang
disebabkan aliran darah tidak lancar, terasa hebat saat keluarnya darah. Hal ini terjadi
maksimum pada awal menstruasi. Keadaan ini disebabkan oleh kelebihan produksi
otot polos. Banyaknya angka kejadian dismenore yang dialami remaja putri dapat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Status Gizi dan Aktivitas
fisik dengan Kejadian Dismenorea Primer pada Remaja Putri di SMK Prestasi Cikande
3
KATA PENGATAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan karunianya sehingga laporan penelitian stimulus dengan judul “Hubungan
Antara Status Gizi dan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Dismenorea Primer pada
Remaja Putri di SMK Prestasi Cikande Kabupaten Serang Tahun 2018” telah selesai
dikerjakan. Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak akan terselesaikan tanpa
dukungan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan kami
2. Prof. Ernawati Sinaga, M.Si., Apt, Warek III bidang penelitian, pengabdian kepada
dan pengabdian kepada masyarakat dan juga mengusahakan dana dari Universitas N
asional.
Akhirnya, kami sebagai penulis memohon maaf apabila ada kesalahan baik secara
teknik, format ataupun isi dari laporan ini. Harapan kami semoga penelitian ini dapat
Tim Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… 2
RINGKASAN……………………………………………………………. 3
KATA PENGANTAR…………………………………………………… 4
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 7
B. Kerangka Teori…………………………………………………….. 10
C. Permasalahan………………………………………………………. 11
D. Urgensi Permasalahan……………………………………………... 11
E. Tujuan……………………………………………………………… 12
5
D. Prosedur Pengumpulan Data ………………………………………. 33
E. Pengelolaan Data Data……………………………………………... 33
F. Rencana Analisa Data……………………………………………… 34
G. Etika Penelitian…………………………………………………….. 35
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 47
LAMPIRAN………………………………………………………………... 50
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan
Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap dunia mengalami dismenore. Hasil
penelitian, di Amerika persentase kejadian dismenore sekitar 60%, Swedia 72% dan di
Begitu pula angka kejadian dismenore di Indonesia cukup tinggi, namun yang berobat
penelitian di indonesia telah membuktikan bahwa kejadian dismenore tinggi yaitu 43-
mereka harus meninggalkan pekerjaan maupun sekolah 1-3 hari selama sebulan. Dan
menurut Morgan dan Hamilton (2009) dismenore primer lebih sering terjadi pada usia
remaja persentasenya 40-50%, biasanya dismenore primer terjadi 1-3 tahun setelah
Pada umumnya dismenore tidak berbahaya, namun sering kali dirasa menganggu
wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama untuk
setiap wanita. Ada yang masih bisa beraktivitas adapula yang tidak melakukan aktivitas
7
dan ini akan menurunkan kualitas setiap individu masing-masing (Proverawati &
Misaroh, 2009).
mengetahui dan mengambil sikap yang terbaik mengenai permasalahan reproduksi yang
mereka alami berupa kram, nyeri karena ketidaknyamanaan yang dihubungkan dengan
Dismenorea dalam Bahasa Indonesia adalah nyeri menstruasi, sifat dan derajat
rasa nyeri ini bervariasi, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Keadaan yang hebat
dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau
beberapa hari. Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian
bawah saat menstruasi.Uterus atau rahim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan
relaksasi. Umumnya, kontraksi otot uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang hebat
dan sering, menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul rasa nyeri
(Aulia, 2009).
Dismneorea dibagi atas dua definisi, yaitu desminorea primer dan desminorea
sekunder. Desminorea primer adalah nyeri menstruasi yang terjadi tanpa adanya
penyakit pelvis organic, seperti endometriosis, penyakit radang pelvis, stenosi serviks,
8
Menurut Proverawati (2009), faktor – faktor penyebab dismenore diantaranya.
Faktor predisposisi seperti: usia, menarche dini, status gizi, aktifitas fisik (kebiasaan
olahraga), pola makan (diet), menstruasi pertama, nulipara, riwayat menstruasi pada
keluarga, obesitas, masa menstruasi yang panjang. Faktor pendukung internal: Faktor
kejiwaan, obstruksi kanalis servikalis, dan faktor endokrin. Faktor pendukung eksternal:
status gizi. Hal ini sesuai dengan Teori Gsianturi (2002) dalam Suliawati (2013), bahwa
masalah gizi timbul pada remaja karena prilaku gizi yang salah yaitu ketidakseimbangan
antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan.Status gizi remaja wanita
wanita remaja yang pertama sekali mengalami menstruasi akan mengeluh rasa nyeri,
kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah. Tetapi sebagian remaja tidak
merasakan keluhan-keluhan tersebut, hal ini dipengaruhi nutrisi yang adekuat yang biasa
Selain faktor status gizi, faktor lain yang mempengaruhi dismenore adalah aktifitas
fisik atau kebiasaan olahraga (Aulia, 2009). Hal ini sesuai dengan teori Proverawati dan
misaroh (2009) bahwa latihan olahraga yang teratur dapat menurunkan stress dan
kelelahan sehingga secara tidak langsung juga mengurangi nyeri. Membiasakan olahraga
ringan dan aktivitas fisik secara teratur seperti jalan sehat, berlari,bersepeda, ataupun
berenang pada saat sebelum dan selama haid, hal tersebut dapat membuat aliran darah
pada otot sekitar rahim menjadil ancar, sehingga rasa nyeri dapat teratasi atau berkurang.
Latihan ini sedikitnya 30-60 menit dengan frekuensi 3-5 kali seminggu.
9
Penelitian Nasution (2013) penelitian kepada 78 responden ditemukan responden
juga responden yang mengalami dismenore primer berat sebanyak 13 orang (16,7%).
Chia (2012) bahwa prevalensi dismenore dari semua siswi SMA Santo Thomas 1
Medan adalah sebanyak 53,9% dari 89 responden. Penelitian yang dilakukan oleh Tinah
dan Diyah (2009) bahwa dari hasil penelitian sebagian besar responden mengalami
Banyaknya angka kejadian dismenore yang dialami remaja putri ini yang dapat
penulis merasa tertarik melakukan penelitian tentang “Hubungan antara Status Gizi dan
Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Dismenorea Primer pada Remaja Putri di SMK
B. Kerangka Teori
Kejadian
Dismenore
10
C. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian
ini adalah masih banyaknya kejadian dismenore yang berdampak pada siswi tersebut
tertinggal pelajaran. Faktor gizi dan aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab
D. Urgensi Penelitian
Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap dunia mengalami dismenore. Hasil
penelitian, di Amerika persentase kejadian dismenore sekitar 60%, Swedia 72% dan di
Begitu pula angka kejadian dismenore di Indonesia cukup tinggi, namun yang berobat
penelitian di indonesia telah membuktikan bahwa kejadian dismenore tinggi yaitu 43-
mereka harus meninggalkan pekerjaan maupun sekolah 1-3 hari selama sebulan. Dan
menurut Morgan dan Hamilton (2009) dismenore primer lebih sering terjadi pada usia
remaja persentasenya 40-50%, biasanya dismenore primer terjadi 1-3 tahun setelah
menarche (Sartika, 2011). Pada umumnya dismenore tidak berbahaya, namun sering
kali dirasa menganggu wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan
tentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa beraktivitas adapula yang
tidak melakukan aktivitas dan ini akan menurunkan kualitas setiap individu masing-
masing.
11
E. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Status Gizi dan
Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Dismenorea Primer pada Remaja Putri di SMK
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sampai dengan 21 tahun bagi anita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai
dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22
tahun adalah remaja akhir. Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu
dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti
ketetntuan sebelumnya (Hurlock,1991). Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk di
Remaja, yang dalam bahasa lainya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin
adolescence yang artinya “tumbuh dan tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa
primitive dan orang-orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak
berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa
konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologik, dan sosial ekonomi dengan
batasan usia antara 10-20 tahun, yang secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai
berikut:
13
b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari
2.1.2 Menstruasi
2.1.2.1 Pengertian Menstruasi
pendarahan dan terjadi setiap bulannya.Seorang wanita memiliki dua ovarium yang
Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur saja yang tumbuh setiap periode
menstruasi, ketika sel telur telah matang maka sel telur tersebut dilepaskan dari ovarium
(www.BioHealt.com). Apabila sel telur tidak dibuahi, maka lapisan dinding bagian
dalam dari rahim yang disiapkan untuk penempelan hasil pembuahan akan terkelupas
mulainya pubertas. Padahal menstruasi adalah terakhir terjadi. Menstruasi tidak akan
dimulai sampai sekurangnya satu tahun setelah pertumbuhan pesat, yaitu setelah
payudara mulai berkembang serta tumbuhnya rambut diketiak atau pubis. Satu atau dua
tahun sebelum menstruasi, vagina mulai mengeluarkan cairan bening yang tidak berbau.
Bila sebelumnya tidak mengetahui hal ini, mungkin akan cemas. Keadaan ini normal
14
Menstruasi sebenarnya merupakan gejala biologis yang alami, progresif, dan
keterkejutan (syok) yang sangat hebat disertai dengan iritasi (rangsangan yang
menggangu), biasanya wanita merasa sakit, disertai mual-mual, cepat lelah, dan
berbagai emosi depresif. Demikian pula apabila pada menstruasi pertama terjadi
penolakan yang defentif, maka hal tersebut akan megakibatkan pengeraman fungsional.
Artinya, ada beberapa fungsi psikis dan fisik yang mengalami hambatan atau
disebabkan oleh reaksi kejutan pada menstruasi pertama. Pada usia yang lebih
b. Stadium proliferasi
untuk perlekatan janin.Pada fase ini endrometrium tumbuh kembali.Antara hari ke-12
sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).
15
c. Stadium sekresi
d. Stadium premenstruasi
Stadium yang berlangsung selama 3 hari.Ada infiltrasi sel-sel darah putih, bias
sel bulat. Stroma mengalami disintregasi dengan hilangnya cairan dan secret sehingga
akan terjadi kolaps dari kelenjar dan arteri. Pada saat ini terjadi vasokontriksi,
kemudian pembuluh darah itu berelaksasi dan akhirnya pecah (Nirwana, 2011).
follicle stimulating hormone (FSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis, estrogen yang
b. Faktor enzim
Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan
c. Faktor vaskuler
d. Faktor prostaglandin
myometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid (Nirwana,
2011).
Siklus menstruasi adalah daur ulang atau perputaran menstruasi pada seorang
wanita.Lebih jelasnya, siklus menstruasi adalah daur menstruasi yang terjadi setiap
bulan pada wanita produktif, kecuali wanita tersebut sedang hamil. Siklus menstruasi
dihitung dari hari pertama menstruasi sampai tepat satu hari pertama menstruasi bulan
berikutnya. Siklus menstruasi tersebut antara satu wanita dengan wanita lain tidak sama.
Artinya, siklus itu bervariasi, yakni dari mulai 18 sampai 40 hari, dan rata-rata 28 hari.
Namun, hanya sekitar 10-15% saja wanita yang memiliki siklus 28 hari.Sementara itu,
siklus menstruasi yang normal terjadi setiap 21-35 hari sekali, dengan lama hari
menstruasi berkisar 3-7 hari. Menurut perhitungan para ahli, wanita akan mengalami
Dari sisi medis, siklus menstruasi kadang-kadang digambarkan pada istilah siklus
uterus dan ovarium kerena perubahan yang bersamaan yang terjadi pada organ-organ
yang amat kuat dari kelenjar pituitary, (FSH), dan (LH) (Hamilton, 1995 dalam
17
a. Stadium menstruasi atau desquamasi yaitu Endometrium dilepas dari dinding
Rahim disertai perdarahan, hanya lapisan tipis (stratum basale) yang tinggal. Ini
b. Stadium post menstrum atau stadium regenerasi yaitu luka – karena endometrium
dilepas – berangsur-angsur ditutup kembali oleh selaput lender yang baru (berasal
dari sel epitel kelenjar-kelenjar endometrium). Pada saat kelenjar ini menebal,
endometrium kurang lebih 0,5 mm. stadium ini sudah mulai aktu stadium
endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm, kelenjarnya tumbuh lebih cepat
dari jaringan lain hingga berkelok, berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14
tebalnya menetap, tapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan
2.1.3 Dismenorea
2.1.3.1 Pengertian Dismenorea
Dismenorea atau lebih yang lebih dikenal dengan nyeri haid adalah keluhan yang
sering dialami wanita pada bagian perut bawah. Namun, nyeri haid ini tidak hanya
terjadi pada bagian perut bawah saja. Beberapa remaja perempuan sering merasakannya
pada punggung bagian bawah, pinggang, pinggul, otot paha atas, hingga betis.
18
Gejala yang dirasakan adalah rasa nyeri diperut bagian bawah seperti
dicengkeram atau di remas-remas, sakit kepala yang berdenyut, mual, muntah, nyeri di
punggung bagian bawah, diare, bahkan hingga pingsan. Rasa nyeri tersebut biasanya
Dismenorea terjadi karena adanya kontraksi atau gerakan otot-otot rahim yang
kuat. Pada sebagian wanita, rasa nyeri bisa sangat hebat, bisa pula sangat ringan.
Dismenorea terjadi karena kekejangan otot rahim yang disebabkan aliran darah tidak
lancar, terasa hebat saat keluarnya darah. Hal ini terjadi karena endometrium
awal menstruasi. Keadaan ini disebabkan oleh kelebihan produksi prostaglandin oleh
Gangguan kram perut ini tidak termasuk PMS, meskipun adakalanya bersamaan
dengan gejala PMS. Disminore paling sering dialami dan sanga mengganggu aktivitas
wanita, terlebih lagi harus dialami oleh wanita secara rutin setiap bulan. Namun,
disminore akan membaik atau bahkan hilang sama sekali setelah proses melahirkan.
Berbeda dengan PMS, wanita yang pernah melahirkan malah berisiko lebih tinggi
a. Ringan
1) Terjadi sejenak, dapat pulih kembali
19
b. Sedang
meninggalkan pekerjaan.
c. Berat
1) Rasa sakit yang hebat, sehingga tidak mampu melakukan tugas harian
2) Memerlukan istirahat
Ciri khas dismenorea primer adalah bahwa penyakit ini mulai timbul sejak
menstruasi pertama kali datang dan keluhan sakitnya agak berkurang setelah wanita
1) Tidak jelas, tetapi yang pasti selalu berkaitan dengan pelepasan sel-sel telur
b. Sekunder
kenyataannya prostaglandin banyak dihasilkan di dalam rahim bila ada benda asing
1) Usia
2) Menarche dini
3) Status Gizi
6) Menstruasi pertama
7) Nulipara
9) Obesitas / kegemukan
21
2.1.3.3 Cara Mengatasi Dismenorea
a. Makan makanan yang kaya protein dan serat menjelang menstruasi
c. Kurang asupan garam dengan cara menghindari junk food atau makanan ringan
yang megandung banyak garam (misalnya pitza, makanan kaleng, dan cemilan).
f. Tenangkan pikiran dan rileks, misalnya melakukan hobi atau mendengarkan music
Selain cara diatas berikut ini beberapa cara yang biasa dilakukan jika nyeri yang
dengan mengonsumsi zat gizi, terutama dari golongan vitamin dan mineral. Zat gizi
a. Vitamin
1) Vitamin A
Vitamin A sangat penting bagi sistem saraf dan fungsi otak yang berperan
dalam meringankan dismenorea. Sumber hewani vitamin A adalah hati, telur, susu,
22
keju, margarin, dan minyak ikan. Sedangkan, sumber vitamin A adalah sayuran
seperti daun singkong, daun papaya, daun kemangi, bayam, dan lain-lain.
2) Vitamin E
Hormon ini menyebabkan peningkatan kontraksi otot rahim sehingga rasa nyeri
sawit, minyak kedelai, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, dan minyak biji
3) Vitamin B6
glukosa darah, serta menjaga kesehatan kulit dan saraf. Vitamin B6 berperan
mempengaruhi sistem endokrin otak menjadi lebih baik sehingga membuat tubuh
dalam daging ayam, ikan, hati, kuning telur, dan sedikit dalam susu. Sedangkan,
sumber nabatinya terdapat dalam serelia, kentang, avokad, dan kacang tanah.
23
4) Vitamin C
penyerapan zat besi, di mana zat besi diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah.Selain itu, vitamin C dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan kerja sistem
dalam hati dan ginjal saja.Paling banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayuran,
seperti jambu biji, papaya, jeruk, strowberi, kiwi, gandaria, daun katuk, daun
kelor, tangkil (melinjo), daun singkong, dau tales, daun melinjo, brokoli, dan lain-
lain.
b. Mineral
c. Kalsium
kontraksi otot, mengurangi keluhan saat haid, melancarkan peredaran darah, mengatasi
meredakan rasa sakit atau nyeri saat haid. Kalsium paling banyak terdapat dalam susu
dan hasil olahannya. Terdapat juga pada daging, ikan sarden, ikan teri, rebon, belut,
ayam, telur, serealia, sayuran berwarna hijau gelap seperti kangkung, bayam, brokoli,
daun papaya, daun singkong, daun labu, daun katuk, biji-bijian (wijen, kenari, dan
almond), papaya muda, salak, nangka muda, apel, pir, anggur, persik, kismis, dan
kurma.
d. Magnesium
disminore atau rasa nyeri saat haid.Sumber terbaik magnesium adalah sayuran
24
hijau.Sumber lainnya adalah biji-bijian, gandum, oatmeal, dan avokad (Suliawati,
2013).
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam
mengidentifiksi populasiatau individu yang beresiko atau dengan stastus gizi buruk.
Padadasarnya penilaian status gizi dapat dibagi 2, yaitu secara langsung yangmeliputi :
antropometri, biokimia, klinis dan biofisik dan secara tidaklangsung yang meliputi :
3) Pengukuran Antropometri
Supariasa (2001) dalam Suliawati (2013), mengungkapkan: “nutritional
Gross Cmposition of the Human Body at Different Age Levels and Degree of
gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagi tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sebagai
25
indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter
adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah
diantaranya:
zat terhadap tinggi badan akanNampak dalam waktu yang relatif sama. Indeks
tinggi badan dengan kecepatan tertentu.Indeks ini merupakan indikator yang baik
tahun.IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak-anak,remaja, ibu hamil, dan
olahragawan. Disamping itu, IMT tidak bias diterapkan pada keadaan khusus lainnya
26
seperti edema, asites, dll.IMT/U merupakan yang terutama bermanfaat untuk
IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk memantau status gizi orang
dewasa khususnya yang berkaitan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka
harapan hidup lebihpanjang. Indikator IMT/U hampir sama dengan BB/PB atau
mempertimbangkan berat badan orang tua. IMT merupakan rumus matematis yang
berkaitan dengan lemak tubuh, dan dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram)
IMT = TB / BB²
Keterangan
Tabel 2.1
Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia
Kategori IMT
Kurus Kekurangan BB tingkat berat < 17,0
Kekurangan BB tingkat ringan 17,0 - <
Normal 18,5 – 22,9
Kelebihan BB tingkat ringan 23 – 24,9
Gemuk Kelebihan BB tingkat moderat > 25 – 29,9
(Obes I)
Kelebihan BB tingkat berat > 30,0
(Obes II)
Menurut teori Gsianturi (2002) dalam Suliawati (2013), bahwa masalah gizi
timbul pada remaja karena prilaku gizi yang salah yaitu ketidakseimbangan antara
konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Remaja putri sering melewatkan
27
dua kali waktu makan dan lebih memilih kudapan.“Makanan sampah” (junk food) kini
semakin digemari oleh remaja, baik sebagai kudapan maupun “makan besar”. Disebut
makanan sampah karena sangat sedikit (bahkan ada yang tidak sama sekali) mengandung
kalsium, besi, riboflavin, asam folat, vitamin A dan C, sementara kandungan lemak jenuh,
kolesterol, dan natrium tinggi. Proporsi lemak sebagai penyedia kalori lebih dari 50%
Prostaglandin adalah semua kelompok yang diturunkan dari asam lemak 20-
karbon tak jenuh, terutama asam arakidonat melalui jalur siklooksigenase; prostaglandin
terlibat dalam berbagai proses fisiologis (Dorland, 2005). Diaz, 1998 menyatakan
semakin banyak lemak semakin banyak pula prostaglandin yang dibentuk, sedangkan
syaraf terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara peningkatan kadar prostaglandin dan
yang disebabkan oleh prostaglandin akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi
prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain
hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian desminore primer pada
Wanita Usia Subur di Gampong Klieng Cot Aron Kecamatan Baitussalam Aceh Besar.
28
b. Aktifitas Fisik ( Kebiasaan Olah Raga)
1) Pengertian Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningakatkan pengeluaran
seseorang melakukan latihan fisik atau olahraga selama 30 menit setiap hari atau
generasi muda dan dewasa untuk mengukur sejumlah intensitas kegiatan yang
berbeda-beda pada saat bekerja dan pada saat libur. GPAQ mencakup empat area
aktivitas fisik yaitu aktivitas sehari-hari kerja, aktivitas fisik di luar pekerjaan dan
olahraga, transportasi, pekerjaan rumah tangga serta merawat anak. (WHO, 2016).
adik, nonton TV, aktivitas main play station, main computer, belajar dirumah,
nongkrong.
otot yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh : berlari kecil, tenis
29
c. Kegiatan berat : biasanya berhubungan dengan olahraga dan membutuhkan
bola, aerobik, bela diri (misal karate, taekondo, pencak silat) dan outbond.
menit untuk mencegah kenaikan berat badan dan 90 menit untuk menurunkan
a. Umur
pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional
dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1 % per tahun, tetapi bila rajin
b. Jenis kelamin
Sampai pubertas biasanya aktivitas fisik remaja laki-laki hampir sama dengan
c. Pola makan
Makanan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas, karena bila jumlah
makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh akan merasa mudah
lelah, dan tidak ingin melakukan kegiatan seperti olahraga atau menjalankan
30
sebaiknya makanan yang akan di konsumsi dipertimbangkan kandungan
gizinya agar tubuh tidak mengalami kelebihan energi namun tidak dapat
hemoglobin/sel darah dan serat otot. Bila ada kelainan pada tubuh seperti
sel darah merah, maka orang tersebut tidak di perbolehkan untuk melakukan
dapat menurunkan stress dan kelelahan sehingga secara tidak langsung juga mengurangi
nyeri. Membiasakan olahraga ringan dan aktivitas fisiksecara teratur seperti jalan sehat,
berlari,bersepeda, ataupun berenang pada saat sebelum dan selama haid, hal tersebut
dapat membuat aliran darah pada otot sekitar rahim menjadilancar, sehingga rasa nyeri
dapat teratasi atau berkurang. Latihan ini sedikitnya 30-60 menit dengan frekuensi 3-5
kali seminggu.
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara lama menstruasi denga kejadian
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pendekatan cross sectional, yaitu penelitian pada beberapa populasi yang diamati pada
waktu yang sama. (Sibagariang, E. E. dkk, 2010). Penelitian cross sectional adalah
suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor resiko (independen) dengan
faktor efek (dependen), dimana melakukan observasi atau pengukuran variabel sekali
Waktu penelitian adalah pada bulan Agsustus - Desember 2018. Lokasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri SMK Prestasi Cikande
Tahun 2018. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu non
Instrumen yang digunakan pada peneliti ini disusun oleh peneliti sendiri dengan
mengacu dan memodifikasi teori yang sudah diuraikan dalam tinjauan pustaka. Uji
validitas dan reliabilitas akan dilaksanakan pada tahap pilot study sebelum melakukan
pengumpulan data sebenarnya. IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk
memantau status gizi seseorang dan kuesioner tentang aktivitas fisik yang terdiri dari 4
pertanyaan.
32
D. Prosedur Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah terdiri dari data primer, yang
dilakukan dengan memberikan kuesioner pada Remaja Putri di SMK Prestasi Cikande
E. Pengelolaan Data
perangkat lunak statistik. Pengelolaan data secara lebih lengkap dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Editing
2. Coding
diteliti, dengan tujuan untuk mempermudah pada saat melakukan analisis data dan juga
3. Processing
Setelah semua isian kuisioner telah terisi penuh dan benar, dan juga sudah
melawati pengkodean, maka langka selanjutnya adalah memproses data agar dianalisis.
33
Pemprosesan data dilakukan dengan cara mengentri data dari kuisioner kepaket program
komputer.
4. Cleaning
Cleaning yaitu pengecekan kembali data yang sudah di entri, apakah ada
1. Analisa Univariat
variabel yang diteliti, baik untuk variabel dependent maupun indipendent. Analisa
F
(Sabarguna, 2013) : 100%
n
Keterangan : P = Persentase
n = Jumlah sampel
2. Analisis Bivariat
dependent dan independent, sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis skala ukur
serta untuk mengetahui adanya hubungan dua variabel tersebut bermakna atau tidak
bermakna. Uji statistik yang digunakan adalah ”Chi Square”. Data diolah dengan
menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan nilai alpha = 0,05. Jika X2 hitung >
34
X2 tabel atau p-Value lebih kecil dari α (P< 0,05), artinya terdapat hubungan yang
ni
nj fo feij 2
2
hitung
i 1
j 1
ij
feij
Keterangan :
2 = Kai Kuadrat
foij = Frekuensi Observasi
feij = Frekuensi Nilai Harapan
ni = total baris
nj = total kolom
G. Etika Penelitian
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek
penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut.
penelitian yang merupakan standar etika dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian
ini peneliti akan memperhatikan etika dalam penelitian yang dilakukan dengan langkah-
langkah :
1. Informed concent atau lembar persetujuan ini diberikan pada responden yang
akan diteliti yang memenuhi kriteria. Peneliti akan menjelaskan maksud dan
tujuan penelitian. Jika subjek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus
mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberi kode yang hanya
35
BAB IV
JADWAL DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN
A. Jadwal Kegiatan
2. Pengurusan perijinan
3. Pengumpulan Data
5. Pembuatan laporan
B. Pembiayaan Penelitian
Dana yang diperlukan untuk kegiatan penelitian ini sebesar Rp. 8.000.000,-
36
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ya 80 79,2
Tidak 21 20,8
B. Status Gizi
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Siswi SMK Prestasi Cikande
Berdasarkan Status Gizi (IMT)
Status Gizi Frekuensi Persentase (%)
Normal 43 42,6
C. Aktivitas Fisik
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Siswi SMK Prestasi Cikande
Berdasarkan Aktivitas Fisik
Kurang 71 70,3
Baik 30 29,7
37
5.1.2. Hasil Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil analisis bivariat dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 5.4 Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Dismenorea Primer Pada Remaja Putri
Di SMK Prestasi Cikande Tahun 2018
Kejadian Dismenorea Primer
Status Gizi Ya Tidak Total p-value
f % f % F %
Tidak Normal 56 96,6 2 3,4 58 100
Normal 24 55,8 19 44,2 43 100 0,000
Total 80 79,2 21 20,8 101 100
gizi tidak normal yang mengalami dismenorea primer sebanyak 96,6% (56
responden), sedangkan pada kelompok dengan status gizi normal dari 43 responden
hasil penelitian, menunjukan bahwa kasus terbanyak adalah dengan status gizi
Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square pada α = 0.05 didapatkan
nilai P sebesar 0,000 (p ≤ 0.05) sehingga H0 ditolak yang berarti bahwa secara
statistik terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian
38
B. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Dismenorea Primer Pada Remaja
Putri Di SMK Prestasi Cikande Tahun 2018.
Tabel 5.5 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Dismenorea Primer Pada Remaja Putri
Di SMK Prestasi Cikande Tahun 2018
Kejadian Dismenorea Primer
Aktivitas Fisik Ya Tidak Total P- value
f % F % F %
Kurang 65 91,5 6 8,5 71 100
Baik 15 50 15 50 30 100 0,000
Total 80 79,2 21 20,8 100 100
memiliki aktivitas fisik kurang yang mengalami dismenorea primer sebanyak 91,5%
(65 responden), sedangkan pada kelompok dengan aktivitas fisik baik dari 30
Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square pada α = 0.05 didapatkan
nilai P sebesar 0,000 (p ≤ 0.05) sehingga H0 ditolak yang berarti bahwa secara
statistik terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian
5.2. Pembahasan
5.2.1. Kejadian Dismenorea Primer
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa kejadian dismenorea
primer yang terjadi di SMK Prestasi Cikane Tahun 2018 sebanyak (79,2%).
Terlihat bahwa dismenore primer merupakan suatu masalah pada remaja putri di
SMK Prestasi Cikane Tahun 2018 karena dengan mengalami dismenore primer
Dismenorea atau lebih yang lebih dikenal dengan nyeri haid adalah
keluhan yang sering dialami wanita pada bagian perut bawah. Namun, nyeri haid
39
ini tidak hanya terjadi pada bagian perut bawah saja. Beberapa remaja
pinggul, otot paha atas, hingga betis. Gejala yang dirasakan adalah rasa nyeri
yang berdenyut, mual, muntah, nyeri di punggung bagian bawah, diare, bahkan
hingga pingsan. Rasa nyeri tersebut biasanya dialami 1-2 hari pertama saat
datangnya menstruasi.
darah tidak lancar, terasa hebat saat keluarnya darah. Hal ini terjadi karena
sekolah 1-3 hari selama sebulan. Dan menurut Morgan dan Hamilton (2009)
dismenore primer lebih sering terjadi pada usia remaja persentasenya 40-50%,
biasanya dismenore primer terjadi 1-3 tahun setelah menarche (Sartika, 2011).
40
prevalensi dismenore dari semua siswi SMA Santo Thomas 1 Medan adalah
sebanyak 53,9% dari 89 responden. Penelitian yang dilakukan oleh Tinah dan
Diyah (2009) bahwa dari hasil penelitian sebagian besar responden mengalami
siswi SMK Prestasi diantaranya karena faktor- faktor seperti kurangnya asupan
siap saji, aktivitas fisik yang kurang, menstruasi pertama ≤12 tahun, riwayat
5.2.2. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Dismenorea Primer Pada Remaja
Putri Di SMK Prestasi Cikande Tahun 2018.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa remaja putri yang
hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian dismenorea primer
gizi timbul pada remaja karena prilaku gizi yang salah yaitu ketidakseimbangan
antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Remaja putri sering
sampah” (junk food) kini semakin digemari oleh remaja, baik sebagai kudapan
maupun “makan besar”. Disebut makanan sampah karena sangat sedikit (bahkan
ada yang tidak sama sekali) mengandung kalsium, besi, riboflavin, asam folat,
41
tinggi. Proporsi lemak sebagai penyedia kalori lebih dari 50% total kalori yang
berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenorea timbul pula diare,
makanan yang kurang, termasuk zat besi yang dapat menimbulkan anemia.
daya tahan tubuh terhadap rasa nyeri sehingga saat menstruasi dapat terjadi
dismenore.
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian
Dewi Sartika (2013) terdapat hubungan yang siqnifikan antara status gizi dengan
dismenore primer pada remaja putri di SMA Swasta Istiqlal Deli Tua dengan
nilai p = 0,000. Hasil penelitian juga didukung oleh Qonita Berliana (2017) di
42
SMAN 3 Rangkasbitung, bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi
primer disebabkan karena masih banyaknya remaja yang tidak berprilaku hidup
sehat sehingga status gizi tidak normal. Karena masih banyak remaja yang
remaja lebih memilih makanan siap saji namun mereka tidak sadar makanan siap
saji tersebut banyak mengandung lemak sehingga status gizi menjadi tidak
normal sehingga menimbulkan nyeri saat haid. Sedangkan pada status gizi yang
kurus dapat diakibatkan karena asupan makanan yang kurang, termasuk zat besi
konstitusi yang menyebabkan kurangnya daya tahan tubuh terhadap rasa nyeri
primer di SMK Prestasi Cikande Tahun 2018. Menurut teori Proverawati dan
misaroh (2009) bahwa latihan olahraga yang teratur dapat menurunkan stress dan
olahraga ringan dan aktivitas fisik secara teratur seperti jalan sehat, berlari,
bersepeda, ataupun berenang pada saat sebelum dan selama haid, hal tersebut
43
dapat membuat aliran darah pada otot sekitar rahim menjadi lancar, sehingga rasa
nyeri dapat teratasi atau berkurang. Latihan ini sedikitnya 30-60 menit dengan
frekuensi 3-5 kali seminggu. Ketika seseorang melakukan olahraga tubuh akan
pusat yaitu di otak dan sumsum tulang belakang. Hormon ini membuat seseorang
merasa nyaman dan juga dapat menurunkan kadar stress dan secara tak langsung
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian
dismenorea dengan nilai p=0,001. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Sedangkan
pada era globalisasi banyak remaja yang jarang melakukan olahraga, dan jarang
melakukan olahraga fisik, lebih sering memainkan gadget dan diam dirumah
dapat membuat aliran darah pada otot sekitar rahim menjadi lancar sehingga rasa
44
BAB VI
6.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan yang telah dijelaskan pada
Serang Tahun 2018 didapatkan hasil bahwa kejadian Dismenorea Primer siswi
SMK Prestasi Cikande sebesar 79,2%. Sebagian besar 57,4% status gizi tidak
normal, dan 70,3% responden dengan aktivitas fisik kurang. Selanjutnya terdapat
hubungan yang bermakna antara Status Gizi dan Aktivitas Fisik, Dengan Kejadian
Dismenorea Primer Pada Remaja Putri di SMK Prestasi Cikande Tahun 2018.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat penulis
45
6.2.2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi pendidikan dapat melengkapi buku-buku tentang
Dismenorea dengan terbitan terbaru. Diharapkan pula hasil penelitian ini dapat
46
DAFTAR PUSTAKA
Anurogo, D, Ari W, 2011, Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid, CV.Andi Offset,
Yogyakarta.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi II Revisi VI,
Judha, dkk, 2012, Teori Pengukuran Nyeri Dan Nyeri Persalinan, Nuha Medika,
Yogyakarta.
Matarani, Y, 2012, Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore
Nasution, D.S, 2015, Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada
Serdang.
47
Nirwana, B. A, 2011, Psikologi Kesehatan Wanita ( Remaja, Menstruasi, Menikah,
Pakaya, D, dkk, 2013, Hubungan Faktor Resiko dengan Kejadian Dismenorhea Primer
Proverawati Dan Misaroh, 2009, Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna, Nuha
Medika, Yogyakarta.
Jakarta.
Sartika, S, 2011, Hubungan Status Gizi dan Usia Menarche pada Siswi Kelas IX SMPN
87, Jakarta.
Sarwono, S.W, 2010, Psikologi Remaja, Edisi Revisi, PT Raja Grafindo, Jakarta.
Shinta, D, dkk, 2014, Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dismenore
Sipatuhar, M, dan Adil, 2007, Tingkatan Nyeri Siswi SMA Santo Thomas 1 Medan.
Sophia, F, dkk, 2013, Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Dismenore Pada
48
Sulistyaningsih, 2011, Metodologi Peneltian Kebidanan Kuantitatif – Kualitatif, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Utami, ANR., Ansar J., Sidik D. 2013. Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian
FKM Unhas.
49
Lampiran I:
KUISIONER PENELITIAN
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DISMENOREA PRIMER PADA
REMAJA PUTRI DI SMK PRESTASI CIKANDE SERANG TAHUN 2018
NAMA RESPONDEN :
KELAS :
UMUR :
I. VARIABLE DISMENOREA
Isilah pertanyaan berikut dengan tanda (X) pada salah satu jawaban yang tepat.
a. Ya
b. Tidak
Isilah pertanyaan berikut dengan tanda (X) pada salah satu jawaban yang tepat.
a. Ya, sering
b. Tidak pernah
50
2. Jika ya, jenis olahraga apa yang sering dilakukan?
adik, nonton TV, aktivitas main play station, main computer, belajar
dirumah, nongkrong.
c. Berat : berlari, bermain sepak bola, aerobik, bela diri (misal karate,
a. 3 – 5 kali
b. < 3 kali
b. < 30 menit
51